Elena masih berada didalam bus. Terhitung Ia sudah 8 jam berada didalam bus tersebut, dan masih membutuhkan waktu 10 jam lagi untuk tiba di Surabaya.
Entah kenapa hatinya merasa tidak tenang ia seperti ingin kembali lagi ke kota Jakarta, tapi mengingat suaminya yang sudah menyakiti dirinya Elena enggan untuk kembali.
Wanita itu tidak tahu bila keluarganya sedang berusaha menghubunginya untuk mengabarkan bahwa suaminya kecelakaan dan sekarang sedang berada dirumah sakit.
Hati yang terasa gelisah itu membuat Elena mengulurkan tangannya, membuka tas lalu mengeluarkan ponsel dari dalam tas tersebut.
Ingin rasanya Elena menyalakan ponsel miliknya itu, namun ia urungkan. Elena tidak mau bila Satria menemukan dirinya lalu menyakitinya lagi.
Pada akhirnya wanita itu memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam tas.
Ia seperti pengecut, yang tidak bisa menghadapi masalahnya. Tapi ketahuilah bahwa Elena sudah sangat sabar menghadapi suaminya.
Ia juga punya batas kesabaran, ia bukan wanita bodoh yang menerima begitu saja disakiti oleh suaminya.
Meski ia mencintai pria itu namun iya tidak mau dibutakan oleh cinta dan terus-terus disakiti.
"Mbak Elena sepertinya lagi punya banyak pikiran, ya?" tanya Nia wanita yang duduk dikursi sebelah Elena.
Elena menoleh pada seseorang yang berada di sebelah kirinya.
"Hanya ada sedikit masalah," ucap Elena.
Nia menganggukkan kepalanya, ia tidak lagi bertanya pada Elena terlebih lagi mereka baru saling kenal.
Sangat tidak pantas bila Nia banyak bertanya seolah ia ingin tahu urusan orang lain. Nia kemudian menawarkan pada Elena, roti-roti yang sengaja ia bawa untuk dimakan didalam Bus.
"Ayo makan roti dulu Mbak," ajak Nia pada Elena yang sedang melamun.
"Eh iya. Silahkan dimakan Mbak Nia aja," ucap Elena.
"Ayo kita makan sama-sama Mbak. Ini buat saya dan ini buat Mbak Elena," ucap Nia sembari memberikan dua bungkus roti untuk Elena dan dua bungkus lagi untuk dirinya.
Mau tidak mau akhirnya Elena menerima roti tersebut. Wanita itu merasa tidak enak bila harus menolak pemberian teman barunya itu.
"Baiklah kalau begitu saya terima rotinya ya mbak Nia," ucap Elena yang dijawab anggukan kepala dari Nia.
Kedua wanita itu sama-sama membuka rotinya lalu memakannya. Elena baru teringat dengan dirinya yang belum makan sejak tadi sore.
Jangankan mengingat makan, mengistirahatkan tubuhnya saja ia melupakannya.
Elena juga diberi air minum oleh Nia. Dia bersyukur sekali berkenalan dengan Nia, karena ternyata teman barunya itu adalah orang yang baik.
"Makasih ya Mbak Nia roti dan air minumnya bisa membuat perut saya kenyang," ucap Elena.
"Sama-sama Mbak Elena, Semoga kita bisa dipertemukan lagi Setelah tiba di Surabaya," ucap Nia.
"Amin," ucap Elena.
Di tempat berbeda tepatnya dilobby gedung apartement, Hendri bertemu dengan Alena yang sama-sama hendak mendatangi apartemen milik Satria.
Hendri yang melihat saudara kembar atasannya itu tentu saja terkejut. Pria itu bisa menduga bila Alena datang ke apartement itu untuk mencari Elena karena atasannya itu tidak bisa dihubungi.
Hendri tentu saja khawatir bila Alena akan mengetahui bahwa hubungan Elena dan Satria tidak baik-baik saja.
Tapi mau bagaimana lagi saat ini saudara dari atasannya itu sudah berada di apartement Satria bahkan menyapa dirinya juga.
"Kamu pasti diminta Mas Reyhan untuk mencari Elena juga ya," ucap Alena.
"Iya Bu Alena, saya diminta Pak Reyhan untuk mencari bu Elena di apartemennya," ucap Hendri.
"Kalau begitu ayo kita kesana sama-sama," ucap Alena.
Hendri menganggukkan kepalanya kemudian mempersilahkan Alena untuk berjalan lebih dulu.
Alena segera melangkahkan kakinya lebih dulu di depan Hendri hingga akhirnya mereka tiba di depan pintu apartemen milik Satria.
Alena memencet bel apartement tersebut.
"Sebentar," ucap seorang wanita yang berada di dalam apartemen tersebut namun Alena tidak bisa mengenali suara wanita itu.
Ceklek.
Pintu apartemen tersebut dibuka oleh Cecil dari dalam.
Mata Cecil terbelalak melihat Alena yang ia kira adalah Elena.
"Mau apa kamu kembali lagi kesini?" tanya Cecil.
Alena mengkerutkan keningnya, ia terkejut dengan adanya seorang wanita di apartement adik iparnya.
Belum hilang rasa terkejutnya Alena sudah dikejutkan lagi dengan pertanyaan yang Cecil lontarkan.
"Maksud kamu?" tanya Alena.
"Jangan pura-pura bodoh kamu Elena. Kamu pergi dari sini itu artinya kamu sudah menyerah dengan Satria. Satria sekarang hanya menjadi milikku," ucap Cecil.
Alena terperangah dengan ucapan yang dilontarkan Cecil. Elena pergi? Elena menyerah? Apa maksudnya?
Wanita itu menerobos masuk ke dalam apartement tersebut, lalu mencari keberadaan Elena disana.
Dibukanya semua pintu kamar serta kamar mandi namun tidak menemukan saudara kembarnya disana.
Hendri yang sejak tadi ada disana hanya bisa menggelengkan kepala. Ia juga hanya berdiri dipintu masuk apartement.
Sedangkan Alena yang menerobos masuk kedalam apartement segera dikejar oleh Cecil.
"Lancang ya kamu masuk-masuk keapartement suamiku!" ucap Cecil marah.
Alena yang sedang mencari keberadaan adiknya segera menghentikan pergerakannya. Suamiku? Apa ini? Siapa yang dimaksud dengan suamiku?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja di kepala Alena.
"Siapa yang kamu bilang suamiku?" tanya Alena.
"Jangan pura-pura kamu tidak tahu Elena! Apa perlu aku tekankan bahwa Satria Wiratama adalah suamiku dan aku sedang mengandung anaknya!" jawab Cecil dengan menaikan nada bicaranya.
Lagi-lagi Alena dibuat terkejut oleh Cecil. Wanita dihadapannya mengaku bahwa dirinya adalah istri dari Satria Wiratama.
Satria menikah lagi?
Plakk!!
Alena menampar wajah wanita dihadapannya itu.
"Dasar Pelakor!" ucap Alena dengan geram.
Ia benar-benar geram dengan wanita dihadapannya.
Plakk!!
Cecil juga tidak mau kalah. Ia menampar pipi kiri diwajah Alena.
"Pelakor? Aku bukan pelakor ya Elena! aku sudah sejak lama menjalin hubungan dengan Satria, tapi dia justru menikah denganmu untuk membalas dendamnya pada saudara kembarmu itu!" ucap Cecil.
Alena marah, marah sekali mengetahui adiknya dinikahi oleh Satria untuk balas dendam pada dirinya.
Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan erat kemudian mendorong wanita dihadapannya hingga membentur dinding.
Brukk!!
"Dimana Elena sekarang?!" tanya Alena dengan amarahnya sembari mencekik leher Cecil.
Kedua mata Alena juga kini sudah memerah.
Kini giliran Cecil yang terbelalak. Ia baru sadar bila wanita dihadapannya itu bukan Elena melainkan Alena.
"Ka-kamu," ucap Cecil terbata karena lehernya yang dicekik oleh Alena.
"Iya, aku Alena!" ucap Alena dengan matanya yang melotot merah.
Tidak lama kemudian Hendri masuk kedalam apartement itu untuk melerai perkelahian kedua wanita tersebut.
"Bu, Bu Alena ayo lepaskan tangan anda." ucap Hendri sembari berusaha melepaskan tangan Alena dari leher Cecil.
Brukk!!
Uhuk uhuk
Alena melepaskan tangannya dari leher Cecil sembari mendorong lagi wanita didepannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
AKHIRNYA ALENA TAU MASALAHNYA...
2023-09-20
1
Sulaiman Efendy
TERNYATA CECIL TK TAU KLO ELENA KMBAR..
2023-09-20
0