Bab 10

❤️ Happy Reading ❤️

"Gimana semalam jalan sama nak Davin sayang?" tanya ibu Lena saat dia duduk berdua bersama sang putri untuk sarapan pagi bersama.

"Ya gak gimana-gimana Bu." jawab Sira. "O iya Bu, besok Sira mau di ajak ke rumah orangtua Davin." katanya lagi memberi tahu.

Sira memang selalu terbuka dengan sang ibu, namanya juga sama ibu sendiri ya kan apalagi mereka sekarang juga cuma tinggal berdua saja ... sama-sama berjuang dalam keras serta pahitnya sebuah kehidupan.

"Cuma main biasa aja Bu." kata Sira lagi saat sang ibu tak mengeluarkan suara sepatah kata pun dan hanya merespon dengan menatap ke arahnya. "Sebenarnya semalam aku juga dari sana Bu, dan mamanya minta aku ke sana lagi besok." ceritanya.

"Gimana tanggapan keluarganya Nak?" tanya ibu Lena. "Maksud Ibu bagaimana respon mereka sama kamu ... karena kita ini hanya orang biasa Nak, sangat jauh beda dengan mereka." kata ibu Lena lagi yang mempunyai perasaan takut juga khawatir jika anaknya akan merasakan yang namanya sakit hati seperti dirinya juga putrinya yang lain jika mengingat keluarga kekasih putrinya itu memang sangat berbeda dengan mereka.

"Apa Ibu tau jika Davin itu dari kalangan orang kaya?" tanya Sira dengan memicingkan matanya.

"Ibu ini bukan orang bodoh Sira, dengan melihat mobil Davin saja Ibu sudah bisa tau jika dia itu dari kalangan orang berada." jawab ibu Lena apa adanya.

"Sebenarnya ... huh ... Davin itu atasan aku di kantor Bu, dia CEOnya." kata Sira dengan jujur.

"Hah serius Nak?'' tanya ibu Lena memastikan apa yang baru saja di dengarnya.

Tak berkata apa pun, Sira hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kepala saja.

"Kamu tak menggoda duluankan Nak?" tanya ibu Lena. "Ibu cuma tak ingin jika kamu melakukan hal yang begitu melanggar norma." sambungnya.

"Enggak Ibu, aku kenal Davin sebelum dirinya mengambil alih perusahaan dari kepemimpinan sang ayah." jawab Sira yang mengerti tentang kekhawatiran sang ibu. "Aku berangkat dulu ya Bu, takut telat." kata Sira begitu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Hem, hati-hati." pesan ibu Lena.

"Iya Bu, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Semoga kehidupan serta kisah cinta kamu baik-baik saja nak, tak semenyakitkan kisah cinta ibu." gumam ibu Lena sambil melihat punggung sang putri yang semakin menjauh dengan tatapan yang sendu.

❤️

Siang ini Sira hanya bisa menghela nafasnya saat pak CEOnya yang tak lain dan tak bukan yaitu Davin mengirimkan pesan serta memintanya untuk datang ke ruangannya.

"Makan siang yuk Ra." ajak Ami yang sudah berdiri dari duduknya, begitu juga Beni karena memang sudah tiba waktunya jam istirahat.

"Kalian berdua duluan aja, nanti aku nyusul." kata Sira. "Aku mau ke toilet dulu." kata Sira memberikan alasan.

"Oke, kita duluan tapi nanti langsung nyusul loh." kata Ami.

"Iya." jawab Sira.

Setelah melihat keadaan sepi dan aman karena semua sudah keluar dari ruangan termasuk para julit, Sira pun bergegas pergi menuju ke ruangan atasannya sebelum dirinya mendapatkan ceramah panjang lebar.

Ting

"Permisi, apa pak Davin ada di ... " kata Sira dengan sopan pada sekretaris CEO yang masih stay di kursi kerjanya.

"Ah ada, tadi beliau minta mbak untuk langsung masuk saja." kata Tyas yang langsung memotong perkataan Sira dengan kata-kata tak kalah sopan.

"Begitu ya." kata Sira. "Saya permisi untuk ke ruangan pak Davin dulu Bu." pamit Sira.

