Bab 13

❤️ Happy Reading ❤️

Perasaan Sira begitu sangat gugup, ini adalah kali pertama untuknya masuk kedalam kamar seorang pria ... apalagi hanya berdua saja dengan sang pemilik kamar.

Matanya nampak menelisik ke seluruh penjuru kamar.

"Jadi begini penampakan kamar seorang pria." gumam Sira dalam hati. "Cukup rapi dan wangi ... wangi maskulin." gumamnya lagi sambil menghirup dalam-dalam aroma yang masuk dalam indera penciumannya.

"Ra." panggil Davin membuyarkan pikiran Sira yang sejak tadi fokus ke setiap sudut kamar.

"Iya." sahut Sira.

"Kamu bisa istirahat di kasur, biar aku di sofa." kata Davin yang bergantian menunjuk ke arah kasur dan sofa yang di maksud.

"Eh gak usah biar aku saja yang di sofa, gak apa-apa kok." kata Sira mencegahnya. "Lagian sofanya tak terlalu besar jadi mungkin tak akan cukup untuk kamu." sambungnya, karena merasa tak enak jika dirinya harus menggeser posisi sang pemilik kamar yang sebenarnya.

Saat Davin hendak menyahut perkataan Sira, terdengar pintu kamarnya telah di ketuk oleh seseorang dari luar sehingga Davin memutuskan untuk melihatnya terlebih dahulu.

Cklek

"Ada apa?" tanya Davin.

"Ini Tuan muda, saya di minta oleh nyonya besar untuk mengantarkan pakaian buat Nona Sira." kata sang art dengan menyerahkan paper bag yang di bawanya.

"Hem, terimakasih." ucap Davin langsung menutup kembali pintu kamarnya.

Davin berjalan kembali ke dalam dan berdiri tepat di hadapan Sira.

"Nih." katanya sambil menyodorkan paper bag tadi.

"Apa?" tanya Sira sambil menatap ke arah paper bag yang di sodorkan padanya.

"Pakaian dari Mama, kamu pasti gak nyaman istirahat dengan menggunakan celana jeans seperti itu." kata Davin lagi dengan mata melihat ke arah penampilan Sira.

Sira pun menerimanya dan langsung membawanya ke dalam kamar mandi untuk menganti pakaian setelah dirinya bertanya pada Davin di mana kamar mandi berada. Seperti yang di katakan Davin ... dirinya pasti tak akan nyaman istirahat menggunakan celana jeans.

Di dalam paper bag tersebut ternyata ada dua pakaian lengkap dengan satu set pakaian dalam.

Karena merasa tak enak jika harus tidur di tempat tidur Davin, Sira memutuskan untuk duduk di lantai beralaskan karpet bulu yang tebal dan mulai menyalakan televisi.

"Kok gak tidur?" tanya Davin. "Kamu tenang aja ... aku gak bakal macem-macem kok." kata Davin lagi yang beranggapan jika Sira takut akan dirinya yang mungkin bisa kelewat batas sehingga berakhir dengan menerkam Sira.

"Oh enggak kok, itu aku belum ngantuk aja jadi pengen nonton televisi." sahut Sira memberikan alasan.

Davin pun hanya bisa menganggukkan kepalanya dan langsung duduk di sebelah Sira.

"Em ... kamu ada laptop yang nganggur gak?" tanya Sira dengan hati-hati.

"Iya, buat apa?" tanya balik Davin.

"Boleh pinjem buat nonton Drakor gak?" tanyanya lagi. "Soalnya acara di televisi lagi gak ada yang bagus." sambungnya lagi karena sudah merasa cukup bosan.

Davin pun beranjak dan mengambil laptop yang tak berisi pekerjaannya lalu memberikannya kepada Sira.

"Terimakasih." ucap Sira saat Davin meletakkan laptop di hadapannya.

Sira mulai menekan tombol power dan menghidupkan laptop tersebut, setelah menyala ... dirinya mulai mengetikkan sesuatu dan ternyata Sira memilih untuk menonton serial drama Korea bergenre romantis.

Karena melihat Sira yang begitu asik menonton, Davin yang semula sibuk dengan ponselnya pun menjadi penasaran dan ikut menonton juga.

Merasa ada seseorang yang semakin dekat padanya, dengan refleks Sira pun menolehkan kepalanya.

