Sesekali Ira menghela napasnya, dan kembali melanjutkan membacanya, karena Ardi masih sibuk dengan ponselnya.
"Hoahaheem....!"
Ira menguap seraya menutup mulutnya, perempuan itu tak bisa menahan rasa kantuknya.
"Mas, aku ke kamar ya! ngantuk banget nih!" seru Ira yang menatap suaminya.
"Iya, sebentar lagi mas juga mau menyusul." ucap Ardi yang menatap istrinya dengan mengulas senyumnya.
Ira bangkit dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju ke arah tangga, tanpa menghiraukan ada beberapa pasang mata yang memandangnya. Mereka adalah Nyonya Karla, Marko dan juga tuan Harja yang merupakan kakak dari Tuan Agung Jaya.
Langkah Ira terus tanpa menoleh, dan dia akhirnya tiba di depan kamarnya yang berada di lantai dua paling ujung,
Selesai membuka pintu, Ira masuk dan menutup pintu tersebut. Lantas dia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar dan menuju ke tempat tidurnya, kemudian dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"Sepertinya ada kesenjangan antara papa Agung, mas Ardi dengan Mama Karla, Marko dan tuan Harja. Aku bisa merasakannya, kenapa dalam keluarga bisa saling begini ya?" gumam dalam hati Ira yang pelahan-lahan menutup kedua matanya dan akhirnya dia terpejam dan larut dalam mimpinya.
Beberapa saat kemudian, Ardi Jaya telah menyelesaikan pekerjaannya,, dan dirinya segera melangkahkan kaki menuju ke kamarnya.
Demikian pula dengan Ardi jaya, dia tak memperdulikan apa yang dilakukan oleh mama Tirinya, adik tirinya dan juga pamannya. Dia terus melangkahkan kaki dan terus melangkah menuju ke kamarnya tanpa memperdulikan keluarganya itu yang memandang ke arahnya dengan wajah kebencian itu.
Yang tak habis pikir, kenapa mereka itu benci padanya. Setelah masuk dan menutup pintu kamarnya, Ardi jaya mengunci dan menelepon seseorang sambil sesekali melihat istrinya yang telah terlelap dalam tidurnya.
"Melihat apa yang mereka lakukan tadi, kenapa aku tak tega ya meninggalkan istriku di rumah ini?" gumam dalam hati Ardi jaya yang telah selesai menelepon dan dia memperhatikan istrinya yang telah terlelap dalam tidurnya.
Ardi kemudian duduk diatas pembaringan dan dia masuk menelisip di selimut yang menutupi tubuh istrinya.
"Istriku, pada awalnya walaupun kamu tak menyukaiku dan aku tak menyukaimu, tapi kenapa sekarang ini aku tak rela meninggalkanmu dan anehnya lagi kenapa aku sangat takut jika kehilangan kamu nanti setelah aku pergi." gumam dalam hati Ardi seraya mengusap kepala istrnya dan sesekali mengecup kening istrinya dengan pelan-pelan.
"Kamu sudah tidak jijik melihat wajahku, dan apakah kamu nanti akan semakin mencintaiku pada saat wajahku kembali seperti semula? atau jangan-jangan kau akan menjauhiku?" masih gumam dalam hati Ardi Jaya yang mulai menciumi wajah istrinya.
Ardi begitu mesra dan terus menciumi dan memeluk istrinya, seolah dia tak ingin lepas dengan istrinya.
Karena merasa ada yang mengganggu tidurnya, Ira membuka kedua matanya dan melihat suaminya yang terus menciuminya.
"Mas Ardi, kamu ngapain sih? masih siang juga?" tanya Ira dengan berbisik.
"Aku bakal rindu padamu nanti sayang, sebelum kita pisah maukan kamu melayani aku? soalnya nanti kita tak akan melakukannya selang beberapa hari ke depan." ucap Ardi Jawa dengan berbisik dan menatap istrinya dengan intens.
Ira menganggukkan kepalanya sekaligus mengulas senyumnya, kemudian dia membalas menciumi wajah suaminya tanpa takut dan jijik sama sekali.
Ardi menikmati setiap sentuhan istri ya, perlahan-lahan Ira membuka stu persatu kancing baju suaminya yang terus memandangi wajahnya.
Ira menciumi leher dan lanjut ke dada bidang suaminya, dan napas Ardi mulai memburu karenanya. Tangan Ardi terus menelisip ke balik tubuh istrinya, dan terus meraba ke bagian dalam tubuh istrinya.
