SM2. Diterima bekerja

"Iya, Bapak. Apa hal itu dipermasalahkan?" tanyanya kemudian.

"Nanti kalau kerja, apa anaknya dibawa?" Pikiranku menjurus ke ekornya itu. P******nya besar, pasti karena ia sudah melahirkan.

Sebagai laki-laki matang, tentu aku sedikit paham tentang rahasia umum perempuan.

"Hmm, Saya belum ada anak," akunya tertunduk.

Mungkin memang belum ada anak, aku melirik ke tanggal lahirnya pun, ia kisaran masih berusia dua puluh dua tahun. Tapi keren sih, wajahnya imut sekali terlihat seperti masih remaja. Wajahnya ya, bukan bodynya.

"Lulusan…." Aku belum bertanya, aku tengah mencari dokumen penyertanya.

"SMA, Pak." Perempuan itu langsung menjawab.

Aku melirik ke arahnya, kemeja telur asin yang dilapisi dengan blazer berwarna hitam. Dadanya terlihat kecil, sedang bisa dibilang. Tapi p******nya itu, gueedee e polll.

Tubuhnya banyak tikungannya.

Aku pun masih ingat, tadi ia berpenampilan dengan rok span selutut yang ada sobekannya di belakangnya. Penampilannya ala kantoran sekali, padahal masih melamar pekerjaan.

"Gak masalah sebetulnya, yang penting bisa bercakap-cakap dengan baik." Yang aku butuhkan hanya pintar berbicara, selebihnya ya pasti diberi pemahaman tentang tanggung jawab pekerjaannya.

"Silahkan Bapak tanya, Saya akan menjawabnya. Agar Bapak tau bagaimana kecakapan bahasa Saya."

Menantang.

"Namanya siapa?" Aku belum melihat namanya di sini.

Aku masih memperhatikannya, mataku melihat ke mana-mana. Termasuk ke rambut hitam lebar yang digulung rapi, sayangnya telinganya mengembang dan ia tidak menggunakan perhiasan kecil di sini. Padahal telinga mengembang begitu, pasti sangat cantik jika dipakaikan perhiasan bermata kecil.

"Nama Saya Khairina Bunga Malati, biasa dipanggil Bunga." Ia tersenyum lebar saat menjawab.

Orang kejawen rupanya. Ya dilihat dari namanya sih, tapi aku tidak tahu juga.

"Sekarang tinggal di mana?" Aku tengah membaca CV miliknya.

"Di rusun PJ, Pak," jawabnya kemudian.

Rusun? Aku memperhatikannya dengan lekat. Tempat kelahirannya bukan di sini, aku berpikir ia perantauan.

"Sewa, Pak," lanjutnya dengan memamerkan giginya.

"Ohh…." Aku manggut-manggut mengerti dan menepis pemikiranku barusan.

"Untuk informasi aja, gaji di sini lebih rendah dua puluh persen dari UMK kota ini. Untuk posisi yang dibutuhkan sekarang adalah customer service, makanya tadi Saya bilang tentang kecakapan interaksi. Gaji lebih rendah dari pabrik swasta, silahkan dipikirkan kalau memang bersedia." Aku tidak pernah memaksa pekerja cocok dengan gajiku.

Ini bukan usaha besar, tapi bukan usaha kecil juga. Bisa dibilang, satu dua dengan bengkel. Lepas pasang body, tukar tambah pelek dan ban, stiker dan skotlet dan penambahan variasi estetika lainnya. Banyak jika ingin disebutkan satu persatu, karena bukan hanya variasi body luar saja, tapi juga bagian interior kendaraan juga. Tapi ya memang bayaran umumnya memang segitu, mungkin bayarannya satu dua dengan penjaga toko milik perorangan.

"Saya akan coba bersedia bekerja di sini, Pak. Karena bukan tentang gajinya, tapi Saya merasa tidak yakin dengan posisi untuk Saya itu. Saya tidak memiliki pengalaman kerja apapun sebelumnya, Saya harap Bapak di sini bisa membimbing Saya untuk posisi ini."