Entah terbawa suasana atau apa, entah siapa yang memulainya duluan, yang jelas saat ini bibir keduanya telah bertemu. Keduanya terlihat menikmati karena terbukti dengan mata Sira yang tertutup sempurna begitu pula dengan Davin.

Davin pun mulai mengerakkan bibirnya perlahan, entah kenapa dirinya begitu sangat ingin mencicipi bibir manis dengan volume yang tak terlalu besar tapi juga tak terlalu tipis itu.

Keduanya baru melepaskan tautannya saat Sira seperti sudah kehabisan nafas, maklum ini adalah pengalaman pertama untuknya jadi masih begitu amatir.

Mereka berdua jadi sampai tingkah sendiri sampai Davin juga Sira begitu gugup dan tak mampu bertemu pandang sangking malunya.

"Maaf."

"Maaf."

Satu kata yang terlontar dari bibir keduanya secara bersamaan sehingga membuat keduanya spontan jadi saling menengok sehingga bertamu pandang, tapi sedetik kemudian pandangan mereka kembali menatap ke arah depan dan melanjutkan untuk menonton Drakor tanpa ada kata yang keluar dari mulut keduanya.

Lama kelamaan mata mereka semakin terasa berat sehingga keduanya tanpa sadar terlelap dengan bersandarkan sofa namun dengan kepala yang saling bersentuhan.

Sedangkan di kamar lain ada Cika yang semakin tak tenang karena merasakan panas di dalam hatinya.

Begitu sang suami sudah benar-benar terlelap, Cika memutuskan untuk pelan-pelan keluar dari kamar.

Cklek

Matanya membola dan hatinya semakin membara kala melihat posisi Sira dan Davin tidur saat ini.

Ya Cika memutuskan untuk keluar dari kamar dan pergi ke kamar Davin, masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan ternyata pintu juga tak terkunci jadi dirinya bisa membukanya dengan bebas.

Tak ingin bertambah sakit hati, Cika memilih untuk segera keluar dari sana "Gak akan aku biarkan satu wanita pun memiliki Davin." kata Cika dengan kesal. "Davin hanya milikku ... hanya milik Cika bukan milik Sira atau wanita manapun." sambungnya dengan tangan yang sudah terkepal erat tanda dirinya begitu sangat emosi saat ini.

Begitu bangun dari tidur, Sira memilih untuk mencuci wajahnya juga menyikat giginya dan turun ke bawah

Posisi mereka saat bangun sudah berbeda dari tadi sehingga mereka tak begitu canggung.

"Mau kemana?" tanya Davin saat melihat Sira ke arah pintu kamar.

"A ... aku mau turun dulu." jawab Sira yang gugup karena terkejut.

Sepeninggal Sira, Davin memilih untuk membersihkan wajahnya lalu duduk di depan laptop untuk memeriksa pekerjaannya.

❤️

"Maaf Bik, boleh bertanya letak dapur dimana ya?" kata Sira pada salah satu art yang bertemu dengannya di samping tangga.

"Oh sebelah sana Nona, tepat di samping ruang makan." jawabnya. "Kalau Nona butuh sesuatu biar Bibi ambilkan." katanya lagi dengan sopan.

"Ah gak usah Bik biar Sira ambil sendiri saja, terimakasih ya Bik." ucap Sira yang langsung melangkah ke sana.

Siapa sangka, di dapur sudah ada mama Dinar yang sedang sibuk memantau para art yang sedang sibuk menyiapkan makan malam.

Mendengar ada yang menyapa seseorang membuat mama Dinar mengalihkan pandangannya.

"Selamat sore Tante." sapa Sira.

"Sore." sahut mama Dinar. "Bagaimana tidurnya sayang? Nyenyak?" tanya mama Dinar.

"Ah iya Tante." sahut Sira yang tanpa sepengetahuan siapa pun jantungnya seakan terus berdisko saat hanya bersama Davin tadi.

Terpopuler

Comments

ira

ira

cie cie yg sdh ciuman tadi🤭🤣,sungguh gila s Cika ini

2024-04-06

7

Erina Situmeang

Erina Situmeang

awalnya hanya sandiwara semoga jadi pasangan beneran ya Sira n davin

2024-01-24

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!