Putri Jeliska

Mereka semua segera pergi ke arah asal Aura kuat yang di rasakan oleh Aruni, Nuril juga mulai sedikit fokus dan juga sedikit menebak nebak bentuk seram apalagi yang akan dia hadapi di sana.

Para gadis elf segera merendahkan ketinggian terbang mereka di antara pepohonan setelah mereka mendekati pusat aura,

Dan mereka menyebar dan hinggap dari dahan ke dahan utuk menelisik keberadaan mahluk ber aura kuat itu.

Nuril juga terus mempertajam indra penglihatannya supaya dia tidak melewatkan mahluk aneh sekecil apapun oleh matanya.

"Semuanya kemari, makhluknya ada di Sini, " ucap Rayuna yang melihat nya lebih Dulu.

Mereka segera berkumpul ke tempat Rayuna untuk memantau situasi, tidak terkecuali Nuril yang merasa penasaran.

"Ini bukan siluman, itu roh alam kan?" tanya Aruni yang melihat bentuk burung besar yang memiliki warna merah terang yang di padu warna bulu ke emasan di sebagian lainya.

"Iya, itu sepertinya burung Phoenix, apa kita akan menangkapnya?" tanya Rayuna

"Entahlah, burung api itu sepertinya terlalu kuat untuk kita lawan" ucap Aruni

"Serahkan saja pdaku, Aku siap untuk menangkapnya" ucap Nuril yang langsung beranjak lebih dulu untuk mendekati burung itu. karena menurut nya wujud nya tidak terlalu seram dan justru terlihat sangat Cantik.

"Nuril, tunggu dulu!!, burung itu cukup kuat, kau jangan sembarangan bertindak!!" teriak Rayuna pada Nuril

Tapi Nuril tidak memperdulikannya dan terus melesat ke arah burung yang berada di bebatuan pinggir sungai di area sedikit terbuka.

Nuril langsung melesat cepat dan langsung berhadapan dengan burung besar itu "Hai, aku Nuril yang ingin menangkap mu, apa boleh?" tanya Nuril sopan

'Kaaaarkkk kaaark' burung itu langsung terbang rendah dan tubuhnya langsung di selimuti oleh api merah yang menyala nyala,

"Sial, burungnya malah terbakar," ucap Nuril

Burung itu langsung membuka paruhnya dan menyemburkan api ke arah Nuril.

"Uwaaaaw, sialan, dia juga bisa menyembur juga" ucap Nuril, dia segera menghindari serangan api itu dengan ketangkasan nya, dan juga mencoba terus mendekat ke arah burung itu

Namun burung itu juga terus menghindari Nuril yang mencoba mendekat.

Nuril yang sedikit kesulitan memikirkan beberapa cara untuk mendekatinya, tapi dia belum menemukan cara yang paling bagus untuk bisa mendekat dan menjinakkan burung api itu.

"Kau ingin membakar ku, coba saja, tapi jangan terlalu gosong, atau dagingku tidak akan enak untuk di makan" teriak Nuril pada Phoenix itu

Sementara para elf yang mendengar perkataan Nuril hanya bisa berekspresi lesu

"Dia sedikit bodoh, tapi over power" ucap Aruni

"Ya menurutku juga begitu " ucap Imelda

*

Semburan api dari paruh burung phoenix itu bisa terus mengikuti kemanapun Nuril bergerak, meski dia bergerak sangat lincah untuk menghindarinya.

Karena Burung Phoenix yang di hadapinya itu juga bukan burung sembarangan. jadi serangan nya juga tidak bisa di remehkan.

Jadi itu sedikit menyulitkan nuril untuk mendekat dan menyerang. Nuril tiba tiba mengangkat sebuah batu yang sedikit lebih besar dari kepalanya.

Kemudian Nuril bergerak lagi untuk mencari pijakan yang lebih tinggi untuk menyerang sang burung.

Burung itu juga terus mencoba mengganggu setiap pergerakan Nuril dengan semburan apinya.

