SM13. Tanda merah

"Bunga, kamu udah tidur?" Aku membenahi selimutnya yang turun. 

"Hm? Kenapa?" Matanya terlihat berat. 

Aku memandang ke arah jam dinding, sudah pukul lima pagi. Aku belum tertidur sama sekali, kami baru sama-sama selesai dan menikmati rasa lelah dan plong ini. 

"Boleh aku pulang dulu?" Aku merapikan rambut yang menutupi wajahnya. 

"Gih, nanti aku telpon kalau butuh lagi." Ia membelai pelipisku. 

"Jangan ngomong gitu, Bunga. Kasar banget di kuping aku, nanti habis urusanku selesai, aku janji langsung ke sini lagi." Mungkin aku akan menikmati waktu istirahatku di tempat Bunga saja. 

"Terserah aja, Bang. Kebutuhan aku udah terpenuhi." Ia menarik bantal guling dan memeluknya. 

"Bunga…. Mulutnya jangan kasar. Aku ambil satu kunci ya? Kunci pintu pegangan kamu, aku taruh di atas meja ya?" Agar aku ke sini tidak mengganggu tidurnya. 

"Iya, iya, iya." Nampaknya matanya sudah sangat berat. 

"Love you." Aku mencium kepalanya, sebelum berpakaian dan pergi dari tempatnya. 

Aku panik sesampainya di rumah, karena sudah ada mobil ayah yang terparkir. Rumah ini menggunakan pin, aku bisa masuk tanpa kunci, asal tahu pinnya saja. 

Terdengar suara guyuran air, sepertinya ayah yang mandi di kamar mandi dekat dapur. Karena di kamarku ada kamar mandi khusus, jadi tidak mungkin Harum mandi di kamar mandi luar. 

Aku langsung melepaskan kemejaku, menyisakan celana jeans saja agar aku tidak terlihat bahwa aku habis dari luar. Tapi percuma juga sih, ayah pasti tahu jika tadi mobilku tidak ada di garasi. 

Aku melempar baju kotor keranjang, kemudian duduk di kursi dengan meminum segelas air putih. Tanganku sampai gemetaran, bukan karena kelaparan. Tapi aku gugup, aku takut dan aku bingung ingin memberikan alasan apa. 

Bertepatan gelas yang aku letakan di meja makan, ayah keluar dari dalam kamar mandi. Jakunku naik turun, melihat wajah datar ayah yang mengamatiku dalam tatapan datar. 

"Dari mana? Perempuan kamu di kamar, kamu pergi? Gilir?" 

Ayah hanya bertanya, tapi aku merasa terpojokan. Aku melirik beliau, aku masih bingung ingin beralasan apa. 

"Harum udah bangun?" Pikiranku berkecamuk, karena memang aku tidak pernah mendua seperti ini. 

Aku tidak memiliki hubungan juga dengan Bunga, tapi aku sadar hatiku memilihnya. Ini seperti aku didesak agar terus berbohong menyembunyikan Bunga dari Harum, juga dari ayah. Karena ayah hanya tahu, bahwa wanitaku hanyalah Harum. 

"Belum." Ayah duduk di hadapanku, ia sudah mengenakan celana jeans juga. 

Ayah sepertinya berpakaian dari dalam kamar mandi. Hanya saja, ayah tidak memakai kaosnya. 

"Kamu gak pakai n****** kan?" Ayah memperhatikan dada bidangku. 

Aku mengikuti arah pandang ayah, aku panik melihat jejak kebuasan Bunga di dadaku. Aku langsung membelakangi ayah, kemudian mengusap dadaku sendiri. 

"Gak, Yah." Aku bangkit dari kursi. 

"Kamu dari mana? Memang Harum begitu?"

Rasa tegang yang ayah berikan, lebih-lebih dari sidang skripsi. 

"Aku bersih-bersih dulu, Yah. Aku banyak kegiatan hari ini." Aku berjalan ke arah kamar. 

