Mohon pencet vote sebelum membaca, satu vote dari kalian sangat berarti untuk author.🍒
~Happy Reading~
● ● ●
Flashback.
Kamis delapan agustus 2007, hari dimana seorang gadis kecil genap berumur enam tahun. Sama seperti anak anak pada umumnya, yang hari ulang tahunnya ingin dirayakan oleh keluarga maupun teman temannya. Yang meriah maupun yang sederhana.
Dea kecil menatap pantulan dirinya dikaca, dengan gaun putih dan topi kerucut diatas kepalanya membuat Dea kecil tersenyum senang. Dea kecil turun kebawah dengan hati yang gembira. Ia sudah menduga duga bahwa Bundanya pasti sudah menyiapkan semuanya, balon warna warni, hadiah dan yaa kue! Pasti Bundanya sudah menyiapkan kue lezat khusus untuknya.
Sesampainya Dea kecil di ruang keluarga,kosong?
Dea kecil tertegun saat melihat Bundanya menampar Hendrick Ayah Dea.
"Bunda?" Dea kecil memeluk Bundanya gemetar.
"Bunda kenapa nangis? Dea nakal ya?" Dea kecil menangis pelan memeluk Bundanya erat.
Astrid mendorong Dea kecil tanpa rasa kasihan. "Aku bukan Bunda kamu!!" ucap Astrid kasar.
"CUKUP!!" Hendrick memopong Dea kecil untuk pergi kekamar putri kecilnya itu.
"Ayah Dea nakal lagi ya?" tanya Dea kecil sesegukan, memeluk leher Ayahnya.
Hendrick mengusap rambut Dea lembut. "Dea gak nakal kok, Bunda lagi capek aja."
"Hali ini Dea lahilan Ayah."
"Hum? Dea lahiran?"
"Iya, umul Dea sekalang enam tahun."
Lahiran? Enam tahun? Cukup lama Hendrick memikirkan ucapan putrinya. "Ohh, Dea ulang tahun ya sekarang." ucap Hendrick terkekeh.
"Iya Ayah."
Hendrick membaringkan Dea dikasur Doraemon. "Dea mau hadiah apa,hum?"
Dea kecil tampak berpikir keras. "Lahilan Dea gak dilayain kayak kak Ella?" Jeda. "Dea mau dilayain juga Ayah, Dea mau kue buatan Bunda mau kecupan sayang dari Bunda."
Hendrick diam, tidak tau apa yang harus dia katakan. Dalam hatinya menangis dia takut kalau putri kecilnya ini tau bahwa dia bukan anak Astrid yang putri kecilnya ini panggil Bunda.
"Ayah kenapa diam?"
"Ayah mintak maaf ya sayang, Ayah gak bisa mewujudkan apa yang kamu mau." Hendrick memeluk putrinya, untuk menutupi air matanya yang jatuh merasakan sakit dihatinya.
Flashback off.
Gadis remaja yang sekarang genap tujuh belas tahun menduduki bokongnya dikursi. Semua orang melihatnya lalu kembali fokus pada sarapan mereka, minus Hendrick yang menatap Dea sedih.
"Dea sekarang ulang tahun ya sayang? Selamat ulang tahun ya putri kecil Ayah." ucap Hendrick tersenyum.
"Iya Ayah." ucap Dea membalas senyum Hendrick.
Hening!
"Kalian tidak mau mengucapkan selamat ulang tahun pada saudara kalian ha!!" tanya Hendrick dengan nada marah.
Stella memutar matanya jengah. "Happy brith day Deaninda."
"HBD." ucap Fano sekedarnya.
"Mau hadiah apa ha!" tanya Stella menatap Dea sinis.
Dea hanya tersenyum.
"Kalian gak perlu memberikan hadiah pada Dea, toh kalian juga gak pernah nganggap Dea sebagai adik kalian. Dari dulu sampai sekarang kalian gak pernah sekalipun ngerayain ulang tahunnya Dea. Ayah heran sama kalian, segitu bencinya kalian sama Dea setiap Dea ulang tahun kalian harus diingatkan dulu untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Ayah kecewa sama kalian." Hendrick menatap Astrid, lalu pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
Astrid pergi meninggalkan meja makan diikuti Fano yang menatap Dea sinis.
"Puas lo sekarang?!" ucap Stella.
Dea benci suasana ini, Dea tidak butuh ucapan selamat ataupun hadiah dari mereka. Yang Dea butuhkan cuma satu, mereka mau menganggap Dea sebagai keluarganya itu sudah cukup baginya.
