Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri

“Apa maksudmu? Kenapa kau tega berbicara seperti itu padaku?” Tanya Ilham dengan tatapan tak menyangka.

“Karena hanya itu lah jalan satu-satunya.”

“Tidak Naomi, apa kamu sudah gila? Aku tidak mau menikah lagi, semenjak kita menikah dan semenjak aku mengucapkan akad di depan ayahmu, saat itu juga aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau aku akan terus mencintaimu sampai hembusan nafas terakhir.” Jelas Ilham mengguncang pelan pundak Naomi.

“Tapi Mas…”

“Sudah cukup, lebih baik kau istirahat sekarang, kamu baru saja siuman jangan banyak memikirkan hal-hal aneh.” Tutur Ilham sembari membaringkan tubuh sang istri yang mulai terdiam lalu kembali menyelimutinya.

Di sebuah kamar kost….

“Uangnya hanya 20 juta, tidak cukup untuk biaya operasi ibu.” Keluh Monita seorang diri dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Malam ini entah kenapa tamunya hanya sedikit sehingga Monita hanya kebagian satu tamu, sebenarnya bayarannya cukup mahal untuk ukuran tamu yang Monita temani dalam 1 malam, namun biaya operasi ibunya lebih banyak dari itu, makanya Monita merasa masih kurang.

Waktu sudah mengarah ke angka 00.30 malam artinya sudah 24 jam waktu yang di tentukan untuk ibu Monita.

Monita segera meraih ponselnya di saku celana dan mulai menghubungi sang adik.

Setelah beberapa kali di telepon, akhirnya Eden mengangkat telepon dari Monita.

“Halo kak.” Jawab Eden dengan suara khas bangun tidur.

“Den bagaimana keadaan ibu?” Tanya Monita antusias.

“Tadi dokter memasang beberapa alat di tubuh ibu untuk mencegah beberapa resiko yang akan terjadi, dan sekarang ibu sudah lumayan tenang, namun kata dokter ibu harus segera di operasi paling lambat 3 hari ke depan.” Jelas Eden dengan detail.

Mendengar itu Monita sedikit bernafas lega, ibunya ternyata tidak apa-apa, waktu 3 hari yang diberikan dokter menurut Monita cukup lama untuk Monita mengumpulkan uang, malam nanti, Monita akan bekerja lebih keras lagi.

Tiga hari kemudian, tibalah waktu dimana Naomi sudah bisa pulang, keadaan Naomi hari ini sudah jauh lebih baik, tapi tidak dengan hatinya, Naomi masih belum bisa menerima kenyataan atas apa yang terjadi padanya saa ini.

Sekitar pukul 12.00 siang, Naomi sudah bisa pulang setelah semuanya sudah beres, mereka pulang dengan dijemput pak Rudi selaku supir pribadi mereka.

Sepanjang jalan, Naomi tampak diam sembari menatap ke luar jendela mobil, Naomi tidak sedang melihat pohon-pohon atau gedung-gedung pencakar langit, tapi hanya menatap kosong ke arah luar, sementara Ilham yang melihat tingkah laku istrinya berinisiatif meraih tangan sang istri dan menggenggamnya.

Begitu sampai rumah, Naomi langsung disambut hangat oleh Nancy, Nancy sudah menghidangkan makanan kesukaan Naomi.

“Sayang, kamu harus makan yang banyak, Mama sudah menyiapkan semua ini khusus untuk menyambut kepulangan mu.” Ujar Nancy mendudukkan Naomi di kursi khusus meja makan.

“Terima kasih Ma.” Jawab Naomi lalu tersenyum singkat pada sang mertua.

“Jadi cuma Naomi aja nih yang disuru makan, apa anaknya tidak disuru makan juga?” Protes Ilham pada sang ibu.

“Kamu kan sudah bisa ambil sendiri, lagi pula kamu tidak sakit jadi untuk apa Mama melayani kamu.” Ketus Nancy sembari menyendokan nasi untuk menantu kesayangannya itu.

“Mulai mulai…” Seru Agam yang kini ikut bergabung di meja makan.

Naomi pun begitu bahagia melihat orang tua keduanya ini, dari dulu sampai sekarang, sikap mertuanya pada Naomi masih tetap sama, mereka masih menyayangi dan memperhatikan Naomi dengan begitu tulus, bahkan mereka tidak pernah membeda-bedakan antara Naomi dan Ilham.

