Kekuatan apa

Burung Phoenix yang membawa Nuril dan Aruni pun langsung mendarat mulus di kawasan sedikit terbuka yamg di tumbuhi rerumputan hijau.

Di ikuti oleh ke empat saudari elf nya yang juga turun dari udara.

Nuril langsung melihat ada banyak sekali pohon pohon yang menghasilkan buah buah yang menggoda, namun dia tidak tau jenis buah apa yang tumbuh di sana itu, karena Nuril baru melihatnya

"Benar benar sangat banyak, ayo kita memetiknya, aku penasaran seperti apa rasanya" ucap Nuril langsung melangkah santai ke arah salah satu pohon yang paling dekat.

"Tinggu dulu, kita harus meminta izin dulu pada elf tua" ucap Aruni

"Di mana dia, aku tidak melihat dia di sekitar sini, mungkin dia di tempat lain, jadi kita meminta izin setelah bertemu, sekarang aku akan mengambil buahnya dulu" ucap Nuril yang segera bersiap untuk meloncat untuk naik ke atas pohon.

Namun, baru saja dia ambil ancang ancang untuk bergerak, di depannya tiba tiba terlihat seekor badak besar bercula tiga metapa tajam pada Nuril, badak berukuran 2 kali lebih besar dari badak biasa itu menoreh norehkan satu kaki depannya ke tanah, dengan hidungnya yang mengeluarkan asap tipis,

Badak raksasa itupun langsung saja berlari untuk menyeruduk Nuril dengan derap langkah yang bergemuruh

"Sial, ada siluman badak, kau bilang ini tempat paling aman", ucap Nuril yang langsung bersiaga untuk menghindari serudukan dari badak raksasa itu.

Nuril langsung meloncat saat badak itu datang padanya, di meraih ujung cula depan dan menjadikanya pegangan untuk dia salto di udara dan meloncat ke punggung si badak berbaju zirah itu.

Dan Nuril pun bisa menunggangi badak yang berlari cepat itu di punggung nya.

"Yiiihaaa, ini sedikit seru" ujar Nuril yang malah menganggap badak itu seperti mainan anak kecil.

Sementara yamg lain hanya diam saja dan menonton, karena si badak tidak menyerang mereka seolah sudah mengenali mereka

Badak itu langsung meloncat loncat tidak karuan untuk berusaha menjatuhkan Nuril dari punggungnya.

Nuril pun berhasil terlempar ke arah deoan dari punggung si badak.

"Uwaw, badak ini tidak bersahabat" ucap Nuril,

Saat Nuril ingin mendaratkan dirinya ke tanah, serudukan maut dari cula badak itu tidak sempat untuk Nuril hindari dan 'Jedaaakk'

"Arghhh, sial" Nuril langsung terlempar cukup jauh, dan 'Braak' tubuhnya langsung menabrak pohon kayu yang besar dan berakhir di tanah

"Nuriiiil,!!" teriak Aruni langsung beranjak ke arah Nuril

"Argh sakit, punggungku, kau harus hati hati, siluman badak itu cukup kuat" ucap Nuril sambil memegangi pinggangnya yang sakit di tanah

"Dia itu bukan siluman, dia penjaga hutan ini" ucap Aruni

"Sungguh?, lalu kenapa dia malah menyerang ku?" tanya Nuril

Aruni pun menoleh pada sang badak yang sudah nampak tenang, dan perlahan badak itu menyusut dan berubah menjadi elf tua dengan rambut dan janggut panjang berwarna putih

"Kek, kenapa kau menyerang temanku?, dia tidak jahat" ucap Rayuna

"Aku hanya mengujinya, Kupikir pemuda ini yang ada dalam ramalan, tapi sepertinya bukan" ucap Si kakek tua dengan suara yang berat

Nuril yang terkapar segera di bantu berdiri oleh Aruni.

"Ramalan apa maksud kakek?" tanya Rayuna.

"Ramalan kehancuran dunia elf, tidak ada yang bisa mencegahnya, kecuali manusia yang mewarisi kekutan dari raja Iblis pertama" ucap Kakek Rustaz

"Kehancuran dunia elf, apa itu benar benar akan terjadi?" tanya Aruni

"Ya begitulah, kalau pewaris dari kekuatan besar itu tidak datang, dapat di pastikan raja iblis ketiga yang terbangun setiap seratus tahun sekali akan memporak porandakan negri ini lagi, seperti sebelum sebelumnya" ucap Kakek Rustaz

"Itu terdengar cukup mengerikan" ucap Nuril

"Baiklah, silahkan ambil yang kalian mau di sini, tapi ingat, jika kalian ingin membunuh hewan di sini, pastikan mereka bisa pergi dengan tenang untuk kembali ke alam, aku akan kembali tidur dulu" ucap Kakek Rustaz sambil berlalu pergi ke arah gubuk elf nya yang khas.