"Ayah diam aja, bukan berarti Ayah gak tau apa-apa. Kamu bebas, bukan berarti kamu lepas tanpa aturan, Han. Satu lagi, tutupin bekas merah itu. Ayah tau kamu udah bukan perjaka, bukan berarti kamu umbar aib kamu. Paham kamu udah dewasa, itu kebutuhan laki-laki dewasa. Tapi alangkah baiknya, kalau kebutuhan itu disalurkan di jalur halal."

Langkahku terhenti menyimak ucapan ayah sampai selesai. Aku mengerti, ayah menekankan agar aku cepat menikah. 

Aku masih diam, aku tidak menjawab ucapan ayah. Ayah lebih tegas sekarang, mungkin karena usiaku telah matang untuk menikah. Pikir ayah, aku pun sudah mampu secara materi. 

Harum masih lelap, tubuhnya bersih tidak belang sepertiku. Aku belang karena ganasnya Bunga, aku pasrah karena aku menikmati pemberiannya. Aku tidak melakukan hal serupa pada tubuh Bunga, karena ia melarangku sejak awal. Alasannya apa? Alasannya karena ia tidak mau Hema tahu bagaimana dirinya di belakang Hema. 

Ia menyayangi mantan suaminya begitu dalam rupanya. Sampai-sampai sudah mantan pun, ia ingin mantan suaminya tahu dirinya jauh dari dosa dan layak ia rujuk. 

Untungnya, di leher cukup aman. Namun, ada satu tanda yang sangat merah di belakang telinga. Bunga mengeksplor diriku begitu haus, ia seperti lama tidak merasakan tubuh laki-laki. 

Setelah mandi, aku mencoba menutupi bekas merah di belakang telingaku dengan menggunakan plester. Jika di dada, cukup ditutupi dengan pakaian saja. 

Mungkin selama beberapa hari ini aku akan menghindari pertemuan dengan Harum, karena bekas itu begitu lekat, aku yakin tidak hilang dalam waktu tiga hari. Aku membangunkan Harum, setelah makanan yang aku pesan sudah datang.

"Nanti kamu aku antar balik, aku banyak urusan." Aku selalu memilih tempat di sebelah kanan Harum, karena bekas merahku berada di sebelah kanan juga. 

"Urusan apa? Golf? Futsal? Komunitas? Biasanya aku dibawa terus, Han." Harum memakan makanannya dengan ekspresi senang. 

Moodnya selalu bagus. 

"Ada, urusan kerjaan. Gak apa kan? Nanti gampang aku telpon kamu." Karena biasanya hari Minggu itu, dia full satu harian bersamaku. 

"Oh ya udah, gak apa." Ia menoleh dan tersenyum manis. 

Aku merasa bersalah dengan senyuman yang tulus itu. Jika Bunga mau untuk menjalani hidupnya denganku, aku janji akan melepaskanmu dan membebaskanmu memilih laki-laki lain yang lebih baik dari aku. Sayangnya, hal itu tidak mampu aku katakan dengan mulutku. 

"Mata kamu merah banget, Han. Kamu kurang tidur?" Ia membingkai wajahku. 

"Pasti kamu gak bisa tidur karena belum keluar kan semalam?" lanjutnya kemudian. 

Aku hanya bisa menganggukkan kepala. 

"Jangan capek-capek urus pekerjaan ya? Kamu harus sempat tidur, Han." Ia menurunkan tangannya dari wajahku. 

Aku mengangguk, aku mencium pipinya sekilas. Bertambah hambar saja aku dengannya, tapi aku tidak tega meninggalkannya. 

"Sok dihabiskan dulu." Aku menyeruput kembali kopiku. 

Aku sudah lebih dulu makan, saat ia tengah mandi tadi. 

"Ya, Han." Ia menganggukkan kepalanya. 

Ayah masih ada di rumah, saat aku pergi mengantar Harum. Bukan aku menghindari ayah, tapi aku ada janji bersama Bunga. Meski ia seolah tidak peduli dengan janjiku, tapi aku manusia yang selalu menepati janjiku sendiri. 

