Eps 19 Rencana Ke Swis

Ilham mengibas kasar tangan Monita yang memegang tangannya.

Monita baru sadar dengan apa yang ia lakukan, saat Ilham mengibas kasar tangannya yang digenggam oleh Monita, kelewat senang sampai Monita lepas kendali, Monita pun jadi dibuat tersentak, karena tangannya dihempas kasar oleh suaminya itu.

“Ah mungkin dia tidak mau kupegang karena aku kotor, aku seorang wanita malam.” Gumam Monita lirih sembari menundukkan wajahnya.

“Maaf Mas, saya hanya mau mengucapkan terima kasih karena Mas sudah menolong saya.”

“Tidak perlu berlebihan seperti itu!”

Monita mulai mengerutkan dahinya, kenapa dia tidak boleh senang berlebihan? Apa dirumah ini merasa senang saja dilarang?

“Iya Mas.. maaf.” Ucap Monita kemudian.

Ilham mulai menatap Monita dari atas sampai bawah, Ilham mengendus wangi shampo dari rambut Monita, meski sudah mandi dari tadi sore, tapi wangi shampo itu tetap tidak hilang aromanya.

“Ikut aku ke kamar sekararang!” Titah Ilham seraya berjalan menuju kamar.

Monita mengukuti langkah Ilham dari belakang.

“Masuk!” Titah Ilham membuka pintu lebar-lebar.

Begitu Ilham menyuruhnya masuk, langkah kaki Monita seakan berat untuk dia gunakan masuk ke dalam kamar utama milik Ilham dan Naomi.

Monita mendadak jadi canggung, perasaan takut mulai menyapanya.

Begitu masuk, Ilham mulai mendudukkan dirinya di tepi ranjang, dia menatap Monita yang masih berdiri mematung di depannya.

“Ke mari!” Ilham menggerakkan jari telunjuknya, untuk meminta gadis itu mendekati dirinya.

Monita pun mengangguk tanpa perlawanan, ia mulai melangkahkan kakinya mendekati Ilham.

“Ayo mendekatlah padaku!” Ilham menepuk tepi ranjang yang ada di dekatnya.

“Duduk di dekat Mas Ilham?” Tanya Monita membuka matanya lebar-lebar.

“Aku rasa, kita harus melakukannya secepatnya, kamu ingin segera berkumpul dengan adik dan ibumu kan?”

Monita langsung mengangguk, seakan setuju dengan pendapat Ilham, Monita juga ingin menyelesaikan kontrak mereka.

Melihat Monita yang kini sejalan dengannya, membuat Ilham menyuruh Monita untuk melepaskan seluruh pakaiannya.

“Buka bajumu!”

Tubuh Monita bagai terserang sengatan aliran listrik, Ilham menyuruh dia membuka bajunya, kini rasa canggung dan malu kian bersatu dalam hati Monita.

“Ibu.” Rengek Monita dalam hati, bagaimana tidak, selama ini Monita tidak pernah berhubungan dengan manusia berjenis kelamin laki-laki selain ayahnya.

“Monita! Apa kamu tuli?” Lagi-lagi Ilham membentak Monita dengan kasar, Ilham kesal karena Monita hanya diam terpaku menatap Ilham dan tak menuruti perkataannya.

Ilham tidak tau, betapa malunya Monita jika harus membuka bajunya di depan Ilham, selama ini, Monita tidak pernah menanggalkan bajunya di depan siapa pun, kecuali saat ia mandi, bahkan adik atau ibunya tidak akan mengetuk pintu kamarnya saat ia sedang berganti pakaian, karena mereka tau, pintu kamar tidak akan Monita buka meski digedor-gedor sekali pun jika Monita sedang berganti pakaian karena saking malunya.

“Apa perlu saya melepasnya dengan paksa?”

Semakin kagetlah Monita saat ini, tanpa sadar ia menggunakan tangan untuk menutupi tubuhnya, seakan menjadi perisai agar Ilham tak macam-macam padanya.

Tapi kalau di pikir-pikir, bukankah Ilham bebas melakukan apa saja pada dirinya saat ini?

Walau hanya di mata agama, tapi mereka sudah sah, Monita sudah sangat halal untuk Ilham saat ini, akhirnya setelah mulai berkelahi dengan pikirannya sendiri, Monita memberanikan diri untuk duduk di samping Ilham, dengan perlahan dia mulai membuka satu persatu kancing demi kancing di piyama yang ia kenakan.

Melihat tangan Monita yang bergetar saat membuka kancing piyamanya, Ilham jadi tersenyum sinis.

Ilham menatap remeh, pikirnya Monita hanyalah wanita panggilan, Ilham terus menikmati pemandangan yang ada di depannya saat ini.