"Oh iya, terimakasih kek" ucap Aruni

"Apa aku sudah boleh memetik buahnya sekarang?" tanya Nuril

"Kakek Rustaz sudah memberi kita izin, jadi ambilah sesukamu" ucap Rayuna

"Baiklah kalau begitu, mari kita memanen buah " ucap Nuril langsung melesat ke atas pohon, dan mulai memetik buah buahnya dengan cepat

Nuril memetik begitu banyak buah buahan yang dia kumpulkan di atas rumput

"Nuril, Ini sudah terlalu banyak, ini sudah cukup untuk kita" teriak Aruni sambil mencicipi buahnya.

"Tapi masih ada banyak yang belum ku petik" ucap Nuril yang masih ada di atas pohon.

"Memangnya kau bisa menghabiskan semua ini?, tidak mungkin kan!, yang memakannya hanya kita berdua" ucap Aruni

"Benar juga" ucap Nuril, dia pun turun dari pohon dan melihat para saudari elf nya yang sedang mengejar landak gemuk untuk mereka menangkapnya.

"Jaga di sana!, jangan biarkan dia lolos!!" ucap imelda yang juga mengepung landak itu

"Baik, dia lari ke arahmu kak, tangkap dia" ucap Narima

"Dia berduri, bagaimana cara menangkapnya?" ucap Rayuna kebingungan saat landak itu mendekatinya.

"Tangkap saja" ucap Hasyira

"Yah, yah, lolos" ucap Rayuna yang tidak berhasil menangkapnya karena ragu ragu.

Nuril dan Aruni hanya tersenyum "Apa aku harus membantu mereka?" tanya Nuril yang melihat mereka kesulitan

"Biarkan saja, mereka hanya bermain main , lebih baik kita ke gubuk kakek Rustaz" ucap Aruni

"Untuk apa?" tanya Nuril.

"Mungkin saja dia tau sesuatu tentang kekuatanmu yang sebenarnya, bukan kah kau penasaran?" tanya Aruni

"Baiklah, aku memang sedikit penasaran dengan hal itu" ucap Nuril, dia mengambil beberapa buah yqng mirip seperti buah pear, dan memakannya sambil beranjak menuju ke gubuk pak tua Rustaz bersama Aruni.

Mereka pun segera sampai ke gubuk yang memang tidak terlalu jauh.

"Pak tua Rustaz, apa aku boleh masuk kedalam?" tanya Aruni

"Kenapa kau menggangguku?" tanya pak tua Ruztaz dari dalam gubuk.

"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu, ku harap kau punya waktu luang" ucap Aruni.

Pak tua Rustaz pun segera beranjak membuka pintunya untuk aruni dan Nuril

"Masuklah" ucap Pak tua rustaz

"Baiklah, terimakasih" ucap Aruni

Mereka pun segera masuk kedalam gubuk yang lumayan luas itu.

"Itulah yang ku sukai dari manusia, mereka tau caranya untuk berterimakasih, karena itulah aku sangat menjaga tempat ini untuk manusia seperti kalian" ucap pak tua Rustaz

Nuril tersenyum karena merasa kedatangan ke dimensi itu memang sangat di sukai oleh bangsa elf, termasuk pak tua Rustaz

Nuril memperhatikan ke setiap sudut gubuk yang di penuhi oleh buku buku yang terlihat usang, atau lebih tepatnya buku buku kuno dari bangsa elf

"Apa Kau membaca semua buku buku ini sendiri?" tanya Nuril dengan menyentuh salah satunya di rak.

"Hanya Itulah yang bisa ku lakulan untuk mendapatkan pengetahuan" ucap Pak tua Rustaz

"Itu cukup mengagumkan" ucap Nuril

"O yah kek, aku ingin menanyakan soal mahluk kecil yang di bawa oleh Nuril, apa kau tau sesuatu soal siluman ini?" tanya Aruni

Pak tua Rustaz mulai menilik Tarsius yang tentunya berada di pundak Nuril

"Rasanya aku pernah melihat siluman ini di salah satu buku yang ku baca, sebentar, aku akan mencari dulu bukunya" ucap Pak tua Rustaz segera mencari buku yang dia maksud.

Sementara Nuril mengambil sebuah buku dan membuka buku kuno elf untuk melihat isi di dalamnya, tapi dia tidak bisa membaca tulisan dari bngsa elf itu.

"Aruni, Apa kau bisa membaca tulisan elf?" tanya Nuril pada Aruni

"Mana?" Aruni langsung mendekati Nuril

"Entahlah, aku hanya paham sedikit mengenai huruf elf, aku belum bisa membacanya jika sebanyak ini" ucap Aruni

"Oh, tulisan nya memang sangat aneh" ucap Nuril

"Ini dia, aku menemukan buku nya, ke marilah, kita lihat apa yang di katakan buku ini tentang mahluk kecil itu" ucap pak Tua Rustaz dengan membawa sebuah koleksi buku kuno nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!