Laki-laki itu semakin bersemangat untuk menyiksa perempuan yang telah dia nikahi itu.
Dengan sisa tenaganya, Ira terus berusaha untuk meronta dan berusaha untuk memohon belas kasian pada Ardi Jaya suaminya.
"Mas Ardi, tolong mas apa yang akan kamu lakukan, a..aku belum siap mas! kita kan tidak saling mencintai?" seru Ira yang berharap Ardi Jaya untuk mengurungkan keinginannya.
Namun bukannya Ardi merespon ucapan Ira, malah dia semakin menggila.
Ardi terus menciumi wajah manis dan ayu istrinya, walaupun si pemilik wajah terus menghindari setiap bibir Ardi yang terus mengarah padanya.
Karena usahanya tak juga berhasil, Ardi yang memang berkeinginan menyiksa Ira, dengan reflek menampar pipi Ira dengan kuat.
"Plakk...!"
Sebuah tanda merah dipipi Ira pun terukir, dan darah segar mengalir di sudut bibir kanan Ira..
"Aaaghh..! mas Ardi sakit!"
Erangan dan racauan Ira yang kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Ka..kau menangis? apa kamu sakit? Ha...ha...ha...! teruslah menangis, aku sangat menyukainya!" seru Ardi dengan riangnya, seperti anak kecil yang memperoleh mainannya.
Hal itu di manfaatkan oleh Ira untuk mendorong tubuh Ardi dan dia berhasil membuat dirinya terlepas dari Ardi Jaya.
Ira berusaha berlari menuju ke pintu kamar mandi dan berusaha untuk membukanya, namun tak juga berhasil. Karena Ardi ternyata sudah mengunci pintu kamar mandi itu.
"Kenapa tidak bisa terbuka!" seru Ira yang gemetar karena diliputi rasa takut yang sangat mendalam.
Sementara Ardi yang masih dalam keadaan polos itu, bangkit dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya menghampiri Ira.
"Kamu mau kemana!" seru Ardi Jaya sembari menarik bahu Ira yang semula membelakanginya.
"Aaaghh! jangan mas Ardi, jangan..!" seru Ira yang ketakutan.
"Kau sudah jadi milikku! tak ada alasan bagimu menolakku, semakin kau menolak maka aku akan semakin menyiksamu!" seru Ardi yang wajahnya bertambah menakutkan dengan mata yang memerah.
"Mas Ardi!" seru Ora yang gemetaran dan ketakutan.
Dan ketika ada kesempatan, Ira mendorong Ardi yang berusaha menghampirinya dan hampir saja Ardi terjatuh namun laki-laki itu bisa menguasai tubuhnya kembali.
Sedangkan Ira berusaha mencari jalan keluar dari kamar mandi tersebut.
Mengetahui mangsanya yang terus memberontak, Ardi Jaya mengejar mangsanya dengan sekuat tenaganya.
Diraihnya tangan Ira dan kemudian dicengkeramnya dengan kuat.Ira yang kaget berusaha melepaskan diri, dan terus meronta-ronta.
"Lepaskan, lepaskan mas Ardi!" seru Ira yang terus saja meronta.
Karena kesal, Ardi menyeret Ira dan menjatuhkannya di atas tempat bak mandi yang lebar dan muat dua orang itu.
"Byurr...!"
Baju Ira otomatis basah dan dia berusaha bangkit, namun Ardi semakin garang dan dia menjadi brutal karena Ira berkali-kali memberontak.
Bukannya mereda, Ardi menatap Ira dengan tajam dan senyum sinisnya..
"Aku akan membuatmu tersiksa, camkan itu!" seru Ardi yang kemudian melepaskan baju Ira dengan paksa..
"Apa! jadi dia akan berbuat mesum padaku?" gumam dalam hati Ira yang kacau.
Ira terus meronta, dan Ardi semakin bertindak brutal.
"Plakk...! plakk...!"
Dua tamparan keras sampai kepala Ira terbentur kran yang terdapat diatas bak mandi itu.
"Aaagh...!"
"Lepaskan aku mas Ardi, Ora mohon!" Isak Ira yang kini menjadi memohon karena merasakan tubuhnya yang sudah sakit dan lemas. Dan akhirnya Ira tak sadarkan diri.
Seperti buaya yang mendapatkan incaranya, Ardi mulai bereaksi.
Dia memposisikan tubuh Ira dengan sebagaimana mestinya, kemudian mengusap wajah istrinya yang penuh dengan luka lebam.