"Oh iya ... silahkan." jawab Tyas.

Selepas Sira pergi ke ruangan sang atasan, Tyas pun langsung berdiri dari kursinya karena akan pergi untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

❤️

Tok

Tok

Tok

"Masuk." kata yang punya ruangan.

Cklek

"Selamat siang Pak." sapa Sira pada Davin yang masih setia dengan pandangan pada berkas di atas meja kerjanya.

"Duduk dulu." kata Davin tanpa mengalihkan pandanganya.

Sira pun hanya bisa menurut dan berjalan ke arah salah satu kursi sofa yang ada di sana, yang biasanya di gunakan untuk menerima tamu.

"Huft." Sira sudah sangat merasa kesal sehingga dia berusaha menenangkan dirinya dengan menghela nafas panjang berkali-kali. "Pak ini sampai kapan saya harus berada di sini?" tanya Sira yang kesabarannya hanya tinggal setipis tisu.

"Ah iya aku sampai lupa kalau ada kamu." kata Davin dengan seenak jidatnya.

Boleh tidak Sira berjalan mendekat dan menggetok kepala Davin menggunakan sepatu kerja yang dia gunakan saat ini. Apa atasannya itu gak tau kalau saat ini perutnya sudah deh sangat merasa lapar, apalagi waktu istirahat juga hanya tinggal beberapa menit lagi.

Dengan entengnya bilang lupa setelah sekian menit lebih tepatnya kurang lebih setengah jam Sira berada di sana dan dia tetap fokus bekerja tanpa mengatakan apapun tujuan Sira di panggil ke sana.

"Begini Sira ... " kata Davin yang mulai berjalan ke arah Sira.

"Langsung bilang ke intinya saja Pak, karena sebentar lagi jam istirahat selesai dan saya sama sekali belum makan siang." potong Sira.

Davin meraih paper bag yang ada di atas meja meja kerjanya dan membawanya menuju ke Sira.

"Ini mama bawain makanan untuk makan siang kita." kata Davin setelah meletakkan paper bag tersebut di hadapan Sira.

Sira pun meraih dan langsung membukanya, ternyata di sana ada dua kotak makanan yang di kemas dalam dua lunch box beda warna yang Sira yakini satu untuknya dan satu lagi untuk Davin.

Sementara itu Davin mengambil dua botol air mineral dari dalam lemari pendingin untuk menemani makan siang mereka.

"Kok malah jadi ngerepotin." kata Sira yang malah jadi tak enak sendiri.

"Mama yang ingin, lagian kalau mama sudah berkehendak seperti itu ... gak akan ada yang bisa buat melarang." kata Davin dengan tangan yang sibuk membuka tutup botol. "Kayaknya mama sama papa langsung suka sama kamu." kata Davin lagi.

"Itu semua karena mereka sudah ingin Bapak memiliki kekasih dan segera hidup berumah tangga." sahut Sira. "Eh ngomong-ngomong kakak ipar bapak, kelihatan banget kalau gak suka sama saya ... sinis bener." kata Sira.

"Ya karena dia nganggap kamu itu rivalnya." kata Davin dengan sangat enteng.

"Lagian maruk banget jadi wanita, sudah dapat kakaknya kok adiknya juga mau di embat." kata Sira ceplas-ceplos yang membuat Davin tanpa sadar mengangkat kedua ujung bibirnya ke atas membentuk sebuah senyuman.

"Sudah-sudah dari pada ngomel, lebih baik sekarang kita makan." kata Davin. "Seperti kata kamu, jam istirahat sebentar lagi selesai." imbuhnya lagi dengan mengingatkan perkataan Sira tadi.

Terpopuler

Comments

ira

ira

bukan Maruk lagi tapi gila🤣🤣🤣🤣🤣gmn ya reaksinya damar klo tau Cika suka sama davin

2024-04-06

5

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cika bukannya maruk Sira tp dia itu gak waras...

2024-03-24

0

DPuspita

DPuspita

Kl Damar tau istrinya suka sama Davin, apa kata dunia ya? 🤔😁

2024-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!