Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul

Makan malam sudah selesai, Monita mulai beranjak untuk membantu para pelayan membereskan meja makan.

“Monita, apa yang akan kamu lakukan?” Tanya Naomi berusaha mencegah Monita.

“Membantu membereskan meja makan Mbak.”

“Ah tidak usah, biar pelayan saja, lebih baik kamu ikut saya, saya akan tunjukkan kamar untukmu.”

“Ta.. tapi Mbak.”

“Sudah ayo.” Naomi mulai menarik pelan tangan Monita dan berlalu meninggalkan ruang makan.

Monita dengan diantar oleh Naomi mulai menaiki anak tangga menuju kamar utama.

“Ini kamarmu.” Ucap Naomi begitu sampai di kamar utama yang tidak lain adalah kamarnya dan juga Ilham.

Monita mulai menyapu seluruh isi kamar yang sangat luas itu dengan matanya, tanpa ada foto pernikahan Ilham dan juga Naomi, semua itu sudah Naomi bereskan, karena Naomi tidak mau Monita merasa tidak enak dan menolak untuk tidur di kamar utama, Naomi sengaja tidak memberitahu Monita kalau kamar yang akan Monita tempati itu adalah kamar utama milik Naomi dan Ilham.

“Kamarnya bagus sekali.” Batin Monita sembari terus menyisiri isi kamar itu.

“Bagaimana apa kamu suka?”

“Suka Mbak, terima kasih ya Mbak.” Jawab Monita sembari menggenggam erat kedua tangan Naomi.

“Iya sama-sama, kamu istirahat dulu ya, aku tinggal keluar.” Ucap Naomi kemudian berlalu meninggalkan Monita sendirian di kamar itu.

Begitu Naomi pergi, Monita segera menghempaskan tubuhnya di kasur empuk itu.

“Nyamannya.” Gumam Monita sembari memejamkan matanya dan tersenyum senang, lalu menutup dirinya dengan selimut sampai ke bagian kepala.

Tak lama pintu kamar pun terbuka, Ilham masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring di samping Monita, Ilham masih tidak tau kalau wanita yang di sampingnya sekarang adalah Monita, jadi dengan spontan dia langsung memeluk tubuh Monita begitu saja.

Merasa sebuah tangan kekar memeluk tubuhnya, mata Minita seketika dibuat terbelalak dengan mulutnya yang mulai menganga, Monita melepaskan tangan kekar itu lalu membuka selimut yang menutupi wajahnya, melihat siapa yang ada dibalik selimut membuat Ilham membulatkan matanya dengan sempurna.

“Kau.” Ucap Ilham lalu dengan segera ia bangkit dari tidurnya karena saking kagetnya.

“Mas!” Pekik Monita yang sama terkejutnya.

“Ada apa ini? Untuk apa kau tidur di kamar saya?” Bentak Ilham saking terkejutnya.

“Kamar Mas? Ini kan kamar saya.”

“Apa katamu?” Ilham mulai memelototinya, membuat nyali Monita ciut dan sontak menundukkan wajahnya.

“Naomi! Naomi!” Teriak Ilham memanggil Naomi.

Tak lama yang dipanggil pun segera datang.

“Iya Mas ada apa?” Tanya Naomi begitu masuk ke dalam kamar.

“Bagaimana wanita ini bisa ada dalam kamar kita?”

Mendengar itu Naomi segera menarik tangan sang suami dan membawanya keluar kamar.

“Ada apa ini sayang?” Tanya Ilham mulai melepas tautan tangannya dari Naomi.

“Mas pelankan suaramu, nanti Monita dengar.”

“Iya kalau begitu jelaskan!”

“Aku yang menyuruh Monita tidur di kamar utama.”

Mendengar itu Ilham mengusap kasar wajahnya.

“Tapi kenapa sayang?”

“Agar dia mendapatkan kamar yang nyaman.”

“Tapi tidak harus di kamar kita, masih banyak kamar yang nyaman yang bisa dia tempati.” Ucap Ilham setengah berbisik.

“Tapi tidak senyaman kamar kita kan Mas.”