Melihat tangan Monita yang gemetaran membuat mood Ilham yang sejak tadi rusak kini kian membaik, bibirnya kini sudah bisa mengutas senyuman saat melihat Monita dengan ekspresi berbeda.

Melihat betapa kakunya Monita, menjadi hiburan tersendiri bagi Ilham, bagi Ilham Monita benar-benar licik dengan pura-pura gugup didepannya.

“Kenapa lama sekali?” Tanya Ilham saat melihat Monita tampak ragu saat membuang pakaiannya yang sudah tak terkancing itu.

Bagaimana Monita berani membuang pakaiannya begitu saja, tidak tau saja Ilham kalau saat ini Monita sangat malu bukan main.

“Kenapa harus pura-pura malu seperti itu? Bukan kah waktu di hotel saya sudah melihat seluruh tubuh kamu yang polos tanpa busana itu?” Tanya Ilham mengingatkan Monita kalau seluruh tubuhnya sudah pernah Ilham lihat meski hanya dari belakang.

Mendengar itu kepala Monita terangkat sedikit, jantungnya semakin berdegup kencang saat bayang-bayang dirinya yang sedang berganti pakaian di hotel, Monita memejamkan matanya dan menggeleng-gelengkan kepala.

Terlanjur muak dengan sikap Monita yang terus menerus mengulur waktu seperti itu, membuat Ilham mendengus kesal lalu melempar selimut yang ada di ranjang ke arah Monita yang kini sedang duduk di sampingnya.

“Pakai kembali bajumu itu!” Pekik Ilham sembari memalingkan wajahnya.

Monita segera menutupi tubuhnya dengan selimut yang sudah Ilham lemparkan padanya, lalu bergegas menuju toilet untuk memakai kembali piyama yang sudah hampir tertanggal itu.

Sesampainya di toilet, Monita mengusap dadanya dan menghela napas panjang.

“Selamat selamat.” Ucap Monita dengan nada pelan, sembari menyandarkan dirinya di pintu toilet.

Tak lama, Monita menatap pantulan dirinya di cermin, buliran bening mulai membasahi netranya.

“Apa aku akhiri saja semua ini? Toh ibu juga sudah sembuh dan Eden sudah sekolah seperti biasa, uang sisa 50 juta yang aku transfer tempo hari juga masih banyak sisanya.” Gumam Monita dalam hati.

“Tapi aku sudah terlanjur menandatangi surat perjanjian itu, kalau aku membatalkannya secara sepihak, pasti Mas Ilham akan menuntutku.” Celetuk Monita lagi.

“Baiklah, kalau begitu aku akan melayaninya, Mas Ilham, mari kita bikin anak.” Cetus Monita seorang diri lalu mengusap air matanya yang sejak tadi tumpa ruah, lalu mulai menatap ke arah pintu.

Dia mulai menanggalkan piyama yang sejak tadi menempel di tubuhnya, dan menutupi dirinya dengan selimut, kini tubuh Monita sudah polos tanpa sehelai benang pun dari balik selimut.

Dengan perlahan Monita membuka handle pintu, matanya celingak celinguk mencari sosok Ilham di kamar itu, namun nihil, tak ada Ilham di sana.

Monita pun memberanikan dirinya untuk keluar dari toilet, dia mencari Ilham di balkon, di ranjang, di sofa namun sama sekali tidak ada, ia pun mulai membaringkan tubuhnya di atas ranjang sembari menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Padahal aku sudah siap.” Gerutu Monita dengan lirih.

Sementara Ilham kini sedang duduk berselonjor di atas ranjangnya, dengan berbagai macam pikiran yang terus mengganggunya.

“Dasar gadis munafik, pura-pura polos di depanku, dipikirnya aku tidak tau siapa dia sebenarnya, wanita yang berasal dari dunia lain, wanita malam, masih saja sok mengulur-ulur waktu saat hendak ku sentuh.” Ilham terus bergumam dalam hati.

Tak terasa sudah dua minggu lamanya Monita tinggal di rumah Ilham dan juga Naomi, namun belum juga ada tanda-tanda Monita memberikan hak Ilham sebagai suami.

Akhirnya Ilham berinisiatif untuk berangkat ke Swis untuk menemui Naomi, tapi lagi-lagi pikiran Ilham kembali dibuat bingung, bagaimana dia akan meninggalkan wanita malam itu sendirian di rumah ini, takutnya nanti mama dan papanya akan datang tiba-tiba ke sini dan mempertanyakan siapa wanita itu, mereka pasti akan curiga, apalagi Monita tidur di kamar utama, bukan hanya itu, Ilham takut kalau sampai orang tuanya mencari tau jati diri Monita yang sebenarnya, bagaimana kalau mereka tau jika Monita adalah wanita malam yang sudah dia pungut dari rumah bordil?

