Draft

Nuril dan Aruni langsung menghampiri pak tua Rustaz saat dia berhasil menemukan buku yang mungkin bisa menuntaskan rasa penasaran Aruni dan Nuril.

Pak tua Rustaz segera membuka halaman demi halaman buku kuno nya di depan Nuril dan Aruni, dan akhirnya dia menemukan halaman yang ingin dia cari.

"Mahluk Ini kah yang kalian cari?" tanya pak tua Rustaz,

"Iya kek, sepertinya memang mahluk ini, apa yang tertulis di sana kek?" tanya Aruni yang melihat kemiripan gambar sketsa di buku dan tarsius yang ada di pundak Nuril.

"Sebentar" ucap pak tua Rustaz. Diapun mulai menafsirkan kata kata dari tulisan buku kuno nya.

Ekspresinya langsung berubah ketika dia sudah membaca bait pertama soal Tarsius emas yang ada bersama Nuril sekarang.

"Ini sulit di percaya" ucap Pak tua Rustaz tiba tiba

"Ada apa kek?" tanya Aruni penasaran karena melihat ekspresi Kakek Rustaz yang berubah ubah.

"Di sini tertulis, kalau Mahluk kecil ini adalah jelmaan dari kekuatan pedang raja siluman yang legendaris itu, kekuatan yang tidak bisa di tampung seluruhnya oleh wadah menghasilkan wujud bayi raja siluman, dengan kata lain, kalau kekutan dari pedang raja siluman kini terbagi dua, di pemuda ini, dan di mahluk kecil itu" ucap kakek Rustaz

"Benarkah?, apa itu artinya kekuatan mereka akan lebih besar jika mereka bersatu?" tanya Aruni

"Kemungkinan memang itu yang akan terjadi, apa kau sudah bisa mengendalikan pedangmu itu anak muda?" tanya kakek Rustaz

"Pedang?, entahlah, jangankan untuk mengendalikan nya, melihat perwujudannya pun aku sama sekali belum pernah " ucap Nuril

"Tidak heran, Itu mungkin karena tubuhmu terlalu lemah untuk menampung kekuatan sebesar itu, tapi mau tidak mau, ini sudah jadi takdirmu, siap atau tidak siap kau harus menghadapi semua konsekuensi dari kekuatan yang kau dapatkan sekarang, yang mungkin akan ada banyak siluman yang berusaha untuk melenyapkan mu" ucap Kakek Rustaz

"Bukan kah kekuatanku itu sangat besar?, harusnya tidak ada masalah untukku jika berhadapan dengan siluman mana pun" ucap Nuril

"Memang tidak akan jadi masalah Jika kau sudah bisa mengendalikan kekutan dari pedangmu itu. tapi kalau tidak, mungkin kau hanya akan jadi bulan bulanan bagi mereka, jika nanti bertemu dengan siluman yang kelasnya berat, dan itu artinya kau tidak akan punya kesempatan lagi untuk belajar mengendalikan kekuatanmu" ucap kakek Rustaz

"Kedengaran nya Itu cukup menakutkan, kalau begitu aku tidak akan mencari siluman yang kuat saat berburu nanti" ucap Nuril

"Bukan kau yang akan mencari mereka, tapi mereka lah yang aka mencari mu, juga menjadikan mu buruan mereka, apa lagi jika mereka tau kau masih sangat lemah seperti ini" ucap Kakek Rustaz

"Begitukah?, apa ada cara agar aku bisa mengendalikan kekutan dari pedang itu dengan cepat?" tanya Nuril

"Kau harus mencari batu rune biru, untuk meningkatkan kekuatan di dalam tubuhmu terlebih dulu , dengan begitu mungkin kau akan sanggup memanggil kekutan yang lebih besar dari pedang itu" ucap Pak tua Rustaz

"Batu rune biru??, di mana kita bisa menemukan batu itu kek?" tanya Aruni penasaran.

"Kalian bisa mendapatkan Rune biru itu dari roh pohon suci yang ada di lembah kematian, tapi kau pasti tau apa yang akan kalian hadapi di sana kan?, itu tidak mudah, karena lembah kematian di huni oleh beberapa siluman yang cukup kuat" ucap Kakek Rustaz.

"Sepertinya aku tidak punya banyak pilihan, jika aku ingin tetap hidup di dimensi ini, itu artinya aku harus menghadapi resiko apapun di sana" ucap Nuril

"Itu harus, aku berharap besar padamu untuk bisa menyelamatkan negri ini dari kehancuran" ucap pak tua Rustaz

"Entahlah, beban seperti itu rasanya terlalu berat jika harus aku yang menanggungnya, juga aku tidak punya alasan untuk ikut campur" ucap Nuril yang merasa berat jika dirinya harus di sangkut pautkan dengan keselamatan negeri elf

Itu karena pola pikir Nuril sangat sederhana, hidup normal dan bisa di dampingi seorang wanita cantik itu sudah cukup baginya. tidak terpikirkan dalam hidupnya untuk jadi seorang pahlawan atau semacamnya.