“Percayalah, aku hanya ingin memberikan dia tempat yang nyaman dan makan yang baik di rumah ini, tolong kamu mengertilah, aku juga ingin agar kalian bisa melakukan hal itu dengan nyaman.” Lanjut Naomi kemudian.

“Aaggghh terserah kau saja, yang jelas malam ini aku tidak akan tidur di kamar itu bersama dengan dia.” Ujar Ilham lalu beranjak begitu saja menuju kamar tamu.

“Mas!” Panggil Naomi namun Ilham tidak menggubrisnya.

Ilham terus saja melangkah dan tidur di kamar tamu dengan membawa rasa kesalnya.

Naomi pun jadi begitu kalut lalu memjiti pelipisnya yang sedikit berdenyut, dengan satu tangannya yang mengecak pinggang.

“Ada apa Mbak? Mas Ilham mau ke mana?” Tanya Monita tiba-tiba, berhasil membuat Naomi sedikit terkejut.

“Mon… Monita! Sejak kapan kamu di sini?” Tanya Naomi sedikit gugup.

“Sejak Mas Ilham beranjak turun ke bawah.”

“Hah syukurlah.” Batin Naomi mengusap dadanya.

“Mbak kenapa mengusap dada seperti itu?”

“Ah tidak, ya sudah sebaiknya kamu tidur ya, kamu istirahat yang cukup jangan terlalu banyak begadang, tidak baik untuk kesehatan, ayo aku antar lagi ke kamar.” Ajak Naomi kemudian menggiring Monita kembali masuk ke kamar utama.

Monita pun sudah kembali masuk ke dalam kamar utama dengan diantar Naomi.

“Ya sudah Mbak juga mau tidur, kamu juga tidur ya.” Ucap Naomi mengusap lembut pundak Monita lalu berbalik badan untuk keluar dari kamar itu.

“Emm Mbak!” Panggil Monita berhasil menghentikan langkah Naomi.

“Ada apa?” Tanya Naomi kembali membalikkan badannya.

“Tadi Mas Ilham mau ke mana?” Tanya Monita dengan ragu-ragu.

“Ternyata dia juga sudah mulai mengkhawatirkan Mas Ilham.” Batin Naomi dengan tersenyum tipis.

“Mas Ilham hanya turun ke bawah untuk ke taman belakang, tidak apa, sebaiknya kamu tidur saja.”

“Iy.. iya.”

Naomi pun tersenyum lalu kembali beranjak namun lagi-lagi Monita menghentikan langkahnya.

“Ada apa lagi Monita?” Tanya Naomi dengan tenang.

“Tadi kata Mas Ilham ini kamarnya, tapi kenapa Mbak Naomi menyuruh saya tidur di sini.”

“Oh itu, sebelumnya ini memang kamar Mas Ilham, tapi beberapa hari lalu kamar utama sudah di rubah sudah bukan di sini tapi sudah ada di samping kamar ini, jadi kami pindah di kamar sebelah.” Jawab Naomi mencoba mencari alasan.

“Begitu ya Mbak, ya sudah kalau begitu Mbak Naomi tidur saja, maaf sudah banyak bertanya.”

“Tidak apa-apa, ya sudah saya ke kamar saya dulu ya.”

“Iya Mbak.”

Naomi pun beranjak dari kamar itu menuju kamar tamu yang ada di samping kamar utama.

Sementara Ilham tidur di kamar tamu yang ad di lantai dasar, tidak ingin menyakiti hati keduanya, Ilham memilih tidur sendiri dan membiarkan kedua istrinya juga tidur sendiri di kamar mereka masing-masing.

Pagi Hari yang Cerah…

Pagi ini Monita bangun lebih awal, bahkan ia sudah bangun saat sinar mentari belum menyapa dari sela-sela jendela, jam baru menunjukkan pukul 05.00 pagi, ia memasak nasi goreng seafood yang ia sendiri tak tau apa itu menjadi kegemaran Ilham atau tidak.

Menatanya di meja serta secangkir teh dan orange jus, selesai masak ia menuju kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air hangat yang cukup membantu merilekskan tubuhnya saat ini.

Dua puluh menit berlalu dengan cepat kini Monita sudah terlihat menuruni anak tangga dengan keadaan rambut yang masih basah karena baru selesai mandi.