Bunga masih tidur, saat aku masuk kembali ke rusunnya. Aku melepaskan bajuku, kemudian berbaring mencari kenyamanan di sampingnya. Aku terlelap bersamanya, setelah mengantar Harum pulang. 

Aku merasa brengsek di sini. 

Sebutan apa yang pantas untukku? Lebih baik jajan perempuan, ketimbang selingkuh hati begini. Meski aku tidak memiliki hubungan dengan Bunga, tapi hatiku benar-benar jatuh dan memilihnya. 

Mungkin karena ketertarikan mataku, entah karena memang ia asyik diajak mengobrol. Hatiku klik sekali dengan rupa cantik nan bajingan ini. 

Bisakah ia berubah karenaku? Tapi hanya Hema tujuannya. Terlepas dari dendamnya pada Hema, aku yakin ia masih amat mencintai mantan suaminya itu. 

Aku jadi ingin tahu dari mulut Hema sendiri, kenapa sampai ia menceraikan wanita secantik Bunga? Bukankah menurut cerita versi Bunga, bahwa Bungalah seseorang yang berjasa besar dalam kesembuhannya? 

...****************...

Komentar yang banyak gak apa kak 🤗

Terpopuler

Comments

Rani Ummi

Rani Ummi

pasangan sedeng namanya eyy🤭

2023-08-21

0

Ra2

Ra2

sebetulnya yg JD korban adalah harum
Han lebih baik kau lepaskan SJ harum

2023-06-17

2

Red Velvet

Red Velvet

Semoga Han secepatnya bertemu sama Hema terus ngobrol biar jd jembatan para pembaca agar tau apa yg membuat Hema menceraikan Bunga

2023-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 SM1. Janda muda
2 SM2. Diterima bekerja
3 SM3. Bertukar pesan
4 SM4. Tempat billiard
5 SM5. Sopan terlihat haram
6 SM6. Traktir makan
7 SM7. Mesin cuci baru
8 SM8. Bestie x bestot
9 SM9. Pilihan hati
10 SM10. Serangan mendadak
11 SM11. Simbiosis mutualisme
12 SM12. Menerima tantangan
13 SM13. Tanda merah
14 SM14. Jalan-jalan malam
15 SM15. Ketegangan di teras rumah
16 SM16. Terpojokan
17 SM17. UGD
18 SM18. Mengantar Harum
19 SM19. Karma atau bukan?
20 SM20. Emosi yang berbaur
21 SM21. Kebodohan
22 SM22. Membicarakan tentang anak
23 SM23. Buang dalam
24 SM24. Pembalut
25 SM25. Mie ayam
26 SM26. Perubahan ayah
27 SM27. Bermain kartu
28 SM28. Makan siang bersama
29 SM29. Klinik laboratorium
30 SM30. Accident bengkel
31 SM31. Sisi Hema
32 SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33 SM33. Melihat keadaan Bunga
34 SM34. Curhat dengan ayah
35 SM35. Berniat makan malam
36 SM36. Makan malam bertiga
37 SM37. Pengakuan yang membingungkan
38 SM38. Dugaan dan kegugupan
39 SM39. Serangkaian tes
40 SM40. Sate padang
41 SM41. Naik ojol
42 SM42. Mencoba menyuap
43 SM43. Pulang makan
44 SM44. Cuci otak
45 SM45. Mengambil hasil tes
46 SM46. Keputusan Bunga
47 SM47. Mencari Hema
48 SM48. Menyadari kebodohan
49 SM49. Mempertahankan hubungan
50 SM50. Berubah
51 SM51. Cabang baru
52 SM52. Customer pertama
53 SM53. Caera Nazua
54 SM54. Pameran
55 SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56 SM56. Sawan pengantin
57 SM57. Kondisi Handaru
58 SM58. Jalur Intis
59 SM59. Teman lama
60 SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61 SM61. Video call
62 SM62. Anak di luar pernikahan
63 SM63. Masukan dan keputusan Harum
64 SM64. Teman perantauan ayah
65 SM65. Teman-teman ayah di Bali
66 SM66. Menelpon om Ghifar
67 SM67. Kakaknya om Ghifar
68 SM68. Berbicara empat mata
69 SM69. Kesimpulan ayah
70 SM70. SIMKAH
71 SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72 SM72. Tiga tamu
73 SM73. Menceritakan kisah singkat
74 SM74. Obrolan dengan bukti
75 SM75. Permintaan tolong
76 SM76. Saran terbaik
77 SM77. Istirahat di rumah Han
78 SM78. Sampai di Aceh
79 SM79. Kembar lima
80 SM80. Diperiksa om Ken
81 SM81. Klinik om Ken
82 SM82. Ruang pemeriksaan
83 SM83. Berhadapan langsung
84 SM84. Kuasa hukum Ra
85 SM85. Meyakinkan Harum
86 SM86. Mengajak berkumpul
87 SM87. Mengupas bawang
88 SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 91 Episodes

