SM8. Bestie x bestot

….dititipkan ke saudara aku di Aceh. Tapi sekarang akses komunikasi kami terputus, aku tak kuasa nanya anak aku ke saudara yang lain, karena aku takut mereka kasih tau fakta ini ke ayah kandung aku. Aku minta ke saudara aku, untuk tutup rapat-rapat tentang identitas anak aku dari lingkungannya. Aku pun tak berani pulang tanpa Hema, aku bingung mau jelasin apa tentang rumah tangga kami. Hema mau antar pulang ke sana, tapi sekalian pulangkan aku ke ayah aku. Aku yakin ayah tak siap, dia udah percaya seratus persen ke Hema."

Rumit, aku kasihan padanya. 

"Jangan jadi pecundang, Bunga. Hadapi, itu resiko kamu." Masa iya mau menyembunyikan terus keadaan rumah tangganya dari keluarganya? 

Ia menggeleng samar, ia mengambil bantal yang berada di jangkauannya dan memeluk bantal tersebut erat sekali. Tangisnya lebih pilu dari sebelumnya, aku tak tega melihat keadaannya sekarang. 

Aku berpindah duduk di sampingnya, membawanya bersandar di lenganku dan tanganku merangkulnya melewati tengkuknya. Perlahan aku menarik bantal tersebut, Bunga langsung reflek mengalungkan tangannya ke dadaku dengan erat. Aku menyandarkan punggungku, Bunga juga menyandarkan kepalanya ke dadaku. 

Tangisnya masih belum berhenti. Aku mungkin adalah teman pertama yang mendengar keluh kesah dari mulutmu, aku yakin pasti sangat sulit memendam kepedihan ini selama setengah tahun hidup dengan mantan suami tanpa teman bercerita. 

"Jangan ada dendam, pasti alasan Hema bukan cuma kecewa karena kamu kasih anak kamu ke saudara kamu aja. Mental seorang pecandu itu diobrak-abrik pikirannya sendiri, Bunga. Mungkin ada masalah besar, yang buat dia milih lepasin kamu. Dia sayang banget sama kamu, kelihatan sekali dari sikapnya dan pancaran matanya." Aku tadi mencerna ceritanya yang mengatakan bahwa mantan suaminya 's*k*u'. 

Aku paham hal itu terjadi karena apa. 

"Dia buang aku, keluarga aku buang aku. Aku sama siapa lagi coba?" Ia mendongak sesaat, kemudian membasahi kemeja navyku kembali. 

Katanya ia kaya? Tak mungkin hanya dari Hema saja, keluarganya pasti menurunkan warisan. Tapi kenapa bahasanya dibuang? Harus dari mana aku mengulik tentangnya? 

"Kan sama aku, kita bestie sekarang." Aku merubah nada bicaraku seperti anak kecil. 

Bunga terkekeh. "Tapi Abang laki-laki." Ia mendongakkan wajahnya dan tetap memperhatikanku dari bawah. 

"Ya udah bestot." Aku hanya mencoba membuatnya tenang karena kehadiranku. 

"Bestie nge**** dong?" Ia tertawa renyah. 

Meski sempat kaget, aku tetap membaurkan tawanya. Dari sejak di ruangannya, aku paham jika ia suka dengan candaan yang sedikit dewasa. 

"Oh, bisaaaaa," sahutku membuat tawanya menggema. 

Siapa keluarganya? Bagaimana ceritanya? Rasanya aku ingin bertanya langsung pada mantan suaminya. 

"Abang sama perempuan yang di ruangan itu, tinggal bersama kah?" Bunga melepaskan pelukannya, ia sudah tidak bersandar di dadaku lagi. 

"Harum maksudnya?" Aku merapikan kemejaku yang sedikit kusut karenanya. 

"Ohh, Harum namanya? Aku Bunga, dia Harum? Abang pilih yang mana? Apa mau sekalian, jadinya bunga harum?" Ia sudah terlihat ceria lagi. 

"Pilih bunga Bank aja, ada gak?" Aku terkekeh kecil. 

Aku memperhatikannya yang memutari mesin cuci dan memperhatikan printilannya. 