Tapi pergerakan Nuril memang bukan tandingan dari si burung, dan dengan cepat Nuril bisa meloncat dari tebing dan meloncat lebih tinggi dari posisi terbang burung itu.

"Coba masak batu ini!, rasanya mungkin tidak akan terlalu buruk" ucap Nuril.

Nuril langsung melemparkan batu yang dia bawa itu tepat ke kepala burung api. dan,

'Brakkk' "Kaaark" burung itu langsung sedikit kehilangan keseimbangan dan sedikit oleng.

Nuril langsung memanfaatkan kelengahan burung itu untuk meloncat ke punggungnya, yang di penuhi oleh Api tipis di setiap helai bulu bulunya,

"Aw aw, panas panas" lirih nuril yang langsung merasa terbakar

"Nuril, kau harus bisa mencabut salah satu mahkota di kepalanya" teriak Rayuna yang hanya bisa menyaksikan pergumulan panas Nuril itu

"Baiklah, aku akan mencobanya " ucap Nuril

Meski Burung itu terus berontak dan mencoba menjatuhkan Nuril, tapi nuril terus berpegangan kuat pada bulu panas yang ada di tubuh foniks itu,

Burung Foniks itu pun terbang lebih tinggi, dan langsung membalikan tubuhnya untuk menjatuhkan Nuril.

Tapi dari posisi itu nuril bisa melihat kesempatan untuk meraih salah satu empat jambul yang ada di kepala burung phoenix.

Di sengaja melepaskan genggamannya dan langsung meraih salah satu jambul emas yang ada di kepala foniks itu

Dan Akhirnya Nuril mendapatkan nya,

"Aku mendapatkannya" teriak Nuri.

Namun sayang dia menghadapi masalah lain, yaitu jatuh dari ketinggian "Sial, ini bukan rencana yamg bagus, aaaaaaaaaa" Nuril langsung berteriak.

"Gawat, kak Nuril jatuh" ucap Imelda yang langsung terbang lebih dulu untuk menolong Nuril

Itupun di ikuti oleh yang lainnya, kecuali Aruni yang tidak bisa terbang.

Tapi karena jarak yang lumayan jauh, ke empat saudarinya merasa pesimis kalau mereka bisa menangkap Nuril yang jatuh dengan kecepatan tinggi itu

"Tidaaaak, tolong tangkap dia kak" teriak Aruni panik karena takut kalau Nuril sampai mati.

Tapi ada sesosok mahluk terbang yang sangat cepat menangkap nuril yang hampir saja menyentuh tanah.

'Brukkk' Nuril langsung berpegangan erat pada mahluk itu, dan menyadari kalau itu burung yang sebelumnya dia lawan, tapi api di tubuhnya sekarang sudah padam

Nuril menghela nafasnya karena merasa lega "Syukurlah, aku tidak mati lagi" ucap Nuril

Setelah terbang beberapa saat, burung itu juga akhirnya membawa Nuril mendarat.

Nuril langsung menjatuhkan dirinya dari burung yang sudah merendahkan dirinya itu,

"Hah, hah, hah," nuril sampai terengah engah, dan mendapati kalau luka bakar yang ada di tangannya perlahan menghilang

Bersamaan dengan biasan cahaya yang terlihat dari bulu bulu Tarsius yang selalu ada di pundaknya dalam kondisi apapun.

Nuril sedikit tidak mengerti dengan hal itu, tapi dia membuat kesimpulan sendiri

"Apa kau yang sudah menyembuhkan setiap lukaku" gumam Nuril pada Tarsius yang sudah meredup kembali.

Tentu Tarsius nya tidak menjawab dan berlaga seperti hewan yang lucu lagi.

Keempat gadis Elf juga langsung menghampiri nuril.

"Kau tidak papa?" tanya Aruni.

