Bab 20

❤️ Happy Reading ❤️

Sira yang terus memaksa pulang, membuat dokter pun mau tak mau mengijinkannya dengan catatan dirinya harus banyak istirahat serta rutin mengkonsumsi obat yang telah di resepkan untuknya.

"Biar aku dan Riko yang nganter Sira pulang Ma." kata Davin. "Mama dan Papa sebaiknya juga pulang dan istirahat karena hari juga sudah cukup larut." kata Davin.

"Tapi mama ... " kata mama Dinar.

"Benar apa yang di katakan putra kita Ma, lebih baik kita juga pulang, biar mereka yang mengantarkan Sira ke rumahnya." potong papa Diki yang sudah bisa menebak jika sang istri ingin protes ketika di minta untuk pulang.

"Ya sudah kalau begitu." kata mama Dinar dengan pasrah, mau membantah pun tak akan bisa bila kedua pria yang mengisi hati dan hidupnya itu sudah mengatakan hal yang sama. "Sira sayang, baik-baik ya Nak, istirahat yang cukup." kata mama Dinar memegang tangan Sira.

"Iya Tan, maaf sudah membuat semua orang jadi khawatir." ucap Sira dengan menundukkan kepalanya.

"Enggak sayang, kamu gak perlu minta maaf ... kamu gak salah, semua terjadi begitu saja, toh ini juga bukan keinginan kamu." kata mama Dinar sedikit mengelus pipi Sira agar gadis itu tak terus merasa tak enak hati.

"Ya sudah ayo kita pulang, kita bareng aja keluarnya." ajak papa Diki.

"Ayo aku bantu duduk di kursi roda." kata Davin yang hendak memposisikan dirinya untuk membopong Sira.

"Enggak usah Vin, aku bisa jalan jadi gak perlu menggunakan kursi roda." tolak Sira.

"Pakai kursi roda atau aku gendong kamu sampai lobi." ancam Davin.

Sira menghembuskan nafasnya dan memilih pasrah mengikuti kemauan Davin dari pada dia harus malu karena sepanjang koridor sampai lobi rumah sakit di gendong Davin, lagi pula kenapa juga pemuda itu terlalu berlebihan padahal dirinya hanya tinggal sedikit lemas saja bukan lumpuh kakinya, jadi masih bisa jalan.

Mama Dinar dan papa Diki yang melihat kelakuan putra sulungnya pun tersenyum, tak pernah putranya itu seperhatian ini pada wanita lain.

❤️

"Jangan bilang ibu kalau tadi aku sempat masuk rumah sakit ya ... " pinta Sira dengan tatapan memohon.

"Enggak, ibu harus tau karena ibu berhak tau." kata Davin.

"Aku gak mau ibu khawatir, jadi tolong jangan beri tau ya ... plis." kata Sira lagi dengan kedua tangan di satukan di depan dadanya tanda memohon.

"Huft baiklah tapi dengan syarat." kata Davin seusai menghela nafasnya.

"Apa?" tanya Sira.

"Besok ah bukan besok saja tapi tiga hari kedepan kamu harus beristirahat dengan benar di rumah, gak boleh masuk kerja." jawab Davin.

"Ya gak bisa gitu dong Dav, aku itu sudah gak kenapa-napa, jadi ... " kata Sira yang berusaha membantah.

''Iya atau tidak!" tegas Davin. "Atau kamu lebih memilih untuk aku kasih tau ibu." ancamnya.

"Iya ... iya ... aku gak kerja." kata Sira pada akhirnya. "Gitu aja pakek ngancem segala." gumamnya.

"Bagus, gadis pintar." puji Davin dengan mengelus puncak kepala Sira.

Entah kenapa setelah seperkian menit mata Sira begitu berat hingga membuatnya terlelap begitu saja.

Davin yang melihat itu pun langsung menarik kepala Sira agar bersandar di pundaknya, bahkan Davin pun sempat ikut memejamkan matanya sejenak.

"Kita sudah sampai Tuan." kata Riko yang sudah memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah Sira.

Melihat Sira yang masih begitu lelap membuat Davin tak tega untuk membangunkannya, sehingga pemuda itu lebih memilih untuk membawa ala bridal style menuju ke rumahnya.

Tok

Tok

Tok

Cklek

"Assalamualaikum tante." salam Davin dapat ibu Lena membukakan pintu.

"Waalaikumsalam, Sira kenapa Nak Davin?" tanya ibu Lena yang entah kenapa sejak tadi dirinya tak bisa tidur dan terus memikirkan Sira yang belum pulang apalagi hari sudah hampir tengah malam.

