Draft

Setelah Nuril dan lainnya merasa kenyang, dan juga sudah mengetahui asal usul dari kekutan Nuril, mereka segera pergi dari hutan lindung yang di jaga pak tua Rustaz untuk pulang kembali ke rumah mereka.

Di perjalanan. Nuril duduk di punggung depan phoenix, sementara Aruni berada di belakangnya.

"Kenapa kita tidak langsung pergi ke lembah kematian saja?" tanya Nuril

"Sekarang sudah petang, lebih baik kita beristirahat dulu sebelum kita pergi kesana untuk memulihkan tenaga, juga akan sedikit merepotkan jika menghadapi para siluman di malam hari, karena itu akan sedikit menguntungkan bagi para siluman itu, pertama karena kekuatan mereka akan sedikit bertambah, dan kedua mereka akan sangat mudah bersembunyi di kegelapan malam," ucap Aruni

"Baiklah kalau menurutmu begitu" ucap Nuril tidak terlalu memaksakan kehendaknya, meskipun dia sudah tidak sabar ingin segera mengeluarkan seluruh kemampuan nya

Sementara di sisi lain, Yasmin yang di tugaskan putri Jeliska untuk memata matai nuril, tiba tiba muncul di kamar pribadi Jeliska untuk melapor.

"Saya menghadap tuan putri" ucap Yasmin

"Ya, kabar apa yang kau bawa?" tanya Jeliska

"Pemuda yang bernama Nuril itu ternyata adalah manusia yang di jadikan wadah oleh pedang raja siluman tuan putri!" ucap Yasmin

"Benarkah?, Aku sudah menduga hal itu, aku harus bisa menyuruh ayah untuk membawa pemuda itu ke istana ini, bagaimana pun caranya, karena dia pasti pemuda yang di katakan dalam ramalan Yodara itu" ucap Putri Jeliska

"Iya tuan putri, sepertinya memang dialah orangnya" ucap Yasmin

"Ya, kau boleh pergi sekarang " ucap Jeliska

"Baik tuan putri, saya undur diri dulu" ucap Yasmin yang langsung tiba tiba menghilang lagi dari ruangan kamar jeliska

"Aku harus segera menyampaikan hal ini pada ayah" ucap Jeliska yang langsung beranjak pergi dari kamarnya.

*

Sementara itu, Nuril yang sudah sampai di rumah saudari saudari elf nya, langsung di persilahkan duduk dan di hormati layaknya raja oleh para saudari elf nya itu.

"Ayo sini, duduklah, kau pasti capek kan, aku akan memijat mu" ucap Rayuna

Nuril hanya menurut dan tidak bisa berkata

"Aku juag akan memijat tanganmu," ucap Hasyira

"Aku juga," ucap Narima

"Terus Aku ngapain?" tanya imelda yang tidak kebagian tempat, karena di belakang dan kedua sisi Nuril sudah di tempati oleh kakaknya yang lain,

"Ah, aku memijat kakimu saja" ucap Imelda langsung duduk bersimpuh di depan Nuril dan memijat kaki nuril.

"Kalau begitu Aku akan memasak daging landak ini untukmu, kau tunggu sebentar" ucap Aruni yang beranjak membawa buruan yang mereka tangkap untuk di olah.

Sementara Nuril hanya bisa terdiam menikmati pelayanan bintang lima dari para gadis elf itu dengan kaku, dia benar benar tidak terbiasa dengan hal itu.

"Sudahlah, kalian tidak perlu sampai seperti ini, aku malah merasa kurang nyaman" ucap Nuril

"Oh, kalau begitu apa kau mau langsung mandi saja?" tanya Rayuna.

"Kurasa itu akan lebih baik" ucap Nuril yang memang merasa sedikit gerah

Nuril pun segera beranjak menuju kolam dengan di iringi empat saudari elf nya itu,

"Aku akan menghangatkan air kolamnya dulu" ucap Rayuna segera maju, lalu mengeluarkan tongkat apinya untuk memanaskan air kolam, karena memang air yang ada di kolam air dingin yang bersumber dari mata air di atasnya.

