

NOT! BE MINE

 

GOOD OR BAD!?

^^^Satu hal yang aku inginkan ^^^

^^^Adalah KAMU ada disisiku^^^

^^^Dan tersenyum padaku.^^^

^^^Kamu mau mendengarkanku,^^^

^^^Itu sudah Cukup untukku.^^^

^^^-Dea-^^^

● ● ● ●

Pagi hari yang cerah, Dea berjalan menuju koridor sekolah. Semalam Aldi mengirimkannya SMS, yg berisi Aldi ingin bertemu Dea dikoridor sekolah.

Dea tidak henti hentinya tersenyum. Dia juga menyapa orang yang lewat, tidak seperti biasanya.

Sesampainya dikoridor, Dea menemukan Aldi yg sedang bersandar di dinding sambil mendengarkan earphone. Dia juga memejamkan matanya, yang membuat siapa saja yang lewat akan memuja wajah tampan Aldi. Termasuk Dea yang sekarang sedang menatap Aldi dengan rasa kagum.

"Hai, Al," ucap Dea gugup. gimana nggak gugup sekarang Dea berhadapan dengan Aldi Wijaya, orang paling tampan disekolah.

"Ehh, hai De," ucap Aldi mendekati Dea. Jarak mereka bisa dikatakan sangat intens.

"Jangan deket deket dong Al, nanti Dea pingsan gimana?" ucap Dea gugup.

"Bagus dong, nanti gue yang bawa ke UKS," jawab Aldi asal. Yang sukses membuat pipi Dea memerah.

"Kamu mau ngomongin apa sama aku Al?," tanya Dea mengalihkan rasa kegugupannya.

"Emm itu," jawab Aldi gugup.

"Kamu sahabatnya Nesya Putri Indira kan?" tanya Aldi memastikan.

Dea yang mendengar Aldi menyebutkan nama sahabatnya pun merasa ada yg perih dihatinya. Apalagi melihat sikap Aldi yg seperti ini, Dea sangat yakin Aldi memiliki rasa pada Nesya.

Seperti cowok cowok yang lain, mereka juga mendekati Dea untuk mendapatkan hati Nesya. Haruskah Aldi juga begitu?

"De, kamu nggak papa kan?" tanya Aldi, yg melihat Dea diam menatapnya.

"Aku nggak papa," jawab Dea cepat.

Dea menghembuskan napasnya pelan. "Iyaa, aku sahabatnya Nesya."

"Sempurna," ucap Aldi tiba tiba, diiringi dengan senyum yang memikat siapa saja yang melihatnya.

"Kamu suka sama Nesya? Kamu datangin aku mau mintak tolong buat deketin kamu sama Nesya?" ungkap Dea dengan menatap mata Aldi, berharap apa yang dia ucapkan itu salah.

"Seratus buat Dea," jawab Aldi sambil bertepuk tangan. "Udah cantik, pinter lagi." goda Aldi, yang membuat Dea tambah nyesek.

"Kamu bisa kan De?" tanya Aldi, tanpa mengetahui perubahan raut wajah Dea.

"Aku pikirin dulu Al, soalnya Nesya sekarang udah punya Bima," ucap Dea lemah.

"Bima? Dia siapa?" tanya Aldi sedikit kesal.

"Bima pacarnya Nesya, udah satu bulan ini mereka pacaran. Kayaknya Nesya sayang banget sama Bima." Bohong Dea, dia tidak ingin Aldi menyukai Nesya. Sedangkan dia yang menyukai Aldi.

"Kamu bisakan De, Deketin aku sama Nesya? Aku nggak peduli kok kalau Nesya udah punya Bima atau siapapun itu," ucap Aldi sedikit tegas.

"Akan aku coba," pasrah Dea menunduk.

"Makasi ya De kamu yang terbaik," ucap Aldi semangat sambil mengacungkan jempolnya untuk Dea.

"Yaudah aku duluan mau ke kelas." putus Dea lalu pergi tanpa melihat Aldi lagi.

Sedangkan Aldi sekarang sudah tersenyum puas. Dia akan mendapatkan Nesya dengan cara apapun, dia mulai tertarik dengan kesopan Nesya yang anggun.

Flashback on

Waktu itu Aldi dan Anwar sedang pergi ke kantin, untuk mengisi perutnya yang sedang keroncongan.

"Terimakasih buk," ucap seorang gadis yang tidak jauh dari Aldi.

Sontak Aldi pun menoleh kearah sumber suara, dia melihat gadis itu lekat tanpa ingin mengalihkan pandangannya.

Aldi memperhatikan gadis itu yang terlihat kebingungan, karna dikantin sudah tidak ada tempat duduk.

Gadis itu mendekati meja Aldi, yg membuat jantung Aldi berdetak tidak karuan.

"Permisi, boleh saya duduk disini?" tanya gadis itu lembut.

"Silahkan duduk aja nggak papa kok," ucap Anwar tersenyum. asekk cewek cantik duduk disebelah gue, mimpi apa gue semalem. Monolog Anwar.

"Maaf membuat kalian tidak nyaman," ungkap gadis itu, sebenarnya Nesya yang tidak nyaman pria dihadapannya ini menatapnya tanpa henti.

"Nggak nyaman gimana? Gue nyaman nyaman aja kok, iyakan Al?" ucap Anwar menatap Aldi, yang membuat orang yang ditatap glabakan.

"I-iya kita nggak papa kok, makan aja," jawab Aldi gugup.

"Terimakasih," jawab Nesya dan mulai memakan soto ayamnya.

Sejak kejadian itu Aldi tidak henti hentinya memikirkan gadis itu, Dia mulai mencaritahu gadis yang sudah memikat hatinya itu.

Nesya Putri Indira, itulah nama gadis yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia juga mengetahui nama sahabat gadisnya itu. gadisnya catat itu!

Tanpa pikir panjang lagi dia mencari kontak Dea sahabat dari Nesya. Cukup mudah mendapatkan nomor Dea mengingat siapa dirinya, Aldi Wijaya pewaris tunggal dari perusahaan Abram Wijaya, ayahnya yang sangat dia benci.

Dia pun mulai mengetikkan sesuatu dan mengirimkannya pada Dea.

Dia akan memintak bantuan dari Dea, gadis polos yang menyebut dirinya cowok plester. Mengingat Dea membuatnya sedikit terhibur dengan tingkah konyol gadis itu.

Flashback off

...● ● ●...

Didalam kelas Dea memikirkan perkataan Aldi berulang ulang, yang membuat hatinya nyeri.

"Aldi suka sama Nesya, dan bodohnya gue yang menyukai Aldi Wijaya yang sama sekali nggak punya perasaan apa apa terhadah gue." monolog Dea

Dea melirik Nesya, yang sedang fokus mengerjai tugas yg diberikan Buk Melda guru biologi.

"Nesya orang yang sangat cantik, pinter, baik lagi kesemua orang. Nggak kayak gue kayaknya gue kebalikan dari sikap Nesya deh. Pantas aja Aldi suka sama dia, jangankan Aldi cowok cowok disini juga ngantri buat jadi pacar Nesya." monolognya

Sekarang dia harus apa?

Apa dia harus mengalah?

Tapi bagaimana dengan hatinya apa dia sanggup melihat Aldi deket sama Nesya?

Cukup banyak pertanyaan yang muncul dibenak Dea, yang membuat dirinya lelah.

Disatu sisi Dea bersyukur akan situasi ini, jika dia menerima permintaan Aldi otomatis Dea akan sering bertemu dengan Aldi.