Sangkar Emas Suami Buruk Rupa
Pada suatu pagi saat jam dinding menunjukkan pukul tiga dini hari.
"Huahaheeemm......!"
Nampak seorang perempuan bangun dari tidurnya di atas lantai tanpa alas apapun, sedangkan diatas tempat tidur yang empuk ada seorang laki-laki yang masih tidur dengan nyenyaknya.
"Uhf! badanku sakit semua!" gerutu perempuan itu seraya menggerak-gerakkan pinggangnya, sehingga mengeluarkan bunyi diantara tulang-tulangnya.
"Krek...krek...!"
"Wah, tempat apa ini?" gumam perempuan itu seraya menebarkan pandangannya ke sekitarnya.
Dia terpesona akan keindahan ruangan dimana dia berada saat ini. Begitu luas dan mewah segala perabotan yang ada, hal ini berbanding terbalik dengan kamar tidurnya di kontrakan ayahnya.
Sudah sempit, tak ada jendela maupun perabotan yang mahal dan lampu yang begitu indahnya.
Perempuan itu mengernyitkan kedua alisnya dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi padanya.
"Ah, aku ingat! aku kemarin kan sudah menikah! iya menikah...!" gumam dalam hati perempuan yang saat ini menatap ke arah laki-laki yang berada di atas tempat tidur dengan posisi tidur terlentang dengan nyenyaknya.
Perempuan ini bernama Ira Suwita, yang dimana dia sekarang ini terpaksa menikah dengan laki-laki buruk rupa yang tak lain adalah putra sulung majikan ayahnya yang bernama Ardi Jaya.
Dimana ayah Ira Suwita yang bernama Wahyu Suwita itu, saat ini berprofesi sebagai supir pribadi di keluarga tuan Agung Jaya, papa dari suaminya yang bernama Ardi Jaya.
Perlahan Ira bangkit dari duduknya dan dengan sangat pelan-pelan sekali dia duduk diatas tempat tidur dimana ada Ardi Jaya yang sedang tidur.
Ira yang yang penasaran dengan wajah suaminya itu, duduk ditepi tempat tidur. Dia berusaha melihat wajah laki-laki yang kemarin menikahinya. Sepertinya dia kesulitan melihat wajah suaminya, karena laki-laki itu menutupi wajahnya dengan lengan sebelah kanannya.
Tiba-tiba laki-laki itu membuka kedua matanya dan tersentak kaget pada saat melihat perempuan yang dia nikahi menatapnya dengan tatapan aneh, tapi seketika dia melompat ke belakang saat Ardi Jaya bangun dan menatap Ira Suwita.
Kedua-duanya sama-sama terkejut, Ira Suwita mundur dan terjatuh ke lantai dimana dia tidur semalam.
"Haaah....!"
"Brugh...!"
"Aaargh...!"
Perempuan itu meringis kesakitan. sementara itu Ardi Jaya yang juga terkejut menutup wajahnya. Laki-laki itu ada rasa tak percaya diri, karena wajahnya yang dulu tampan kini berubah menjadi buruk rupa.
Setengah wajahnya sebelah kanan, seperti ada luka bakar. Karena itulah dia merasa tak percaya diri lagi, tak seperti sebelum dia mengalami kecelakaan.
"Duh kira-kira mas, kalau mau bangun itu jangan mengagetkan orang!" seru Ira yang kemudian bangkit dari duduk terjatuhnya.
Ardi Jaya bangkit dari tempat tidurnya dan menatap Ira dengan tatapan yang tajam.
"Oh, anak sopir yang membuat celaka wajahku! masih berani bersuara keras padaku!" seru Ardi yang kemudian melangkahkan kaki menghampiri Ira.
Rasa tak percaya dirinya itu, kini tiba-tiba hilang dan berganti dengan rasa benci yang amat sangat pada Ira.
"Ayahku memang salah pada kamu, dan aku sudah menebus kesalahan ayahku dengan menikah denganmu! Kenapa kamu masih saja marah padaku? Dan tak menganggap ku selayaknya seorang istri?" ucap Ira dengan rentetan pertanyaan.
"A...apa! kau mau dijadikan istri yang layak? Enak saja! Ngaca kamu ngaca!" seru Ardi seraya menunjuk ke arah meja rias yang ada dikamar mewah itu.
"Aku gadis normal, tak ada cacat apapun. Memangnya kenapa?" tanya Ira yang tak mengerti maksud dari Ardi.
"Kau menghinaku ya!" bentak Ardi yang kemudian melayangkan tangan kanannya dan mendarat ke arah pipi sebelah kiri Ira.