Aku tertarik dengan pembawaannya dan tutur katanya.

"Bisa, bisa." Aku yang bos malah bingung untuk menanggapinya.

"Jadi, Saya diterima untuk bekerja di sini?" Wajahnya sumringah sekali.

"Iya silahkan coba dulu aja." Aku merasa canggung di depannya.

"Jadi? Mulai kapan Saya bisa bekerja?" Ia terlihat bersemangat.

"Senin boleh, orang kantor minggu libur. Kalau yang di lapangan, mereka liburnya gantian, hari minggu tetap buka soalnya." Aku nampak sekali kurang baik dalam interaksi bahasa.

Jujur saja, aku tidak pernah berbicara dengan petinggi atau bos-bos lainnya. Pesan barang segala macam, ya lewat pengusaha yang merupakan kerabat atau teman juga. Selebihnya, memesan dari luar negeri yang pemesanannya menggunakan email dan secara online. Aku tidak memiliki relasi bisnis, jadi tidak pernah yang namanya rapat segala macam. Briefing di sini pun, paling tentang arahan pekerjaan saja.

Perempuan ini seolah beranggapan bahwa tempat kerja ini seperti pekerja kantoran mungkin ya? Ah, aku yang malah kacau sendiri membayangkan yang ada di pikirannya.

"Oh ya, satu lagi. Jangan pakai rok ya? Pekerja di sini banyakan laki-laki, pakai celana panjang biasa aja yang penting jangan training. Nanti ada seragam, tapi semacam kaos berkerah. Boleh berhijab, boleh gak, itu terserah kepercayaan masing-masing. Gak disediakan makan siang, jadi jatah makan siangnya diuangkan. Gak ada kantin, jam istirahat boleh keluar tempat kerja." Yang bekerja di sini, sebenarnya ya asal datang dan bilang ingin bekerja saja. Tidak perlu membawa CV seharusnya, kecuali mekanik khusus ya memang diperlukan hal-hal pendukung seperti ini.

"Kalau boleh tau, sistemnya kontrak atau bagaimana, Pak?" tanyanya kemudian.

"Yang penting rajin aja, masalah berapa lama bekerja tergantung kecocokan Saya dengan hasil kerja kamu." Bisa dibilang, ya buruh lepas.

"Baik, Pak. Apa ada tunjangan lain?"

Ya salam, apa yang ia bayangkan? Serupa dengan bengkel, toko sparepart kendaraan. Tempatnya pun tidak besar-besar sekali, besar tanahnya hanya sekitar 14x10 meter saja.

"Gak ada, uang makan aja adanya. Bensin, kesehatan, gak ada tunjangan. Daftar BPJS mandiri aja sendiri, yang bayar tiap bulannya itu untuk jaga-jaga." Tanganku jadi gatal ingin mencubit p****** besarnya itu.

"Untuk jam masuknya, Pak?" Ia menahan tawa.

Apa yang lucu dari jawabanku tadi?

"Masuk jam delapan pagi, pulang jam empat sore. Ada nomor yang bisa dihubungi? Nanti Saya masukin nomor kamu ke grup pekerja di sini, biar enak kamu nanya-nanya ke yang lain." Aku mengambil ponselku yang tegolek di samping laptop kerjaku.

"Maaf sebelumnya, Bapak di sini itu siapa ya?"

Ekhmmm, ia menggemaskan bukan?

"Oh, kenalan dulu dong makanya." Aku mengulurkan tangan kananku.

Ia tertawa lepas, salah satu gigi gingsulnya menambah manis wajah imutnya. "Boleh, Bapak," sahutnya dengan mengulurkan tangan kanannya.

"Handaru Albundio. Kakak berbicara dengan ownernya langsung." Aku memamerkan gigiku.

Eleh, makin renyah tawanya.

"Ownernya manis. Salam kenal Pak Handaru, katanya sih, Saya calon customer service di sini."

Arghhhh, nyes sekali sambutannya. Ia sepertinya asyik diajak ngobrol ataupun bergurau. Ia seperti paham, jika tadi itu aku dalam mode bergurau.

"Ohh, terima kasih. Kakaknya pun manis dan cantik." Aku menarik jabatan tanganku padanya.

"Tentu saja, Bapak. Perawatan Saya mahal."

Uwih, melongo jadinya.

Melihat ekspresi kagetku mendengar jawabannya itu, tawanya makin membahana saja. Kami sudah seperti teman akrab, padahal baru berkenalan barusan.

"Udah, Kak. Udah, Kak. Lama-lama nanti malah Saya nyaman." Aku tersenyum tipis dan menggelengkan kepalaku dengan menoleh ke arah lain.

"Nyaman-nyaman ya, Pak? Semoga, kenyamanan ini membawa kenaikan gaji." Ia terkekeh kecil.

"Aamiin, aamiin." Aku manggut-manggut saja.

Ehh, apa tadi? Ia malah menambah volume tawanya lagi, saat aku baru menyadari kalimatnya barusan.

...****************...

Untuk favorit, bisa dengan klik titik tiga di dasbor karya. Lalu pilih subscribe, agar dapat informasi update episode dari karya ini. Terima kasih 😘

Terpopuler

Comments

Mr Buaya

Mr Buaya

HEI PAK HAN... OTAKNYA WKWK

2023-07-16

2

Tathya Aqila

Tathya Aqila

semangat ya bunga😊

2023-07-16

1

Ra2

Ra2

kira kira bunga atau Hema yg menyerah berjuang 🤔sampai bunga hrs menyandang JD janda lagi

2023-06-13

2

lihat semua
Episodes
1 SM1. Janda muda
2 SM2. Diterima bekerja
3 SM3. Bertukar pesan
4 SM4. Tempat billiard
5 SM5. Sopan terlihat haram
6 SM6. Traktir makan
7 SM7. Mesin cuci baru
8 SM8. Bestie x bestot
9 SM9. Pilihan hati
10 SM10. Serangan mendadak
11 SM11. Simbiosis mutualisme
12 SM12. Menerima tantangan
13 SM13. Tanda merah
14 SM14. Jalan-jalan malam
15 SM15. Ketegangan di teras rumah
16 SM16. Terpojokan
17 SM17. UGD
18 SM18. Mengantar Harum
19 SM19. Karma atau bukan?
20 SM20. Emosi yang berbaur
21 SM21. Kebodohan
22 SM22. Membicarakan tentang anak
23 SM23. Buang dalam
24 SM24. Pembalut
25 SM25. Mie ayam
26 SM26. Perubahan ayah
27 SM27. Bermain kartu
28 SM28. Makan siang bersama
29 SM29. Klinik laboratorium
30 SM30. Accident bengkel
31 SM31. Sisi Hema
32 SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33 SM33. Melihat keadaan Bunga
34 SM34. Curhat dengan ayah
35 SM35. Berniat makan malam
36 SM36. Makan malam bertiga
37 SM37. Pengakuan yang membingungkan
38 SM38. Dugaan dan kegugupan
39 SM39. Serangkaian tes
40 SM40. Sate padang
41 SM41. Naik ojol
42 SM42. Mencoba menyuap
43 SM43. Pulang makan
44 SM44. Cuci otak
45 SM45. Mengambil hasil tes
46 SM46. Keputusan Bunga
47 SM47. Mencari Hema
48 SM48. Menyadari kebodohan
49 SM49. Mempertahankan hubungan
50 SM50. Berubah
51 SM51. Cabang baru
52 SM52. Customer pertama
53 SM53. Caera Nazua
54 SM54. Pameran
55 SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56 SM56. Sawan pengantin
57 SM57. Kondisi Handaru
58 SM58. Jalur Intis
59 SM59. Teman lama
60 SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61 SM61. Video call
62 SM62. Anak di luar pernikahan
63 SM63. Masukan dan keputusan Harum
64 SM64. Teman perantauan ayah
65 SM65. Teman-teman ayah di Bali
66 SM66. Menelpon om Ghifar
67 SM67. Kakaknya om Ghifar
68 SM68. Berbicara empat mata
69 SM69. Kesimpulan ayah
70 SM70. SIMKAH
71 SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72 SM72. Tiga tamu
73 SM73. Menceritakan kisah singkat
74 SM74. Obrolan dengan bukti
75 SM75. Permintaan tolong
76 SM76. Saran terbaik
77 SM77. Istirahat di rumah Han
78 SM78. Sampai di Aceh
79 SM79. Kembar lima
80 SM80. Diperiksa om Ken
81 SM81. Klinik om Ken
82 SM82. Ruang pemeriksaan
83 SM83. Berhadapan langsung
84 SM84. Kuasa hukum Ra
85 SM85. Meyakinkan Harum
86 SM86. Mengajak berkumpul
87 SM87. Mengupas bawang
88 SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 91 Episodes

