Arjuna melangkahkan kakinya menuju kamar utama. Tujuannya adalah lemari milik istrinya. Tapi sebelum Arjuna sampai di lemari, matanya tersita ke arah ranjang. Disana ada satu buah map berwarna hijau toska.
Jantung Arjuna seakan di pacu dengan sangat cepat, tiba-tiba ia berkeringat dingin, ketakutan yang sedari tadi memeluknya kini makin erat menghimpit dadanya.
Dengan tangan bergetar Arjuna meraih map itu. Arjuna membukanya dengan sekali hentak, baru membuka Belum membacanya tapi Arjuna sudah menggeleng dengan tatapan tak percaya,
Logo surat pengadilan di samping atas sudah menjawab semuanya. Juga tandatangan Elis terpatri rapih di pojok kanan sebagai pihak penggugat.
"Ini tak mungkin." Arjuna menggeleng dengan sangat cepat. "Tidak mungkin wanitaku tega berbuat tak adil seperti ini terhadapku."
Kaki Arjuna melemas, lututnya seakan baru saja kehilanhan pungsinya sehingga ia terduduk di tepi ranjang dengan penyesalan yang merambati sekujur tubuhnya.
"Tidak Elis. Sampai nafasku berada di tenggorokankupun aku tak akan menceraikanmu. Selamanya kau akan terikat menjadi istriku." Zayn merobek surat gugatan cerainya menjadi serpihan kecil, kemudian Arjuna menghamburkannya keudara. Sehingga serpihan itu berterbangan mengotori ranjang hingga ke lantai.
Ini mimpi buruk.
Bukan hanya map saja yang terdapat di sana, ada selembar kertas di sana, tulisan tangan Elis, Arjuna mengenali tulisan yang melekat di kertas itu.
(Setiap tulisan yang di awali tanda baca titik berarti tulisan Elis, sedangkan jika tidak terdapat titik berarti itu author pov)
.Dear Papa dari putri-putriku.
Belum apa-apa Elis sudah menganggapnya sebagai papanya anak-anak bukan suaminya lagi. Sebulir air mata kini sudah lolos dari sudut mata Arjuna, bukan hanya pria lembek, Arjuna juga merupakan sosok yang cengeng dan mudah menangis.
.Maaf cara pamitku terkesan tidak sopan. Tapi aku ingin membuktikan ucapanku malam itu, saat kau hendak pergi untuk menemui Aida, bukankah aku sudah mengatakan akan pergi dan membawa anak-anak. Jujur aku kecewa, tapi ini bukan perkara kau membohongiku. Nyatanya aku sudah mempersiapkan diri juga merencanakan kepergianku dari sisimu. Hanya saja aku mempersingkat waktuku empat hari.
"Sudah ku duga. Tapi aku tak menyangka kau setega ini terhadapku." Arjuna terisak, rasanya ia tak sanggup untuk melanjutkan membaca surat dari istrinya.
.Aku tak perlu menjelaskan satu persatu kesalahanmu kan? Aku yakin kau juga menyadarinya.
"Ya, Elis. Aku menyadari semuanya. Aku menyesal! Seharusnya aku lebih tegas untuk membatasi Mama agar tidak terlalu jauh ikut campur masalah keluarga kita. Maaf karna aku membiarkan banyak hal menghancurkan keluarga kita."
.Elis yang terlihat selama tiga bulan terakhir bukan lagi Elis yang kau nikahi tujuh tahun lalu. Elis yang dulu telah mati tertikam belati saat kau mengucapkan nama wanita itu di depan penghulu. Bukankah Elis yang sekarang sangat tidak sopan? aku bahkan memanggilmu denngan nama saja. Aku terluka setiap kali kau kerumah wanita itu, aku bahkan tak sudi menyebut namanya.
.Aku berdosa! Saat kau mendatangiku aku merasa jijik bahkan aku menyiapkan sejumlah tanah di kamar mandi hanya untuk mensucikan diri setelah kau menyentuhku. Demi Tuhan setiap kali kau menyentuhku bayangan kau mendatangi wanita itu dengan cara yang sama membuatku mual. Kau bahkan mengiraku hamilkan saat aku muntah setiap kali selesai bercinta denganmu, itu semua karna aku merasa jijik harus bergantian seorang pria dengannya. Aku jijik Arjuna.
"Seandainya kau tau Elis, aku tak pernah menyentuhnya, dengan keadaan sadar. Maaf kau pasti sangat terluka karna ini." Karna jujur malam itu Arjuna tak mengingat apapun.
.Aku tertekan dengan apa yang ku alami. Selama ini aku selalu bersyukur akan nasib hidupku. Tapi saat kau menikahinya, untuk pertama kalinya aku menyalahkan Tuhan. Aku tidak keberatan saat Mama terus memaki, menghinaku dan terus memaksaku agar segera hamil anak laki-laki, aku baik-baik saja dikala kau masih menganggapku sebagai istri. Tapi saat kau menghadirkannya, semua warna hidupku berubah menjadi abu-abu. Kau memang tidak menjanjikan atau berhutang terhadapku. Itu sebabnya aku tak menggugat apapun terhadapmu.
Arjuna menggigit bibir bawahnya, terlalu menyakitkan setiap luka yang ia berikan. Hanya dalam kurun waktu tiga bulan Arjuna mampu melenyapkan seluruh cinta Elis terhadapnya.