Tak lama Monita mulai mendudukkan dirinya di kursi khusus ruang makan itu.

“Pagi-pagi kamu sudah fresh saja Monita.” Celetuk Naomi tersenyum manis menatap Monita.

“Iya terima kasih Mbak.”

“Siapa yang memasak sarapan pagi ini?” Tanya Ilham kemudian setelah menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.

“Tidak tau Mas mungkin pelayan.” Jawab Naomi karena memang ia juga tidak tau siapa yang sudah menyiapkan sarapan untuk mereka.

“Ternyata pelayan di sini sudah ada kemajuan memasaknya ya, masakannya hari ini sudah semakin enak.” Ucap Ilham yang tak sengaja di dengar oleh salah satu pelayan.

Monita yang mendengar itu hanya tertunduk dan tersipu, karena walaupun dengan cara tidak langsung, Ilham sudah memuji masakannya.

“Maaf tuan muda, tapi semua sarapan di meja ini hasil masakan dari Nona Monita.” Ucap pelayan tiba-tiba memotong ucapan Ilham.

“Apa benar kau yang memasaknya?” Tanya Ilham beralih menatap Monita yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Monita.

“Masakanmu enak Monita, kau punya bakat memasak ternyata.” Puji Naomi kemudian terus menyantap makanannya ke dalam mulut.

“Terima kasih Mbak.”

“Lalu kenapa sejak tadi kau diam saja?” Tanya Ilham dengan nada ketus.

“Mas, jangan terlalu keras padanya.” Ucap Naomi kemudian menggenggam erat tangan sang suami.

Ilham pun terdiam lalu kembali menyantap makanannya hingga kandas, tak lama Ilham mengusap ujung bibirnya dengan tisue lalu beranjak dari tempat duduknya hendak ke kantor.

Naomi mengantar Ilham sampai teras rumah, tanpa disadari Monita juga mengintip mereka dari balik tembok.

Namun tiba-tiba tas bawaan Ilham tertinggal di kamar, Naomi dengan cepat segera berlari menaiki anak tangga untuk mengambil tas Ilham di kamar mereka, sementara Monita tiba-tiba saja muncul dari balik tembok dan memberi kode pada Ilham kalau dasinya miring, Ilham yang tidak mengerti hanya mengangkat kedua pundaknya tanda tak mengerti.

Monita pun berinisiatif untuk berjalan ke arah Ilham dan dengan sigap memperbaiki dasinya yang tampak miring hingga jadi lurus kembali.

“Nah begitu baru benar, perfect.” Ucap Monita dengan mengangkat jempolnya lalu menunjukkan senyum termanisnya.

Melihat senyuman Monita, Ilham pun jadi dibuat tertegun, lalu tiba-tiba Naomi datang dengan membawa tas kantor Ilham sehingga berhasil membuyarkan lamunan Ilham.

“Terima kasih ya sayang.” Ucap Ilham lalu mengecup kening Naomi.

Melihat itu, hati Monita sedikit berdenyut, perasaan sakit hati mulai menyapa dirinya saat melihat suaminya mengecup wanita lain di depannya.

“Tidak tidak, apa yang kau pikirkan Monita? Jelas-jelas yang orang lain di sini adalah kau, kenapa harus sakit hati, Naomi bukan wanita lain tapi dia istri pertama Mas Ilham, yang sudah menempati hati Mas Ilham lebih dulu.” Elak Monita mencoba membuang perasaannya sendiri.

