Eps 9 Majikan yang Energik

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 siang, Ilham dan Monita sedang dalam perjalanan menuju hotel bintang 5 milik keluarga Ilham, dengan disupiri oleh asisten Andre.

Sepanjang jalan Ilham maupun Monita sama-sama terdiam dengan pikiran mereka masing-masing, tiba-tiba rasa penyesalan dalam hati Monita mulai menyapa.

“Apakah begini rasanya menjadi istri simpanan? Selalu diabaikan bahkan tak dianggap, kenapa banyak perempuan di luar sana ingin menjadi simpanan? Sangat tidak enak rasanya, meskipun bergelimang harta, tapi jika hanya di jadikan sebagai simpanan, tidak ada yang patut dibanggakan.” Celetuk Monita dalam hati, sembari melirik sejenak ke arah suaminya.

“Kalau bukan demi ibu dan Eden, aku tidak akan mungkin mau dijadikan simpanan seperti ini, tapi tenang Monita, ini hanya masalah waktu saja, kalau kamu sudah berhasil memberikan anak pada mereka, kamu akan segera bebas dari suami singa seperti tuan Ilham ini.” Lanjutnya.

Tak terasa, kini mobil mewah Ilham seharga milyaran itu sudah terparkir sempurna di depan lobi hotel bintang 5, Ilham turun lebih dulu dan berjalan begitu saja tanpa menunggu Monita, ternyata sikap dingin Ilham pada Monita seperti itu tidak luput dari perhatian Andre.

“Ternyata tuan tidak benar-benar mencintai gadis ini, sikapnya begitu dingin, bahkan dia tega meninggalkan gadis ini dan berjalan masuk ke dalam hotel lebih dulu.” Gumam Andre dalam hati sembari menatap punggung Ilham yang mulai menghilang dari pandangan matanya.

“Nona, saya mau memarkirkan mobil dulu di basement, permisi.” Pamit Andre sembari mebungkukkan badannya.

Pada saat kata ‘SAH’ terucap, Andre mulai memanggil Monita dengan hormat, karena saat ini Monita sudah menjadi istri atasannya.

“Baik tuan.”

Andre pun sontak menghentikan langkahnya, ia lantas membalikkan tubuhnya dan beralih kembali menatap Monita.

“Maaf nona, tapi jangan panggil saya dengan sebutan tuan.” Jawab Andre dengan sopan.

“Kenapa? Apa ada yang salah dengan panggilan itu?” Monita mengerinyitkan dahinya.

“Bukan Nona, hanya saja itu tidak pantas karena saat ini Nona adalah istri atasan saya, itu artinya mulai sekarang Nona juga sudah menjadi atasan saya.”

“Hahaha… jadi hanya karena itu? Kata ibu, kita tidak boleh membeda-bedakan sesama manusia, apa lagi sampai membedakan status sosial seseorang, itu tidak boleh.”

“Iya Nona, tapi tetap saja di sini saya bekerja sebagai bawahan dari suami Nona, jika Nona memanggil saya tuan, itu kedengarannya akan sangat aneh.”

“Begitu ya… emmm.. lalu aku harus memanggilmu apa?” Tanya Monita sembari mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk, seolah tampak berpikir.

“Terserah Nona saja.”

“Kalau begitu saya akan memanggil anda Bapak, pak Andre, ya begitu baru benar.” Cetus Monita dengan tersenyum manis.

Melihat tingkah nyonya barunya ini membuat Andre tersenyum tipis, bagaimana tidak, majikan barunya ini benar-benar energik dan absurd, Andre cukup terhibur karena baru kali ini ada orang di dalam keluarga Adhitama tersenyum manis padanya, bahkan Naomi saja tidak pernah berbincang lama dengan Andre seperti itu.

Asisten Andre

“Hei, apa kau mau berdiri saja di situ sampai besok?” Teriak pemilik suara bariton dari depan lobi hotel.

Mendengar suara Ilham, senyum manis yang sejak tadi Monita tampilkan kini hilang dalam sekejap.

