Setibanya direstorant hotel, rupanya disana sudah ada Satria dan Cecil yang tengah menunggu makanan datang, untuk dinikmati bersama.
Tadinya Satria mengajak Cecil untuk makan ditempat lain agar tidak bertemu dengan Elena lagi.
Namun ajakan Satria itu ditolak oleh Cecil.
Cecil sengaja menolak ajakan sarapan ditempat lain karena dia ingin melihat Elena yang menangis karena terluka.
Wanita itu senang sekali bila melihat Elena sedang menangis, seperti dirinya memiliki mainan baru.
Oleh karenanya ia ingin membuat Elena menangis lagi.
"Elena sini," panggil Cecil yang melihat Elena berjalan menuju restoran tersebut.
Cecil sengaja memanggil Elena, karena ada sesuatu yang akan membuat wanita itu menangis.
Elena yang dipanggil namanya itu segera menolehkan kepalanya kesumber suara.
Disana ia bisa melihat suaminya tengah menunggu makanan datang.
"Sini," panggil Cecil lagi.
Meski ragu, tapi Elena melangkahkan kakinya menghampiri Cecil dan suaminya.
"Jangan Bu," cegah Hendri spontan mencekal tangan Elena.
Elena menatap tajam pada Hendri yang dengan berani mencekal tangannya.
Hendri yang sadar tengah melakukan kesalahan segera melepaskan tangan Elena kemudian meminta maaf.
"Lain kali jangan pernah menyentuh saya. Ingat batasan mu Hendri!," ucap Elena tegas.
Setelah berucap demikian, Elena segera melanjutkan langkah kakinya menuju meja dimana Satria berada.
Setibanya dimeja itu, Cecil mempersilahkan Elena untuk duduk.
Elena duduk disalah satu kursi yang masih kosong disana, tepatnya duduk diantara Cecil dan Satria.
"Honey, boleh ya aku traktir istri kamu," ucap Cecil.
"Hemm," jawab Satria.
Seharusnya disana Elena tidak perlu ditraktir, karena dirinya adalah istri dari pria itu.
Satria sama sekali tidak berminat dengan permainan yang sedang dilakukan oleh Cecil, jadi disana ia hanya diam saja.
Elena yang mendengar ucapan dari Cecil tersebut, sudah bisa menduganya bila dirinya akan dipermalukan oleh wanita itu.
"Pesanlah apapun yang ingin kamu makan, Elena," titah Cecil kemudian menyodorkan buku menu pada Elena.
Dengan ragu, Elena menerima buku menu yang disodorkan Cecil, membuka satu persatu halaman buku itu, hingga ia menemukan menu yang ia sukai dan langsung memesan menu tersebut.
Sembari menunggu pesanan mereka datang, Elena menatap pada suaminya yang sama sekali tidak menatapnya.
"Elena, ada yang ingin aku bicarakan," ucap Cecil.
"Bicarakan saja," ucap Elena yang tadi menatap suaminya kini beralih menatap Cecil.
Sebelum bicara Cecil sudah senyum-senyum lebih dulu.
Ia sudah bisa menduga, Elena akan menangis dengan kabar ini.
"Aku dan Satria akan menikah," ucap Cecil.
Degg!!
Elena terkejut mendengar ucapan Cecil, membuat raut diwajahnya berubah pucat dan air mata yang perlahan menggenang.
Menikah?
Semudah itu, mas Satria akan menikah?
Wanita itu menggelengkan kepalanya, ia tidak terima bila suaminya akan menikah lagi.
Elena berharap suaminya berhenti menghianati pernikahan mereka, bukan justru lanjut kejenjang pernikahan seperti yang sedang dibicarakan Cecil.
"Tidak, aku tidak mau bila mas Satria akan menikah lagi," ucap Elena.
"Kamu harus terima bila kami menikah, Elena. Aku ini sedang mengandung buah cinta kami. Tidak mungkin kan hanya aku yang membesarkan anak ini seorang diri," ucap Cecil seraya tersenyum sama sekali tidak merasa bersalah pada Elena.
Wajah Elena berubah merah. Ia marah sekali mendengar kabar ini.
Hamil?
Mas Satria menghamili Cecil?
Elena benar-benar tak habis fikir pada suaminya, demi balas dendam pria itu bertindak sejauh ini.
"Keterlaluan kamu mas, kita ini baru menikah 4 hari yang lalu, kamu bahkan belum menjalankan kewajibanmu sebagai suamiku, tapi apa ini? kamu menghamili Cecil dan sudah mau menikah lagi?," ucap Elena seraya tersenyum kecut menertawakan dirinya.