"Uhh, bunganya rendah, cuma tujuh persen pertahun. Aku pernah soalnya." Ia meliukan tangannya seperti bencong. 

Aku jadi terbahak-bahak dengan tingkahnya. Ingin jaim padanya pun bagaimana? Ia selalu bisa membuatku tertawa lepas, hingga sulit untuk menahannya. 

"Ayo kita pindahin ke belakang, Bang." Bunga berusaha mengangkat sisi mesin cuci tersebut. 

"Ayo." Aku lekas bangkit dan membantunya. 

Aku membantu pemasangan instalasi kecil, karena di ruangan belakangnya tidak memiliki colokan listrik. Hingga akhirnya mesin berputar, kemeja navyku pun ikut masuk ke gilingan tersebut karena kata Bunga kemejaku terkena ingusnya. 

Bagaimana penampilanku sekarang? Tentu saja mengekspos dada bidangku di depan janda genit ini. 

"Abang, siapa Harum itu?" Ia menghampiriku yang tengah meluruskan punggung di sofa panjang. 

Aku menunda untuk membalas pesan dari Harum, karena Bunga lebih menarik untuk aku ladeni. 

"Pacar, kenapa?" Harum adalah tunanganku. Tapi jika aku menjawab demikian, aku takut ia menjauhiku. 

Aku nyaman memiliki teman sepertinya. 

"Oh ya? Tinggal bersama kah? Tetangga rusun aku, ternyata banyak yang tinggal bersama loh. Soalnya yang nyewa di pusat, disewakan lagi dengan harga lebih tinggi. Kan Abang tau sendiri, kontrakan satu petak pun sampai nyampai satu setengah juta. Jadi rusun yang cuma berapa ratus aja, pastinya dimanfaatkan oknum." Jemarinya bermain ketika berbicara. Tangannya bertumpu pada lututku yang menekuk satu, agar ia ada tempat untuk duduk di dekatku. 

"Gak kok, dia ngontrak sendiri sama temannya. Aku tinggal sendiri, mau main ke sana?" Aku berpikir, agar ketika aku sakit ada yang datang menengokku.

"Boleh deh kapan-kapan. Tapi aku bakal ngaku kalau aku ini istri orang, pas aku kenalan sama orang tua Abang. Biar Abang dimarahin, karena udah bikin istri orang datang ke tempatnya." Bola matanya berputar, ekspresinya bermain sekali ketika berbicara. 

"Wah, jangan dong." Aku menarik tangannya. 

Ia bisa menahan bobot tubuhnya, agar tidak terhuyung menindihku. 

"Pasti lucu betul ekspresi orang tua, kalau tau anak bujangnya rusak rumah tangga orang." Ia terkekeh geli, dengan melepaskan cekalan tanganku di tangannya. 

"Kamu kali yang ngerusak hubungan aku sama Harum." Aku menempatkan kedua tanganku di belakang kepala, agar digunakan sebagai bantal. 

Bulu ketiakku terekspos. 

"Wah masa? Abang kali yang naksir aku, tapi sayang untuk ninggalin Harum." Tawanya meledek sekali. 

Jangan sampai hubunganku berada di titik itu. Aku pemain wanita, tapi aku jangan sampai mempermainkan perasaan wanita. 

"Kita lihat nanti ya???" Aku terkekeh kecil. 

"Jangan nantangin orang gila loh? Hal bodoh sekalipun pasti akan aku lakuin kalau aku udah mau." Ia menggelitiki rusukku. 

Geli sekali.

Aku terbahak-bahak lepas, menahan tangannya dan sampai membawanya jatuh ke atas tubuhku. Namun, posisi ini membuat tawa kami lenyap. Kami saling memandang, sebelum Bunga menyadari ada yang hidup di antara tubuhku. 

"Abang sih gitu bercandanya." Ia meninggalkanku ke ruangan belakang. 

Aku tidak akan mengejarnya, karena aku yakin pasti aku akan memper***a dirinya sekarang juga. Harum terlelap karena mabuk pun, aku tega menggarapnya. Apalagi memp******a janda, yang jelas aku dipersilahkan masuk ke dalam rumahnya.

Bunga bisa habis dan koyak dalam sekejap. 