Episodes
1 Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2 Eps 2 Ibu Sakit Keras
3 Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4 Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5 Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6 Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7 Eps 7 Pertemuan Kedua
8 Eps 8 Menikah
9 Eps 9 Majikan yang Energik
10 Eps 10 Ibu Siuman
11 Eps 11 Ditinggal Sendiri
12 Eps 12 Ada Maunya
13 Eps 13 Pindah Rumah
14 Eps 14 Mulai Perhatian
15 Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16 Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17 Kepergian Naomi
18 Eps 18 Mood Rusak
19 Eps 19 Rencana Ke Swis
20 Eps 20 Swiss
21 Eps 21 Bertemu David
22 Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23 Eps 23 Rasa Bersalah
24 Eps 24 Bertengkar!
25 Eps 25 Bersama David
26 Eps 26 Melamar
27 Eps 27 Menantang
28 Eps 27 Menanam Saham
29 Eps 29 Mengungkap Rahasia
30 Eps 30 Pengakuan Cinta
31 Eps 31 Malaikat Kecil
32 Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33 Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34 Eps 34 Sahabat Lama
35 Eps 35 Salah Paham
36 Eps 36 Berbaikan
37 Eps 37 Aksi Penyelamatan
38 Eps 38 Berpisah Sebentar
39 Eps 39 Uneg-uneg Andre
40 Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41 Eps 41 Andre dan Eden
42 Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43 Eps 43 Duka Mendalam
44 Eps 44 Pengakuan
45 Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46 Eps 46 Kembalinya Naomi
47 Eps 47 Perasaan Sensitif
48 Eps 48 Memulai Rencana
49 Eps 49 Hal Tak Terduga
50 Eps 50 Mengaku
51 Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52 Eps 52 Main Kucing-kucingan
53 Eps 53 Karya Terindah
54 Eps 54 Si Merah
55 Eps 55 Bimbang
56 Eps 56 Peluh di Malam Hari
57 Eps 57 Lagi dan Lagi
58 Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59 Eps 59 Belum Direstui
60 Eps 60 Kencan Membawa Ija
61 Eps 61 Gagal
62 Eps 62 Hambar
63 Eps 63 Dia Milikku!
64 Eps 64 Terciduk
65 Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66 Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67 Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68 Eps 68 Makan Hati
69 Eps 69 Diabaikan Lagi
70 Eps 70 Menggoda Eden
71 Eps 71 Pura-pura
72 Eps 72 Mertua Terbaik
73 Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74 Eps 74 Apartemen Baru
75 Eps 75 Nginap Di Apartemen
76 Eps 76 Rencana Dinner
77 Eps 77 Rencana Dinner part 2
78 Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79 Eps 79 Melepas Rindu
80 Eps 80 Kecurigaan Naomi
81 Eps 81 Terciduk Lagi
82 Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83 Eps 83 Terlibat Cekcok
84 Eps 84 Frustasi
85 Eps 85 Titik Terang
86 Eps 86 Akhirnya
87 Eps 87 Bagaikan Second Lead
88 Eps 88 Tak Menyangka!
89 Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90 Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91 Eps 91 Tidak Tau Tempat
92 Eps 92 Pamit
93 Eps 93 Fakta Mencengangkan
94 Eps 94 Terkuak!
95 Eps 95 Variasi
96 Eps 96 Keputusan
97 Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98 Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99 Eps 99 Penyatuan Lagi
100 Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101 Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102 Eps 102 Naomi Sakit Hati
103 Eps 103 Keceplosan
104 Eps 104 Terungkap
105 Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106 Eps 106 Menggoda Iman
107 Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108 Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109 Eps 109 Piknik
110 Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111 Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112 Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113 Eps 113 Berita Miring
114 Eps 114 Licik
115 Eps 115 Penasaran
116 Eps 116 Rahasia Naomi
117 Eps 117 Amarah Mama Nancy
118 Eps 118 Rencana Ilham
119 Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120 Eps 120 Aku Talak Kamu!
121 Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122 Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123 Eps 123 Inilah Saatnya!
124 Eps 124 Hampir Saja!
125 Eps 125 Mahakarya Ilham
126 Eps 126 Benar-benar Bedah
127 Eps 127 Tak Peduli Lagi
128 Eps 128 Pertunangan Eden
129 Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130 Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131 Eps 131 Suami Posesif
132 Eps 132 Suami Impian
133 Eps 133 Bahaya Mengintai
134 Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135 Eps 135 Hukuman
136 Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137 Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138 Eps 138 Kelahiran Kedua
139 Eps 139 Diculik
140 Eps 140 Kebersamaan (End)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2