"Bila itu terjadi sebaiknya kamu ceraikan aku saja mas! Aku tidak sudi berbagi suami dengan wanita lain!," ucap Elena sembari menunjuk wajah Cecil.
"Aku tidak butuh persetujuanmu, Elena. Dengan atau tanpa kamu setuju, aku akan tetap menikah dengan Cecil," ucap Satria pada akhirnya.
Sedari tadi pria itu hanya diam saja, tapi lama-kelamaan ia juga geram dengan ucapan Elena.
Terlebih lagi wanita itu tadi mengatakan bila dirinya belum menjalankan kewajibannya sebagai suami.
Memang itu benar tapi bagi Satria, Elena tidak seharusnya bicara seperti itu.
"Tidak!, aku tetap tidak sudi bila kamu menikahi wanita lain!," ucap Elena tegas kemudian bangkit dari tempatnya duduk.
Elena tidak jadi sarapan. Ia memilih kembali lagi kekamar hotelnya.
Tujuan dirinya datang kekota ini untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dikerjaan dikantor pusat, tapi siapa sangka ia justru bertemu suaminya yang sedang honey moon dengan wanita lain.
Hal itu tentu saja membuat Elena tidak fokus lagi pada pekerjaannya.
Setibanya dikamar hotel, Elena meringkuk duduk dilantai sembari menangis.
'Aku dan mas Satria akan menikah'
'Aku tidak butuh persetujuanmu, Elena. Dengan atau tanpa kamu setuju, aku akan tetap menikah dengan Cecil'
Kalimat yang diucapkan Cecil dan Satria terus mengiang ditelinganya.
"Sakit mas. Kamu menyakiti aku, hiks hiks," lirih Elena sembari menangis.
Menjadi istri satu-satunya saja Elena tidak pernah dianggap keberadaannya.
Elena tidak bisa membayangkan bila suaminya itu memiliki istri yang lainnya lagi.
"Kapan kamu akan sadar mas?," lirih Elena bertanya pada diri sendiri.
Ditempat berbeda, tepatnya direstorant hotel.
Satria dan Cecil tetap melanjutkan sarapannya meski Elena tadi pergi kedalam kamarnya.
Cecil puas sekali sudah memberitahu Elena bila dirinya akan menikah dengan Satria.
Tanpa mereka sadari, rupanya sejak tadi pembicaraan mereka itu bisa didengar oleh hendri yang duduk dimeja yang berbeda, tepatnya dibelakang Elena.
Setelah kepergian Elena dari restorant tersebut, Hendri segera menghampiri Satria.
Jujur saja Hendri merasa prihatin dengan Elena yang diperlakukan seperti itu oleh suami wanita itu.
Entah apa alasannya Elena diperlakukan demikian, Hendri tidak tahu.
Tapi Hendri tidak bisa membiarkan hal ini terus-terusan berlanjut, ia tidak tega melihat Elena menangis seperti itu.
"Pak Satria," panggil Hendri yang menghampiri Satria.
"Kamu," ucap Satria yang tersenyum sinis melihat Hendri.
"Saya mendengar apa saja yang anda bicarakan dengan Bu Elena," ucap Hendri.
"Lalu?," tanya Satria
"Bu Elena sangat mencintai anda Pak Satria, anda tidak sepantasnya memperlakukan bu Elena seperti itu," ucap Hendri.
Satria yang sedang sarapan itu kini bangkit dari duduknya, ia segera mendorong tubuh Hendri membuat tubuh pria itu terjungkal kelantai.
Brukk.
Satria mendekati Hendri yang terjungkal dilantai, lalu melayangkan tinju pada wajah pria itu.
Bugh.
"Kamu hanya sekretaris, tidak sepantasnya kamu bicara seperti itu padaku," ucap Satria kemudian meninju lagi wajah Hendri.
Bugh.
Setelahnya pria itu berjalan kembali kemeja dimana ia meninggalkan Cecil disana.
"Ayo kita pergi dari sini," ajak Satria pada Cecil, kemudian berjalan lebih dulu yang diikuti oleh Cecil dibelakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HRSNYA HENDRI LAPOR TU KE REYHAN BOSSNYA, BIARLH DIANGGAP IKUT CAMPUR RMH TANGGA ORG, APA YG DILAKUKAN SATRIA SDH MNGHIANATI PRSAHABATNNYA DGN REYHAN..
2023-09-20
0
Sulaiman Efendy
TINGGAL LO AJUKAN PRCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA, BODOHNYA LO PENDAM SENDIRI, HRSNYA LO CERITA KE KAKAK DN ABANG LO... BIAR DI HAJAR TU SATRIA SAMA ABANG LOO
2023-09-20
0