"Ya, Kau mungkin benar, kau sama sekali tidak punya kewajiban untuk melindungi siapapun di negeri ini, apalagi atas permintaan dari elf tua seperti aku" ucap pak tua Rustaz.

"Bukan begitu maksudku, aku tidak ingin berjanji bukan karena aku takut untuk berjuang, tapi karena takut akan mengecewakan seseorang yang berharap lebih dariku, itu saja" ucap Nuril

"Baiklah anak muda, jika berjanji hanya akan memberatkan langkahmu, aku tidak akan memintanya darimu, jadi lakukan saja semampu mu" ucap Pak tua Rustaz

"Ya, tentu saja" ucap Nuril

"O yah, kau pasti akan membutuhkan sesuatu untuk menjaga dirimu untuk sementara waktu, tunggu sebentar" ucap Pak tua Rustaz yang beranjak untuk mengambil sebuah kotak kayu persegi panjang dari lemarinya.

Dia lalu membukanya di depan Nuril, dan di dalam kotak kayu itu tersimpan sebuah pedang yang sedikit melengkung, dengan gaya pegangannya yang panjang untuk dua tangan, dari bentuknya memang tidak ada yang istimewa dari pedang bermata tunggal itu.

"Pedang ini mungkin tidak terlalu kuat, tapi mungkin masih bisa di gunakan olehmu, ini milik mendiang putraku" ucap Pak tua Rustaz

Nuril langsung mengambil bilah pedang itu dan meniliknya, karena tidak di pungkiri olehnya kalau dia memang sering kesulitan bertarung jika hanya mengandalkan tangan kosong. apalagi jika dia menghadapi siluman yang benar benar kuat.

"Aku memang membutuhkan nya, kurasa Ini saja sudah cukup, aku akan menerima ini sebagai hadiah kunjunganku kemari" ucap Nuril yang tidak sungkan untuk menerimanya.

"Baguslah kalau kau suka, mungkin pedang ini bukanlah apa apa jika di bandingkan dengan pedang raja siluman yang ada padamu, tapi setidaknya masih bisa kau pakai untuk mencincang sayuran" ucap Pak tua Rustaz asal

Nuril langsung tersenyum mendengar nya "Kau ini, ternyata masih memiliki selera humor yang baik, aku tidak akan menggunakannya untuk memotong sayuran, tapi untuk membersihkan usus usus siluman yang berani menghalangi jalanku" ucap Nuril sambil melihat ketajaman yang tersirat dari pedang itu.

*

Nuril keluar dari gubuk pak tua Rustaz dengan sebilah pedang yang tergantung di pinggang kirinya.

Aruni juga hanya bisa tersenyum lebar karena merasa sudah mengetahui kekuatan apa yang ada di dalam diri Nuril, jadi dia boleh merasa bangga karena menjadi orang terdekat dari pewaris kekutan raja siluman, yang artinya dia tidak perlu takut pada siluman apapun lagi nantinya.

Para saudari elf yang sudah berhasil menangkap buruan mereka juga terlihat sudah kenyang karena sudah melahap sari tulang dari hewan yang mereka tangkap. sementara dagingnya hanya tergeletak di depan mereka.

"Aruni, seperti nya kau senang sekali, ada apa di dalam gubuk itu" tanya imelda

"Tidak ada apa apa di dalam, hanya saja, aku dapat berita bagus untuk kalian dengar" ucap Aruni

"Berita apa?, cepat katakanlah, jangan buat kami penasaran" ucap Hasyira

"Aku mau bilang, kalau Nuril itu calon bangsawan masa depan, dia adalah titisan dari raja siluman" ucap Aruni

"Sungguh ??, apa itu benar Nuril?" tanya Rayuna dengan ekspresi tidak percaya.

"Ya menurut pak tua elf itu memang begitu" ucap Nuril.

Rayuna segera berdiri dari duduk malasnya dan langsung membungkuk pada Nuril, kami akan melayani mu dengan sungguh sungguh mulai hari ini" ucap Rayuna

Itu pun di ikuti oleh para saudari elf yang lain, "Jangan sungkan untuk memerintah kami" ucap yang lainya.

Sementara Nuril langsung menggaruk tengkuknya melihat reaksi dari saudari saudari elf nya itu "Tidak perlu berlebihan seperti itu, biasa saja" ucap Nuril merasa sedikit tidak enak.

"Tidak, ini suatu kehormatan bagi kami untuk melayani seorang kandidat besar seperti mu" ucap Rayuna masih dengan sikap hormatnya.

Nuril hanya melirik Aruni dengan tatapan kaku, karena dia juga bersikap hormat pada Nuril seperti yang lainya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!