"Sira tidur Tante." jawab Davin. "Dimana kamar Sira Tante, biar Davin bawa ke sana." kata Davin lagi.

Ibu Lena pun menunjukan dimana letak kamar Sira sedangkan Riko memilih untuk menunggu di ruang tamu.

"Ada yang ingin Davin katakan sama Tante." kata Davin seusai meletakan tubuh Sira di atas tempat tidur dan tak lupa pula untuk menyelimutinya.

"Kita bicara di luar ya." kata ibu Lena yang di angguki oleh Davin.

❤️

"Ada apa Nak?" tanya ibu Lena setelah mereka berdua duduk di ruang tamu. "Dan ini siapa?" tanyanya ke arah sosok Riko.

"Oh ini Riko asisten saya Tante." jawab Davin. "Tapi Davin minta Tante jangan bilang sama Sira ya kalau Tante tau hal ini, karena Sira gak mau membuat Tante merasa khawatir." kata Davin lagi.

"Iya ibu janji, jadi sebenarnya ada apa ini?" tanyanya lagi dengan penuh penasaran.

"Sebelumnya saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya Tante, karena gak bisa menjaga Sira." ucap Davin yang membuat hati ibu Lena semakin bertanya-tanya tentang apa yang terjadi dengan sang putri.

Davin menceriakan serentetan kejadian malam ini pada ibu Lena tanpa ada yang di tutup-tutupi, karena menurut dirinya ibu Lena berhak tau apa yang terjadi dengan putrinya sendiri.

"Astaghfirullah ... Sira." sahut ibu Lena dengan wajah sendu dan mulut yang spontan di tutup dengan telapak tangannya. "Kanapa dia mengalami hal ini lagi ... " kata ibu Lena lagi yang membuat Davin serta Riko saling tatap.

"Lagi? Maksudnya gimana Tante?" tanya Davin.

Ibu Lena pun menceritakan dimana Sira pernah di kurung di toilet sekolahnya dulu saat dirinya masih sekolah dasar, teman-temannya mengurung Sira di toilet dan batu di temukan setelah para siswa sudah pulang karena tukang bersih-bersih sekolah hendak membersihkan tempat tersebut.

Karena kejadian itu, Sira bahkan sampai sakit dan dengan terpaksa ibu Lena juga harus memisahkan Sira dari sekolahnya, karena putrinya itu sama sekali tak mau berangkat sekolah lagi jika masih di sana.

Namun saat Sira memasuki sekolah menengah atas, dirinya kembali lagi di pertemukan dengan teman-teman sekolah dasar yang membulinya itu.

Sira kembali mengalami hal yang sama, bahkan lebih parah ... tangan dan kaki Sira di ikat dengan tali, bahkan mulutnya pun di tutup dengan lakban sehingga Sira tak bisa teriak untuk minta tolong.

Dan Sira di temukan pada malam hari dengan keadaan pingsan dan membuatnya trauma, sehingga sampai Sira tak pernah mengunci pintu kamar mandi jika dirinya berada di dalamnya.

"Apa Tante tak melaporkan ini ke pihak sekolah atau bahkan pihak berwajib? Itu sudah merupakan tindakan kriminal Tante." kata Davin yang baru mengetahui apa penyebab Sira seperti itu saat di rumah sakit tadi.

"Ke pihak sekolah sudah, namun tak ada tindakan apa-apa, bahkan malah Sira yang di salahkan di sana karena di duga berani membuat masalah dan kami pun di beri tau jika tak boleh melaporkannya ke pihak berwajib." jawab ibu Lena.

"Kenapa seperti itu Tante?" tanya Davin yang tak habis pikir dengan apa yang baru saja di ceritakan ibu Lena.

"Kami ini hanya orang kecil, tak akan mampu melawan orang kaya yang berkuasa Nak." jawab ibu Lena.

Karena hari sudah malam, bahkan sangat malam, akhirnya Davin dan Riko pun pamit.

Terpopuler

Comments

ira

ira

kasian Sira pantesan aja sampe pingsan gtu dia krna trauma

2024-04-06

8

Yenih Tjan

Yenih Tjan

kalau ada yg membully lawan saja jangan takut/Chuckle/

2024-04-01

0

Alanna Th

Alanna Th

wkt sd aq prnh dbully, tp ma"q mndatangi klg s pmbully shg anak" mrk gk brani lg. pa"q punya bedil utk brburu n brgaul baik dg polisi" n org" d kejaksaan. gk ada lg yg brani mcm" lg

2024-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!