Dibelainya bibir Ira dengan jari telunjuknya dengan lembut.
"Akan aku balaskan dendamku pada anakmu pak Wahyu! akan aku buat dia menderita selamanya....!" racau Ardi yang mulai menciumi wajah Ira dan dilanjut dengan bermain di bibir perempuan yang ada di genggamannya saat ini.
Nafas Ardi mulai memburu, dan tangan kanannya mulai bergerilya.
Menyusuri bagian dalam pakaian perempuan yang sedang tak sadarkan diri itu.
Dan tangan kanan itu mendapati dua gundukan milik Ira yang begitu kenyal baginya.
Ardi jaya saat ini kembali dalam posisi menikmati bibir bertemu bibir dan juga tangannya yang sibuk bermain di dua gundukan milik Ira
Setelah puas dengan aksinya itu, Ardi melepaskan pakaian dalam Ira satu persatu,
Seperti anak kecil yang mendapatkan permen lolipopnya, Ardi menyerang dua gundukan Ira secara bergantian.
Merasa belum puas dengan aksinya itu, Ardi menciumi dada hingga perut Ira dengan nafas memburu.
Ardi kemudian tertarik pada lahan milik Ira yang ditumbuhi rumput hitam itu.
Sedangkan si pemilik lahan masih dalam kondisi tak sadarkan diri.
Melihat gadis didepannya sudah dalam kondisi polos tanpa sehelai benang itu, Ardi dengan nafas yang memburu mulai menggerayangi tubuh gadis yang masih memejamkan mata itu.
Sementara itu Ira merasakan ada sesuatu yang masuk dengan paksa di lahan miliknya, perlahan dia membuka kedua matanya.
"Aaagh...! apa yang kamu lakukan!" seru Ira yang memberontak dan terus berusaha mendorong tubuh Ardi.
Laki-laki itu telah menyadari perempuan dibawahnya itu mulai sadar dan meronta-ronta, Ardi yang memang berkeinginan ya menyiksa Ira dan dia terus memperkuat pegangannya pada tangan Ira yang sudah direntangkannya.
"Aaaghh, lepaskan mas Ardi. Aku mohon! " ucap Ira dengan Isak tangisnya.
Namun Ardi tak menggubrisnya karena kei ginannya untuk menyiksa Ira jauh lebih kuat, dia menciumi kedua pipi Ira walaupun perempuan itu terus mengelaknya dan Ardi nekat bermain dibibir Ira.
Ira menggigit bibir Ardi hingga berdarah.
"Aaagh, kau dasar gadis liar!" gerutu Ardi yang kemudian dia menciumi leher Ira dan kembali membuat stempel merah di sekitar leher dan dada gadis dibawahnya itu.
Kemudian Ardi bermain di dua gundukan milik Ira, dan laki-laki otu seperti anak kecil yang makan lolipopnya.
Melihat respon Ira yang terus menggeliat, nafas Ardi semakin memburu dan dia siap memasukkan miliknya yang sudah siap menanam benih pada lahan milik Ira.
Ira hanya bisa pasrah, tak bisa berbuat apa-apa lagi. Tenaganya sudah habis dan air matanya terus berderai menyaksikan Ardi yang merenggut kesuciannya.
Sedangkan Ardi terus menikmati kesenangannya sendiri dan terus memompa mulai dari pelan hingga cepat.
Darah keluar dari lahan milik Ira, namun Ardi tak memperdulikannya.
Laki-laki itu terus memompa dengan senyum puasnya melihat Ira yang terus menangis pilu.
Karena kondisi tubuhnya yang sudah tak berdaya, Ira kembali pingsan.
Sedangkan Ardi terus memompa sampai dirinya merasa puas, dan setelah itu Ardi melepaskan benihnya ke dalam lahan milik Ira sebagai bentuk kepuasannya yang bejat itu.
Ardi yang kelelahan itu tidur disamping Ira yang pingsan, namun sebelumnya memeluk Ira dan keduanya tidur di dalam bak mandi itu.
Mereka berdua memejamkan mata karena kelelahan telah melakukan hal yang tak seharusnya terjadi itu.
...~¥~...
...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Sangkar Emas Suami Buruk Rupa ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...Bersambung...
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rizwadani Widati
suami kejam
2023-10-13
0
Yu Lee
Duhh...sakit pasti😥
2023-07-04
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
lanjut
2023-06-26
1