Naomi sedang duduk bersantai di taman belakang rumahnya pagi itu, sembari menikmati segelas susu khusus ibu hamil, kehamilan Naomi sudah masuk bulan ke tujuh, Naomi dan Ilham tampak begitu bahagia karena kehamilan Naomi kali ini adalah impian mereka berdua sejak lama, 5 tahun menikah, menunggu dengan sabar dan berdoa ternyata membuahkan hasil yang tidak mengecewakan, akhirnya Naomi hamil tepat di 5 tahun pernikahan mereka, sehingga patut dianggap sebagai hadiah terindah.
Bahkan Ilham juga semakin posesif dan sangat menjaga Naomi dengan baik selama masa kehamilan ini, kedua orang tua Ilham juga tak kalah bahagianya, akhirnya cucu pertama yang sudah lama di nantikan kini akan segera hadir.
Naomi Ratu
“Sayang, ini mama sudah bawa kan beberapa potongan apel untukmu, buah-buahan sangat baik untuk ibu hamil.” Ujar Nancy ibu kandung Ilham yang kini sudah duduk di samping Naomi dengan seutas senyuman.
Nancy juga berperan dalam membantu menjaga Naomi selama Naomi hamil, bak mertua idaman, dia selalu menyiapkan makanan bergizi untuk sang menantu, bahkan ia melarang pelayan untuk membantunya memasak makanan untuk Naomi karena ia ingin menantunya makan masakan yang dia buat dengan tangannya sendiri, Nancy sama sekali tidak mau melakukan kecerobohan dalam hal merawat menantu kesayangannya itu.
Nancy
“Terima kasih Ma, tapi Naomi mau makan di dalam saja.” Jawab Naomi sembari meraih sepiring buah yang sudah dipotong itu.
“Ya sudah mama bantu bawakan.”
Namun baru saja hendak beranjak, tiba-tiba saja Naomi merasakan nyeri yang hebat di perut dan punggungnya, melihat itu, Nancy pun tersentak dan cemas bukan kepalang.
“Naomi, kamu kenapa nak?” Tanya Nancy yang sontak memegang lengan dan punggung Naomi dengan raut wajah cemas.
“Sakit Ma, perut dan punggung Naomi sakit.” Keluh Naomi sembari memegang perut dan punggungnya secara bersamaan dengan meringis kesakitan.
Tidak sampai disitu saja, mata Nancy seketika dibuat mendelik saat melihat banyaknya darah yang mengalir di kaki Naomi, melihat itu Nancy pun tampak semakin panik, dia segera berteriak memanggil pelayan, tak menunggu lama, pelayan pun segera datang mereka sama terkejutnya saat melihat keadaan Naomi, sehingga tanpa pikir panjang, mereka segera membantu Nancy untuk memapah Naomi masuk ke dalam rumah.
Nancy segera membawa Naomi ke rumah sakit, memanggil supir pribadi mereka untuk mengantarkan mereka ke rumah sakit.
Kini Naomi dan juga Nancy sedang berada di perjalanan menuju rumah sakit, Naomi semakin mengerang kesakitan karena nyeri di perutnya semakin hebat.
“Pak Rudi cepetan dong.” Titah Nancy tampak tak sabaran.
“Baik nyonya.” Pak Rudi selaku supir pribadi keluarga Adhitama itu langsung menginjak pedal gas dan menaikan kecepatan mobil itu dengan kecepatan tinggi.
Tak butuh waktu lama, sampailah mereka di rumah sakit yang dituju, Nancy memerintahkan pak Rudi untuk menggendong Naomi masuk ke dalam IGD rumah sakit itu, melihat itu, perawat dan dokter jaga rumah sakit pun tak tinggal diam, mereka segera mengambil brankar dan membaringkan Naomi di sana.
Kini Naomi sudah di bawah masuk ke ruangan khusus perawatan, Nancy dan pak Rudi menunggu Naomi dengan harap-harap cemas.
Setelah sudah 20 menit menunggu, Nancy pun tersentak dan segera menghubungi Ilham yang masih berada di kantor, saking cemasnya, Nancy sampai lupa menghubungi Ilham.
“Halo Ma.” Jawab Ilham dari seberang telepon.
“Ham, Mama harap kamu segera ke rumah sakit sekarang, Naomi mengalami perdarahan dan nyeri perut hebat, Mama sudah membawanya di rumah sakit dekat rumah kita, sekarang Mama sedang menunggu Naomi yang sedang berada dalam penanganan dokter.”