"Maafin Dea kak," Lirih Dea.
● ● ●
Dea berangkat ke sekolah dengan muka yang ditekuk sedih. "Huuft." Entah keberapa kalinya Dea menghembuskan napasnya lemah. Berharap beban yang dipikirkannya sedikit berkurang.
Balon?
Dea mengambil balon yang berada dikakinya. Dea melihat ke sekelilingnya, banyak balon warna warni dan semua hiasan ini. "Indah." Dea tersenyum senang saat dia melihat Aldi melambaikan tangan padanya.
Dea berlari kecil kearah Aldi. "Kamu yang bikin semua ini?" tanya Dea antusias.
"Dibantuin sama mereka De," tunjuk Aldi pada Anwar, Joko dan Pipin.
Dea tersenyum senang. "Hiasannya bagus banget Al, Dea suka." ucap Dea tersenyum.
"Mwaahh," Dea melihat kelopak bunga mawar merah yang dibentuk seperti hati besar, dengan Aldi dan dia didalamnya.
"De," ucap Aldi memegang tangan Dea.
"Ha?" Dea gugup, ini pertama kali baginya.
"Mungkin lo gak percaya sama cinta pada pandangan pertama. Tapi ini nyata, gue suka sama lo dari pertama kali gue ngeliat lo. Mungkin lo bakal bilang ini alay, kayak anak SMP atau apalah gue gak peduli. Yang gue tau gue suka sama lo dan rasa suka gue berubah jadi rasa cinta dan rasa ingin memiliki seutuhnya."
"Tatapan Aldi buat jantung Dea marathon. Ini mimpi gak sih? Kalau ini mimpi tuhan tolong jangan bangunin Dea." Monolog Dea.
"Ini gak mimpikan Al?" Gugup Dea.
"Ini nyata! Cinta gue sama lo nyata. Gue Aldi Wijaya ingin menjadikan Nesya Putri Indira sebagai kekasih hari ini dan selamanya. Do you want to be my girlfriend?"
"Loh??" Dea bingung, ini Aldi salah nyebut nama atau lupa nama Dea?
Aldi terkekeh. "Gimana De?"
Dea tambah bingung. "Aku mau jadi pacar kamu, mau banget lagi!! Tapi, kamu salah nyebut nama Al." Tentu saja Dea mau jadi pacar Aldi, Dea bodoh kalau menolaknya.
"Gak De, gue gak salah nyebut nama kok. Nama sahabat kamu kan Nesya Putri Indira."
"Maksudnya?" Sumpah Dea gak ngerti. "Aku bingung Al."
"Jadi..... hari ini gue mau nembak Nesya. Gimana yang tadi, bisakan buat luluhin hati Nesya dan buat dia jadi pacar gue?!" ucap Aldi tersenyum bahagia.
Jadi......
"Ka- kamu lagi latihan buat nembak Nesya? Dan aku sebagai objeknya?"
"Duaratus deh buat Dea cantik." Kekeh Aldi.
"Jadi ini cuma latihan?!" Dan bodohnya gue berfikir ini semua buat gue. Kamu tega banget sama aku Al, gue suka sama lo jauh sebelum lo kenal Nesya! Sakit Al!
"Eh, itu Nesya udah dateng." ucap Aldi beranjak mengambil bunga dan meninggalkan Dea yang mematung.
Dea tersenyum, BODOH!! Gue bodoh banget.
"Jamilah sini! Ngapain lo disitu? Udah kayak patung pajangan aja." Pipin menarik tangan Dea.
"Wahh, gue iri banget sama Nesya. Andaikan ada pangeran yang datengin gue dan nembak gue kayak gitu. Gue pasti jadi orang yang paling bahagia didunia ini." ucap Pipin menutup mata membayangkannya.
Anwar yang mendengarnya langsung mengambil bunga mawar dan memberikannya pada Pipin. "Maukah kamu jadi istriku? Jadi ibu dari anak anak kita nanti. Membangun rumah tangga dengan penuh kasih sayang."
"Istri pala lo peak!" Pipin membuang bunga Anwar dan mengijaknya kuat kuat, lalu dia mengambilnya dan melemparkannya pada Anwar.
"Sampe kiamat pun GUE GAK MAU sama playboy cap kuda nil kayak lo." Sembur Pipin.
"Sakit hayati beb." Anwar memasang muka memelasnya.
"Pacarin aja tuh cewek yang kemaren lo gandeng di mol!!"
"Kok kamu tau aku kemaren jalan sama Riska di mol?"
