Bab 5

❤️ Happy Reading ❤️

Tin

Tin

Davin membunyikan beberapa kali klakson mobilnya saat melihat sosok Sira yang baru saja sampai di parkiran khusus petinggi perusahaan.

Brak

Setelah memastikan keadaan aman dan sepi, barulah Sira masuk kedalam mobil milik Davin dan itupun sedikit tergesa takut jika akan ada seseorang yang datang.

"Kenapa lama sekali?" tanya Davin dengan nada bicara yang sungguh tak bersahabat.

Klik

"Aku harus memastikan terlebih dahulu jika para karyawan yang lain sudah pulang." jawab Sira dengan santainya setelah selesai memakai sabuk pengamannya. "Aku tak mau sampai ada karyawan yang memergoki kita berdua." sambungnya lagi.

"Hah, kanapa? Apa kamu begitu malu sampai tak begitu inginnya ada yang melihat dirimu bersamaku?" kata Davin dengan tak habis pikir dengan apa yang di katakan oleh Sira.

Sekali lagi banyak para wanita yang berlomba-lomba ingin dekat dengannya tapi ini apa, wanita yang kini duduk di sampingnya itu malah tak ingin jika ada yang tau dekat dengan dirinya.

"Aku cuma gak ingin ada gosip di perusahaan ... aku ingin bekerja dengan tenang." sahut Sira. "Lagian hubungan kita juga tak sedekat itu, hubungan kita hanya sebuah kesepakatan kalau Anda lupa." sambungnya lagi mengingatkan status hubungan mereka.

Tak ingin semakin lebih berdebat dengan Sira, Davin lebih memilih untuk diam dan langsung melajukan kendaraannya meninggalkan area pelataran parkir perusahaan.

"Kamu kenapa?" tanya Davin dengan heran karena melihat tingkah aneh dari Sira.

Gadis itu langsung menunduk ketika mobil mereka sudah semakin dekat dengan pos keamanan dekat pintu gerbang perusahaan.

"Bersembunyilah, memangnya apa lagi." kata Sira dengan sedikit ketus.

"Buat apa?" tanya Davin dengan mengerutkan kedua alisnya sehingga nyaris menyatu.

"Biar gak ketahuan sama pihak keamanan perusahaan kalau aku ada di mobil kamu, apalagi." kata Sira dengan kesal. "Gitu aja gak ngerti." imbuhnya yang bertambah kesal.

"Biar apa? toh kaca mobil ini juga tak tembus pandang kok dari luar." sahut Davin yang sebenarnya merasa lucu dengan tingkah Sira itu.

"Kenapa gak bilang dari tadi." kata Sira yang kembali memperbaiki duduknya.

"Lah kamu gak nanya." sahut Davin dengan entengnya yang membuat gadis itu mencebikan bibirnya.

"O iya mau bicara apa?" tanya Sira begitu mereka telah melewati pintu gerbang utama.

"Kita cari coffe shop dulu, biar enak ngomongnya." sahut Davin.

Sebenarnya Davin adalah tipe pria yang tak terlalu banyak bicara, bahkan cenderung terkesan dingin atau bisa di bilang kulkas tujuh pintu namun entah kenapa dengan Sira membuat pria itu begitu banyak sekali bicara.

❤️

Tak

"Jadi?" tanya Sira saat dirinya meletakkan secangkir kopi capuccino kembali di tatakannya begitu selesai sedikit menyesapnya.

"Aku ingin mengajakmu untuk pergi ke rumah akhir pekan ini." jawab Davin.

"Apa?" tanya Sira dengan kagetnya, untung dirinya sedang tak lagi minum kalau tidak sudah dapat di pastikan dirinya bisa langsung tersedak karena jawaban seenaknya dari pria di depannya saat ini.

"Papa ingin aku mengenalkan kekasihku ke seluruh anggota keluarga." jawab Davin. "Dan aku rasa ini juga merupakan ide yang bagus untuk membuat Cika berhenti mengejar diriku." sambungnya.

"Tapi aku ... " kata Sira yang tak jadi melanjutkan kata-katanya dan justru malah mengajukan sebuah pertanyaan pada Davin. "Bagaimana kalau kedua orangtuamu menolak diriku?'' tanya Sira kemudian.

"Alasannya?" bukannya menjawab tapi Davin malah balik bertanya.

Karena aku tak sepadan dengan kalian, status kita jauh berbeda." jawab Sira. Karena kebanyakan orang kaya akan memberi alasan seperti itu jika akan menolak kekasih yang di bawa anaknya dengan status sosial yang tak setara.

"Ada aku, jadi serahkan semua padaku." jawab Davin yang berusaha meyakinkan. "Lagi pula keluargaku bukan tipe orang yang suka membeda-bedakan status sosial." imbuhnya.

Bukankah obrolan mereka saat ini sudah seperti sepasang kekasih sungguhan yang akan saling mengenalkan ke keluarga masing-masing, jika ada yang mendengar mereka pasti tak menyangka kalau ternyata hubungan keduanya hanya sebuah sandiwara saja.

"Hem baiklah." jawab Sira dengan pasrah. "Toh aku juga tak ada pilihan lain." imbuhnya lagi.

"Bagus." kata Davin. "Ayo aku antar kamu pulang." ajaknya seraya berdiri.

"Eh gak usah, aku bisa pulang sendiri ... gak usah repot-repot." tolak Sira dengan cepat.

"Aku ingin berkenalan dengan orangtuamu jadi nanti saat akhir pekan aku menjemputmu ... akan lebih enak untuk meminta ijin." kata Davin.

"Oh untuk itu kamu gak perlu jemput aku di rumah, kita janjian aja di dekat rumah kamu ... biar aku berangkat sendiri." kata Sira yang tak ingin memberikan harapan terlalu besar pada ibunya nanti.

