SM10. Serangan mendadak

"Aku gak peduli." Aku mengenakan kaos yang ia berikan. 

Entah milik siapa, aku tak peduli.

"Ada masanya kau pasti langsung jijik ngenal aku, Bang." Tawanya masih begitu miris menyedihkan. 

"Aku ngehargai kamu, Bunga. Kamu minta aku pulang? Aku pulang sekarang." Aku keluar dari kamarnya. 

Aku ingin ia merasa nyaman denganku, aku tak mau ia risih karena kehadiranku. 

Tanpa pamit, aku meninggalkan rumah tinggalnya ini. Menuruni tangga, tidak seberat maniki tangga. Tidak butuh waktu lama untuk aku mencapai mobilku. Aku yakin Bunga tidak nyaman di tempat ini, karena ia kelelahan dengan tangga-tangga itu. Aku akan berusaha mencari dan memberikan rumah tinggal yang nyaman, agar ia tahu seberapa besar usahaku. 

[Kamu lagi sibuk apa, Han?] Harum mengirimkan pesan keduanya. 

Aku memperhatikan nama kontaknya yang aku beri nama aslinya, tanpa imbuhan atau panggilan sayangku padanya. Kenapa aku seperti ini pada seseorang yang begitu tulus mencintaiku? Tapi, aku langsung menggila dan mau berusaha untuk perempuan yang baru aku kenal itu? Ada apa dengan hatiku? Benarkah hati ini merasa nyaman dengan seseorang yang bernama Bunga? 

Tapi ia begitu menyeramkan, mulutnya begitu tajam. Bukan ia menyeramkan seperti hantu, tapi dengan dia tidak mau berkomitmen itu rasanya sudah begitu gila sekali. Akan jadi apa manusia ini, jika dengan diri sendiri saja tidak mau berkomitmen? Nah, apalagi dengan pasangannya? Tentu ia tidak akan sudi melakukan komitmen. 

[Han.] satu pesan kembali masuk ke ponsel yang masih aku genggam ini. 

Aku mendongak mencari jendela kamar Bunga dari dalam mobilku yang masih berada di parkiran rusun PJ ini. Aku merasa seperti mendapat karma dari Harum. Pada Harum, aku selalu mengatakan jalani saja dulu saat ia meminta kepastian padaku. Sekarang pada Bunga, aku yang menggila dan dirinya memberikan pilihan untuk menjalani sebagai teman saja dulu. 

[Aku lagi di jalan, Rum.] setelah membalas pesannya, aku langsung menjalankan mobilku. 

Rumah adalah tujuanku menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Aku bukan laki-laki yang menjadikan tempat hiburan malam sebagai pelampiasan semua rasa yang aku rasakan, tempat hiburan malam menurutku ya hanya untuk hiburan saja. 

Aku tidak bisa tidur sampai pukul dua dini hari, padahal perutku sudah kenyang. Aku bolak-balik ke room chatku dengan Bunga, tapi aku tidak berani mengirimkan pesan padanya lebih dulu. Padahal, aku melihat keterangan 'online' dari room chatnya. Ia pun masih belum tidur pukul segini rupanya. 

Aku seperti terkena pelet. 

Tiba-tiba, muncul di pikiranku untuk mengambil perumahan di dekat usahaku. Sepertinya ada perumahan di sana, meski harganya cukup tinggi setahuku. Mungkin aku akan tanya-tanya dulu, sebelum memutuskan untuk membeli satu rumah untuk tempat tinggal Bunga. 

Agar ia tidak perlu lelah naik turun tangga. Aku pun bisa setiap saat ke rumahku yang ia tempati itu. Tentang rumah itu, aku tak akan mengatakan pada ayah karena ayah pasti akan melarang. Ia memintaku tetap tinggal di rumah ini, meski aku sudah menikah dan memiliki keturunan. Ayah tidak mengizinkanku meninggalkan rumah tiga kamar ini. 

