Nuril merasa pertemuannya dengan kelima gadis elf itu terlalu singkat, jadi dia segera bergerak untuk mengikuti mereka yang terbang itu kemana pun mereka hinggap, berharap dia bisa berkenalan dengan salah satu dari mereka.
"Ini kesempatan bagus untuk mendekati wanita dengan keadaan normal ku ini, aku harus bisa berkenalan dengan gadis gadis itu, sebelum mimpiku ini berakhir " ucap Nuril yang masih merasa kalau keadaan normalnya itu tidak nyata baginya.
Beberapa saat kemudian, kelima gadis bangsa elf yang melayang di udara itu perlahan merendahkan jarak terbang mereka, lalu kemudian turun ke tanah untuk beristirahat.
Mereka juga bisa merasa lelah karena membantu satu saudari mereka yang tidak bisa terbang.
"Aruni, apa aura mahluk itu mengikuti kita?" tanya Rayuna, saudari tertua di antara mereka.
"Entahlah, aku masih belum bisa terfokus" ucap Aruni, dia memang memiliki kemampuan khusus untuk bisa merasakan Aura dari kekuatan lawannya. jadi dia bisa mengukur batas sanggup atau tidaknya untuk mereka melawan.
"Ku harap mahluk itu tidak mengejar kita, aku lelah sekali" ucap Hasyira, saudari ke tiga yang membawa Aruni terbang.
"Sebenarnya, bangsa apa yang tadi itu?, dia sepertinya kuat sekali!" tanya Imelda, yang juga membantu Aruni
"Dia sepertinya manusia yang sudah di jadikan wadah oleh senjata yang kuat, tapi aku tidak bisa memastikan senjata seperti apa yang dia miliki, tapi yang jelas, itu pasti sangat mengerikan" ucap Aruni.
"Untunglah kita masih bisa lari darinya, kalau tidak, mungkin kita bisa mati muda di tangannya" ucap Narima saudari ke dua.
Mereka lalu terduduk di bawah pohon besar yang berakar merambat.
"Aku hanya bisa bilang, kalau aku tidak sejahat itu" ucap Nuril yang sedari tadi sudah menguping pembicaraan mereka dari balik pohon itu, dia terduduk santai dengan tarsius yang berada di atas kepalanya.
"Gawat!, dia ada di sini" ucap Rayuna yang langsung terbang menjauh, dan hinggap di dahan pohon untuk menghindari Nuril yang membuat nya kaget,
Itu juga di ikuti oleh ketiga saudarinya yang lain, kecuali Aruni yang memang tidak bisa terbang.
"Kakak" teriak Aruni yang hanya bisa berlari untuk menghindari Nuril, karena saudarinya yang lain tidak sempat mengajaknya ke atas bersama mereka.
Sementara Nuril langsung bergerak cepat hingga dia langsung ke hadapan Aruni yang berlari.
Aruni kaget dan mencoba membelokan langkahnya saat mendapati Nuril kini sudah ada di depannya lagi, tapi itu tidak berjalan mulus karena kakinya malah tersandung akar pohon dan membuatnya harus kehilangan keseimbangan. "Ah" lirih Aruni yang langsung terjungkal.
Tapi Nuril bergerak cepat untuk menyangga kepala Aruni yang nyaris terbentur ke akar pohon yang keras.
"Hey Hati hati, kau tidak perlu berlari untuk menghindari ku" ucap Nuril
"Adik bungsu, cepat menghindar darinya" teriak ke empat saudari yang hanya bisa berteriak dari atas dahan dengan membidik kan tombaknya ke arah Nuril.
"Tolong jangan bunuh aku, aku bersedia jadi budakmu kalau kau membiarkanku hidup" ucap Aruni dengan memejamkan matanya karena takut dia di celakai Nuril, dia merasa tidak mungkin bisa lepas dari Nuril yang dia anggap berbahaya.