Eps 2 Ibu Sakit Keras
3
Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4
Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5
Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6
Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7
Eps 7 Pertemuan Kedua
8
Eps 8 Menikah
9
Eps 9 Majikan yang Energik
10
Eps 10 Ibu Siuman
11
Eps 11 Ditinggal Sendiri
12
Eps 12 Ada Maunya
13
Eps 13 Pindah Rumah
14
Eps 14 Mulai Perhatian
15
Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16
Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17
Kepergian Naomi
18
Eps 18 Mood Rusak
19
Eps 19 Rencana Ke Swis
20
Eps 20 Swiss
21
Eps 21 Bertemu David
22
Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23
Eps 23 Rasa Bersalah
24
Eps 24 Bertengkar!
25
Eps 25 Bersama David
26
Eps 26 Melamar
27
Eps 27 Menantang
28
Eps 27 Menanam Saham
29
Eps 29 Mengungkap Rahasia
30
Eps 30 Pengakuan Cinta
31
Eps 31 Malaikat Kecil
32
Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33
Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34
Eps 34 Sahabat Lama
35
Eps 35 Salah Paham
36
Eps 36 Berbaikan
37
Eps 37 Aksi Penyelamatan
38
Eps 38 Berpisah Sebentar
39
Eps 39 Uneg-uneg Andre
40
Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41
Eps 41 Andre dan Eden
42
Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43
Eps 43 Duka Mendalam
44
Eps 44 Pengakuan
45
Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46
Eps 46 Kembalinya Naomi
47
Eps 47 Perasaan Sensitif
48
Eps 48 Memulai Rencana
49
Eps 49 Hal Tak Terduga
50
Eps 50 Mengaku
51
Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52
Eps 52 Main Kucing-kucingan
53
Eps 53 Karya Terindah
54
Eps 54 Si Merah
55
Eps 55 Bimbang
56
Eps 56 Peluh di Malam Hari
57
Eps 57 Lagi dan Lagi
58
Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59
Eps 59 Belum Direstui
60
Eps 60 Kencan Membawa Ija
61
Eps 61 Gagal
62
Eps 62 Hambar
63
Eps 63 Dia Milikku!
64
Eps 64 Terciduk
65
Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66
Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67
Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68
Eps 68 Makan Hati
69
Eps 69 Diabaikan Lagi
70
Eps 70 Menggoda Eden
71
Eps 71 Pura-pura
72
Eps 72 Mertua Terbaik
73
Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74
Eps 74 Apartemen Baru
75
Eps 75 Nginap Di Apartemen
76
Eps 76 Rencana Dinner
77
Eps 77 Rencana Dinner part 2
78
Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79
Eps 79 Melepas Rindu
80
Eps 80 Kecurigaan Naomi
81
Eps 81 Terciduk Lagi
82
Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83
Eps 83 Terlibat Cekcok
84
Eps 84 Frustasi
85
Eps 85 Titik Terang
86
Eps 86 Akhirnya
87
Eps 87 Bagaikan Second Lead
88
Eps 88 Tak Menyangka!
89
Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90
Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91
Eps 91 Tidak Tau Tempat
92
Eps 92 Pamit
93
Eps 93 Fakta Mencengangkan
94
Eps 94 Terkuak!
95
Eps 95 Variasi
96
Eps 96 Keputusan
97
Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98
Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99
Eps 99 Penyatuan Lagi
100
Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101
Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102
Eps 102 Naomi Sakit Hati
103
Eps 103 Keceplosan
104
Eps 104 Terungkap
105
Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106
Eps 106 Menggoda Iman
107
Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108
Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109
Eps 109 Piknik
110
Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111
Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112
Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113
Eps 113 Berita Miring
114
Eps 114 Licik
115
Eps 115 Penasaran
116
Eps 116 Rahasia Naomi
117
Eps 117 Amarah Mama Nancy
118
Eps 118 Rencana Ilham
119
Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120
Eps 120 Aku Talak Kamu!
121
Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122
Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123
Eps 123 Inilah Saatnya!
124
Eps 124 Hampir Saja!
125
Eps 125 Mahakarya Ilham
126
Eps 126 Benar-benar Bedah
127
Eps 127 Tak Peduli Lagi
128
Eps 128 Pertunangan Eden
129
Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130
Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131
Eps 131 Suami Posesif
132
Eps 132 Suami Impian
133
Eps 133 Bahaya Mengintai
134
Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135
Eps 135 Hukuman
136
Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137
Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138
Eps 138 Kelahiran Kedua
139
Eps 139 Diculik
140
Eps 140 Kebersamaan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!