"Abang…. Udah aku coba benerin selangnya, tapi airnya tak keluar-keluar ini." 

Ya salam, segala ia memanggilku lagi. 

"Jadi, Abang yang keluarin nih? Nanti b***k gak?" Aku bangkit mencari keberadaannya. 

Sesak sekali celanaku dibawa berjalan begini. 

"Hei, apanya coba?" Bunga terkekeh dengan menutupi mulutnya. 

"Ngeres ya? Mau sekalian dibuat kotor kah, terus mandi junub?" Aku berjalan mendekatinya. 

"Apa sih, Abang?!!" Ia menahanku, saat aku meraih pundaknya. 

...****************...

Aku menagih komentar 😙

Terpopuler

Comments

Tathya Aqila

Tathya Aqila

kamu pasti bahagia bunga

2023-07-16

2

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

Lelaki memang begitu mulutnya😌 Cara Bunga nolak Han jd keingat sama mamah Dinda terus nih mungkin karena mereka sama2 survive setelah pisah dari suami

2023-06-15

1

Red Velvet

Red Velvet

Bunga tak seharusnya kamu menyembunyikan semua ini dari keluarga kamu, dan Hema juga apa sih sebenarnya yg membuat kamu melepaskan Bunga🤨

2023-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 SM1. Janda muda
2 SM2. Diterima bekerja
3 SM3. Bertukar pesan
4 SM4. Tempat billiard
5 SM5. Sopan terlihat haram
6 SM6. Traktir makan
7 SM7. Mesin cuci baru
8 SM8. Bestie x bestot
9 SM9. Pilihan hati
10 SM10. Serangan mendadak
11 SM11. Simbiosis mutualisme
12 SM12. Menerima tantangan
13 SM13. Tanda merah
14 SM14. Jalan-jalan malam
15 SM15. Ketegangan di teras rumah
16 SM16. Terpojokan
17 SM17. UGD
18 SM18. Mengantar Harum
19 SM19. Karma atau bukan?
20 SM20. Emosi yang berbaur
21 SM21. Kebodohan
22 SM22. Membicarakan tentang anak
23 SM23. Buang dalam
24 SM24. Pembalut
25 SM25. Mie ayam
26 SM26. Perubahan ayah
27 SM27. Bermain kartu
28 SM28. Makan siang bersama
29 SM29. Klinik laboratorium
30 SM30. Accident bengkel
31 SM31. Sisi Hema
32 SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33 SM33. Melihat keadaan Bunga
34 SM34. Curhat dengan ayah
35 SM35. Berniat makan malam
36 SM36. Makan malam bertiga
37 SM37. Pengakuan yang membingungkan
38 SM38. Dugaan dan kegugupan
39 SM39. Serangkaian tes
40 SM40. Sate padang
41 SM41. Naik ojol
42 SM42. Mencoba menyuap
43 SM43. Pulang makan
44 SM44. Cuci otak
45 SM45. Mengambil hasil tes
46 SM46. Keputusan Bunga
47 SM47. Mencari Hema
48 SM48. Menyadari kebodohan
49 SM49. Mempertahankan hubungan
50 SM50. Berubah
51 SM51. Cabang baru
52 SM52. Customer pertama
53 SM53. Caera Nazua
54 SM54. Pameran
55 SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56 SM56. Sawan pengantin
57 SM57. Kondisi Handaru
58 SM58. Jalur Intis
59 SM59. Teman lama
60 SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61 SM61. Video call
62 SM62. Anak di luar pernikahan
63 SM63. Masukan dan keputusan Harum
64 SM64. Teman perantauan ayah
65 SM65. Teman-teman ayah di Bali
66 SM66. Menelpon om Ghifar
67 SM67. Kakaknya om Ghifar
68 SM68. Berbicara empat mata
69 SM69. Kesimpulan ayah
70 SM70. SIMKAH
71 SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72 SM72. Tiga tamu
73 SM73. Menceritakan kisah singkat
74 SM74. Obrolan dengan bukti
75 SM75. Permintaan tolong
76 SM76. Saran terbaik
77 SM77. Istirahat di rumah Han
78 SM78. Sampai di Aceh
79 SM79. Kembar lima
80 SM80. Diperiksa om Ken
81 SM81. Klinik om Ken
82 SM82. Ruang pemeriksaan
83 SM83. Berhadapan langsung
84 SM84. Kuasa hukum Ra
85 SM85. Meyakinkan Harum
86 SM86. Mengajak berkumpul
87 SM87. Mengupas bawang
88 SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89 KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90 KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91 KARYA BARU DI NOVELTOON
Episodes