“Bagaimana bisa Ma?” Tanya Ilham lalu mengusap kasar wajahnya.
“Nanti Mama jelaskan, sekarang kamu cepat ke sini.”
“Baik Ma.” Jawab Ilham langsung mengakhiri panggilan telepon.
“Andre, kau handle semua pekerjaan di kantor, saya akan ke rumah sakit, istri saya mengalami perdarahan hebat.” Titah Ilham saat berpapasan dengan Andre asistennya, yang hendak masuk ke ruangannya namun harus terhenti karena melihat atasannya itu begitu tergesa-gesa keluar dari ruangan.
“Baik pak.” Jawab Andre sembari membungkukkan badan.
Ilham pun berlalu meninggalkan Andre begitu saja, berjalan dengan langkah cepat menuju lift khusus direktur.
Setelah melewati meja resepsionist dan loby kantor, Ilham berjalan cepat menuju basement tempat mobilnya terparkir.
Sisi Lain Club Mewah…
Dengan langkah gontai, Monita berjalan menuju ruangan Mami Bela, dia pun mematung di depan pintu ruangan itu, Monita pun menghela nafas panjang lalu dengan perlahan ia mulai mengetuk pelan pintu ruangan Mami Bela.
“Masuk, tidak di kunci kok.” Jawab Bela dari dalam dengan suara yang tersendat-sendat.
Akhirnya tanpa ragu, Monita memutar gagang pintu dan membukanya, namun alangkah kagetnya Monita saat mendapati pemandangan memalukan itu di depan matanya, sehingga dengan refleks Monita menutup kedua matanya.
Mami Bela sedang kedapatan bercumbu dengan seorang lelaki yang usianya terpaut jauh lebih muda dari Bela.
“Kenapa sayang?” Tanya Bela dengan matanya yang tampak sayu dan nafas yang terengah-engah akibat pergulatan panasnya dengan seorang pria, yang sedang berlangsung namun harus terhenti sejenak karena keberadaan Monita.
Melihat keberadaan Monita, pria itu hendak menghentikan aksinya, namun Mami Bela kembali menarik pelan rambut pria itu dan kembali menengadakan wajah pria itu ke area sensitifnya untuk kembali mencumbuinya.
“Ma..maaf Mam, lebih baik aku tunggu di luar saja.” Ujar Naomi tampak gugup dengan tangan yang masih tertutup di mata.
“Oke beib.”
Monita pun keluar dengan mengusap dadanya, sembari menghembuskan nafas secara kasar, lalu kemudian duduk di depan ruangan Mami Bela dengan jantung yang bergemuru dengan begitu cepat.
Sedangkan Ilham sedang berjalan mondar mandir di depan ruang perawatan istrinya dengan perasaan yang berkecamuk, Ilham tampak begitu cemas, terlihat dari sikapnya yang beberapa kali mengusap kasar wajahnya.
Tak lama Dokter pun keluar dari ruang perawatan Naomi, Ilham dan juga ibunya bergegas menghampiri Dokter yang sudah terlihat berdiri di ambang pintu, dengan raut wajah cemas.
“Dok bagaimana keadaan calon anak dan istri saya?” Tanya Ilham antusias.
“Maaf tuan, kami harus segera melakukan tindakan operasi pada nyonya Naomi untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya, karena janinnya sudah meninggal di dalam kandungan tuan, karena plasenta atau ari-ari dalam rahimnya terlepas, itulah sebabnya mengapa Nyonya Naomi mengalami perdarahan hebat dan nyeri dibagian perut dan punggung.” Jelas sang dokter dengan seksama.
Mendengar itu, Ilham dan juga ibunya tampak syok, Nancy sampai menutup mulutnya yang sedikit menganga karena saking terkejutnya.
“Baiklah, saya permisi dulu, jika tuan bersedia tuan bisa ke ruangan saya untuk menandatangi persetujuan pelaksanaan tindakan operasi.” Ujar Dokter spesialis kandungan itu, sembari menepuk pelan pundak Ilham.
Ilham tampak begitu terpukul, kini Ilham terduduk lesu di kursi depan ruang tunggu itu dengan tatapan kosong, begitu pula halnya dengan Nancy, ia sama terpukulnya dengan Ilham, ia mengusap pelan punggung anaknya itu, menyalurkan kekuatan yang sebenarnya dirinya pun juga rapuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments