Di Nikahi Untuk Balas Dendam
Pesta pernikahan baru saja selesai dilaksanakan.
Kini sepasang pengantin baru itu sedang berada didalam kamar hotel, dimana tempat mereka akan menghabiskan malam pertama.
Keduanya sama-sama masih mengenakan pakaian pengantin dengan duduk saling berjauhan.
Elena duduk ditepi ranjang dengan kaki yang diluruskan karena merasa pegal seharian berdiri, sedangkan Satria duduk disofa sembari memainkan ponselnya.
Pria itu berbalas pesan dengan seseorang.
Seseorang yang entah siapa namanya Elena juga tidak tahu.
"Mas, bisa minta tolong bukain reseleting gaunku?" pinta Elena.
Satri tidak mengindahkan permintaan Elena.
Pria itu masih terus berbalas pesan dan fokus menatap layar ponselnya dengan lekat, seolah-olah benda itu lebih menarik dibandingkan istrinya.
"Mas Satria," panggil Elena.
Satria yang dipanggil namanya beralih menatap Elena. Hanya menatap, tanpa mengeluarkan suaranya.
Tatapan Satria berubah 180 derajat dari sebelum mereka menikah.
Sebelum menikah pria itu menatap Elena dengan tatapan penuh cinta, tapi apa ini.
Satria kini menatap Elena dengan tajam seolah mereka adalah musuh.
Elena merasakan perubahan dari cara Satria menatapnya, namun sebisa mungkin ia abaikan.
Ia masih berfikir positif, dan mengira perubahan satria itu hanya karena tidak suka dimintai tolong.
"Mas, bisa minta tolong bukain resleting gaunku?" pinta Elena. Ia mencoba meminta tolong lagi.
Satria yang tadi duduk disofa kini bangkit dan menghampiri Elena, wanita yang baru ia nikahi.
Melihat Satria bangkit dan berjalan kearahnya, Elena segera berdiri untuk mempermudahkan Satria membuka gaunnya.
Dihampiri seorang pria tentu saja membuat Elena deg-degan karena merasa gugup.
Terlebih lagi, yang menghampiri Elena adalah suaminya sendiri.
Setibanya didepan Elena, Satria bukan membantu Elena membuka gaunnya. Ia justru mencengkram kuat rahang Elena.
"Akkhh! Sakit Mas," ucap Elena merasakan sakit, karena dicengkram rahangnya.
Satria menatap mata bulat Elena dengan tajam.
Mata pria itu kini dipenuhi dengan kebencian.
Iya.. Satria benci dengan wajah Elena.
"Sepertinya kamu harus tahu Elena," ucap Satria.
"Apa maksudnya mas?" tanya Elena.
"Aku menikahimu bukan karena aku mencintaimu, tapi untuk balas dendam pada Alena," ucap Satria menyeringai.
DEG!!
Elena terkejut mendengarnya.
Ia kira Satria mengajaknya menikah karena mencintai dirinya.
Tapi apa ini? pria itu justru mengatakan untuk balas dendam.
Mata bulat Elena saat ini perlahan berembun.
"Kenapa? Kamu kaget? Aku rasa kamu sudah tahu alasan aku dendam pada Alena," ucap Satria masih menatap benci pada Elena.
"Kamu dendam pada Alena kenapa kamu menikahi aku, Mas?" tanya Elena dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kamu akan tahu dengan sendirinya," ucap Satria menyeringai.
Brruukk!
Satria melepaskan cengkraman dirahang Elena dengan kasar, sehingga tubuh Elena terhempas kelantai.
"Akkhh!" teriak Elena antara terkejut dan sakit karena mendarat secara mendadak.
Hiks hiks hiks.
Air mata yang sejak tadi akan turun, sudah tidak bisa dibendung lagi.
Mata bulat Elena kini mengeluarkan air mata.
Ia tak pernah menyangka akan diperlakukan seperti ini oleh Satria.
Setelah melepaskan cengkraman pada rahang Elena, Satria segera keluar dari kamar hotel dan pergi meninggalkan wanita itu sendirian.
BRAKK!!
Satria menutup pintu kamar hotel itu dengan membantingnya.
Entah kemana perginya Satria. Elena tak sempat menanyakannya.
Meski ia menanyakan, belum tentu juga Satria akan memberitahukannya.
Hiks Hiks Hiks.
Elena masih menangis. Ia jadi teringat dengan ucapan saudara kembarnya Alena sebelum ia menikah dengan Satria.
'El, pikirkan lagi bila ingin menikah dengan Satria. Aku yakin dia memiliki maksud buruk pada mu, dan juga pada ku'.
Meski kini ia mengingat ucapan saudaranya, namun kini ia sudah terlanjur menikah dengan Satria.
Ada rasa sesal karena ia tidak mendengarkan nasehat saudaranya. Namun penyesalan itu tidak akan merubah keadaan.
Yang bisa ia lakukan, kini merubah suaminya agar mencintai dirinya, bukan untuk balas dendam lagi.
Elena menyukai Satria sudah sejak lama, saat pesta pernikahan kakak laki-lakinya.
Saat itu Elena masih berusia 17 tahun sedangkan Satria berusia sama dengan kakak laki-lakinya.
Elena kira, perasaannya pada Satria hanya sekedar menyukai saja. Namun semakin lama, perasaannya tumbuh semakin dalam.
Elena menyadari bila rasa sukanya telah berubah menjadi cintai.
Ia berusah mendekatkan diri pada Satria, namun justru saudara kembarnya lah yang menjadi kekasih pria itu.
Runtuhlah sudah harapan Elena bisa mendapatkan Satria.
Meski mencintai pria itu namun ia tak ingin merusak hubungan saudaranya.
Ia memilih memendam perasaannya seorang diri, agar tidak ada orang yang tahu bila dirinya mencintai pria itu.
Disaat Elena menyerah dengan cintanya.
Satria, pria yang ia cintai justru datang padanya dan mengajaknya menikah.
Hal itu tentu saja membuatnya bahagia, karena apa yang ia nantikan akhirnya terwujud.
Elena menerima ajakan menikah dari pria itu dan akhirnya hari ini mereka telah menikah.
Belum genap sehari mereka menikah, tapi Satria sudah menyakitinya.
Ia kira Satria mencintainya, namun ternyata salah. Ia hanya dijadikan alat balas dendam pada saudaranya.
Cukup lama Elena menangis dilantai, hingga akhirnya ia perlahan bangkit. Merayap pada pinggiran ranjang untuk berpegangan.
Sungguh tubuh Elena menjadi tak bertenaga, ia merasakan lemas sekali.
Bahkan untuk sekedar bangkit saja, ia harus berpegangan.
Hiks hiks hiks.
Tangisannya mengiringi dirinya naik keatas ranjang, lalu merebahkan tubuhnya disana.
Wanita itu masih terus menangis, hingga akhirnya ia terlelap dengan air mata yang membasahi hampir diseluruh wajahnya.
Bahkan make up yang belum sempat ia bersihkan itu sudah tak berbentuk riasan lagi.
Malam pengantin yang seharusnya dilalui dengan syahdu kini justru dilalui dengan air mata Elena yang masih terus mengalir.
Entah seperti apa perjalanan rumah tangga yang akan dilaluinya, Elena juga tidak tahu.
Pagi datang.
Elena mengerjapkan matanya yang lengket oleh air mata.
Ia bangun dari tidur, merasakan matanya yang bengkak dan kepalanya yang sakit, karena terlalu lama menangis.
Wanita itu menoleh pada ranjang disebelahnya yang masih rapih. Kemudian ia mengedarkan pandangannya kepenjuru kamar hotel itu.
Tidak ada tanda-tanda Satria pulang tadi malam.
Nyutt.
Hati Elena semakin terasa diremat. Sakit sekali.
Mengetahui suaminya tidak pulang.
Entah dimana sekarang Satria berada, Elena juga tidak tahu.
Namun ia akan memastikan keapartement pria itu dan berharap bisa menemukan Satria disana.
Wanita itu kemudian turun dari ranjang. Ia akan membersihkan diri terlebih dahulu barulah mendatangi apartement Satria.
Elena kesulitan membuka reslesting gaunnya, namun tetap ia buka secara paksa dan akhirnya terbuka, meski gaun cantik itu sedikit rusak.
Wanita itu mengguyur tubuhnya dibawah shower, menghapus jejak air mata diwajahnya serta membersihkan tubuhnya.
Dalam benaknya 'Aku harus kuat'.
Iya.. Elena memang harus kuat untuk menghadapi Satria dan dendam pria itu.
Tidak lama ia mengguyur tubuhnya, kini ia telah selesai dengan mandinya.
Elena segera berpakaian dan bersiap untuk mendatangi apartemet Satria.
Hemmm, Hufft.
Sebelum keluar dari kamar hotel, Elena menarik nafas dan menghembuskannya lebih dulu untuk mengurangi rasa sesak didadanya.
"Aku harus kuat," ucap Elena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KLO REYHAN TAHU SAHABATNYA SI SATRIA NIKAHI ELENA CMA UNTUK BLS DENDAM, HABIS TU SATRIA..
2023-09-19
0
Lisa Icha
Aku mampylg Thor utk kelanjutan kisah cinta si kembar
2023-09-07
0
Canty Thea
wow karya yang bagus thor ,minta dukungan nya juga ya buat novel perdana ku "mengejar cinta istri"
2023-07-26
0