Updated 91 Episodes

1
SM1. Janda muda
2
SM2. Diterima bekerja
3
SM3. Bertukar pesan
4
SM4. Tempat billiard
5
SM5. Sopan terlihat haram
6
SM6. Traktir makan
7
SM7. Mesin cuci baru
8
SM8. Bestie x bestot
9
SM9. Pilihan hati
10
SM10. Serangan mendadak
11
SM11. Simbiosis mutualisme
12
SM12. Menerima tantangan
13
SM13. Tanda merah
14
SM14. Jalan-jalan malam
15
SM15. Ketegangan di teras rumah
16
SM16. Terpojokan
17
SM17. UGD
18
SM18. Mengantar Harum
19
SM19. Karma atau bukan?
20
SM20. Emosi yang berbaur
21
SM21. Kebodohan
22
SM22. Membicarakan tentang anak
23
SM23. Buang dalam
24
SM24. Pembalut
25
SM25. Mie ayam
26
SM26. Perubahan ayah
27
SM27. Bermain kartu
28
SM28. Makan siang bersama
29
SM29. Klinik laboratorium
30
SM30. Accident bengkel
31
SM31. Sisi Hema
32
SM32. Menyelesaikan pekerjaan
33
SM33. Melihat keadaan Bunga
34
SM34. Curhat dengan ayah
35
SM35. Berniat makan malam
36
SM36. Makan malam bertiga
37
SM37. Pengakuan yang membingungkan
38
SM38. Dugaan dan kegugupan
39
SM39. Serangkaian tes
40
SM40. Sate padang
41
SM41. Naik ojol
42
SM42. Mencoba menyuap
43
SM43. Pulang makan
44
SM44. Cuci otak
45
SM45. Mengambil hasil tes
46
SM46. Keputusan Bunga
47
SM47. Mencari Hema
48
SM48. Menyadari kebodohan
49
SM49. Mempertahankan hubungan
50
SM50. Berubah
51
SM51. Cabang baru
52
SM52. Customer pertama
53
SM53. Caera Nazua
54
SM54. Pameran
55
SM55. Company Putra Tunggal Berintan
56
SM56. Sawan pengantin
57
SM57. Kondisi Handaru
58
SM58. Jalur Intis
59
SM59. Teman lama
60
SM60. Mengungkapkan kebenarannya
61
SM61. Video call
62
SM62. Anak di luar pernikahan
63
SM63. Masukan dan keputusan Harum
64
SM64. Teman perantauan ayah
65
SM65. Teman-teman ayah di Bali
66
SM66. Menelpon om Ghifar
67
SM67. Kakaknya om Ghifar
68
SM68. Berbicara empat mata
69
SM69. Kesimpulan ayah
70
SM70. SIMKAH
71
SM71. Hari spesial yang kurang spesial
72
SM72. Tiga tamu
73
SM73. Menceritakan kisah singkat
74
SM74. Obrolan dengan bukti
75
SM75. Permintaan tolong
76
SM76. Saran terbaik
77
SM77. Istirahat di rumah Han
78
SM78. Sampai di Aceh
79
SM79. Kembar lima
80
SM80. Diperiksa om Ken
81
SM81. Klinik om Ken
82
SM82. Ruang pemeriksaan
83
SM83. Berhadapan langsung
84
SM84. Kuasa hukum Ra
85
SM85. Meyakinkan Harum
86
SM86. Mengajak berkumpul
87
SM87. Mengupas bawang
88
SM88. Kembali ke Jakarta (TAMAT)
89
KARYA BARU NIH BANG BENGKEL
90
KARYA BARU NIH DEK CANI KESAYANGAN KAKEK ADI
91
KARYA BARU DI NOVELTOON

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!