"Kamu pikir aku pria seperti apa?" kata Davin yang langsung memegang salah satu pergelangan tangan Sira dan menyeret gadis itu keluar dari sana.

❤️

Karena hari masih terbilang petang, jadi masih banyak tetangga Sira yang berlalu lalang.

Tentang dirinya yang tak laku karena dengan usia yang sudah matang tapi belum memiliki kekasih pun sudah buka rahasia umum di sana.

Walaupun di kota, namun tempat tinggal Sira bisa di bilang kampung karena bukan berada di kawasan elit ataupun perumahan.

"Eh ... eh ... mobil siapa tuh yang masuk ke halaman rumah bu Lena?" sebut saja Ibu Ida.

"Iya mana mobil mewah gitu." sahut Ibu Wati.

"Kita lihat saja siapa yang keluar dari sana ... " kata Ibu Eka.

"Jadi beneran mau mampir?" tanya Sira dengan mata yang melihat sekeliling.

"Hem." sahut Davin.

Sira hanya bisa menghela nafasnya kemudian keluar dari dalam mobil, mau menolak lagi pasti itu tidak mempan untuk Davin.

Bisa di pastikan besok dirinya akan menjadi hot gosip ibu-ibu di sana, karena tadi dirinya sempat melihat ada ibu-ibu yang berada di warung sebrang rumahnya.

"Eh itu bukannya Sira ya Bu, atau mata saya yang salah lihat." kata Bu Wati.

"Iya itu Sira anaknya Bu Lena, Ibu Wati gak salah lihat kok." sahut Ibu Eka.

"Tapi itu siapa ya? Kelihatannya sih tampan, gagah dan kalau di lihat dari mobilnya ... sepertinya orang kaya." kata Ibu Ida.

"Pantas selama ini ngejomblo yang di incar jelas kakap ternyata." ujar Ibu Wati lagi.

"Ibu-ibu dari pada Ibu-Ibu ngurusin anak orang lain, mendingan sekarang Ibu-Ibu pulang ... warung saya mau tutup karena sebentar lagi magrib." kata Bu Mimin untuk menghentikan pergosipan para Ibu-Ibu.

"Ck, Bu Mimin ini gak asik." kata Bu Ida yang langsung pergi di susul dengan kedua Ibu-Ibu yang lain sehingga membuat Bu Mimin geleng-geleng kepala.

❤️

Cklek

"Assalamualaikum Bu."

"Waalaikumsalam, kamu sudah pulang Nak?" sahut Bu Lena yang langsung berjalan keluar. "Eh ada tamu ... mari silahkan duduk." katanya lagi dengan wajah yang sumringah saat melihat seorang pria tinggi tegap dengan memakai celana dasar hitam, sepatu formal dan kemeja putih yang lengannya sudah gulung hingga siku, serta satu kancing baju bagian atas sudah di buka di tambah lagi dengan wajah yang sangat tampan.

Dengan usia putrinya yang sudah bisa di bilang sangat matang untuk seorang wanita ... baru kali ini Sira mengajak seorang pria untuk pulang dan itu membuat perasaan Ibu Lena begitu bahagia.

"Siapa ini Sira?" tanya Ibu Lena pada sang putri.

"Bu, ini_"

"Perkenalkan tante, saya Davin ... kekasih putri tante, Sira." kata Davin yang langsung berdiri kembali dari duduknya dan langsung menjabat tangan Ibu Lena sebelum Sira menyelesaikan kata-katanya.

"Ah benarkah ini Sira?" tanya Ibu Lena yang seakan tak percaya dengan apa yang dia dengar, kaget yang bercampur rasa bahagia melebur jadi satu dalam hatinya saat ini.

Sira hanya mampu untuk menganggukkan kepalanya saat sang Ibu menatap kearahnya, mau membantah pun rasanya dia tak mampu.

"Sejak kapan?" tanya Ibu Lena. "Kok kamu gak pernah cerita ke Ibu." desaknya lagi.

"Sudah beberapa waktu yang lalu tante." sahut Davin yang menjawab pertanyaannya dari Ibu Lena.

"Maaf lupa gak kasih tau ke Ibu." ucap Sira untuk memuluskan sandiwara mereka.

"Maafkan Sira Bu, Sira gak bermaksud untuk membohongi Ibu." kata Sira dalam hati dengan tatapan nanar ke arah sang Ibu. "Sira tak tega untuk menghancurkan kebahagiaan Ibu begitu tau Sira punya pacar." imbuhnya lagi, bahkan saat ini air matanya hampir saja menetes kalau di tak segera buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Tak apa, Ibu tau akhir-akhir ini kamu begitu sibuk ... jadi mungkin belum sempat." kata Ibu Lena.

Tapi kalau di pikir-pikir ada untungnya juga sih Davin mengantar dirinya pulang, selain tak akan ada lagi yang mengunjingnya sebagai perawan tua atau gadis tak laku, dirinya juga tak akan lagi mendengarkan sang ibu yang begitu ingin mengenalkannya dengan para pria.

❤️

Maaf baru up teman-teman...soalnya hp aku rusak dan ini harus ganti hp, eh begitu download aplikasi gak bisa balik lagi ke akun yang ini...jadi harus perbaikan akun dulu...

Dan terimakasih karena masih setia menunggu🙏🥰

Terpopuler

Comments

ira

ira

cerita asyik aku suka🤭🤭sikap dinginnya Davin hilang saat d depan Sira dan dia pria yg bertanggung jawab seperti nya 😁😁😁🤣🤣🤣

2024-04-06

5

Suhartati

Suhartati

semoga sira ini jodoh mu

2024-03-08

0

Siti solikah

Siti solikah

emang susah ya kalau ada ibu ibu rempong

2024-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!