"Ohh, namanya RISKA. cantik ya namanya setara sama mukanya, muka kang porot!!" ucap Pipin sinis.
"Iya beb, dia matre banget kemaren dompet aku tinggal recehan jalan sama dia. Cuma jalan sama kamu dompet aku tambah tebel. Jadi kangen masa masa kita pacaran dulu beb."
"Lo manfaatin gue kuda nil!!" Emosi Pipin membludak, mengingat masa dia menangis tujuh hari tujuh malam saat dia mengetahui Anwar pacarnya selingkuh dan ya dia mengetahui bahwa Anwar hanya memanfaatkannya untuk memoroti uangnya.
"Dulu aku khilaf beb, sekarang aku tulus sayang sama kamu."
"TERSERAH LO!!"
"De, lo kenapa?" tanya Pipin.
"Diem lagi, DEAA!!" teriak Pipin pada Dea yang sedari tadi diam memperhatikan Aldi yang menyatakan cinta pada Nesya.
"Gak usah teriak bisa gak sihh!! Gue gak tuli!! Gue gak bodoh! KALIAN SEMUA SAMA AJA!!" tangis Dea pecah.
Semua orang yang melihat Dea marah diam termasuk Pipin yang tidak mengerti apa salahnya.
Dea menghapus air matanya kasar, lalu berlari meninggalkan orang orang yang kebingungan.
Dea keluar dari gerbang sekolah, biarlah dia bolos hari ini. Ia ingin sendiri, Dea ingin menangis dan berteriak sekencang kencangnya.
"Hiks.... Dea harus kemana? Dea gak mungkin pulang." Dea melihat taksi yang menuju kearahnya, Dea masuk kedalam.
"Jalan raya leuwiliang, ke wisata panorama pabangbon pak."
"Jauh sekali neng." ucap sopir taksi, menghadap kebelakang.
"Saya bayar berapapun pak." ucap Dea menyembunyikan air matanya.
"Baik neng."
Memakan waktu satu jam dari kota asalnya Bogor, akhirnya Dea sampai ketempat tujuannya.

Dea berteriak sekencang kencangnya, menangis sejadi jadinya. Dia ingin menumpahkan semua kesedihannya disini. Berharap saat pulang nanti kesedihannya hilang tersapu angin dan dia bisa melupakan Aldi dan masalah tentang keluarganya. Orang bilang saat umut kita bertambah maka masalah hidup juga akan bertambah. Dea berharap umurnya tidak bertambah lagi, dia takut tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
Apa kesalahannya dimasa lalu sampai dia harus menanggung kesedihan dan rasa sakit setiap harinya. Setiap langkah yang diambil terasa berat. Dia ingin merasa tidak tahu apa apa tapi dia selalu mengetahuinya dan itu membuat hatinya sakit.
"Hei," ucap seorang wanita.
Dea tekejud dan langsung menghapus air matanya. "Maaf Dea terlalu berisik ya? Dea akan pergi sekarang kok." ucap Dea merasa bersalah.
"Dea?? Nama kamu Dea?" tanya Wanita itu menatap Dea intens.
"Iya Ka- Tante." ucap Dea kikuk, dia bingung harus memanggil wanita ini dengan sebutan Tante atau kakak. Wanita ini sepertinya seumuran dengan Bundanya tapi kulitnya mulus dan wajahnya terlalu cantik untuk dipanggil Tante.
"Nama kamu Deaninda Agantara? Benarkah?" ucap wanita ini memegang tangan Dea.
Dea merasa ada sengatan yang menjalar saat wanita ini memegang tangannya. "Iya, Tante tau darimana nama lengkap saya?"
"Dea." Wanita itu memeluk Dea erat, seperti melepaskan rindu yang dia tahan bertahun tahun.
Wanita itu tertawa bahagia, memeluk dan mengusap rambut Dea.
"Tante siapa?" tanya Dea bingung harus melepaskan pelukan wanita ini atau tetap dalam posisi ini, dia merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan selama ini.
Hangat dan nyaman!!
● ● ● ●
Maaf ya update nya lamaaaaa bangett, hehe:v
Ini ada sedikit penjelasan tentang wisata pabangbon, cocok banget buat ngilangin stress, recomend dehh.
Di Panorama Pabangbon yang terletak di daerah Leuwiliang, kamu bisa berfoto di ujung bukit yang bentuknya seperti dek kapal. Pemandangan alam yang indah dengan pepohonan asri bisa kamu nikmati sepuasnya dari jam 7 pagi hingga 5 sore. Adem dehh pokoknya, memanjakan mata.
#sayang kalian😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments