Bercanda di Atas Sofa

Ira memeluk suaminya yang sudah memejamkan kedua matanya itu dan kemudian dia tertidur dengan pulasnya disamping suaminya.

Hari-hari mereka lalui sampai beberapa hari dengan gembira dan tak ada pertengkaran diantara mereka.

Mungkin inilah kebenaran dari pepatah Jawa "Witing Tresno Jalaran saking kulino". Artinya kurang lebih adalah "cinta hadir karena terbiasa karena seringnya pertemuan."

Kata-kata ini mengumpamakan bahwa dalam sebuah hubungan antar dunia manusia, rasa cinta di antara keduanya dapat muncul karena terbiasa. Baik terbiasa bersama-sama, terbiasa menghabiskan waktu berdua, terbiasa bertemu, terbiasa mengobrol, dan lainnya.

Meskipun pada awalnya tak ada rasa yang mengacu pada hal-hal romantis, namun seiring berjalannya waktu akan tumbuh perasaan cinta akibat hal-hal yang dibiasakan.

Begitu pula dengan Ardi Jaya dan Ira Suwita, yang semula mereka saling benci dan kini mereka saling membutuhkan.

Momen-momen kebersamaan mereka berdua, telah mereka jalani dan tak terasa sudah satu Minggu lamanya mereka berada di dalam Villa.

Pada pagi hari setelah selesai mereka sarapan dengan ala kadarnya, karena bahan makanan yang sudah menipis. Keduanya duduk santai di sofa ruang tamu, dimana ada dua gelas teh manis dan teko di atas meja dihadapan mereka.

"Mas, kapan papa mengirim orang untuk mengantar bahan makanan untuk kita?" tanya Ira yang sangat cemas dengan keadaannya saat ini.

Karena stok makanan mereka sudah habis dan jika tak ada yang datang, dengan terpaksa mereka mencari bahan makanan ke hutan.

"Papa bilang kalau dalam satu Minggu akan mengantarkan bahan makanan untuk kita." jawab Ardi yang menarik napasnya panjang.

"Nanti kalau benar ada yang datang, apa mas Ardi jadi mau operasi plastik ke Korea?" tanya Ira yang duduk disamping Ardi, menatap suaminya itu dengan rasa penasaran.

"Iya, dan aku akan meninggalkan kamu di rumah papa dan mama. Kamu tak keberatan kan selama menunggu aku di sana?" tanya Ardi Jaya yang membalas tatapan kedua mata istrinya.

"Aku akan merasa kesepian pastinya mas." kata Ira yang menyandar kepalanya di bahu sebelah kanan suaminya.

"Disana kan ada keluarga papa dan mama, ayah kamu juga ada. Dan ada juga bibi Surti dan mang Teja yang mengurus rumah." ucap Ardi Jaya seraya mengecup kening istrinya.

"Iya, tapi kan tidak akan seramai waktu ada suamiku, dan aku pasti akan kedinginan kalau malam hari." ucap Ira yang memainkan jari tangan kirinya di dada suaminya, sedangkan tangan kanannya melingkar di pinggang suaminya.

"Benarkah?" tanya Ardi Jaya yang menatap istrinya dan mengulas senyumnya.

Ira menganggukkan kepalanya pelan-pelan. Ardi semakin erat memeluk Ira.

"Ira...!" panggil Ardi secara lirih

"Iya, ada apa mas?" tanya Ira yang kemudian menghentikan jari tangan kirinya yang sedang bermain di depan dada Ardi Jaya, dan menatap suaminya itu.

"Aku punya tebakan nih! kamu jawab ya!" ucap Ardi Jaya.

"Tebakan apa mas? sulit tidak?" tanya Ira yang penasaran.

"Gampang kok! Cecak apa yang bisa bikin mati?" tanya Ardi Jaya seraya mengulas senyumnya.

"Apa ya? Cicak yang jatuh ke racun lalu melompat ke makanan!" jawab Ira yang yakin jawabannya benar.

"Salah!" seru Ardi Jaya yang mengulas senyumnya.

"Ah, nyerah deh! apa sih mas jawabannya?" tanya Ira yang penasaran.

"Cium mas dulu, nanti mas kasih tahu! he...he...!" seru Ardi yang mengulas senyumnya.

"Oh, mas Ardi, ada mau ya rupanya!" seru Ira yang kemudian mencium pipi kanan Ardi Jaya.

"Senyum dulu dong..!" pinta Ardi Jaya yang mengulas senyumnya. Dan Ira pun mengikuti permintaan suaminya itu. Dia mengulas senyumnya.

"Nah begitu, jadi jawabannya adalah Cecak nafas kalo ngeliat senyum manismu....!"'jawqb Ardi jaya seraya mentowel dagu Ira yang tentu saja membuat kedua pipi Ira memerah.

"Eh, aku juga punya tebakan mas!" seru Ira yang menatap wajah suaminya itu.

"Kalau aku bisa jawab, cium aku lagi ya!" seru Ardi Jaya yang mengulas senyumnya.

"Iya, tapi jawab yang bener ya!" seru Ira.

"Siap istriku...!" seru Ardi Jaya seraya menunjukkan dua jari jempolnya.

"Panda, panda apa yang bikin seneng?" tanya Ira yang menatap suaminya.

"Pandangin kamu terus setiap hari." jawab Ardi Jaya yang menatap ke arah istrinya yang akhir-akhir ini selalu tersenyum menatapnya.

"Ih kok bener sih!" seru Ira yang kemudian mencium pipi suaminya sebelah kiri yang terkena luka bakar.

"Tahu nggak nasi uduk apa yang paling enak?" tanya Ardi jaya yang memegang jemari tangan kanan Ira.

"Nasi apa ya?" tanya Ira yang penasaran.

"Uduk, duduk berdua bersama kamu.'jawab Ardi Jaya meng mulai mengeluarkan jurus rayuannya.

"Ya ampun mas!" seru Ira yang terus mengulas senyumnya.

"Mas Ardi, Kamu tahu gak malam malam apa yang menakutkan yang nanti aku akan alami?" tanya Ira ya g membuat Ardi penasaran.

"Malam Jumat?" ta ya Ardi Jaya yang mwngkerutkan kedua alisnya.

"Malam-malamku tanpa kamu mas!" bisik Ira yang memeluk Ardi jaya dengan erat, dan Ardi menikmati kehangatan tubuh serta aroma segar tubuh istrinya dengan mengusap punggung istrinya serta menciumi pundak istrinya itu.

"Huahaheeemm...!"

Ira tiba-tiba menguap, rasa kantuk yang tak tertahan pun melandanya.

"Tidurlah di pahaku!" seru Ardi yang kemudian memposisikan kepala Ira di paha sebelah kanannya.

"Selama disini, pekerjaan kita hanya makan, mandi dan tidur melulu!' ucap Ira seraya memposisikan kepalanya di paha suaminya.

"Ada pekerjaan lainnya yang sangat penting!" seru Ardi seraya mengulas senyumnya.

"Hah, apa itu mas?" tanya Ira yang penasaran dan menatap suaminya dari bawah.

"Melayaniku setiap hari!" jawab Ardi yang menggoda istrinya, yang merupakan hiburan tersendiri baginya.

"Mas Ardi...!" seru Ira yang bangkit dari posisinya terbaring dan kemudian mencubit pinggang suaminya dengan gemas.

"Dih, mau main cubit-cubitan ya..!' seru Ardi yang membalas membalas mencubit pinggang istrinya. Dan mereka saling menghindar dan menyerang dengan gaya cubitan mereka masing-masing.

Tanpa terasa Ira menindih suaminya yang segaja mengalah dan rela istrinya mencubiti pinggang nya.

"Nah, rasakan ya .!' seru Ira dengan semangatnya mencubitpinggan suaminya.

"Auw, aku nyerah! bendera putih deh...!" seru Ardi Jaya yang melingkarkan tangannya di pinggang istrinya pada saat istrinya berada diatasnya.

"Hei, apa'an pakai menyerah segala! biasanya mas yang paling semangat kalau sedang dinas malam!" seru Ira yang menatap wajah suaminya dari atas.

"Boleh kan mas request mencubitnya pakai mulut?" tanya Ardi Jaya seraya memoncongkan mulutnya.

"Idih apa sih mas!" seru Ira yang hendak bangkit dari posisinya, namun Ardi semakin mempererat kaitan tangannya.

Mau tak mau Ira melayani kemauan suaminya, dia menciumi wajah suaminya yang sebagian terkena luka bakar itu tanpa merasa jijik sama sekali. Dan Ardi merasakan kebahagiaan yang tak dia dapatka sebelumnya dari para wanita yang ada padanya disaat wajahnya masih tampan seperti dulu.

Disaat keduanya saling menikmati kemesraan mereka, tiba-tiba ada suara kendaraan yang masuk ke halaman villa.

...~¥~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Sangkar Emas Suami Buruk Rupa ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

...  ...

Terpopuler

Comments

Naba rumi

Naba rumi

Typo...
Tebakan yang merayu🤭

2023-07-04

5

lihat semua
Episodes
1 Malam Pertama Tidur di atas Lantai
2 Cemong-Cemong
3 Berdua di kamar Mandi
4 Berdua di kamar Mandi ll
5 Sarapan Nasi Sangit
6 Benci Kok Demen Begituan
7 Kesepakatan Ira dan Ardi
8 Perubahan Sikap Ardi
9 Singkong Bakar
10 Minta Janji Kesepakatan Bersama
11 Bercanda di Atas Sofa
12 Balik Ke Kota
13 Suasana Kamar Suami
14 Sarapan bersama keluarga Suami
15 Makan Siang Berdua di Teras Belakang
16 Melepas Kepergian Suami
17 Jadi tukang pijat dadakan
18 Benar-benar di uji oleh Mama tiri Suami
19 Kepulangan Tuan Agung yang Mendadak
20 Bertemu Mantan Kekasih Suami
21 Kecurigaan Ira
22 Jessica, Ternyata dia....
23 Menjemput Adik di Kampung I
24 Menjemput Adik di Kampung ll
25 Marko ketua geng Motor
26 Melawan atau Ditawan
27 Bantuan Datang
28 Mengintai Mobil Nyonya Karla
29 Berada di Rumah Sakit
30 Hasil Pemeriksaan Tuan Agung
31 Menuju ke kampung halaman.
32 Rencana Balik ke rumah Mertua
33 Ardy Jaya sudah Pulang
34 Perubahan Sikap Ardi
35 Perlakuan Kejam Suami
36 Suara Ira Kembali
37 Ardi mengintai Ira
38 Terulang Kembali
39 Terulang Kembali ll
40 Perasaan Yang Berubah
41 Ira di Rumah Sakit
42 Kekasih Gelap
43 Demi Kepuasan
44 Dua Jenazah Kecelakaan
45 Sedang Berduka
46 Saling Mencinta
47 Kecurigaan Ardi Jaya
48 Kericuhan pun Terjadi
49 Kemunculan Papa Mertua, Ayah dan Adik
50 Akhirnya Kembali Sedia Kala
51 Berita Perselingkuhan Suami
52 Penolakan Ira
53 Rencana Ira
54 Bertandang ke Rumah wanita itu
55 Berusaha Bersikap Biasa Saja
56 Kegelisahan Ira
57 Demi Memenuhi Amanat Kembaran
58 Akhirnya Perpisahan Terjadi
59 Kembali ke Asalnya
60 Menanti kabar dari Erlan
61 Meminta Bantuan Sahabat Karib
62 Bantuan Dari Reza
63 Selalu Bersama Reza
64 Masih Bersama Reza
65 Membawa Reza ke Rumah
66 Reza Berdiskusi dengan Erlan
67 Perbincangan Erlan Dan Juga Reza
68 Berada di dalam Mobil bersama Reza
69 Telepon Misterius
70 Menjenguk Reza di Rumah Sakit
71 Terbongkarnya Rahasia Reza
72 Keadaan Ardi Jaya yang Miris
73 Jalan Penyelesaian
74 Cinta Masa Remaja Yang tak Bersatu
75 Hati terpaut di ruang rawat inap
76 Akhirnya Menikah
77 Trauma ; teringat kenangan buruk
78 Trauma ; teringat kenangan buruk ll
79 Liburan ke Pulau Bali
80 Pengumuman Kuliah Kerja Nyata
81 Pertemuan Erlan dengan Krisanti dan Kinanthi
82 Persiapan Kuliah Kerja Nyata
83 Pesona di dalam Bus
84 Perjalanan Menuju ke lokasi KKN
85 Posko KKN
86 Di Depan Kamar Mandi
87 Hasil Rapat
88 Tugas Pertama Divisi Pertanian
89 Giliran Erlan Dan Krisanti yang mengajar
90 Dibawah Derasnya Hujan
91 Es Teh
92 Nyanyian di Kamar Mandi
93 Refressing
94 Aku Bercanda Kie...!
95 Kuliah Kerja Nyata Berakhir
96 Keputusan Krisanti
97 Akhirnya Menikah juga
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Malam Pertama Tidur di atas Lantai
2
Cemong-Cemong
3
Berdua di kamar Mandi
4
Berdua di kamar Mandi ll
5
Sarapan Nasi Sangit
6
Benci Kok Demen Begituan
7
Kesepakatan Ira dan Ardi
8
Perubahan Sikap Ardi
9
Singkong Bakar
10
Minta Janji Kesepakatan Bersama
11
Bercanda di Atas Sofa
12
Balik Ke Kota
13
Suasana Kamar Suami
14
Sarapan bersama keluarga Suami
15
Makan Siang Berdua di Teras Belakang
16
Melepas Kepergian Suami
17
Jadi tukang pijat dadakan
18
Benar-benar di uji oleh Mama tiri Suami
19
Kepulangan Tuan Agung yang Mendadak
20
Bertemu Mantan Kekasih Suami
21
Kecurigaan Ira
22
Jessica, Ternyata dia....
23
Menjemput Adik di Kampung I
24
Menjemput Adik di Kampung ll
25
Marko ketua geng Motor
26
Melawan atau Ditawan
27
Bantuan Datang
28
Mengintai Mobil Nyonya Karla
29
Berada di Rumah Sakit
30
Hasil Pemeriksaan Tuan Agung
31
Menuju ke kampung halaman.
32
Rencana Balik ke rumah Mertua
33
Ardy Jaya sudah Pulang
34
Perubahan Sikap Ardi
35
Perlakuan Kejam Suami
36
Suara Ira Kembali
37
Ardi mengintai Ira
38
Terulang Kembali
39
Terulang Kembali ll
40
Perasaan Yang Berubah
41
Ira di Rumah Sakit
42
Kekasih Gelap
43
Demi Kepuasan
44
Dua Jenazah Kecelakaan
45
Sedang Berduka
46
Saling Mencinta
47
Kecurigaan Ardi Jaya
48
Kericuhan pun Terjadi
49
Kemunculan Papa Mertua, Ayah dan Adik
50
Akhirnya Kembali Sedia Kala
51
Berita Perselingkuhan Suami
52
Penolakan Ira
53
Rencana Ira
54
Bertandang ke Rumah wanita itu
55
Berusaha Bersikap Biasa Saja
56
Kegelisahan Ira
57
Demi Memenuhi Amanat Kembaran
58
Akhirnya Perpisahan Terjadi
59
Kembali ke Asalnya
60
Menanti kabar dari Erlan
61
Meminta Bantuan Sahabat Karib
62
Bantuan Dari Reza
63
Selalu Bersama Reza
64
Masih Bersama Reza
65
Membawa Reza ke Rumah
66
Reza Berdiskusi dengan Erlan
67
Perbincangan Erlan Dan Juga Reza
68
Berada di dalam Mobil bersama Reza
69
Telepon Misterius
70
Menjenguk Reza di Rumah Sakit
71
Terbongkarnya Rahasia Reza
72
Keadaan Ardi Jaya yang Miris
73
Jalan Penyelesaian
74
Cinta Masa Remaja Yang tak Bersatu
75
Hati terpaut di ruang rawat inap
76
Akhirnya Menikah
77
Trauma ; teringat kenangan buruk
78
Trauma ; teringat kenangan buruk ll
79
Liburan ke Pulau Bali
80
Pengumuman Kuliah Kerja Nyata
81
Pertemuan Erlan dengan Krisanti dan Kinanthi
82
Persiapan Kuliah Kerja Nyata
83
Pesona di dalam Bus
84
Perjalanan Menuju ke lokasi KKN
85
Posko KKN
86
Di Depan Kamar Mandi
87
Hasil Rapat
88
Tugas Pertama Divisi Pertanian
89
Giliran Erlan Dan Krisanti yang mengajar
90
Dibawah Derasnya Hujan
91
Es Teh
92
Nyanyian di Kamar Mandi
93
Refressing
94
Aku Bercanda Kie...!
95
Kuliah Kerja Nyata Berakhir
96
Keputusan Krisanti
97
Akhirnya Menikah juga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!