Nuril hanya tersenyum dan merasa lucu dengan gadis yang seperti ayam mati, dia sama sekali tidak bergerak di depannya,
'Punya budak secantik ini?, itu bukan tujuanku' batin Nuril
"Aku tidak punya alasan untuk membunuhmu, aku hanya ingin berkenalan?" ucap Nuril
"Berkenalan?. apa itu?, katakan!. kalau kami tau kami bisa mencarikannya, asal lepaskan adik kami" ucap Rayuna yang tidak mengerti istilah kenalan di dunia Elf, Dia masih bisa mendengar percakapan Nuril dan Aruni dari tempat nya.
Nuril langsung tersenyum bingung.
"Ya, berkenalan!, jadi aku ingin tau kalian itu siapa?, darimana?, dan dari bangsa apa?, itu maksudku" ucap Nuril memperjelas maksudnya.
"Baiklah, Tapi kau harus janji, kalau kamu sudah tau siapa kami, kamu akan melepaskan ku" ucap Aruni yang masih tidak bergerak sedikit pun di tanah.
"Entahlah, mungkin kita harus berteman" ucap Nuril
Aruni merasa kalau Nuril mungkin bukan pihak dari kerajaan siluman yang sering menimbulkan masalah di negeri elf, Jadi dia bisa sedikit bernafas lega.
"Bolehkah aku bangun untuk memperkenalkan diriku?" tanya Aruni
"Tentu saja, bangunlah" ucap Nuril
Aruni langsung beranjak berdiri, dan sedikit membungkukkan badannya pada Nuril, "Saya adalah Aruni, saya dan saudari saya hanya pemburu siluman amatiran, kami dari bangsa Elf, dan tidak terikat dengan kelompok besar manapun di belakang kami" ucap Aruni.
"Itu terdengar sangat menarik, Aku Nuril Hazan, aku hanya manusia biasa" ucap Nuril, sembari memperhatikan Aruni yang nampak berbeda dari sosok elf yang lainya. terlihat dari warna rambutnya yang gelap, juga bentuk daun telinganya juga mirip seperti manusia pada umumnya.
Saudari saudari Aruni pun segera turun dari atas pohon menghampiri Nuril yang di rasa mereka tidak berbahaya. dan bergabung dengan Aruni dan Nuril
"Saya Rayuna, saya kakak tertua dari saudari saudari saya"
"Saya Narima, saudari kedua"
"Saya Hasyira, saudari ke tiga"
"Saya Imelda, saudari ke empat"
Ucap gadis gadis elf itu memperkenalkan diri mereka masing masing.
"Oh, baiklah, aku Nuril, nama kalian ternyata cukup susah juga untuk di ingat" ucap Nuril mengangguk ngangguk meski dia belum bisa menghafal nama nama dari mereka, dan hanya mengingat nama Aruni saja yang menurutnya mudah di ingat.
Sejujurnya Nuril merasa sedikit gugup berada dia antara kelima elf yang cantik cantik seperti bidadari itu.
Tapi Dia berpikir itu hanyalah mimpi, jadi untuk apa dia malu malu, atau dia akan menyesalinya kalau dia terbangun nanti, lalu kehilangan semua kesempatan nya.
"Aku sangat senang bisa berkenalan dengan kalian semua,, itu itu membuatku sedikit terharu" ucap Nuril yang memang baru kali ini bisa merasakan rasanya berkenalan dengan beberapa gadis sekaligus,
Karena di alamnya sendiri, dia adalah orang yang tersisihkan dari pergaulan, dan di anggap sampah masyarakat yang sama sekali tidak berguna, karena dia penyandang disabilitas, jadi dia sama sekali tidak punya kesempatan untuk mendekati gadis mana pun di desanya.
Saat mereka mengobrol, tiba tiba saja ada sesosok bayangan hitam yang melintas di atas kepala mereka "Rrrrrrrggggghh" dan terdengar suara raungan nyaring dari mahluk itu.
"Awas, ada siluman, semuanya siaga" ucap Rayuna
Nuril langsung mendongak untuk melihat mahluk apa yang terbang di atas kepalanya itu, dia sangat terkejut saat melihat sosok hitam seperti serigala terbang yang ukuran badanya hampir sebesar gajah, dengan rentangan sayap sayapnya yang sangat panjang.
