Bab 12

❤️ Happy Reading ❤️

Saat tengah asik mengobrol dengan calon menantu keduanya, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara deheman seseorang.

"Khem."

"Seru banget kayaknya." sindir Cika sehingga membuat semua yang ada di sana dengan refleks menoleh ke arahnya.

"Eh Cika, sini sayang ... duduk dan ngobrol sama-sama, Damar juga." kata mama Dinar yang memang dasarnya tipe wanita yang lembut.

Tanpa basa-basi dan juga tanpa banyak kata, Cika dan Damar pun duduk bergabung meskipun Cika dengan sedikit malas.

"Sudah lama datangnya em ... " tanya Damar dengan menggantung kalimatnya karena lupa dengan nama Sira.

"Sira Kak." sahut Davin yang seakan tau apa yang membuat kata-kata kakaknya itu terhenti.

"Oh iya, sudah lama datangnya Sira? Maaf kakak lupa nama kamu." kata Damar yang mencoba untuk lebih akrab, karena bagaimanapun bila hubungan Davin dan Sira ke tahap yang lebih serius maka secara otomatis Sira akan menjadi bagian dari keluarga mereka, jadi saudara iparnya.

"Ah gak apa-apa kok Pak Damar, namanya juga baru ketemu dua kali ini." kata Sira yang berusaha bersikap biasa aja untuk menutupi rasa gugup yang menderanya sedari tadi.

"Cika, Damar ... coba cicipi kue buatan ibunya Sira, ini enak loh." kata mama Dinar menyodorkan satu piring berisi kue bika Ambon yang Sira bawa tadi sebagai oleh-oleh.

Damar langsung mengambil satu potong dan Cika meskipun enggan namun wanita itu mau juga mengambilnya.

"Hem ini enak ... manisnya pas, jadi gak enek makanannya." kata Damar begitu satu gigitan masuk kedalam mulutnya.

Sedangkan Cika, jangan di tanya ... wanita itu sungguh merasa kesal di dalam hatinya karena melihat seluruh anggota keluarga begitu menerima kehadiran Sira dan di tambah lagi dengan perlakuan sok romantis serta sok perhatian yang kini di pertontonkan Davin untuk lebih menunjang sandiwara mereka. Karena dengan sengaja Davin meraih salah satu tangan Sira ke dalam genggamannya, belum lagi Davin yang juga menyuapi Sira dengan kue yang sengaja di sajikan oleh mama Dinar.

❤️

Karena terus mengobrol dari tadi, tak terasa waktu pun sudah beranjak siang.

"Maaf Nyonya, Tuan ... makan siang sudah siap." kata sang kepala pelayan menghampiri sang tuan rumah.

"Oh iya Pak, terimakasih." ucap mama Dinar. "Ayo kita makan siang dulu ... ayo sayang." ajak mama Dinar yang kemudian berdiri dan langsung menarik tangan Sira lalu menggandengnya.

"Ma!" seru Davin dengan kesal bahkan sampai menghentakkan kakinya ke lantai untuk pelampiasan. "Ditinggal lagi kan." gumamnya. "Istri Papa tuh monopoli kekasih Davin terus dari tadi." adu Davin pada papanya, oh jangan lupakan raut wajahnya yang di buat seperti kesal dan merajuk.

"Sudah, kamu mendingan sama Papa." kata papa Diki yang langsung merangkul pundak sang putra bungsu.

Damar hanya bisa terkekeh geli melihat bagaimana Davin saat ini, tak pernah dirinya melihat yang adik menjadi sosok seperti itu ... rasanya begitu tak sesuai dengan wajah dingin serta ekspresi datar yang selalu dia tampilkan, jadinya ya malah terkesan lucu gitu.

Sedangkan Cika, hem jangan di tanya ... kakak ipar yang begitu terobsesi dengan adik iparnya itu sudah merasa panas bukan kepalang, jika bisa di ekspresikan seperti yang ada di film-film kartun mungkin saat ini wajahnya sudah berwarna merah padam dengan asap yang mengepul di kepalanya sangking panasnya.

Sesampainya di ruang makan, Sira yang tadinya diminta mama Dinar untuk duduk di sampingnya langsung di tarik berdiri oleh Davin.

Sret

"Mas ... " panggil Sira dengan refleks saat di tarik Davin hingga berdiri.

Untung refleks Sira bagus memanggil Davin dengan sebutan mas, jika pak atau tuan kan bisa berabe jadinya, karena tentu saja akan mengundang sebuah pertanyaan yang besar untuk anggota keluarga yang lain sehingga dia harus siap untuk merangkai kata guna memberikan alasan yang tepat.

"Davin." tegur mama Dinar melihat kelakuan putranya yang dia anggap sudah keterlaluan.

"Kamu duduk di sini." kata Davin menarik kursi di sebelahnya untuk Sira duduk. "Aku gak mau kamu terlalu di monopoli sama Mama lagi." sambungnya. "Sebenarnya yang kekasih kamu itu aku apa Mama." ujarnya dengan wajah yang di buat cemberut di hadapan sang kekasih.