“Makan ini juga ya sayang, kata orang, ini sangat bagus untuk meningkatkan kesuburan, nanti kalau sudah selesai masa nifas, kamu harus rajin-rajin makan ini tiap hari, supaya cepat ngisi lagi.” Tutur Nancy sembari mengusap-ngusap lembut perut Naomi yang sudah tampak rata.

Naomi pun menatap Ilham dengan tatapan sendu, Ilham yang mengerti tatapan itu langsung meraih tangan Naomi dari balik meja dan menggenggamnya demi menyalurkan kekuatan untuk sang istri.

Makan siang berjalan dengan damai, Naomi dan juga Ilham masuk ke kamar mereka.

Begitu sampai kamar Naomi langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi datar, pernyataan Mama Nancy tadi berhasil mengundang perasaan sesak di hati Naomi, bagaimana tidak, mama mertuanya masih menyimpan harapan besar untuknya.

Naomi memilih berdiri di balkon kamar mereka dan menatap langit cerah dengan matahari yang begitu terik siang itu.

Sementara Ilham menghampiri Naomi dan memeluknya dari belakang, sembari menyandarkan dagunya di pundak sang istri.

“Mas, apa boleh aku meminta sesuatu darimu?” Tanya Naomi mengusap lembut lengan Ilham yang melingkar di pinggangnya.

“Asal bukan permintaan konyol seperti yang kau minta semalam di rumah sakit.” Jawab Ilham dengan singkat.

Mendengar itu, Naomi kembali terdiam dan melepaskan pelukan Ilham dari tubuhnya, lalu berjalan menuju ranjang dan berbaring membelakangi Ilham.

Ilham yang melihat itu ikut menyusul Naomi menuju ranjang, membuka kedua sepatunya dan berbaring di samping sang istri, sembari memeluk erat tubuh mungil Naomi dari belakang.

“Jujur, aku tidak sanggup memenuhi keinginanmu itu, aku tidak mau membagi cintaku dengan siapa pun, tolong mengertilah sayang.” Bisik Ilham tepat di telinga Naomi.

“Tapi aku benar-benar ingin kau mengabulkan permintaan ku itu Mas, aku melihat jauh ke dalam manik mata Mama, dia begitu menginginkan seorang cucu dan dia meletakkan harapan besar itu padaku.”

“Tapi sayang…”

“Stop menolak ku Mas!” Pekik Naomi bangkit dari tidurnya dan berbalik badan menatap Ilham.

Ilham pun sedikit tersentak dan ikut bangkit dari tidurnya, kini mereka sedang duduk di atas ranjang saling berhadap-hadapan.

“Kalau kau tidak menuruti permintaanku ini, lebih baik kita cerai saja.” Cetus Naomi memberi ancaman.

Mendengar itu Ilham tampak syok bukan kepalang, bagaimana tidak, istri tercintanya mengucapkan kata cerai di depannya, kata yang paling dibenci Ilham, bahkan selama 5 tahun ini, meski mereka terkadang bertengkar hebat, Naomi tidak pernah mengucapkan kata cerai.

“Apa hanya karena untuk memenuhi keinginan konyolmu ini kau berani mengucap cerai di depanku?” Kata Ilham dengan tatapan tak percaya.

“Masih banyak jalan keluar lain selain menikah lagi sayang, kita bisa mengadopsi anak di panti asuhan, kenapa begitu saja harus di permasalahkan.”

“Aku tidak ingin anak adopsi, aku hanya ingin anak darimu Mas, meski pun dari rahim wanita lain, asalkan itu anak kandungmu, aku akan berbesar hati menerimanya, lagi pula kita sudah terlanjut menutupi ini dari Mama dan Papa, jadi mari kita lanjutkan dengan sandiwara juga, toh semua ini juga untuk kebahagiaan orang tuamu.” Tukas Naomi dengan buliran bening yang mulai terlihat menggenang di pelupuk matanya.

“Tidak, aku tidak akan mau.” Tegas Ilham mulai beranjak dari ranjang dan melangkahkan kaki hendak keluar dari kamar mereka.

“Baiklah kalau begitu ceraikan aku!” Langkah Ilham sontak terhenti, ia membalikan badannya dan menatap Naomi dengan mata berkaca-kaca.