"Tidak masalah" ucap Nuril

"Tapi kau terbakar tadi" ucap Aruni langsung memeriksa keadaan Nuril, dan hanya menemukan sedikit baju nuril saja yang terbakar, sementara bagian tubuhnya tidak ada luka bakar sama sekali

"Syukurlah, sepertinya tidak apa apa" ucap Aruni

"Kau Hebat Nuril, kau bisa menaklukan burung panas ini" ucap Rayuna sambil mengelus bulu foniks yang sudah terlihat jinak itu.

"Ya, lumayan sulit melakukanya" ucap Nuril

"Burungnya indah sekali, aku ingin memilikinya" ucap Hasyira,

"Kalau di jual pasti harganya sangat tinggi, mungkin sekitar 50 atau 70 keping kristal darah" ucap Narima

"Aku tidak akan menjualnya, sebab dia sudah hampir merenggut nyawaku" ucap Nuril

Tiba tiba ada rombongan lain datang yang juga sama menargetkan burung itu untuk mereka buru, salah satu pemimpinya langsung memberikan tepuk tangan pada Nuril.

'Prok, prok,prok "Wah wah wah, aku tidak menyangka pemburu amatiran seperti kalian bisa menaklukkan burung langka ini" ucap pemimpin mereka yang seorang perempuan.

Sontak Nuril dan yang lainya langsung menoleh ke arah gadis dan rombongannya itu.

Nuril memperhatikan wajah wanita itu yang sedikit berbeda dari bangsa Elf, tapi juga tidak begitu mirip dengan manusia,

Nuril mengakui dalam hati kalau kecantikan wanita itu lebih dari kecantikan kelima elf yang bersamanya sekarang.

Rayuna dan saudarinya juga langsung bersikap hormat pada Wanita itu "Putri jeliska, suatu kehormatan bagi kami bisa bertemu dengan anda di sini" ucap Rayuna

"Tidak perlu basa basi, aku sudah mengincar burung ini lebih dulu, tapi kalian malah mendahuluiku untuk menaklukkannya" ucap Jeliska

Rayuna dan yang lainya tidak berani membantah, karena mereka tau tidak mungkin bisa menang berdebat hal apapun dengan putri dari kerajaan elf itu.

"Yang aku tau, peraturan berburu itu hanya satu, siapa cepat, dia yang dapat" ucap Nuril

"Aku sangat terkesan dengan keberanianmu, sejujurnya aku dan pemburuku sudah beberapa kali gagal untuk menangkap foniks itu, tapi kau langsung bisa menaklukan nya hanya dengan satu kali percobaan saja", ucap Jeliska

"Mungkin ini hanya sebuah keberuntungan untukku saja" ucap Nuril

"Aku menawarkan mu untuk bekerjasama dengan tim pemburuku ini, dan kau akan dapat bayaran yang tinggi, dan jaminan hidup yang memadai, apa kau tertarik?" tanya Jeliska

"Tidak, terimakasih, aku hanya menganggap ini sebuah kesenangan saja, bukan pekerjaan" ucap Nuril langsung menolak penawaran menggiurkan dari Jeliska.

"Sombong!!, kau pikir kau ini siapa, apa kau tidak tau siapa aku?" tanya jeliska sedikit meninggikan nada suaranya yang sebelumnya sangat lemah lembut.

Sontak kelima saudari yang berdiri di dekat Nuril menjadi tegang karena mendengar kemarahan Jeliska, yang tentunya itu tidak akan berujung dengan baik.

"Nuril, aku mohon jangan mancing masalah dengan nya, turuti saja apa maunya, dia adalah putri Dari kerajaan elf, kau tidak akan menang jika berselisih dengannya" ucap Rayuna pelan

"Apa peduliku, aku punya hak untuk menentukan hidupku sendiri, aku tidak ingin terikat dengan pekerjaan di sini, itu pasti sedikit membosankan" ucap Nuril

"Oh, itukah alasanmu, baiklah, aku tidak akan memaksa mu, juga tidak akan menutup kesempatan yang ku tawarkan padamu barusan, tapi sekarang aku sangat menginginkan foniks itu, jadi kau harus menjualnya padaku" ucap Jeliska.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!