Bunga menyambut baik pagiku dengan senyum cerianya. Ia mengajakku berbicara seperti biasa, seperti tidak ada kejadian apa-apa sebelumnya. Aku menjanjikannya pulang lebih awal, tapi aku merahasiakan niat besarku untuk membeli rumah. Biar saja ia tahu pas aku ajak melihat-lihat dan bertanya-tanya tentang bangunan perumahan terdekat itu.

"Mau makan siang di luar tak, Bang?" Ia menyeka keringatnya, setelah aktivitasnya bolak-balik gudang beberapa kali. 

Aku melirik jam tanganku, masih pukul sebelas tapi ia sudah membahas makan siang. 

"Lihat nanti aja." Aku belum ada rencana untuk makan siang, karena jam sembilan tadi aku baru makan. 

Bahkan aku makan di sini, di tukang siomay keliling. 

"Nyindir ya?" Ia menaikan satu alisnya. 

Menyindir yang mana? 

"Gak lah, jam sembilan baru makan tadi tuh." Aku memperhatikan sekeliling, karena tidak enak staf yang lain seperti melirik ke arah kami. 

"Ruangan aku di sebelah gudang ya? Kalau ada perlu apa gitu, aku gak ada di luar, langsung ke ruangan aja ya? Ngobrolnya jangan terlalu sering, kalau bebas jam kerja aja tuh." Aku takut staf lain malah menegurku yang membuat aturan itu sendiri. 

Kan aku yang malu nantinya. 

"Kenapa sih? Katanya bestot." Ia mencolek daguku yang memiliki rambut tipis. 

Arghhhhh, Bunga! 

"Banyak anak buah, Bunga. Jangan diumbar." Aku segera melarikan diri. 

Bisa-bia ia semakin menjadi. 

Kalau tidak ada orang dan tidak ada anak buah, mungkin aku akan meladeni semua sentuhan iseng yang ia berikan itu. Sayangnya, aku tidak bisa berkutik jika di depan bawahanku dan customer. 

Jam makan siang tiba, Bunga langsung masuk ke ruanganku tanpa mengetuk lebih dulu. 

"Kok ruangannya lebih kecil dari ruanganku sih?" Ia melihat isi ruanganku. 

"Ya biar apa besar-besar?" Aku menumpuk map yang tadi berantakan di atas meja. 

"Ayo makan, Bang." Ia mencoba koleksi kacamataku yang tertutup rapat di dalam kotak kacamata. 

"Ayah angkat aku pun suka kacamata, koleksinya banyak juga." Ia menata kacamata di atas kepalanya. 

"Ayah angkat?" Aku bangkit dan berjalan ke arahnya. 

"Iya, Bang." Ia menoleh saat aku sudah berada di sisinya.

Aku tersenyum lebar, saat ia memandang wajahku dan menatap lama bibirku. Nampak jelas wajahnya memerah, kemudian ia pura-pura sibuk mengembalikan kacamataku di tempatnya semula. 

"Kenapa?" Aku menurunkan nada suaraku, dengan tubuh lebih mendekat padanya.

"Dari sebelum cerai hubungan ranjangku memburuk, Bang. Jadi jangan tebar pesona, aku orangnya s****an."

Rahangku jatuh mendengar pengakuannya. 

"Cuma senyum, bukan tebar pesona." Lalu aku tertawa puas. 

"Dari umuran sekolah, aku udah gila s**s. Jadi jangan coba mancing-mancing!" Ia menghadap padaku, dada kami sampai saling menempel. Untungnya, terlapisi baju masing-masing. 

Fakta baru ini membuatku tercengang. Aku melongo bodoh, sebelum akhirnya membasahi bibirku dan merapatkan bibirku. 

Aku sampai gelagapan, seketika tengkukku ditarik dan bibirku digigit sampai terbuka. Ingin melawan, tapi ini rejeki nomplok. Ingin meladeni, tapi aku tidak siap dengan serangannya. Jadi aku hanya bisa pasrah, saat l****nya masuk ke r***** mulutku. 

