Eps 18 Mood Rusak

Monita hanya bisa diam dan tertegun saat para pelayan mulai memindahkan semua barang-barang Ilham ke kamarnya.

Setelah semuanya beres, para pelayan masih berdiri di situ menunggu perintah selanjutnya.

“Tinggalkan kami berdua!” Titah Ilham ketika ia sudah masuk ke kamar utama, seketika itu juga para pelayan langsung menuju pintu keluar.

Tidak sengaja mata Monita begitu lantang dan berani menatap suami yang baru menikah dengannya itu.

Jantungnya kembali memburu apalagi tadi mata Ilham menatapnya tajam.

“Eheem.” Ilham berdehem sebelum memulai pembicaraan.

“Mulai hari ini, saya tidur di sini.”

Monita hanya menatap sampai lupa berkedip, ia malah terpaku pada sosok tampan nan berwibawa di depannya itu.

“Monita! Kamu dengar saya?”

“Iya Mas.” Jawab Monita dengan gelagapan.

Sementara itu Ilham mulai mendudukkan dirinya di sofa kamar mereka, Ilham kemudian menatap layar ponselnya yang menampilkan foto pernikahan dirinya dan Naomi di wallpaper ponselnya, matanya menatap lekat-lekat seolah ingin menyimpan Naomi di pelupuk mata.

“Inikah yang kau inginkan sayang?” Tanya Ilham dalam hati pada gambar tak bernyawa tersebut.

Karena merasa kacau, Ilham mengusap kasar wajahnya, menghela napas panjang lalu keluar dari kamar itu meninggalkan Monita sendirian.

Monita yang melihat tingkah laku Ilham merasa bingung, suaminya tampak begitu frustasi, namun hal apa yang membuat Ilham frustasi Monita tidak tau.

Tak lama pintu kamar kembali terbuka.

“Mas Ilham?”

“Istirahatlah! Persiapkan tubuhmu untuk nanti malam!”

Setelah mengatakan hal itu, Ilham langsung menutup pintu dari depan, tak peduli dengan reaksi Monita saat ia tinggalkan.

“Baik! Lakukan secepat mungkin, buat dia hamil agar Naomi akan cepat kembali!” Sambil berjalan Ilham terus bergumam, berharap istrinya cepat pulang.

Selama ini dia tidak pernah jauh-jauh dari wanita kesayangannya itu, dengan membuat Monita hamil, maka rumah tangganya akan selamat.

Masalah anak akan segera teratasi, hidupnya dan Naomi akan kembali bahagia, sama saat awal mula mereka menikah.

Sementara itu, ketika Ilham sudah memutuskan matang-matang akan memproduksi anak malam ini, kini Monita di kamar yang luas dan lebar itu nampak dilanda kecemasan luar biasa.

Ibu, bagaimana ini?” Lirihnya sembari membayangkan wajah ibunya.

Sejak tadi Monita terus berjalan mondar mandir di kamarnya, terus memainkan jari-jarinya, berjalan dari ranjang sampai kamar mandi, kemudian dilakukan berulang-ulang.

Hingga waktu terus berputar siang yang panas berubah menjadi malam yang dingin.

Tok tok tok..

Terdengar pintu kamar diketuk dari luar, belum juga bertemu dengan suaminya, dahi Monita mulai dipenuhi keringat sebesar jagung.

Susah payah gadis polos nan lugu itu menelan ludahnya sendiri, perasaan cemas dan was-was kini menjalar ke sekujur tubuhnya yang mini.

Malam ini, pria yang baru menikah dengannya itu akan melakukan misi pertamanya, karena tadi pagi Ilham sudah memberikan warning padanya, sebentar lagi Monita harus menampung benih itu, dan bila benih itu berhasil tumbuh, hanya dalam hitungan bulan, Monita akan bisa lepas dari semua jeratan yang mengikat dirinya.

Walau dengan syarat ia harus melepaskan anak yang akan ia lahirkan, namun itu tidak sulit baginya, hanya perlu melahirkan, dibayar terus menghilang dengan membawa banyak uang yang Ilham janjikan.

Namun Monita merasa kaku dan sulit karena di tidak tau bagaimana memulainya, jangankan berhubungan badan, berpacaran saja tidak pernah, lalu bagaimana sikapnya saat Ilham mulai mendekati dirinya?

Tiba-tiba, pesan sang ibu kembali melintasi benak Monita, sebagai perempuan, kita harus pintar menjaga diri agar tidak merugi nantinya.

Seumur hidupnya, Monita selalu mendengarkan petuah yang disampaikan orang yang sudah melahirkan dan merawatnya dengan penuh kasih tersebut, bahkan Monita sudah kelewat menjaga diri, saking patuhnya dia dengan petuah ibunya, dia sampai tak punya teman lelaki satu pun, itulah mengapa dia samapi dilanda cemas yang berlebihan seperti sekarang ini.

Ketakutannya bertambah saat melihat perangai Ilham yang pemarah, sikap dingin Ilham dan suara Ilham yang selalu keras padanya membuat dia takut kalau nanti pria itu akan berbuat kasar padanya, Monita pun dibuat jadi bergidik ngerih, termakan oleh bayang-bayangnya sendiri.

Sedangkan dari luar sana, karena tak kunjung dibuka, Ilham mulai mengedor-ngedor pintu kamarnya, ia merasa kesal karena pintu dikunci dari dalam.

Sementara Monita jadi terperanjat saat pintu kamar digedor-gedor sekuat itu.

Monita memang sengaja mengunci pintu kamar dari dalam, dia begitu takut dengan manusia bernama Ilham itu.

Monita benar-benar takut saat membayangkan apa yang akan terjadi malam ini, bersentuhan dengan lawan jenis saja Monita tidak pernah, Monita mulai gelisah dan berjalan mondar mandir bagai setrikaan dengan perasaan yang campur aduk.

Namun Monita jadi dibuat semakin tersentak saat Ilham meneriaki namanya, barulah Monita mulai bergegas membuka pintu kamarnya.

“Kenapa harus dikunci?” sorot mata itu menatap Monita dengan sangat tajam, membuat nyali Monita menciut, Monita yang awalnya sedikit suka menjawab perkataan Ilham mendadak jadi gugup dan takut malam ini, karena ia tau apa yang akan Ilham lakukan padanya.

“Emmm, ak…aku…”

Gadis dua puluh tahun itu mendadak jadi gadis yang gagap, grogi dan takut membuat lidahnya menjadi keluh.

Monita tidak bisa menjawab pertanyaan Ilham, dia malah menggigit bibir bagian bawahnya yang nampak ranum itu, hal itu berhasil mengalihkan perhatian Ilham, Ilham malah menatap Monita dengan tatapan aneh.

“Kenapa dia malah menggigit bibirnya seperti itu, aku pikir dia gadis polos dan lugu, ternyata aku keliru! Mana ada gadis lugu berasal dari rumah bordil.” Gumam Ilham dalam hati, lalu mulai mengunci pintu.

Kini Monita semakin deg-degan melihat Ilham mengunci pintu kamar, jantung Monita bagaikan dipasang bom yang sebentar lagi akan meledak.

Bulu kuduk Monita berdiri, belum apa-apa Monita sudah meremang duluan, Ilham menyalakan AC, hawa dingin pun kian terasa.

“Apa kamu tidak gerah?” Tanya Ilham sembari meletakkan remote AC di atas nakas.

“Saya lebih suka angin dari jendela Mas.”

Ilham melirik sebentar kemudian langsung duduk di tepi ranjang.

“Apa kamu sudah mandi?”

“Mandi? Kenapa Mas Ilham menyuruhku mandi? Apa tubuhku bau asam?” Tanya Monita sembari mencium kedua ketiaknya.

Ilham tampak mendengus kesal, berhadapan dengan gadis sok polos seperti Monita ini membuat darah Ilham mulai mendidih.

“Tadi sore sudah mandi Mas, apa Mas mau menyuruh saya mandi lagi?” Tanya Monita dengan polosnya.

“Ah sudah-sudah lupakan saja soal mandi!” Sergah Ilham nampak kesal.

“Kenapa dia jadi tampak kesal begitu?” Tanya Monita dalam hati.

“Monita! Jangan pura-pura polos di depan saya!” bentak Ilham tak berperasaan.

Monita memang tak berakting polos, Monita memang begitu apa adanya.

Kini kamar itu kembali hening, karena mood Ilham mulai rusak, Ilham pun berjalan menuju pintu kamar.

“Lebih baik kita tunda saja!” Tegas Ilham menekan handle pintu, malam ini mood Ilham benar-benar buruk, bukan karena Monita, tapi karena kepergian Naomi, karena hanya ada Monita di depannya, ia menjadikan Monita sasaran empuk dari kemarahannya.

Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, sudah pukul 02.00 dini hari, namun Ilham masih setia duduk di ruang keluarga sembari menenggak segelas vodka saking frustasinya ia kehilangan sang belahan jiwa.

Sayup-sayup ia mendengar derap langkah kaki seseorang menuju dapur, mata Ilham menangkap sosok gadis lugu nan polos itu menghentikan langkahnya dan berdiri di depan dispenser untuk mengisi gelas dengan air putih.

“Wanita panggilan itu ternyata belum tidur juga.” Gumam Ilham dalam hati.

Melihat sosok Ilham di ruang keluarga membuat Monita sedikit tersentak dan menyemburkan air putih yang baru saja ia minum keluar dari mulutnya, melihat itu Ilham hanya menggeleng-gelengkan kepala sembari mulai kembali menenggak segelas vodka yang entah sudah gelas keberapa.

“Bikin kaget saja.” Keluh Monita dalam hati sembari mengusap dadanya beberapa kali.

Monita berjalan menuju tempat dimana Ilham sedang terduduk, kini Monita sudah berdiri dihadapannya, ditatapnya Monita dengan tatapan heran.

Kenapa Monita malah menghampirinya, padahal di dalam kamar tadi, Monita terus mengulur waktu, lalu kenapa malah menghampirinya saat di luar, Ilham mulai berprasangka buruk pada Monita, di mata Ilham saat ini Monita tidak lebih dari seorang gadis licik.

Sementara itu, Monita yang teringat tentang ibunya yang sudah sehat dan adiknya sudah kembali bersekolah seperti biasa membuat Monita ingin mengucapkan terima kasih pada Ilham.

Monita mulai meraih tangan Ilham, menyentuhnya dan mengucapkan banyak terima kasih karena sudah banyak membantunya.

Episodes
1 Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2 Eps 2 Ibu Sakit Keras
3 Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4 Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5 Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6 Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7 Eps 7 Pertemuan Kedua
8 Eps 8 Menikah
9 Eps 9 Majikan yang Energik
10 Eps 10 Ibu Siuman
11 Eps 11 Ditinggal Sendiri
12 Eps 12 Ada Maunya
13 Eps 13 Pindah Rumah
14 Eps 14 Mulai Perhatian
15 Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16 Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17 Kepergian Naomi
18 Eps 18 Mood Rusak
19 Eps 19 Rencana Ke Swis
20 Eps 20 Swiss
21 Eps 21 Bertemu David
22 Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23 Eps 23 Rasa Bersalah
24 Eps 24 Bertengkar!
25 Eps 25 Bersama David
26 Eps 26 Melamar
27 Eps 27 Menantang
28 Eps 27 Menanam Saham
29 Eps 29 Mengungkap Rahasia
30 Eps 30 Pengakuan Cinta
31 Eps 31 Malaikat Kecil
32 Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33 Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34 Eps 34 Sahabat Lama
35 Eps 35 Salah Paham
36 Eps 36 Berbaikan
37 Eps 37 Aksi Penyelamatan
38 Eps 38 Berpisah Sebentar
39 Eps 39 Uneg-uneg Andre
40 Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41 Eps 41 Andre dan Eden
42 Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43 Eps 43 Duka Mendalam
44 Eps 44 Pengakuan
45 Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46 Eps 46 Kembalinya Naomi
47 Eps 47 Perasaan Sensitif
48 Eps 48 Memulai Rencana
49 Eps 49 Hal Tak Terduga
50 Eps 50 Mengaku
51 Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52 Eps 52 Main Kucing-kucingan
53 Eps 53 Karya Terindah
54 Eps 54 Si Merah
55 Eps 55 Bimbang
56 Eps 56 Peluh di Malam Hari
57 Eps 57 Lagi dan Lagi
58 Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59 Eps 59 Belum Direstui
60 Eps 60 Kencan Membawa Ija
61 Eps 61 Gagal
62 Eps 62 Hambar
63 Eps 63 Dia Milikku!
64 Eps 64 Terciduk
65 Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66 Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67 Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68 Eps 68 Makan Hati
69 Eps 69 Diabaikan Lagi
70 Eps 70 Menggoda Eden
71 Eps 71 Pura-pura
72 Eps 72 Mertua Terbaik
73 Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74 Eps 74 Apartemen Baru
75 Eps 75 Nginap Di Apartemen
76 Eps 76 Rencana Dinner
77 Eps 77 Rencana Dinner part 2
78 Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79 Eps 79 Melepas Rindu
80 Eps 80 Kecurigaan Naomi
81 Eps 81 Terciduk Lagi
82 Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83 Eps 83 Terlibat Cekcok
84 Eps 84 Frustasi
85 Eps 85 Titik Terang
86 Eps 86 Akhirnya
87 Eps 87 Bagaikan Second Lead
88 Eps 88 Tak Menyangka!
89 Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90 Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91 Eps 91 Tidak Tau Tempat
92 Eps 92 Pamit
93 Eps 93 Fakta Mencengangkan
94 Eps 94 Terkuak!
95 Eps 95 Variasi
96 Eps 96 Keputusan
97 Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98 Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99 Eps 99 Penyatuan Lagi
100 Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101 Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102 Eps 102 Naomi Sakit Hati
103 Eps 103 Keceplosan
104 Eps 104 Terungkap
105 Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106 Eps 106 Menggoda Iman
107 Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108 Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109 Eps 109 Piknik
110 Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111 Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112 Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113 Eps 113 Berita Miring
114 Eps 114 Licik
115 Eps 115 Penasaran
116 Eps 116 Rahasia Naomi
117 Eps 117 Amarah Mama Nancy
118 Eps 118 Rencana Ilham
119 Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120 Eps 120 Aku Talak Kamu!
121 Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122 Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123 Eps 123 Inilah Saatnya!
124 Eps 124 Hampir Saja!
125 Eps 125 Mahakarya Ilham
126 Eps 126 Benar-benar Bedah
127 Eps 127 Tak Peduli Lagi
128 Eps 128 Pertunangan Eden
129 Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130 Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131 Eps 131 Suami Posesif
132 Eps 132 Suami Impian
133 Eps 133 Bahaya Mengintai
134 Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135 Eps 135 Hukuman
136 Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137 Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138 Eps 138 Kelahiran Kedua
139 Eps 139 Diculik
140 Eps 140 Kebersamaan (End)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2