Tak mau itu terjadi, Ilham menemukan jalan terbaik, lebih baik dia membawa Monita pergi bersamanya ke Swis untuk mencari Naomi, pekerjaan kantor biar Andre yang menghandlenya.

Episodes
1 Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2 Eps 2 Ibu Sakit Keras
3 Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4 Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5 Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6 Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7 Eps 7 Pertemuan Kedua
8 Eps 8 Menikah
9 Eps 9 Majikan yang Energik
10 Eps 10 Ibu Siuman
11 Eps 11 Ditinggal Sendiri
12 Eps 12 Ada Maunya
13 Eps 13 Pindah Rumah
14 Eps 14 Mulai Perhatian
15 Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16 Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17 Kepergian Naomi
18 Eps 18 Mood Rusak
19 Eps 19 Rencana Ke Swis
20 Eps 20 Swiss
21 Eps 21 Bertemu David
22 Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23 Eps 23 Rasa Bersalah
24 Eps 24 Bertengkar!
25 Eps 25 Bersama David
26 Eps 26 Melamar
27 Eps 27 Menantang
28 Eps 27 Menanam Saham
29 Eps 29 Mengungkap Rahasia
30 Eps 30 Pengakuan Cinta
31 Eps 31 Malaikat Kecil
32 Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33 Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34 Eps 34 Sahabat Lama
35 Eps 35 Salah Paham
36 Eps 36 Berbaikan
37 Eps 37 Aksi Penyelamatan
38 Eps 38 Berpisah Sebentar
39 Eps 39 Uneg-uneg Andre
40 Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41 Eps 41 Andre dan Eden
42 Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43 Eps 43 Duka Mendalam
44 Eps 44 Pengakuan
45 Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46 Eps 46 Kembalinya Naomi
47 Eps 47 Perasaan Sensitif
48 Eps 48 Memulai Rencana
49 Eps 49 Hal Tak Terduga
50 Eps 50 Mengaku
51 Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52 Eps 52 Main Kucing-kucingan
53 Eps 53 Karya Terindah
54 Eps 54 Si Merah
55 Eps 55 Bimbang
56 Eps 56 Peluh di Malam Hari
57 Eps 57 Lagi dan Lagi
58 Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59 Eps 59 Belum Direstui
60 Eps 60 Kencan Membawa Ija
61 Eps 61 Gagal
62 Eps 62 Hambar
63 Eps 63 Dia Milikku!
64 Eps 64 Terciduk
65 Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66 Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67 Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68 Eps 68 Makan Hati
69 Eps 69 Diabaikan Lagi
70 Eps 70 Menggoda Eden
71 Eps 71 Pura-pura
72 Eps 72 Mertua Terbaik
73 Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74 Eps 74 Apartemen Baru
75 Eps 75 Nginap Di Apartemen
76 Eps 76 Rencana Dinner
77 Eps 77 Rencana Dinner part 2
78 Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79 Eps 79 Melepas Rindu
80 Eps 80 Kecurigaan Naomi
81 Eps 81 Terciduk Lagi
82 Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83 Eps 83 Terlibat Cekcok
84 Eps 84 Frustasi
85 Eps 85 Titik Terang
86 Eps 86 Akhirnya
87 Eps 87 Bagaikan Second Lead
88 Eps 88 Tak Menyangka!
89 Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90 Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91 Eps 91 Tidak Tau Tempat
92 Eps 92 Pamit
93 Eps 93 Fakta Mencengangkan
94 Eps 94 Terkuak!
95 Eps 95 Variasi
96 Eps 96 Keputusan
97 Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98 Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99 Eps 99 Penyatuan Lagi
100 Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101 Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102 Eps 102 Naomi Sakit Hati
103 Eps 103 Keceplosan
104 Eps 104 Terungkap
105 Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106 Eps 106 Menggoda Iman
107 Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108 Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109 Eps 109 Piknik
110 Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111 Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112 Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113 Eps 113 Berita Miring
114 Eps 114 Licik
115 Eps 115 Penasaran
116 Eps 116 Rahasia Naomi
117 Eps 117 Amarah Mama Nancy
118 Eps 118 Rencana Ilham
119 Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120 Eps 120 Aku Talak Kamu!
121 Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122 Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123 Eps 123 Inilah Saatnya!
124 Eps 124 Hampir Saja!
125 Eps 125 Mahakarya Ilham
126 Eps 126 Benar-benar Bedah
127 Eps 127 Tak Peduli Lagi
128 Eps 128 Pertunangan Eden
129 Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130 Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131 Eps 131 Suami Posesif
132 Eps 132 Suami Impian
133 Eps 133 Bahaya Mengintai
134 Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135 Eps 135 Hukuman
136 Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137 Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138 Eps 138 Kelahiran Kedua
139 Eps 139 Diculik
140 Eps 140 Kebersamaan (End)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2
Eps 2 Ibu Sakit Keras
3
Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4
Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5
Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6
Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7
Eps 7 Pertemuan Kedua
8
Eps 8 Menikah
9
Eps 9 Majikan yang Energik
10
Eps 10 Ibu Siuman
11
Eps 11 Ditinggal Sendiri
12
Eps 12 Ada Maunya
13
Eps 13 Pindah Rumah
14
Eps 14 Mulai Perhatian
15
Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16
Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17
Kepergian Naomi
18
Eps 18 Mood Rusak
19
Eps 19 Rencana Ke Swis
20
Eps 20 Swiss
21
Eps 21 Bertemu David
22
Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23
Eps 23 Rasa Bersalah
24
Eps 24 Bertengkar!
25
Eps 25 Bersama David
26
Eps 26 Melamar
27
Eps 27 Menantang
28
Eps 27 Menanam Saham
29
Eps 29 Mengungkap Rahasia
30
Eps 30 Pengakuan Cinta
31
Eps 31 Malaikat Kecil
32
Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33
Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34
Eps 34 Sahabat Lama
35
Eps 35 Salah Paham
36
Eps 36 Berbaikan
37
Eps 37 Aksi Penyelamatan
38
Eps 38 Berpisah Sebentar
39
Eps 39 Uneg-uneg Andre
40
Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41
Eps 41 Andre dan Eden
42
Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43
Eps 43 Duka Mendalam
44
Eps 44 Pengakuan
45
Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46
Eps 46 Kembalinya Naomi
47
Eps 47 Perasaan Sensitif
48
Eps 48 Memulai Rencana
49
Eps 49 Hal Tak Terduga
50
Eps 50 Mengaku
51
Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52
Eps 52 Main Kucing-kucingan
53
Eps 53 Karya Terindah
54
Eps 54 Si Merah
55
Eps 55 Bimbang
56
Eps 56 Peluh di Malam Hari
57
Eps 57 Lagi dan Lagi
58
Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59
Eps 59 Belum Direstui
60
Eps 60 Kencan Membawa Ija
61
Eps 61 Gagal
62
Eps 62 Hambar
63
Eps 63 Dia Milikku!
64
Eps 64 Terciduk
65
Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66
Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67
Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68
Eps 68 Makan Hati
69
Eps 69 Diabaikan Lagi
70
Eps 70 Menggoda Eden
71
Eps 71 Pura-pura
72
Eps 72 Mertua Terbaik
73
Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74
Eps 74 Apartemen Baru
75
Eps 75 Nginap Di Apartemen
76
Eps 76 Rencana Dinner
77
Eps 77 Rencana Dinner part 2
78
Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79
Eps 79 Melepas Rindu
80
Eps 80 Kecurigaan Naomi
81
Eps 81 Terciduk Lagi
82
Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83
Eps 83 Terlibat Cekcok
84
Eps 84 Frustasi
85
Eps 85 Titik Terang
86
Eps 86 Akhirnya
87
Eps 87 Bagaikan Second Lead
88
Eps 88 Tak Menyangka!
89
Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90
Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91
Eps 91 Tidak Tau Tempat
92
Eps 92 Pamit
93
Eps 93 Fakta Mencengangkan
94
Eps 94 Terkuak!
95
Eps 95 Variasi
96
Eps 96 Keputusan
97
Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98
Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99
Eps 99 Penyatuan Lagi
100
Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101
Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102
Eps 102 Naomi Sakit Hati
103
Eps 103 Keceplosan
104
Eps 104 Terungkap
105
Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106
Eps 106 Menggoda Iman
107
Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108
Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109
Eps 109 Piknik
110
Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111
Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112
Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113
Eps 113 Berita Miring
114
Eps 114 Licik
115
Eps 115 Penasaran
116
Eps 116 Rahasia Naomi
117
Eps 117 Amarah Mama Nancy
118
Eps 118 Rencana Ilham
119
Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120
Eps 120 Aku Talak Kamu!
121
Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122
Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123
Eps 123 Inilah Saatnya!
124
Eps 124 Hampir Saja!
125
Eps 125 Mahakarya Ilham
126
Eps 126 Benar-benar Bedah
127
Eps 127 Tak Peduli Lagi
128
Eps 128 Pertunangan Eden
129
Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130
Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131
Eps 131 Suami Posesif
132
Eps 132 Suami Impian
133
Eps 133 Bahaya Mengintai
134
Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135
Eps 135 Hukuman
136
Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137
Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138
Eps 138 Kelahiran Kedua
139
Eps 139 Diculik
140
Eps 140 Kebersamaan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!