Bab 14

❤️ Happy Reading ❤️

Mama Dinar dan juga Sira begitu asik memasak sambil mengobrol.

Jika yang tak mengenal pasti menduga jika mereka berdua adalah sepasang ibu dan anak karena begitu akrab dan dekatnya.

"Mama seneng banget, akhirnya ada yang menemani Mama untuk memasak." kata mama Dinar. "Dulu Mama selalu membayangkan bagaimana rasanya memasak dengan anak perempuan Mama, pasti seru juga asik ... eh malah anak Mama semuanya laki-laki." sambungnya lagi. "Tapi mama seneng ada kamu sekarang sayang ... sering-seringlah datang ke sini untuk menemani Mama, biar Mama gak kesepian." kata mama Dinar lagi.

"Akan aku usahakan Tante, tapi aku gak bisa janji ... karena Tante tau sendiri kalau aku juga kerja." sahut Sira

Tanpa kedua wanita itu ketahui di pintu sana sudah ada seorang pemuda yang berdiri sambil menyenderkan tubuhnya di gawangan pintu dan terus memperhatikan interaksi keduanya.

Tanpa sadar bibir Davin mengulas sebuah senyuman. Dia tak menyangka mamanya bisa sedekat itu dengan Sira, bahkan dengan Cika yang notabene sudah hampir satu tahun menjadi menantunya saja tak sedekat ini.

"Di lihatin terus ... enggak-enggak kalau ilang." ledek papa Diki yang tiba-tiba datang dan langsung berbisik di telinga Davin.

"Ish Papa, ngagetin aja." sahut Davin yang sedikit kesal karena kesenangannya terasa terganggu.

"Mereka berdua kelihatan asik banget ya Dav?" tanya papa Diki. "Papa harap kamu dan Sira benar-benar berjodoh ... sudah klop gitu sama mama kamu." sambungnya lagi dengan menatap ke arah istri dan kekasih sang putra, alhasil jadilah kedua pria paruh baya itu memperhatikan kedua wanitanya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.

"Ackh." pekik Sira karena kaget, tangannya tak sengaja menyenggol panci yang masih panas.

Davin yang mendengar pun langsung segera berlari menghampiri Sira.

"Sayang, sini Mama lihat." kata mama Dinar.

Tapi sebelum tangan mama Dinar meraih tangan Sira, sudah keduluan dengan tangan Davin.

Dengan pelan, Davin langsung menarik tangan Sira menuju ke arah wastafel dan mencuci tangan yang terkena panci dengan air yang mengalir.

"Bik, tolong ambilkan salep di kotak obat." seru Davin.

Terlihat sekali gurat kekhawatiran di wajah Davin saat ini padahal tangan Sira yang tersenggol panci tak seberapa lukanya.

"Ini Tuan muda." kata sang art menyerahkan apa yang di minta tuannya.

"Ish." desis Sira saat jari Davin mulai mengoleskan salep di punggung tangan Sira.

Davin dengan spontan langsung mengangkat tangan Sira dan meniupnya, membaut Sira terus menatap ke arah wajah Davin.

Sedangkan mama Dinar dan papa Diki hanya bisa saling senggol sambil tersenyum melihat putranya sebegitu pedulinya pada sang kekasih ... mereka bahkan langsung mengambil kesimpulan jika Davin begitu sangat mencintai Sira.

''Apa masih sakit?" tanya Davin namun Sira menggelengkan kepalanya. "Lain kali hati-hati, jangan sampai terluka lagi seperti ini ... atau gak usah masuk dapur saja, gak usah memasak." omel Davin yang justru membuat Sira tersenyum, hatinya merasa begitu berbunga-bunga mendengar perkataan pria di depannya ini. "Aku serius ... kok malah senyum." kata Davin yang memergoki Sira tersenyum.

"Iya, gak akan kayak gini lagi." kata Sira.

"Cih, dasar manja." decih Cika yang melihat semua itu.

Niat hati ingin mengambil air mineral dingin untuk di minumnya, malah melihat pemandangan yang tak mengenakkan baginya.

"Cika." tegur mama Dinar.

"Lah memang bener kan Ma ... itukan cuma luka kecil." kata Cika yang langsung pergi dari sana setelah mendapat apa yang dia inginkan, dia tak ingin lebih lama lagi melihat pemandangan yang semakin membuatnya meradang.