“Pak Andre, saya masuk duluan ya, nanti tuan singa itu marah lagi.” Ucap Monita setengah berbisik lalu pergi meninggalkan Andre yang sedang berdiri mematung, Andre menahan senyumnya, bagaimana tidak, Nona barunya itu menjuluki Ilham dengan tuan singa.

Monita pun masuk ke dalam hotel itu dengan mengikuti langkah Ilham dari belakang, begitu masuk ke dalam hotel, mata Monita seakan tidak mau melewatkan sedikitpun keindahan yang terpampang di depan matanya kini, Monita terus saja berdecak kagum melihat beberapa ornament dekorasi yang begitu memanjakan mata, tidak hanya itu, lantainya juga berwarna coklat menyerupai kayu, ukuran hotel itu cukup tinggi dan megah.

Ilham terus berjalan memasuki lift khusus direktur, seperti yang sudah disediakan di kantornya.

Begitu masuk di dalam lift, Ilham menekan angka 10, karena kamar mereka berdua ada di lantai 10, Ilham dan Monita sama-sama sudah berdiri berdampingan di dalam lift itu, namun saat di pertengahan, lift tiba-tiba terguncang layaknya pesawat yang sedang menabrak awan, membuat mereka berdua sedikit terkejut, Monita pun begitu, ia segera berpegangan pada dinding lift yang ada di sebelahnya.

“Ada apa tadi?” Tanya Monita sembari memandangi langit-langit liftnya.

Namun Ilham tidak menjawab, dia memilih untuk diam dan tetap tenang, tak lama terjadi lagi guncangan lift yang kedua, dengan guncangan yang lebih kuat hingga membuat Monita refleks berteriak.

“Aaaaww.” Teriak Monita sembari langsung memegang lengan Ilham dan beberapa tas yang ia pegang pun berhamburan di lantai.

Tak lama lampu di dalam lift padam, lift seketika terhenti seakan tak berfungsi, membuat Monita semakin histeris ketakutan dan tanpa peduli apapun dia kembali menjerit dan memeluk Ilham.

“Aaa gelap gelap.” Teriak Monita.

“Monita, tenanglah.”

“Tolong, aku takut gelap.” Teriak Monita lagi.

“Monita tenang, kamu tidak sendiri.” Ilham yang juga sebenarnya panik, refleks mengusap-ngusap punggung Monita, demi membuatnya tenang.

“Tolong, aku fobia gelap.” Monita terus menangis sembari menyembunyikan wajahnya di dada bidang Ilham.

“Sebentar, saya akan menyalakan senter dari ponsel.” Ilham pun meraih ponselnya lalu mulai menyalakan senter.

“Sudah lihatlah, ini sudah tidak terlalu gelap, kamu tenanglah dan jangan panik.”

Perlahan tapi pasti, Monita pun mulai terdiam, pelan-pelan ia mengintip dari balik jas Ilham untuk melihat keadaan di sekitarnya yang masih terlihat remang-remang, karena hanya mengandalkan satu cahaya kecil dari ponsel Ilham.

“Demi Tuhan aku takut gelap, aku takut.” Monita pun kembali menangis dan memasukkan lagi wajahnya.

Kali ini dia benar-benar tak peduli siapa Ilham dan bagaimana sikap Ilham padanya, yang ia tau, ia begitu takut dan butuh perlindungan dari rasa takutnya.

Lift kembali berguncang, Monita pun semakin berteriak histeris dan semakin mengeratkan pelukannya pada Ilham, dia benar-benar tidak peduli Ilham akan marah atau tidak.

Namun nyatanya Ilham tidak marah sama sekali, dengan tetap menampilkan sikap dinginnya, Ilham membiarkan Monita memeluk tubuhnya dengan erat.