"Plakk....!"
"Arrgh...!"
Ira mengerang kesakitan dan mengusap pipinya yang sekarang memerah dan terasa panas dan sakit itu.
"Kenapa kau menamparku? apa salahku?" tanya Ira yang kini kedua matanya berkaca-kaca.
"Apa salahmu? woi, seandainya ayah kamu tak menyiramku dengan air keras, mungkin aku akan menikah dengan Novi! Bukan dengan gadis udik seperti kamu!" seru Ardi dengan wajah menggerutu dan nampak kekesalan di wajahnya.
"Sudah-sudah! memang ayahku salah, sekarang aku sudah jadi istrimu. Aku milikmu, jadi kamu bisa lakukan apa pun padaku! tapi satu yang aku pinta, jangan ungkit kesalahan ayahku lagi! aku mohon...!" seru Ira seraya memegang tangan Ardi, Ardi melihat tangnya yang dipegang Ira.
Pemuda itu menatap Ira dengan sinis, kemudian menghempaskan tangan Ira. Hal itu membuat Ira kaget bukan main.
"Suamiku ini ternyata angkuh dan keras hati, juga kasar padaku! aku harus bagaimana?" gimana dalam hati Ira yang tak terasa air matanya berlinang dipipinya.
"Sudah, aku mau ke kamar mandi. Dan kamu kalau mau tidur tetap di lantai, aku tak mau melihat kamu tidur ditempat tidur, apalagi mendekatiku!" seru Ardi sedikit mengancam.
"I..iya!" balas Ira yang kemudian kembali ke tempatnya semula.
Sementara itu Ardi melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi, setelah buang air kecil pemuda itu melangkahkan kaki ua menuju ke wastafel dalam kamar mandi yang terdapat cermin ya juga dengan dinding dari keramik yang sebagian wastafelnya terbuat dari marmer itu.
"Hah...! kenapa semua ini harus aku alami?" gerutu Ardi pada saat melihat wajahnya di cermin.
Pemuda itu mengusap wajahnya yang terkena luka bakar itu. Dan kemudian dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi dan sekarang ini menuju ke tempat tidurnya.
Dilihatnya Ira yang tidur dengan pulasnya diatas lantai, ada perasaan tak tega juga dihati pemuda itu. Namun kembali rasa dendam dan benci mengalahkan hatinya yang merasa iba pada Ira.
Ardi naik ke atas tempat tidurnya dan mulai berbaring dan berusaha memejamkan kedua matanya. Yang pada akhirnya pemuda itu terlelap dalam tidurnya dan menuju ke alam mimpinya.
Pada saat ini Ira dan Ardi berada di sebuah villa mewah dan terpencil di tepi hutan. Di tepi hutan itu terdapat banyak pohon-pohon yang rindang, menambah kesunyian didalam villa itu.
Matahari sudah menunjukkan sinarnya di ufuk langit sebelah timur.
Sementara itu Ira sudah bangun dari tidur singkatnya,dan gadis itu melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi.
Setelah membersihkan dirinya, kemudian Ira mulai berwudlu dan setelah selesai berwudlu, dia melangkahkan kaki menuju ke tempat dimana kopernya masih berdiri disamping pintu kamar itu.
Ira membuka koper dan mengambil mukena serta sajadahnya, kemudian Ira menunaikan sholat subuh disamping tempatnya tadi waktu tidur.
Ira segera menunaikan sholat subuh, dan kemudian membaca ayat-ayat Al Qur'an walau sebentar.
Tanpa disadari Ardi juga sudah bangun dari tidurnya, hanya saja pemuda itu tidak segera bangun tapi dia malah memperhatikan dan mendengarkan suara Ira yang sedang mengaji.
Beberapa menit kemudian Ira selesai mengaji, setelah itu dia melipat mukenanya dan meletakkannya di atas meja.
Kemudian Ira melangkahkan kaki mendekati Ardi yang terlihat masih tidur.
Baru saja Ira hendak membangunkan Ardi, pemuda itu kemudian bangun dan melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dan berwudlu, Ardi melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi mandi dan dia melangkahkan kaki menuju ke lemari pakaiannya.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Sangkar Emas Suami Buruk Rupa ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Putri Minwa
oh, kasihan juga tuh
2023-07-24
0
Julianso
Aku cowok, tapi kesel juga sama si Ardi ini! main tangan sama wanita aja! nggak gentle....😠
2023-06-25
5
Julianso
Aku pasti juga gitu, kalau bangun tidur tiba-tiba dihadapanku ada cewek... langsung aku peluk dianya 🤣🤣
2023-06-25
6