"Sira, biar Bibi yang selesaiin masaknya, tinggal nunggu matang aja kan." kata mama Dinar yang di angguki oleh Sira. "Kamu sama Davin lebih baik ke kamar sana ... bersih-bersih terus turun lagi untuk makan malam." katanya lagi.

"Baik ma, kita ke kamar dulu." kata Davin.

Davin menggenggam tangan Sira yang tak terluka, mereka berdua berjalan dengan bergandengan tangan menuju ke kamar Davin.

❤️

"Sayur apa ini Ma?" tanya Cika yang merasa asing dengan sayur santan yang ada di atas meja.

''Oh ini namanya sayur lodeh." sahut mama Dinar.

"Ck, sayur apa ini ... " kata Cika lagi sambil mengaduk sayur itu tanpa ada niat untuk mengambilnya.

"Cika, kalau kamu gak mau makan ... jangan di aduk-aduk gitu sayurnya." tegur mama Dinar.

Tek

Dengan sedikit kasar, Cika meletakkan sendok sayur yang tadi dia pegang sehingga membuat mama Dinar menghela napas sambil menggelengkan kepalanya.

Selain sayur lodeh, mama Dinar dan Sira juga membuat ayam kecap, sambal terasi juga membuat tempe mendoan.

"Em ini enak Ma." kata Damar saat satu suap makan sudah melewati kerongkongannya.

"Tentu dong, kan buatan Mama sama Sira." kata mama Dinar.

"Wah Sira, kamu pintar masak rupanya." puji Damar.

"Enggak kok Pak, cuma bisa sedikit masak masakan rumahan aja." sahut Sira.

"Kamu ini apa-apaan ... muji-muji wanita lain padahal ada istri kamu di sini." protes Cika yang merasa tidak terima.

"Aduh apaan sih Cik, cuma gitu doang." kata Damar.

Setelah drama di meja makan, kini mereka semua sudah berpindah tempat ke rumah keluarga untuk duduk bersantai.

"Nginep ya sayang, besok berangkat kerja bareng sama Davin." kata mama Dinar yang seakan tak rela jika Sira harus pulang dari sana.

"Maaf Tante, aku gak bisa." jawab Sira. "Kasihan kalau ibu harus sendiri di rumah." sambungnya lagi.

"Kalian berdua ini cepatlah menikah, biar Mama bisa lama-lama sama Sira." kata mama Dinar lagi sambil menatap ke arah Davin dan Sira secara bergantian.

"Kami usahakan Ma." sahut Davin, sedangkan Cika matanya sampai melotot mendengar permintaan ibu mertuanya itu

"Apa-apa sih nenek tua ini, enak aja Davin di suruh cepat-cepat nikah sama j****g ini." gumam Cika dalam hati. "Davin hanya milikku dan untukku." sambungnya lagi.

Karena waktu sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam, akhirnya Sira pamit untuk pulang dengan di antar oleh Davin tentunya.

❤️

"Dav, apa gak sebaiknya kamu segera cari kekasih." kata Sira saat mereka berdua di perjalanan. "Aku gak tega buat bohong terus sama keluarga kamu, terutama mama kamu." kata Sira lagi. "Beliau sangat berharap untuk kamu segera menikah." sambungnya.

Davin hanya diam dengan arah pandangan yang begitu fokus di jalan.

Merasa tak di tanggapi oleh Davin, membuat Sira tak lagi berkata-kata dan memilih melihat ke arah jendela untuk menikmati pemandangan malam.

"Aku harap kamu dapat memikirkan serta mempertimbangkan perkataanku tadi." kata Sira saat mobil Davin sudah berhenti di halaman rumah Sira. ''Aku cuma gak mau terlalu memberi harapan palsu yang akan membuat Tante Dinar kecewa." kata Sira lagi.

"Kalau aku maunya pacaran sama kamu, gimana?"

Terpopuler

Comments

Firgi Septia

Firgi Septia

yg jalang sebenarnya itu si Cika sira wanita baik2

2024-04-14

1

Firgi Septia

Firgi Septia

ini namanya perempuan serakah mau dua2nya mau kakak dan adiknya ada perempuan jalang gila pelakor putus urat malunya/Puke/

2024-04-14

2

Nurmiati Aruan

Nurmiati Aruan

asyiiik gercep dav

2024-04-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!