"Astaga, mahluk apa itu?, besar sekali" tanya Nuril, dia sulit untuk percaya dengan apa yang di lihatnya sekarang.
Sementara para gadis langsung mengeluarkan senjata andalan mereka yang bisa begitu saja hilang dan muncul di tangan mereka semaunya.
"Kenapa kau tidak mengeluarkan senjatamu?" tanya Aruni heran, melihat Nuril yang hanya terbengong tidak mengeluarkan senjata untuk berjaga.
"Senjata?, senjata apa maksudmu?" tanya Nuril bingung.
"Senjata yang kamu miliki , aku ingin lihat seperti apa kehebatan nya" ucap Aruni
"Oh, itu ya, kebetulan senjataku itu sedang di perbaiki, aku pinjam punya kalian saja" ucap Nuril langsung merebut satu belati kembar dari tangan Imelda, untuk dia mempertahankan diri dari mahluk yang menurutnya sangat mengerikan itu.
"Hey, itu itu punyaku" ucap Imelda yang jelas tidak bisa tanpa kedua belatinya, karena kekuatannya tidak akan maksimal.
"Senjatamu di perbaiki???????" tanya Aruni tidak mengerti , karena yang dia tau senjata itu tidak mungkin bisa di perbaiki, kalau sudah rusak, ya jelas kekuatannya juga akan hilang. tapi dia masih bisa merasakan aura yang kuat dari dalam diri Nuril.
"Roaarrr" Mahluk terbang itu tiba tiba memutar arah terbangnya, dan berbalik ke arah Nuril dan yang lainya.
Aruni langsung melepaskan puluhan anak panahnya pada mahluk itu, kemapuan spesial dari busur yang di pegangnya itu adalah bisa menambah jumlah anak panah saat di tembakan ke udara, dan tentunya itu cukup efektif untuk serangan jarak jauh.
Namun mahluk itu terbang lebih tinggi juga sedikit berputar untuk menghindari serangan anak panah Arumi, hingga hanya satu atau dua anak panah saja yang dapat mengenai bagian non vitalnya.
Di susul oleh lemparan tombak Rayuna yang melesat cepat ke arah monster terbang itu, kemapuan tombaknya itu bisa membelah menjadi tiga bagian dengan kobaran api yang langsung menyala menyelimuti tombaknya saat di lemparkan.
Namun monster itu juga cukup lihai hingga dia bisa menghindari serangan dari Tombak Rayuna.
Sementara untuk yang memegang pedang dan belati hanya bisa bersiaga saja di tempat.
Nuril sedikit greget melihat serangan dari dua gadis itu terus terusan meleset, dia lalu ambil ancang ancang dan kemudian melesat dengan kecepatan yang di milikinya untuk naik ke atas pohon tinggi.
Dia lalu meloncat dari ujung pohon dan mendarat tepat di atas monster terbang itu, kini diapun sudah menunggangi Monster terbang itu di dekat kepalanya. dqn itu tanpa di sadari oleh sang monster ataupun para gadis di bawahnya.
"Aku tidak tau kau itu mahluk apa, tapi kalau di masak, sepertinya kau akan jadi hidangan yang cukup lezat untuk di santap " ucap Nuril, dia langsung mengambil ancang ancang dan menancapkan Belati milik Imelda tepat di ubun ubun siluman hitam itu,
Tancapan dari belati itu sedikit memantulkan kilatan cahaya putih sebelum akhirnya menancap dalam di kepala mahluk terbang itu.
"Roaaaaaar" mahluk itu langsung mengerang kesakitan, dan langsung kehilangan kendali terbangnya. Mahluk itu pun langsung jatuh kebawah hingga menabrak beberapa pohon sampai patah bahkan ada yang tumbang karena hantaman nya,
Dan monster itupun berakhir dengan menghantam tanah sangat keras 'Brruuuukkk' "Rggghhh"
Mahluk itu tidak bergerak lagi dan mati di tangan Nuril yang sekarang berdiri tenang menginjak kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments