Tuan Agung Jaya berdehem, seketika itu juga nyonya Karla sangat terkejut dan kebingungan. Dengan segera dia mematikan ponselnya dan dengan gugup berdiri untuk menyapa suaminya.
"Pa...pa...! papa sudah selesai? ayo kita makan siang. Mama ambilkan ya pa!" ucap nyonya Karla yang terlihat manis, tapi sedikit gugup.
Tuan Agung Jaya menghela napas kemudian mengulas senyumnya dan menarik kursi di sebelah kanan dari posisi kursi nyonya Karla, dan kemudian dia menduduki kursi tersebut.
Nyonya Karla mengambil piring dan mengisinya dengan nasi, lauk-pauk dan sayuran yang tadi sudah dihidangkan oleh mbok Surti dan Ira. Kemudian meletakkannya di hadapan suaminya, tuan Agung.
"Ira, lekas ambil makanannya. Tunggu apa lagi, keburu dingin nanti!" seru tuan Agung seraya menatap Ira yang duduk diposisinya.
"I..iya pa." jawab Ira yang kemudian mengambil nasi berikut sayuran dan lauk-pauknya.
"Duh, aku kok merasa ingin tahu ya? apa sing yang sebenarnya papa lihat di ponsel mama Karla?" gumam dalam hati Ira selesai mengambil makanannya dan diam-diam masih memperhatikan tingkah kedua orang tua suaminya itu.
Ada ketindak nyamanan diantara keduanya, itu yang dirasakan oleh Ira.
"Nak Ira,ini buahnya!" seru mbok Surti yang meletakkan semangkuk semangka yang sudah dipotong-potong kecil dan sebelumnya mbok Surti sudah meletakkannya disamping piring tuan Agung dan juga nyonya Karla.
"Eh, iya mbok." jawab Ira yang kaget karena tersadar dari lamunannya, dah hal itu diketahui oleh mbok Surti dan dia mengulas senyumnya pada Ira.
Raut wajah Ira memerah karena melihat mbok Surti yang melihat keterkejutannya, pada saat melihat tingkah kedua mertuanya itu.
"Sudah baca doa makan nak?" tanya mbok Surti yang mengingatkan seraya masih mengulas senyumnya.
"He...he...he...! makasih ya mbok diingtkan." balas Ira, untuk menutupi rasa malunya.
Istri Ardi itu mulai berdoa dan kemudian memakan makanan dihadapannya, sesuap demi sesuap.
Beberapa menit kemudian makan siang mereka telah selesai, tapi mereka masih saja duduk di tempat masing-masing. Sementara itu mbok Surti sibuk memunguti piring dan tempat makan yang lainnya, untuk dipindah ke dapur dan yang tak ada isinya diletakkan di tempat pencucian piring.
"Mama dan Ira, kalian baik-baiklah di rumah ya! papa selama dua hari ini mau ke luar kota. Ada pembukaan cabang perusahaan yang mengharuskan papa menghadirinya, jadi mama tetap dirumah untuk menemani Ira yang sendirian." kata tuan Agung Jaya seraya menatap kedua wanita yang beda usia itu satu persatu.
"Dua hari pa?" tanya Ira yang memastikan pendengarannya.
"Iya, karena itulah baik-baiklah kalian dirumah, kalau nggak ada yang penting sebaiknya kalian jangan keluar rumah, kalau tidak ada yang menemani kalian." saran tuan Agung seraya menatap Ira dan nyonya Karla satu persatu.
"Iya Pa!" balas Ira dan Yonya Karla yang bersamaan.
Tuan Agung melihat jam tangannya dan kemudian beliau berdiri dari duduknya, papa mertua Ira itu mulai berpamitan. Nyonya Karla dan Ira mengantarkan tuan Agung Jaya sampai di teras rumah,dan sesampainya di teras nyonya Karla segera mencium serta memeluk suaminya, setelah itu Ira mencium tangan papa mertuanya.
Tuan Agung Jaya mengucap salam serta melambaikan tangannya, Ira dan nyonya Karla membalasnya denga mengucap salam dan melambaikan tangan mereka juga.
Kemudian Tuan Agung melangkahkan kaki menuju ke dalam mobil yang dimana pak Wahyu, ayah dari Ira sudah siap di depan kemudi.
Tak berapa lama mobil sedan mewah itu melaju pelan-pelan keluar dari halaman rumah besar itu dan terus menyusuri sepanjang jalan raya.
Sementara itu Ira dan Nyonya Karla masuk ke rumah dan keduanya melangkahkan kaki menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat, sholat Dhuhur dan juga tidur siang.
Adzan Ashar berkumandang, Ira terbangun dari tidur siangnya. Istri Ardi itu melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi dan kemudian berwudlu, setelah itu menunaikan sholat Ashar.
"Panas sekali, air di galon dispenser sudah habis. Sebaiknya aku panggil mbok Surti apa pak Tejo saja buat ganti air galonnya." gumam dalam hati Ira setelah selesai sholat Ashar.
Suasana di rumah besar itu hening sejenak, dan tak berapa lama datanglah Marko dengan seorang wanita yang sangat cantik dan stylish tentunya dengan pakaiannya yang seksi, membuat semua laki-laki yang melihatnya tentu akan terpana.
Keduanya melangkahkan kaki menuju ke ruang tamu dan mereka sedang asyik mengobrol.
Sementara itu Ira yang keluar dari kamarnya, perlahan-lahan melangkahkan kaki menuruni tangga. Kemudian menganggukkan kepala dan menyapa Marko dan wanita yang bersamanya.
"Marko? sudah pulang kuliah ya?" tanya Ira pada saat sudah berada dihadapan Marko dan temannya.
"Iya, duh kasihan ya yang ditinggal suami! aku yakin kalau dia nggak akan bakal balik lagi kemari. Dan kalaupun balik, pasti dia akan menemui kekasihnya! he..he..he..!" seru Marko yang terkekeh seraya melirik ke arah wanita disampingnya.
Ira mengernyitkan kedua alisnya, karena tak mengerti apa yang dimaksud oleh Marko.
"Kenalin, saya Jesica! mantan kekasih dari suami kamu! Ha...ha...! aku rela kalau dia sekarang punya istri seperti kamu, pas dengan keadaanya! wajahnya yang sekarang hancur, memang cocok bersanding dengan orang miskin sama seperti kamu!" kata wanita modis itu yang tak lain adalah Jesica, mantan kekasih dari Ardi Jaya suami Ira yang saat ini ada di Korea Selatan guna melakukan operasi plastik untuk membenahi wajahnya. Yang mana sebagian telah hancur terkena air keras, yang dibawa oleh ayah Ira.
"Ma'af saya disini tak butuh ejekan anda." kata Ira dengan tetap tenang, dan dia hendak meninggalkan keduanya di ruang tamu.
Karena baginya tak penting meladeni celotehan Jesica, yang Ira menyangka kalau Jesica hanya seorang wanita yang cuma menaruh hati pada suaminya.
"Hai, jangan pergi dulu! dasar anak sopir, jadi istrinya bos jadi belagu ya kamu...!" bentak Jesica yang terlihat geram.
"Nona Jesica! kamu tahu, kesan pertama saya pada anda adalah anda seperti buah kedondong!" seru Ira yang menatap Jessica dengan tajam.
"Apa maksud kamu mengataiku seperti buah kedondong!" bentak Jesica yang mulai naik pitam.
"Mau tahu? Manusia dengan tipe seperti buah kedondong adalah orang yang penampilannya menarik, baik dalam berpakaian, berdandan, berbicara, berjalan, makan minum, namun penampilan itu hanyalah polesan lahiriah saja. Perilaku tidak mencerminkan keadaan hati yang sebenarnya. Hatinya dikuasai sifat-sifat tak terpuji, sombong, pendendam, iri, egois, kulit kedondong memang licin dan halus namun dagingnya sangat asam kalau dimakan dan bijinya penuh serabut yang semrawut. Dan semua ada pada diri kamu!" jelas Ira yang melemparkan senyumnya.
"Kurang ajar kau!" maki Jesica yang kemudian melempar sebuah bantal sofa ke arah Ira, dan dengan tangkasnya Ira dapat menangkap dan melemparnya kembali ke atas sofa seperti sebelum diambil oleh Jesica.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Sangkar Emas Suami Buruk Rupa ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Julianso
lanjut
2023-07-11
1
Yu Lee
Penasaran ....
2023-07-09
1