1
SM1. Janda muda
2
SM2. Diterima bekerja
3
SM3. Bertukar pesan
4
SM4. Tempat billiard
5
SM5. Sopan terlihat haram
6
SM6. Traktir makan
7
SM7. Mesin cuci baru
8
SM8. Bestie x bestot
9
SM9. Pilihan hati
10
SM10. Serangan mendadak
11
SM11. Simbiosis mutualisme
12
SM12. Menerima tantangan
13
SM13. Tanda merah
14
SM14. Jalan-jalan malam
15
SM15. Ketegangan di teras rumah
16
SM16. Terpojokan
17
SM17. UGD
18
SM18. Mengantar Harum
19
SM19. Karma atau bukan?
20
SM20. Emosi yang berbaur
21
SM21. Kebodohan
22
SM22. Membicarakan tentang anak
23
SM23. Buang dalam
24
SM24. Pembalut
25
SM25. Mie ayam
26
SM26. Perubahan ayah
27
SM27. Bermain kartu
28
SM28. Makan siang bersama
29
SM29. Klinik laboratorium
30
SM30. Accident bengkel
31
SM31. Sisi Hema
32
SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33
SM33. Melihat keadaan Bunga
34
SM34. Curhat dengan ayah
35
SM35. Berniat makan malam
36
SM36. Makan malam bertiga
37
SM37. Pengakuan yang membingungkan
38
SM38. Dugaan dan kegugupan
39
SM39. Serangkaian tes
40
SM40. Sate padang
41
SM41. Naik ojol
42
SM42. Mencoba menyuap
43
SM43. Pulang makan
44
SM44. Cuci otak
45
SM45. Mengambil hasil tes
46
SM46. Keputusan Bunga
47
SM47. Mencari Hema
48
SM48. Menyadari kebodohan
49
SM49. Mempertahankan hubungan
50
SM50. Berubah
51
SM51. Cabang baru
52
SM52. Customer pertama
53
SM53. Caera Nazua
54
SM54. Pameran
55
SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56
SM56. Sawan pengantin
57
SM57. Kondisi Handaru
58
SM58. Jalur Intis
59
SM59. Teman lama
60
SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61
SM61. Video call
62
SM62. Anak di luar pernikahan
63
SM63. Masukan dan keputusan Harum
64
SM64. Teman perantauan ayah
65
SM65. Teman-teman ayah di Bali
66
SM66. Menelpon om Ghifar
67
SM67. Kakaknya om Ghifar
68
SM68. Berbicara empat mata
69
SM69. Kesimpulan ayah
70
SM70. SIMKAH
71
SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72
SM72. Tiga tamu
73
SM73. Menceritakan kisah singkat
74
SM74. Obrolan dengan bukti
75
SM75. Permintaan tolong
76
SM76. Saran terbaik
77
SM77. Istirahat di rumah Han
78
SM78. Sampai di Aceh
79
SM79. Kembar lima
80
SM80. Diperiksa om Ken
81
SM81. Klinik om Ken
82
SM82. Ruang pemeriksaan
83
SM83. Berhadapan langsung
84
SM84. Kuasa hukum Ra
85
SM85. Meyakinkan Harum
86
SM86. Mengajak berkumpul
87
SM87. Mengupas bawang
88
SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!