1
SM1. Janda muda
2
SM2. Diterima bekerja
3
SM3. Bertukar pesan
4
SM4. Tempat billiard
5
SM5. Sopan terlihat haram
6
SM6. Traktir makan
7
SM7. Mesin cuci baru
8
SM8. Bestie x bestot
9
SM9. Pilihan hati
10
SM10. Serangan mendadak
11
SM11. Simbiosis mutualisme
12
SM12. Menerima tantangan
13
SM13. Tanda merah
14
SM14. Jalan-jalan malam
15
SM15. Ketegangan di teras rumah
16
SM16. Terpojokan
17
SM17. UGD
18
SM18. Mengantar Harum
19
SM19. Karma atau bukan?
20
SM20. Emosi yang berbaur
21
SM21. Kebodohan
22
SM22. Membicarakan tentang anak
23
SM23. Buang dalam
24
SM24. Pembalut
25
SM25. Mie ayam
26
SM26. Perubahan ayah
27
SM27. Bermain kartu
28
SM28. Makan siang bersama
29
SM29. Klinik laboratorium
30
SM30. Accident bengkel
31
SM31. Sisi Hema
32
SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33
SM33. Melihat keadaan Bunga
34
SM34. Curhat dengan ayah
35
SM35. Berniat makan malam
36
SM36. Makan malam bertiga
37
SM37. Pengakuan yang membingungkan
38
SM38. Dugaan dan kegugupan
39
SM39. Serangkaian tes
40
SM40. Sate padang
41
SM41. Naik ojol
42
SM42. Mencoba menyuap
43
SM43. Pulang makan
44
SM44. Cuci otak
45
SM45. Mengambil hasil tes
46
SM46. Keputusan Bunga
47
SM47. Mencari Hema
48
SM48. Menyadari kebodohan
49
SM49. Mempertahankan hubungan
50
SM50. Berubah
51
SM51. Cabang baru
52
SM52. Customer pertama
53
SM53. Caera Nazua
54
SM54. Pameran
55
SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56
SM56. Sawan pengantin
57
SM57. Kondisi Handaru
58
SM58. Jalur Intis
59
SM59. Teman lama
60
SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61
SM61. Video call
62
SM62. Anak di luar pernikahan
63
SM63. Masukan dan keputusan Harum
64
SM64. Teman perantauan ayah
65
SM65. Teman-teman ayah di Bali
66
SM66. Menelpon om Ghifar
67
SM67. Kakaknya om Ghifar
68
SM68. Berbicara empat mata
69
SM69. Kesimpulan ayah
70
SM70. SIMKAH
71
SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72
SM72. Tiga tamu
73
SM73. Menceritakan kisah singkat
74
SM74. Obrolan dengan bukti
75
SM75. Permintaan tolong
76
SM76. Saran terbaik
77
SM77. Istirahat di rumah Han
78
SM78. Sampai di Aceh
79
SM79. Kembar lima
80
SM80. Diperiksa om Ken
81
SM81. Klinik om Ken
82
SM82. Ruang pemeriksaan
83
SM83. Berhadapan langsung
84
SM84. Kuasa hukum Ra
85
SM85. Meyakinkan Harum
86
SM86. Mengajak berkumpul
87
SM87. Mengupas bawang
88
SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!