Eps 2 Ibu Sakit Keras
3
Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4
Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5
Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6
Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7
Eps 7 Pertemuan Kedua
8
Eps 8 Menikah
9
Eps 9 Majikan yang Energik
10
Eps 10 Ibu Siuman
11
Eps 11 Ditinggal Sendiri
12
Eps 12 Ada Maunya
13
Eps 13 Pindah Rumah
14
Eps 14 Mulai Perhatian
15
Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16
Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17
Kepergian Naomi
18
Eps 18 Mood Rusak
19
Eps 19 Rencana Ke Swis
20
Eps 20 Swiss
21
Eps 21 Bertemu David
22
Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23
Eps 23 Rasa Bersalah
24
Eps 24 Bertengkar!
25
Eps 25 Bersama David
26
Eps 26 Melamar
27
Eps 27 Menantang
28
Eps 27 Menanam Saham
29
Eps 29 Mengungkap Rahasia
30
Eps 30 Pengakuan Cinta
31
Eps 31 Malaikat Kecil
32
Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33
Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34
Eps 34 Sahabat Lama
35
Eps 35 Salah Paham
36
Eps 36 Berbaikan
37
Eps 37 Aksi Penyelamatan
38
Eps 38 Berpisah Sebentar
39
Eps 39 Uneg-uneg Andre
40
Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41
Eps 41 Andre dan Eden
42
Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43
Eps 43 Duka Mendalam
44
Eps 44 Pengakuan
45
Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46
Eps 46 Kembalinya Naomi
47
Eps 47 Perasaan Sensitif
48
Eps 48 Memulai Rencana
49
Eps 49 Hal Tak Terduga
50
Eps 50 Mengaku
51
Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52
Eps 52 Main Kucing-kucingan
53
Eps 53 Karya Terindah
54
Eps 54 Si Merah
55
Eps 55 Bimbang
56
Eps 56 Peluh di Malam Hari
57
Eps 57 Lagi dan Lagi
58
Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59
Eps 59 Belum Direstui
60
Eps 60 Kencan Membawa Ija
61
Eps 61 Gagal
62
Eps 62 Hambar
63
Eps 63 Dia Milikku!
64
Eps 64 Terciduk
65
Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66
Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67
Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68
Eps 68 Makan Hati
69
Eps 69 Diabaikan Lagi
70
Eps 70 Menggoda Eden
71
Eps 71 Pura-pura
72
Eps 72 Mertua Terbaik
73
Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74
Eps 74 Apartemen Baru
75
Eps 75 Nginap Di Apartemen
76
Eps 76 Rencana Dinner
77
Eps 77 Rencana Dinner part 2
78
Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79
Eps 79 Melepas Rindu
80
Eps 80 Kecurigaan Naomi
81
Eps 81 Terciduk Lagi
82
Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83
Eps 83 Terlibat Cekcok
84
Eps 84 Frustasi
85
Eps 85 Titik Terang
86
Eps 86 Akhirnya
87
Eps 87 Bagaikan Second Lead
88
Eps 88 Tak Menyangka!
89
Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90
Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91
Eps 91 Tidak Tau Tempat
92
Eps 92 Pamit
93
Eps 93 Fakta Mencengangkan
94
Eps 94 Terkuak!
95
Eps 95 Variasi
96
Eps 96 Keputusan
97
Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98
Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99
Eps 99 Penyatuan Lagi
100
Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101
Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102
Eps 102 Naomi Sakit Hati
103
Eps 103 Keceplosan
104
Eps 104 Terungkap
105
Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106
Eps 106 Menggoda Iman
107
Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108
Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109
Eps 109 Piknik
110
Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111
Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112
Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113
Eps 113 Berita Miring
114
Eps 114 Licik
115
Eps 115 Penasaran
116
Eps 116 Rahasia Naomi
117
Eps 117 Amarah Mama Nancy
118
Eps 118 Rencana Ilham
119
Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120
Eps 120 Aku Talak Kamu!
121
Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122
Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123
Eps 123 Inilah Saatnya!
124
Eps 124 Hampir Saja!
125
Eps 125 Mahakarya Ilham
126
Eps 126 Benar-benar Bedah
127
Eps 127 Tak Peduli Lagi
128
Eps 128 Pertunangan Eden
129
Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130
Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131
Eps 131 Suami Posesif
132
Eps 132 Suami Impian
133
Eps 133 Bahaya Mengintai
134
Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135
Eps 135 Hukuman
136
Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137
Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138
Eps 138 Kelahiran Kedua
139
Eps 139 Diculik
140
Eps 140 Kebersamaan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!