Rasanya Sira ingin tertawa atau paling tidak terkekeh karena geli mendengar serta melihat kelakuan kekasih pura-puranya itu.

"Total banget aktingnya." gumam Sira dalam hati.

Tak

Cika yang merasa sangat kesal pun meletakkan dengan kasar gelas yang berisi air mineral yang sudah di minumnya hingga setengah gelas.

"Cika." tegur Damar karena semua orang melihat ke arah Cika.

Bunyi hentakan gelas itu cukup nyaring sehingga membuat orang langsung melihat ke arahnya.

"Maaf ... maaf ... aku tadi gak sengaja." ucap Cika dengan wajah semanis mungkin.

"Heh, panas-panas gak tuh ... rasain." ucap Davin dalam hati sambil tersenyum smirk ke arah Cika.

Seperti kemarin, saat acara makan siang sudah mulai ... Sira kembali mengambilkan makanan untuk Davin, sehingga membuat mama Dinar dan papa Diki tersenyum bahagia, mereka yakin jika Sira adalah sosok wanita yang cocok dan pas untuk putra bungsu mereka.

"Aduh sayang kok belepotan gini." kata Davin dengan ibu jari tangan yang sudah menempel di sudut bibir Sira sehingga mata Sira membulat sempurna di buatnya.

Saat mata Davin mencuri pandang ke arah Sira tak sengaja matanya menangkap jika ada sedikit sisa kecap yang bersumber dari ayam kecap menempel di sudut bibir Sira, jadilah dia gunakan kesempatan itu untuk membuat sandiwara mereka semakin sempurna.

"Ah, terimakasih." ucap Sira yang langsung mengelapnya dengan tisu.

Tak hanya sampai di situ, Davin pun dengan tak segan mengusap puncak kepala Sira sehingga membuat yang melihatnya menjadi baper.

"Ough kalian berdua ini manis sekali sih." kata mama Dinar dengan tangan yang sudah disatukan di depan dada.

❤️

"Sira ... kamu istirahat aja di kamar Davin." kata mama Dinar seusai makan siang. "Kamu gak boleh pulang pokoknya ... pulangnya nanti malam aja." kata mama Dinar lagi yang seolah tak terbantahkan.

"Tapi Tan, aku belum kasih tau ibu kalau mau pulang malam." kata Sira memberi alasan agar bisa cepat pulang.

Jujur berada lama-lama di sana membuat Sira bertambah gugup dan takut membuat kesalahan, belum lagi perlakuan manis dari Davin yang sewaktu-waktu membuat jantungnya terasa tak aman.

"Aduh Sira ... saat ini sudah jaman canggih bukan jaman primitif lagi, jadi kamu bisa hubungi ibumu pakai ponsel." kata mama Dinar. "Atau sekarang kamu telpon ibu kamu, biar Mama yang minta ijin." sambungnya lagi.

"Gak usah Tante, biar Sira aja." tolak Sira.

"Ya udah sana kamu sama Davin ke kamar." kata mama Dinar pada Sira dan Davin.

"Ma, mereka itu baru pacaran ... belum tentu juga mereka sampai ke jenjang pernikahan ... jadi tak seharusnya mereka berada dalam satu kamar." kata Cika yang begitu cemburu mendengar Davin akan berada satu kamar dengan seorang wanita. "Kalau mereka melakukan gak yang tidak-tidak gimana ... " sambungnya agar mama mertuanya itu terpengaruh.

"Mereka sama-sama sudah dewasa, jadi Mama rasa mereka sudah begitu paham dengan batasan, kalaupun terjadi hal tak di inginkan ... Mama rasa mereka bisa mempertanggung jawabkannya." sahut mama Dinar dengan begitu santai. "Dan apa kamu lupa Cika, dulu saat kamu dan Damar masih dalam tahap seperti mereka ... kamu juga selalu beristirahat di kamar Damar, tapi apakah Mama dan Papa pernah berpikir buruk tentang apa yang kalian berdua lakukan di dalam sana ... gak pernah kan? Itu karena Mama dan Papa begitu percaya dengan anak-anak kami dan kami tau mereka tak akan pernah mengkhianati kepercayaan yang telah berikan oleh kedua orangtuanya." kata mama Dinar lagi dengan panjang lebar. "Sudah lebih baik kalian semua pergi istirahat sana." katanya lagi.

Sebenarnya mama Dinar sangat berharap terjadi sesuatu antara Davin dan Sira di kamar sana, agar putra bungsunya itu bisa langsung menikah dengan perempuan yang sudah begitu klop di hati mama Dinar.

Terpopuler

Comments

Firgi Septia

Firgi Septia

Sira beruntung klo calon mertuanya begini kecuali kakak ipar nya

2024-04-14

1

Firgi Septia

Firgi Septia

masa orang tua apalagi damar TDK bisa baca sikap Cika yg suka adik iparnya sendiri klo sdh curiga selidiki saja

2024-04-14

0

Firgi Septia

Firgi Septia

kasihan damar dapat istri yg gila obsesi sama adik ipar sendiri jalang pelakor/Frown//Frown/

2024-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!