Padahal aku hanya senyum manis padanya tadi, apa itu salah? Padahal aku tadi hanya membasahi bibirku sendiri, apakah mengundang minatnya juga? Jika suara rendahku, sampai bass jakunku terdengar jelas, ya mungkin aku bisa terima karena hal itu aku sengaja. 

Aku bergumam tidak jelas dalam adegan saling memakan ini, saat tangannya mengusap-usap warisanku dari luar. Aku percaya tentang adanya wanita yang hiper***, tapi aku tidak menyangka bisa menemui salah satu jenis itu di jangkauanku. 

Mulutku terbuka, tidak mampu menerima permainan tangannya yang tiba-tiba berada di dalam jeans hitamku secara mendadak. Aku tidak pernah mendapat perlakuan mendadak seperti ini, aku pasti selalu harus berinisiatif lebih dulu pada Harum. 

"Arghhhhh, Bunga…." Aku seperti tertidur berbantal es batu. 

...****************...

Terpopuler

Comments

khair

khair

itulah ada jenis wanita yg bisa bikin laki lupa daratan... 😂

2023-06-16

3

Red Velvet

Red Velvet

Bunga agresif bener🤧 gimana nih aku mau berkata-kata pun susah

2023-06-16

1

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

ku kira Han yg menyerang Bunga eh taunya malah sebaliknya😅 mau ditolak rezeki katanya😁 dsar lelaki

2023-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 SM1. Janda muda
2 SM2. Diterima bekerja
3 SM3. Bertukar pesan
4 SM4. Tempat billiard
5 SM5. Sopan terlihat haram
6 SM6. Traktir makan
7 SM7. Mesin cuci baru
8 SM8. Bestie x bestot
9 SM9. Pilihan hati
10 SM10. Serangan mendadak
11 SM11. Simbiosis mutualisme
12 SM12. Menerima tantangan
13 SM13. Tanda merah
14 SM14. Jalan-jalan malam
15 SM15. Ketegangan di teras rumah
16 SM16. Terpojokan
17 SM17. UGD
18 SM18. Mengantar Harum
19 SM19. Karma atau bukan?
20 SM20. Emosi yang berbaur
21 SM21. Kebodohan
22 SM22. Membicarakan tentang anak
23 SM23. Buang dalam
24 SM24. Pembalut
25 SM25. Mie ayam
26 SM26. Perubahan ayah
27 SM27. Bermain kartu
28 SM28. Makan siang bersama
29 SM29. Klinik laboratorium
30 SM30. Accident bengkel
31 SM31. Sisi Hema
32 SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33 SM33. Melihat keadaan Bunga
34 SM34. Curhat dengan ayah
35 SM35. Berniat makan malam
36 SM36. Makan malam bertiga
37 SM37. Pengakuan yang membingungkan
38 SM38. Dugaan dan kegugupan
39 SM39. Serangkaian tes
40 SM40. Sate padang
41 SM41. Naik ojol
42 SM42. Mencoba menyuap
43 SM43. Pulang makan
44 SM44. Cuci otak
45 SM45. Mengambil hasil tes
46 SM46. Keputusan Bunga
47 SM47. Mencari Hema
48 SM48. Menyadari kebodohan
49 SM49. Mempertahankan hubungan
50 SM50. Berubah
51 SM51. Cabang baru
52 SM52. Customer pertama
53 SM53. Caera Nazua
54 SM54. Pameran
55 SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56 SM56. Sawan pengantin
57 SM57. Kondisi Handaru
58 SM58. Jalur Intis
59 SM59. Teman lama
60 SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61 SM61. Video call
62 SM62. Anak di luar pernikahan
63 SM63. Masukan dan keputusan Harum
64 SM64. Teman perantauan ayah
65 SM65. Teman-teman ayah di Bali
66 SM66. Menelpon om Ghifar
67 SM67. Kakaknya om Ghifar
68 SM68. Berbicara empat mata
69 SM69. Kesimpulan ayah
70 SM70. SIMKAH
71 SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72 SM72. Tiga tamu
73 SM73. Menceritakan kisah singkat
74 SM74. Obrolan dengan bukti
75 SM75. Permintaan tolong
76 SM76. Saran terbaik
77 SM77. Istirahat di rumah Han
78 SM78. Sampai di Aceh
79 SM79. Kembar lima
80 SM80. Diperiksa om Ken
81 SM81. Klinik om Ken
82 SM82. Ruang pemeriksaan
83 SM83. Berhadapan langsung
84 SM84. Kuasa hukum Ra
85 SM85. Meyakinkan Harum
86 SM86. Mengajak berkumpul
87 SM87. Mengupas bawang
88 SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 91 Episodes