Kedua telapak tangan Ardi menuju ke gundukan kembar istrinya dan perlahan Ira melepaskan satu persatu kancing baju yang menempel di tubuhnya. Ardi pun melepaskan kacamata yang menutupi gundukan kembar itu dan mulailah dia seperti anak kecil yang memakan permen lolipopnya.
Ira terus menggeliat dan mereka melepas pakaian yang tersisa, saat ini keduanya sudah dalam keadaan polos.
"Mas aku yang diatas dulu ya?" pinta Ira dengan berbisik, dan itulah yang sangat di sukai Ardi yang mana laki-laki itu menganggukkan kepalanya dan Ira memulai tugasnya dengan memegang milik suaminya yang pelahan-lahan menegang itu, dan kemudian Ira menaikkan tubuhnya diatas tubuh suaminya.
Ira memasukkan milik suaminya ke lahan miliknya perlahan-lahan dan rumput hitam mereka saling menyapa.
Mulai dari perlahan-lahan genjotan Ira dan kemudian mempercepatnya, Ardi sangat menikmatinya dan juga demikian dengan Ira.
Mereka terus melakukannya sampai Ira lelah dan bergantian Ardi yang diatas istrinya. Secara berulang kali Ardi memompa dan keduanya hanyut dalam kenikmatan suami dan istri itu.
Satu jam lebih mereka melakukannya sampai kedua tubuh itu benar-benar letih dan akhirnya mereka saling berpelukan setelah puncak kenikmatan itu telah mereka dapatkan.
"Sayangku, aku bangga padamu. Kamu hebat sayang, aku sangat mencintaimu." bisik Ardi di telinga Ira yang berkali-kali menciumi kening dan dan pipi Ira.
Ira mengulas senyumnya dan terharu mana kala suami ya itu memuji dirinya.
Setelah mereka mengatur napas mereka yang sebelumnya tersengal-sengal itu, keduanya mulai memejamkan kedua mata dan akhirnya terlelap dalam tidur masing-masing.
Hari berganti hari, mereka sering melakukan tugas dan kewajiban sebagai suami istri itu, sampai Ardi berangkat ke Korea. Namun sebelumnya ada beberapa orang datang pada saat ke keadaan rumah dalam kedadan sepi.
Saat tiba hari yang ditunggu, Ira ikut mengantarkan sua.inya sampai ke bandara.
"Kamu jad diri baik-baik ya, sayang!" bisik Ardi disaat dirinya memeluk istrinya.
"Iya, aku akan ingat selalu pesan mas Ardi." balas Ira sambil menatap suaminya dengan intens tatkala pelukan mereka telah saling melepaskan diri.
Tak berapa lama suara panggilan pesawat yang akan ditumpangi Ardi sudah diumumkan oleh operator, Ardi segera berpamitan.
"Mas pergi ya!" bisik Ardi yang kembali memeluk dan mencium istrinya.
Ira menganggukkan kepalanya pelan-pelan dan Tanpa sadar air matanya jatuh ke pipinya yang halus dan lembut itu.
"Papa, Ardi juga berangkat ya!" ucap pamit Ardi yang bergantian memeluk papanya, Agung jaya.
"Iya, kamu juga jaga diri baik-baik ya!" pesan papa Ardi itu pada saat pelukan mereka telah lepas. Dan Ardi mengulas senyumnya.
Lanjut Ardi berpamitan dengan menyalami mama tirinya yang juga ikut mengantarkan Ardi dan ada senyum yang tak biasa tersungging disudut bibir nyonya Karla itu.
Kemudian dia kembali memeluk istri dan menciuminya tanpa menghiraukan kedua orang tuanya yang menggelengkan kepalanya secara perlahan lahan.
"Assalamu'alaikum....!" ucap salam pamit Ardi yang melambaikan tangannya.
"Wa'alaikumsalam..!" balas Ira dan yang lainnya seraya melambaikan tangan mereka.
Ardi juga melambaikan tangannya dan kemudian dia membalikkan tubuhnya, melangkahkan kaki meninggalkan keluarganya yang dengan setia masih menatap ke arah Ardi, hingga laki- laki itu hilang dari pandangan mereka.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Sangkar Emas Suami Buruk Rupa ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
... ...
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Yu Lee
wah...
2023-07-09
3
Naba rumi
Up....up....up.....!
2023-07-05
1