.Aku bukanlah wanita shaliha karna membiarkanmu menikah kembali. Aku memiliki alasan Arjuna, aku ingin menghabiskan cintaku yang tersisa terhadapmu. Kubiarkan kau menyakitiku sesuakamu, hingga saatnya aku pergi hatiku ringan seperti sekarang. Kau tau, cintaku sudah habis untukmu!
"Tidak. Elis, tidak kau masih mencintaiku, kau pergi karna kau terlalu kecewa terhadapku. Aku yakin cintamu masih sama. Aku akan menemukanmu, aku akan membawamu dan anak-anak kita pulang, aku janji Elis." Arjuna meraung meratapi kisahnya, niat hati ingin berbakti kepada sang ibu kini membawanya dalam penyesalan yang tak berkesudahan.
Seandainya saja waktu bisa di paksa mundur, Arjuna tak akan memberikan celah terhadap siapapun untuk menghancurkan keluarganya.
Penyesalan memang selalu datang terakhir, banyak kata andai yang ingin Arjuna pergunakan sekarang.
Arjuna kembali membaca tulisan istrinya, dengan pandangan mata yang sudah mengabur, karna terhalang air mata yang menganak sungai, bukan hanya air mata yang terus keluar, air hudung Arjuna pun turut ikut andil dan bekerja sama membuat Arjuna terlihat menyedihkan.
.Aku pamit membawa anak-anak, aku tak ingin mereka menjadi kerikil akan kebahagianmu untuk mendapatkan putra. Oh ya selamat, wanita yang tak ingin ku sebut namanya mendatangi kami beberapa waktu lalu. Dia memperkenalkan diri sebagai istrimu juga di hadapan anak-anak. Dia juga memamerkan perut buncitnya di hadapan kami. Dan mengatakan jika anakmu itu seorang laki-laki sesuai apa yang kau inginkan.
"Aku tak pernah menginginkan anak laki-laki dari wanita manapun selain dirimu. Sebaliknya setiap anak yang kau berikan terhadapku, aku sangat ingin dan menyayanginya." Sia-sia saja Arjuna berbicara sampai mulutnya berasap pun Elis tak akan mendengarnya.
.Aku mengusirnya dari rumah suaminya sendiri, bukan karna aku jahat atau serakah, semua ku lakukan karna sikaf manusia yang ingin melindungi anak-anaknya dari pengaruh wanita sepertinya.
"Harusnya kau menyeretnya Elis. Maaf aku tidak tau dia kemari, harusnya aku melindungi kalian dari wanita yang penuh obsesi itu." Arjuna meny esap rasa asin air mata yang melewati sudut bibirnya.
.Aku pamit. Bahagia selalu Arjuna, semoga Tuhan selalu memberkahi hidupmu. Semoga kau selalu sehat dan murah rejeki.
"Bahkan saat aku menyakitimu begitu banyak kau selalu mendo'akan yang terbaik untukku. Bagai mana bisa aku bahagia sedangkan kebahagianku kau bawa seluruhnya Elis."
.Akan ku bawa hati yang terluka ini menepi, aku akan menyembuhkannya sendiri.
"Aku yang akan menyembuhkannya Elis, kembalilah padaku. Akan ku terangkan semuanya, sejelas-jelasnya."
.Aku berjanji akan membawa anak-anak untuk kembali menemuimu suatu saat nanti. Itu sebabnya kau harus tetap kaya raya, agar bagian anak-anakku tidak berkurang.
Sedikit sudut Arjuna terangkat.
.Hanya saja untuk waktunya aku belum tau. Aku perlu mengobati luka-lukaku lebih dulu. Aku juga membawa sebagian harta yang kau berikan kepadaku. Tentu saja untuk bertahan hidup, di luar sana aku tak memiliki keahlian apapun kau selalu memanjakankukan?
Arjuna merasa tertampar dengan ini, ia memang memanjakan Elis selama 7 tahun tapi 3 bulan terakhir Elis berubah mandiri.
.Tidak usah mencariku. Aku akan kembali jika waktunya tiba. Pastinya saat aku sudah sembuh.
.Aku selalu menghitung kesalahanmu. Juga sering berdo'a agar kau berbuat dzalim kepadaku, sehingga kau lalai dan membiarkanku pergi. Rupanya do'aku di kabulkan Tuhan malam ini.
.Aku sudah menyewa seorang pengacara untuk perceraian kita, semoga perosesnya cepat. Bahagia selalu Arjuna, sampaikan salam dan permintaan maafku pada Mama.
.Wassalam.
.Elisa Putri.
Arjuna mere mas surat yang di tinggalkan Elis dan membawanya keatas dadanya. "Maafkan aku Elis. Demi Tuhan aku tidak akan menceraikanmu."
"Mungkin sekarang Tuhan mengabulkan do'amu sehingga kau lepas dariku. Tapi setelah ini Tuhan akan mengabulkan semua do'aku. Aku yakin dengan tangannya sendiri Tuhan akan membawa dirimu untuk kembali kepelukanku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
Zayn siapa thor... banyak typo
2025-03-30
0
mak mak doyan novel
betul tuh betul
2025-03-16
0
ros
sedih/Cry//Cry/
2024-07-29
0