1
SM1. Janda muda
2
SM2. Diterima bekerja
3
SM3. Bertukar pesan
4
SM4. Tempat billiard
5
SM5. Sopan terlihat haram
6
SM6. Traktir makan
7
SM7. Mesin cuci baru
8
SM8. Bestie x bestot
9
SM9. Pilihan hati
10
SM10. Serangan mendadak
11
SM11. Simbiosis mutualisme
12
SM12. Menerima tantangan
13
SM13. Tanda merah
14
SM14. Jalan-jalan malam
15
SM15. Ketegangan di teras rumah
16
SM16. Terpojokan
17
SM17. UGD
18
SM18. Mengantar Harum
19
SM19. Karma atau bukan?
20
SM20. Emosi yang berbaur
21
SM21. Kebodohan
22
SM22. Membicarakan tentang anak
23
SM23. Buang dalam
24
SM24. Pembalut
25
SM25. Mie ayam
26
SM26. Perubahan ayah
27
SM27. Bermain kartu
28
SM28. Makan siang bersama
29
SM29. Klinik laboratorium
30
SM30. Accident bengkel
31
SM31. Sisi Hema
32
SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33
SM33. Melihat keadaan Bunga
34
SM34. Curhat dengan ayah
35
SM35. Berniat makan malam
36
SM36. Makan malam bertiga
37
SM37. Pengakuan yang membingungkan
38
SM38. Dugaan dan kegugupan
39
SM39. Serangkaian tes
40
SM40. Sate padang
41
SM41. Naik ojol
42
SM42. Mencoba menyuap
43
SM43. Pulang makan
44
SM44. Cuci otak
45
SM45. Mengambil hasil tes
46
SM46. Keputusan Bunga
47
SM47. Mencari Hema
48
SM48. Menyadari kebodohan
49
SM49. Mempertahankan hubungan
50
SM50. Berubah
51
SM51. Cabang baru
52
SM52. Customer pertama
53
SM53. Caera Nazua
54
SM54. Pameran
55
SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56
SM56. Sawan pengantin
57
SM57. Kondisi Handaru
58
SM58. Jalur Intis
59
SM59. Teman lama
60
SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61
SM61. Video call
62
SM62. Anak di luar pernikahan
63
SM63. Masukan dan keputusan Harum
64
SM64. Teman perantauan ayah
65
SM65. Teman-teman ayah di Bali
66
SM66. Menelpon om Ghifar
67
SM67. Kakaknya om Ghifar
68
SM68. Berbicara empat mata
69
SM69. Kesimpulan ayah
70
SM70. SIMKAH
71
SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72
SM72. Tiga tamu
73
SM73. Menceritakan kisah singkat
74
SM74. Obrolan dengan bukti
75
SM75. Permintaan tolong
76
SM76. Saran terbaik
77
SM77. Istirahat di rumah Han
78
SM78. Sampai di Aceh
79
SM79. Kembar lima
80
SM80. Diperiksa om Ken
81
SM81. Klinik om Ken
82
SM82. Ruang pemeriksaan
83
SM83. Berhadapan langsung
84
SM84. Kuasa hukum Ra
85
SM85. Meyakinkan Harum
86
SM86. Mengajak berkumpul
87
SM87. Mengupas bawang
88
SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!