Tak lama, guncangan lift itu terhenti, lampu yang sedari tadi padam kini sudah menyala, lift sudah kembali berfungsi dan kembali mengantarkan mereka ke lantai tujuan, Ilham mulai bernapas lega, namun berbeda dengan Monita yang nampaknya masih begitu ketakutan dan terus bersembunyi dibalik jas Ilham hingga tak menyadari jika lift sudah kembali berfungsi seperti biasa.

“Monita, semua sudah aman lihatlah.” Ucap Ilham sembari menepuk-nepuk pundak Monita.

“Tidak, aku tidak mau lihat, aku takut, aku sungguh takut, aku mohon tolong aku.” Monita terus menangis dengan mata yang terpejam.

Tak lama pintu lift pun terbuka, beberapa staff dan tamu yang saat itu sedang lewat ataupun berdiri di depan lift seketika dibuat ternganga, melongo dan terpaku melihat Ilham yang dipeluk seorang wanita dengan begitu eratnya, mereka sama-sama tau kalau Ilham sudah punya istri dan mereka juga tau siapa istri Ilham, berbagai spekulasi kini timbul di benak mereka, bahkan ada yang sedang berbisik-bisik.

Monita pun perlahan membuka matanya, matanya langsung menangkap para staff dan beberapa tamu yang begitu tercengang di depannya, hal itu sontak membuat Monita terkejut, saat melirik ke Ilham yang sudah begitu dekat dengannya.

Seketika Monita langsung terperanjat dan melepas pelukannya begitu saja.

“Ma.. maaf.”

Tanpa menjawab, Ilham langsung saja melangkah keluar dari lift meninggalkan Monita yang masih terlihat begitu syok.

“Lift ini rusak! Cepat perbaiki!” Tegas Ilham pada staffnya yang masih berdiri terpaku memandanginya.

Para staff itu pun tersentak saat mendengar suara Ilham yang sedikit meninggi, dan mereka dengan cepat langsung kembali ke tempat mereka masing-masing.

“Ba.. baik tuan.” Ucap salah satu staff.

Sementara para tamu yang lain, masih terus berbisik, bahkan bisikan-bisikan mereka itu sampai terdenga di telinga Monita.

“Siapa wanita itu? Kelihatannya dia sangat dekat dengan tuan Ilham.”

“Iya, seperti sepasang kekasih.”

“Jangan-jangan dia selingkuhan tuan Ilham.”

“Siapa tau, memangnya siapa sih yang mampu menolak pesona tuan Ilham? Dia kan pria yang sangat tampan dan juga kaya raya, jika dia mengajakku berselingkuh aku juga mau hahaha.” Ucap 3 tamu perempuan yang kebetulan menginap di hotel itu.

Mendengar itu, Monita hanya diam dan memilih mengabaikan perkataan 3 wanita itu, karena memang apa yang mereka katakan semuanya benar adanya.

Monita saat itu langsung memunguti tas bawaannya yang jatuh ke lantai, lalu dengan cepat ia langsung berjalan mengikuti langkah Ilham, sembari menundukkan wajahnya yang tampak memerah.