Setelah menghangatkan airnya mereka segera membantu Nuril untuk melepaskan pakaian nya,

"Biar ku bantu" ucap Narima

"Baiklah, tolong tarik ini" ucap nuril yang sedikit kesulitan membuka baju normalnya.

Lalu yang lainya berinisiatif untuk membuka celana Nuril.

"Sudah sudah, yang ini biar aku sendiri saja, tidak perlu di bantu" ucap Nuril langsung melepas celananya sendiri dan menyisakan celana pendeknya lagi.

Setelah nya diapun menceburkan dirinya ke kolam air hangat yang di persiapkan Rayuna, yang letaknya terpisah dari kolam utama. dengan kapasitas airnya yang tidak terlalu banyak.

Para gadis elf juga membuka atribut yang mereka kenakan di badanya untuk mengikuti Nuril berendam di kolam kecil itu.

Nuril pun hampir mimisan melihat pemandangan empat gadis mulus yang sekarang nyaris polos berada dalam satu kolam yang sama denganya.

Nuril kembali di manjakan mereka di kolam itu. Tapi dia tidak berani untuk meminta hal yang lebih dari mereka, walaupun sebenarnya saudarinya itu juga pasti akan melakukan apapun permintaan dari Nuril.

Sementara Aruni hanya memperhatikan dari jauh, dan tidak berniat untuk bergabung bersama mereka, dia kembali masuk ke dalam untuk melanjutkan proses membakar daging untuk dia hidangkan pada Nuril.

*

Selesai berendam, Nuril dan yang lainya kembali masuk kedalam rumah yang berdekorasi emas murni hampir di setiap sudutnya itu.

Nuril mencari keberadaan Aruni yang tidak ikut berendam bersamanya itu, dan mendapati kalau dia sudah berada di ruang makan dengan hasil masakannya, dengan wajah yang nampak sedikit suram.

"Kau di sini rupanya, kenapa tidak ikut berendam?" tanya Nuril

"Tidak papa, aku hanya fokus untuk memasak makan malam saja untukmu " ucap Aruni

"Oh, kalau begitu mari kita makan" ucap Nuril segera menghampiri tempat makan batu marmer itu, dan duduk di kursi kayu bulat utuhnya

"Aku tidak lapar, jadi kau saja yang makan, aku ingin menyegarkan diriku dulu" ucap Aruni langsung berlalu dari hadapan Nuril

Nuril menoleh ke arah perginya Aruni, dia sadar Aruni terlihat tidak ceria seperti biasanya, tapi Nuril tidak rau alasannya kenapa.

"Sudahlah, kami yang akan menemani mu makan" ucap Rayuna yang segera duduk dengan di ikuti yang lainya,

"Oh, baiklah" ucap Nuril

Diapun hanya memakan daging bakar buatan Aruni itu sendirian,

karena para gadis elf memang tidak memakan daging, juga cara makan mereka sangat berbeda dari cara makan Nuril, jadi mereka tidak bisa makan malam bersama layaknya sebuah keluarga yang hangat.

*

Setelah selesai makan, Nuril masuk ke kamar Aruni untuk menumpang beristirahat lagi , dan ternyata Aruni juga sudah terduduk di tempat tidurnya.

"Kau sudah di sini?" tanya Nuril

"Kukira kau akan beristirahat ditempat lain malam ini" ucap Aruni datar

"Ya mungkin seharusnya aku mencari tempat yang lain untuk beristirahat" ucap Nuril yang berpikir mungkin tidak seharusnya dia menumpang tidur di kamar seorang gadis.

"Kenapa?, apa karena mereka lebih menarik dari aku?" tanya Aruni

Nuril terdiam untuk memproses maksud dari perkataan Aruni padanya itu "Maksudmu apa?, aku tidak mengerti" ucap Nuril.

"Apa menurutmu saudari saudariku itu lebih cantik daripada aku?" tanya Aruni

"Tidak juga, kau sama cantiknya dengan mereka" ucap Nuril

"Kalau begitu kenapa kau ingin mencari tempat yang lain?" tanya Aruni

"Karena ku pikir harusnya aku punya tempatku sendiri di rumah ini, tidak terus menumpang di kamar mu" ucap Nuril.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!