Ilham begitu takut kehilangan Naomi, karena Naomi adalah cinta pertamanya dan juga cinta matinya, membayangkan hidup tanpa Naomi saja terasa begitu menyiksa, apa lagi jika itu benar-benar terjadi.

Ilham lelaki tampan dan setia, bahkan kesetiaannya sudah terbukti dari semenjak mereka pacaran hingga 5 tahun menikah, semenjak menambatkan hatinya untuk Naomi, Ilham tidak pernah lagi melirik apalagi sampai menggandeng wanita lain lagi, baginya Naomi adalah istri yang sempurna, bukan hanya cantik parasnya tapi juga cantik hatinya.

“Baiklah, aku akan mengabulkan permintaan mu ini, tapi dengan syarat, biar aku yang memilih perempuan mana yang akan aku peristri.” Ucap Ilham dengan putus asa.

“Benarkah? Jadi Mas mau menuruti permintaanku?” Tanya Naomi dengan wajah berseri-seri.

Ilham hanya menganggukan kepala, bahkan dia tidak menyangka betapa bahagianya sang istri ketika ia mengiyakan apa yang menjadi keinginan istrinya kini, menurutnya Naomi terlalu terobsesi ingin memiliki seorang anak.

“Terima kasih Mas.” Naomi berjalan mendekati Ilham dan memeluk tubuh tegap suaminya itu dengan erat saking bahagianya.

“Kamu tenang saja, kamu tidak akan hidup selamanya dengan wanita keduamu itu, karena aku juga tidak merelakannya, kita cukup berikan dia uang yang banyak, kemudian anakmu nanti akan kita rawat dan besarkan bersama-sama, lalu setelah itu, kamu ceraikan wanita itu.” Ucap Naomi melonggarkan pelukannya dan mendongakan kepalanya menatap Ilham yang lebih tinggi darinya.

Ilham segera melepaskan tautan tubuh mereka dan berlalu pergi meninggalkan Naomi sendirian di kamar.

“Aku mau ke toilet.” Ucap Ilham singkat.

Episodes
1 Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2 Eps 2 Ibu Sakit Keras
3 Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4 Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5 Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6 Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7 Eps 7 Pertemuan Kedua
8 Eps 8 Menikah
9 Eps 9 Majikan yang Energik
10 Eps 10 Ibu Siuman
11 Eps 11 Ditinggal Sendiri
12 Eps 12 Ada Maunya
13 Eps 13 Pindah Rumah
14 Eps 14 Mulai Perhatian
15 Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16 Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17 Kepergian Naomi
18 Eps 18 Mood Rusak
19 Eps 19 Rencana Ke Swis
20 Eps 20 Swiss
21 Eps 21 Bertemu David
22 Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23 Eps 23 Rasa Bersalah
24 Eps 24 Bertengkar!
25 Eps 25 Bersama David
26 Eps 26 Melamar
27 Eps 27 Menantang
28 Eps 27 Menanam Saham
29 Eps 29 Mengungkap Rahasia
30 Eps 30 Pengakuan Cinta
31 Eps 31 Malaikat Kecil
32 Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33 Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34 Eps 34 Sahabat Lama
35 Eps 35 Salah Paham
36 Eps 36 Berbaikan
37 Eps 37 Aksi Penyelamatan
38 Eps 38 Berpisah Sebentar
39 Eps 39 Uneg-uneg Andre
40 Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41 Eps 41 Andre dan Eden
42 Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43 Eps 43 Duka Mendalam
44 Eps 44 Pengakuan
45 Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46 Eps 46 Kembalinya Naomi
47 Eps 47 Perasaan Sensitif
48 Eps 48 Memulai Rencana
49 Eps 49 Hal Tak Terduga
50 Eps 50 Mengaku
51 Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52 Eps 52 Main Kucing-kucingan
53 Eps 53 Karya Terindah
54 Eps 54 Si Merah
55 Eps 55 Bimbang
56 Eps 56 Peluh di Malam Hari
57 Eps 57 Lagi dan Lagi
58 Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59 Eps 59 Belum Direstui
60 Eps 60 Kencan Membawa Ija
61 Eps 61 Gagal
62 Eps 62 Hambar
63 Eps 63 Dia Milikku!
64 Eps 64 Terciduk
65 Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66 Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67 Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68 Eps 68 Makan Hati
69 Eps 69 Diabaikan Lagi
70 Eps 70 Menggoda Eden
71 Eps 71 Pura-pura
72 Eps 72 Mertua Terbaik
73 Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74 Eps 74 Apartemen Baru
75 Eps 75 Nginap Di Apartemen
76 Eps 76 Rencana Dinner
77 Eps 77 Rencana Dinner part 2
78 Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79 Eps 79 Melepas Rindu
80 Eps 80 Kecurigaan Naomi
81 Eps 81 Terciduk Lagi
82 Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83 Eps 83 Terlibat Cekcok
84 Eps 84 Frustasi
85 Eps 85 Titik Terang
86 Eps 86 Akhirnya
87 Eps 87 Bagaikan Second Lead
88 Eps 88 Tak Menyangka!
89 Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90 Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91 Eps 91 Tidak Tau Tempat
92 Eps 92 Pamit
93 Eps 93 Fakta Mencengangkan
94 Eps 94 Terkuak!
95 Eps 95 Variasi
96 Eps 96 Keputusan
97 Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98 Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99 Eps 99 Penyatuan Lagi
100 Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101 Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102 Eps 102 Naomi Sakit Hati
103 Eps 103 Keceplosan
104 Eps 104 Terungkap
105 Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106 Eps 106 Menggoda Iman
107 Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108 Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109 Eps 109 Piknik
110 Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111 Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112 Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113 Eps 113 Berita Miring
114 Eps 114 Licik
115 Eps 115 Penasaran
116 Eps 116 Rahasia Naomi
117 Eps 117 Amarah Mama Nancy
118 Eps 118 Rencana Ilham
119 Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120 Eps 120 Aku Talak Kamu!
121 Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122 Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123 Eps 123 Inilah Saatnya!
124 Eps 124 Hampir Saja!
125 Eps 125 Mahakarya Ilham
126 Eps 126 Benar-benar Bedah
127 Eps 127 Tak Peduli Lagi
128 Eps 128 Pertunangan Eden
129 Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130 Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131 Eps 131 Suami Posesif
132 Eps 132 Suami Impian
133 Eps 133 Bahaya Mengintai
134 Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135 Eps 135 Hukuman
136 Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137 Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138 Eps 138 Kelahiran Kedua
139 Eps 139 Diculik
140 Eps 140 Kebersamaan (End)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Eps 1 Menafkahi Adik dan Ibunya
2
Eps 2 Ibu Sakit Keras
3
Eps 3 Naomi Tertimpa Musibah
4
Eps 4 Mendapat Pekerjaan Baru
5
Eps 5 Permintaan Konyol Naomi
6
Eps 6 Mengabulkan Permintaan Sang Istri
7
Eps 7 Pertemuan Kedua
8
Eps 8 Menikah
9
Eps 9 Majikan yang Energik
10
Eps 10 Ibu Siuman
11
Eps 11 Ditinggal Sendiri
12
Eps 12 Ada Maunya
13
Eps 13 Pindah Rumah
14
Eps 14 Mulai Perhatian
15
Eps 15 Pertemuan Perdana Istri Pertama dan Istri Kedua
16
Eps 16 Rasa yang Mulai Muncul
17
Kepergian Naomi
18
Eps 18 Mood Rusak
19
Eps 19 Rencana Ke Swis
20
Eps 20 Swiss
21
Eps 21 Bertemu David
22
Eps 22 Menjebol Gawang Monita
23
Eps 23 Rasa Bersalah
24
Eps 24 Bertengkar!
25
Eps 25 Bersama David
26
Eps 26 Melamar
27
Eps 27 Menantang
28
Eps 27 Menanam Saham
29
Eps 29 Mengungkap Rahasia
30
Eps 30 Pengakuan Cinta
31
Eps 31 Malaikat Kecil
32
Eps 32 Firasat Seorang Ibu
33
Eps 33 Akhirnya Ilham Tau
34
Eps 34 Sahabat Lama
35
Eps 35 Salah Paham
36
Eps 36 Berbaikan
37
Eps 37 Aksi Penyelamatan
38
Eps 38 Berpisah Sebentar
39
Eps 39 Uneg-uneg Andre
40
Eps 40 Sembunyi-sembunyi
41
Eps 41 Andre dan Eden
42
Eps 42 Tidur Dengan Ibu
43
Eps 43 Duka Mendalam
44
Eps 44 Pengakuan
45
Eps 45 Mengetahui Pelakunya
46
Eps 46 Kembalinya Naomi
47
Eps 47 Perasaan Sensitif
48
Eps 48 Memulai Rencana
49
Eps 49 Hal Tak Terduga
50
Eps 50 Mengaku
51
Eps 51 Di Bawah Taburan Bintang
52
Eps 52 Main Kucing-kucingan
53
Eps 53 Karya Terindah
54
Eps 54 Si Merah
55
Eps 55 Bimbang
56
Eps 56 Peluh di Malam Hari
57
Eps 57 Lagi dan Lagi
58
Eps 58 Menyalami Tangan Suami
59
Eps 59 Belum Direstui
60
Eps 60 Kencan Membawa Ija
61
Eps 61 Gagal
62
Eps 62 Hambar
63
Eps 63 Dia Milikku!
64
Eps 64 Terciduk
65
Eps 65 Aku Tidak Sebrengsek Itu!
66
Eps 66 Mbak Naomi Sudah Berubah!
67
Eps 67 Suasan Rumah Jadi Tak Nyaman
68
Eps 68 Makan Hati
69
Eps 69 Diabaikan Lagi
70
Eps 70 Menggoda Eden
71
Eps 71 Pura-pura
72
Eps 72 Mertua Terbaik
73
Eps 73 Selalu Ada Kesempatan
74
Eps 74 Apartemen Baru
75
Eps 75 Nginap Di Apartemen
76
Eps 76 Rencana Dinner
77
Eps 77 Rencana Dinner part 2
78
Eps 78 Cemburu Menguras Hati
79
Eps 79 Melepas Rindu
80
Eps 80 Kecurigaan Naomi
81
Eps 81 Terciduk Lagi
82
Eps 82 Tak Ada Lagi Kesempatan
83
Eps 83 Terlibat Cekcok
84
Eps 84 Frustasi
85
Eps 85 Titik Terang
86
Eps 86 Akhirnya
87
Eps 87 Bagaikan Second Lead
88
Eps 88 Tak Menyangka!
89
Eps 89 Menolak Namun Tubuh Berkhianat
90
Eps 90 Dikta Anugerah Adhitama
91
Eps 91 Tidak Tau Tempat
92
Eps 92 Pamit
93
Eps 93 Fakta Mencengangkan
94
Eps 94 Terkuak!
95
Eps 95 Variasi
96
Eps 96 Keputusan
97
Eps 97 Ilham Keterlaluan! (Mama Nancy)
98
Eps 98 Kekaguman Mama Nancy
99
Eps 99 Penyatuan Lagi
100
Eps 100 Mama Nancy Merindukan Dikta
101
Eps 101 Mama Nancy Gagal Diet
102
Eps 102 Naomi Sakit Hati
103
Eps 103 Keceplosan
104
Eps 104 Terungkap
105
Eps 105 Larangan Mutlak Mama Nancy
106
Eps 106 Menggoda Iman
107
Eps 107 Hanya Karena Gadis Belia
108
Eps 108 Berdamai Dengan Keadaan
109
Eps 109 Piknik
110
Eps 110 Cinta yang Tak Main-main
111
Eps 111 Siapa Pelaku Pembunuh Ibu?
112
Eps 112 Memperkenalkan Monita di Depan Umum
113
Eps 113 Berita Miring
114
Eps 114 Licik
115
Eps 115 Penasaran
116
Eps 116 Rahasia Naomi
117
Eps 117 Amarah Mama Nancy
118
Eps 118 Rencana Ilham
119
Eps 119 Fakta Kematian Ibu
120
Eps 120 Aku Talak Kamu!
121
Eps 121 Perang Batin Karena Eden
122
Eps 122 Ungkapan Cinta Andre
123
Eps 123 Inilah Saatnya!
124
Eps 124 Hampir Saja!
125
Eps 125 Mahakarya Ilham
126
Eps 126 Benar-benar Bedah
127
Eps 127 Tak Peduli Lagi
128
Eps 128 Pertunangan Eden
129
Eps 129 Akhir Kisah Naomi
130
Eps 130 Calon Pewaris Tahta
131
Eps 131 Suami Posesif
132
Eps 132 Suami Impian
133
Eps 133 Bahaya Mengintai
134
Eps 134 Ilham Tidak Sebodoh Itu
135
Eps 135 Hukuman
136
Eps 136 Pertemuan Tak Terduga
137
Eps 137 Sekilas Tentang Kisah Cinta Segiempat
138
Eps 138 Kelahiran Kedua
139
Eps 139 Diculik
140
Eps 140 Kebersamaan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!