Episodes
1 Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2 Eps 2 Ibu Sakit Keras
3 Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4 Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5 Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6 Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7 Eps 7 Pertemuan Kedua
8 Eps 8 Menikah
9 Eps 9 Majikan yang Energik
10 Eps 10 Ibu Siuman
11 Eps 11 Ditinggal Sendiri
12 Eps 12 Ada Maunya
13 Eps 13 Pindah Rumah
14 Eps 14 Mulai Perhatian
15 Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16 Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17 Kepergian Naomi
18 Eps 18 Mood Rusak
19 Eps 19 Rencana Ke Swis
20 Eps 20 Swiss
21 Eps 21 Bertemu David
22 Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23 Eps 23 Rasa Bersalah
24 Eps 24 Bertengkar!
25 Eps 25 Bersama David
26 Eps 26 Melamar
27 Eps 27 Menantang
28 Eps 27 Menanam Saham
29 Eps 29 Mengungkap Rahasia
30 Eps 30 Pengakuan Cinta
31 Eps 31 Malaikat Kecil
32 Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33 Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34 Eps 34 Sahabat Lama
35 Eps 35 Salah Paham
36 Eps 36 Berbaikan
37 Eps 37 Aksi Penyelamatan
38 Eps 38 Berpisah Sebentar
39 Eps 39 Uneg-uneg Andre
40 Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41 Eps 41 Andre dan Eden
42 Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43 Eps 43 Duka Mendalam
44 Eps 44 Pengakuan
45 Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46 Eps 46 Kembalinya Naomi
47 Eps 47 Perasaan Sensitif
48 Eps 48 Memulai Rencana
49 Eps 49 Hal Tak Terduga
50 Eps 50 Mengaku
51 Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52 Eps 52 Main Kucing-kucingan
53 Eps 53 Karya Terindah
54 Eps 54 Si Merah
55 Eps 55 Bimbang
56 Eps 56 Peluh di Malam Hari
57 Eps 57 Lagi dan Lagi
58 Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59 Eps 59 Belum Direstui
60 Eps 60 Kencan Membawa Ija
61 Eps 61 Gagal
62 Eps 62 Hambar
63 Eps 63 Dia Milikku!
64 Eps 64 Terciduk
65 Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66 Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67 Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68 Eps 68 Makan Hati
69 Eps 69 Diabaikan Lagi
70 Eps 70 Menggoda Eden
71 Eps 71 Pura-pura
72 Eps 72 Mertua Terbaik
73 Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74 Eps 74 Apartemen Baru
75 Eps 75 Nginap Di Apartemen
76 Eps 76 Rencana Dinner
77 Eps 77 Rencana Dinner part 2
78 Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79 Eps 79 Melepas Rindu
80 Eps 80 Kecurigaan Naomi
81 Eps 81 Terciduk Lagi
82 Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83 Eps 83 Terlibat Cekcok
84 Eps 84 Frustasi
85 Eps 85 Titik Terang
86 Eps 86 Akhirnya
87 Eps 87 Bagaikan Second Lead
88 Eps 88 Tak Menyangka!
89 Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90 Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91 Eps 91 Tidak Tau Tempat
92 Eps 92 Pamit
93 Eps 93 Fakta Mencengangkan
94 Eps 94 Terkuak!
95 Eps 95 Variasi
96 Eps 96 Keputusan
97 Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98 Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99 Eps 99 Penyatuan Lagi
100 Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101 Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102 Eps 102 Naomi Sakit Hati
103 Eps 103 Keceplosan
104 Eps 104 Terungkap
105 Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106 Eps 106 Menggoda Iman
107 Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108 Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109 Eps 109 Piknik
110 Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111 Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112 Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113 Eps 113 Berita Miring
114 Eps 114 Licik
115 Eps 115 Penasaran
116 Eps 116 Rahasia Naomi
117 Eps 117 Amarah Mama Nancy
118 Eps 118 Rencana Ilham
119 Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120 Eps 120 Aku Talak Kamu!
121 Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122 Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123 Eps 123 Inilah Saatnya!
124 Eps 124 Hampir Saja!
125 Eps 125 Mahakarya Ilham
126 Eps 126 Benar-benar Bedah
127 Eps 127 Tak Peduli Lagi
128 Eps 128 Pertunangan Eden
129 Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130 Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131 Eps 131 Suami Posesif
132 Eps 132 Suami Impian
133 Eps 133 Bahaya Mengintai
134 Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135 Eps 135 Hukuman
136 Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137 Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138 Eps 138 Kelahiran Kedua
139 Eps 139 Diculik
140 Eps 140 Kebersamaan (End)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2
Eps 2 Ibu Sakit Keras
3
Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4
Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5
Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6
Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7
Eps 7 Pertemuan Kedua
8
Eps 8 Menikah
9
Eps 9 Majikan yang Energik
10
Eps 10 Ibu Siuman
11
Eps 11 Ditinggal Sendiri
12
Eps 12 Ada Maunya
13
Eps 13 Pindah Rumah
14
Eps 14 Mulai Perhatian
15
Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16
Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17
Kepergian Naomi
18
Eps 18 Mood Rusak
19
Eps 19 Rencana Ke Swis
20
Eps 20 Swiss
21
Eps 21 Bertemu David
22
Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23
Eps 23 Rasa Bersalah
24
Eps 24 Bertengkar!
25
Eps 25 Bersama David
26
Eps 26 Melamar
27
Eps 27 Menantang
28
Eps 27 Menanam Saham
29
Eps 29 Mengungkap Rahasia
30
Eps 30 Pengakuan Cinta
31
Eps 31 Malaikat Kecil
32
Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33
Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34
Eps 34 Sahabat Lama
35
Eps 35 Salah Paham
36
Eps 36 Berbaikan
37
Eps 37 Aksi Penyelamatan
38
Eps 38 Berpisah Sebentar
39
Eps 39 Uneg-uneg Andre
40
Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41
Eps 41 Andre dan Eden
42
Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43
Eps 43 Duka Mendalam
44
Eps 44 Pengakuan
45
Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46
Eps 46 Kembalinya Naomi
47
Eps 47 Perasaan Sensitif
48
Eps 48 Memulai Rencana
49
Eps 49 Hal Tak Terduga
50
Eps 50 Mengaku
51
Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52
Eps 52 Main Kucing-kucingan
53
Eps 53 Karya Terindah
54
Eps 54 Si Merah
55
Eps 55 Bimbang
56
Eps 56 Peluh di Malam Hari
57
Eps 57 Lagi dan Lagi
58
Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59
Eps 59 Belum Direstui
60
Eps 60 Kencan Membawa Ija
61
Eps 61 Gagal
62
Eps 62 Hambar
63
Eps 63 Dia Milikku!
64
Eps 64 Terciduk
65
Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66
Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67
Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68
Eps 68 Makan Hati
69
Eps 69 Diabaikan Lagi
70
Eps 70 Menggoda Eden
71
Eps 71 Pura-pura
72
Eps 72 Mertua Terbaik
73
Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74
Eps 74 Apartemen Baru
75
Eps 75 Nginap Di Apartemen
76
Eps 76 Rencana Dinner
77
Eps 77 Rencana Dinner part 2
78
Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79
Eps 79 Melepas Rindu
80
Eps 80 Kecurigaan Naomi
81
Eps 81 Terciduk Lagi
82
Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83
Eps 83 Terlibat Cekcok
84
Eps 84 Frustasi
85
Eps 85 Titik Terang
86
Eps 86 Akhirnya
87
Eps 87 Bagaikan Second Lead
88
Eps 88 Tak Menyangka!
89
Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90
Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91
Eps 91 Tidak Tau Tempat
92
Eps 92 Pamit
93
Eps 93 Fakta Mencengangkan
94
Eps 94 Terkuak!
95
Eps 95 Variasi
96
Eps 96 Keputusan
97
Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98
Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99
Eps 99 Penyatuan Lagi
100
Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101
Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102
Eps 102 Naomi Sakit Hati
103
Eps 103 Keceplosan
104
Eps 104 Terungkap
105
Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106
Eps 106 Menggoda Iman
107
Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108
Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109
Eps 109 Piknik
110
Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111
Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112
Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113
Eps 113 Berita Miring
114
Eps 114 Licik
115
Eps 115 Penasaran
116
Eps 116 Rahasia Naomi
117
Eps 117 Amarah Mama Nancy
118
Eps 118 Rencana Ilham
119
Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120
Eps 120 Aku Talak Kamu!
121
Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122
Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123
Eps 123 Inilah Saatnya!
124
Eps 124 Hampir Saja!
125
Eps 125 Mahakarya Ilham
126
Eps 126 Benar-benar Bedah
127
Eps 127 Tak Peduli Lagi
128
Eps 128 Pertunangan Eden
129
Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130
Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131
Eps 131 Suami Posesif
132
Eps 132 Suami Impian
133
Eps 133 Bahaya Mengintai
134
Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135
Eps 135 Hukuman
136
Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137
Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138
Eps 138 Kelahiran Kedua
139
Eps 139 Diculik
140
Eps 140 Kebersamaan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!