Elena menatap nanar pada pintu apartement yang baru saja tertutup.
Ia termenung disana. Pada kenyataannya, ia dinikahi hanya untuk balas dendam pria itu.
Elena perlahan bangkit dari tempat dirinya terjatuh tadi.
Wanita itu mengusap air matanya lebih dulu barulah masuk kedalam kamar Satria.
Disana Elena membersihkan kamar suaminya yang berantakan sehabis bercinta dengan wanita lain.
Berat rasanya untuk mengerjakannya, namun tetap ia kerjakan juga.
Elena ingin berbakti pada suaminya agar pria itu bisa melihat cinta tulus darinya.
Elena kemudian menarik seprai yang sudah kotor, lalu menggantinya dengan yang baru.
Menggulung seprei yang kotor, lalu ia masukan kedalam keranjang baju kotor.
Setelah selesai membersihkan kamar, wanita itu segera menghubungi jasa laundry untuk mencuci baju kotor disana.
Hemmpp, Hufftt.
Elena menarik nafasnya kemudian ia hembuskan.
Melakukan itu hingga tiga kali berturut-turut.
Berhasil. Rasa sesak didadanya sedikit berkurang.
"Sebaiknya aku masak saja," gumam Elena.
Wanita itu memasak makanan kesukaan suaminya.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya masakan itu matang.
"Semoga Mas Satria suka," gumam Elena setelah selesai menyajikan makanam dimeja makan.
Tepat pukul dua belas siang, Satria datang.
Pria itu entah dari mana hingga siang hari baru pulang.
Kedatangan Satria segera disambut oleh Elena yang menghampirinya seraya menyunggingkan senyum manisnya.
Meski Elena tersenyum manis, namun Satria tidak melihatnya.
Pria itu enggan menatap Elena.
Elena mengulurkan tangannya untuk mencium tangan suaminya, namun tangan Elena ditepis oleh Satria.
Meski tangannya ditepis, namun Elena masih berusaha membujuk Satria.
"Kita makan siang ya, Mas," ajak Elena.
Satria tidak menanggapi ajakan makan siang dari Elena.
Pria itu terus berjalan menuju kamarnya.
"Mas," panggil Elena sembari mengikuti Satria.
Brakk!
Satria menutup pintu kamarnya dengan kasar.
Pintu tersebut nyaris mengenai Elena yang mengikuti Satria.
Wanita itu berdiri kaku didepan pintu yang tertutup itu. Namun ia buru-buru menyadarkan dirinya.
Tok tok tok
"Mas, ayo kita makan siang," ajak Elena lagi.
Wanita itu tidak menyerah. Sebisa mungkin ia dan Satria harus memiliki waktu bersama.
"Mas," panggil Elena lagi. Namun tetap tidak ada jawaban.
Elena membalikan tubuhnya, melangkah pelan menjauh dari pintu kamar Satria.
Namun baru tiga langkah, ia sudah mendengar pintu kamar Satria dibuka.
Ceklek.
Elena tersenyum.
Ia mengira suaminya keluar dari kamar hendak makan siang bersamanya.
Tapi, saat ia membalikan tubuh, senyum diwajahnya seketika hilang.
"Kamu mau kemana lagi mas?," tanya Elena pada Satria, pasalnya ia melihat pria itu sudah berpakaian rapih seperti hendak berangkat kerja.
Satria tidak menanggapi pertanyaan Elena. Pria itu justru melangkahkan kakinya.
"Kalau kamu mau pergi, aku harus ikut," ucap Elena mengikuti langkah kaki suaminya.
Satria yang diikuti Elena merasa geram.
"Jangan ikuti aku!" geram Satria.
Brukk!
Pria itu mendorong tubuh Elena kesofa namun sedikit meleset. Yang mengakibatkan kening Elena terkena tepi meja kaca.
"Aww!" ucap Elena.
Wanita itu segera memegang keningnya yang sedikit berdarah karena luka.
Satria tidak perduli pada Elena yang ia dorong.
Pria itu melanjutkan langkah kakinya, kemudian keluar dari apartement itu.
Elena yang ditinggal Satria, lagi-lagi hanya mampu menatap nanar pada pintu yang baru saja tertutup.
Tik.
Darah dikening Elena menetes bersamaan dengan air matanya yang menetes juga.
Sungguh, lukanya tidak terasa sakit, karena ada luka batin yang jauh lebih sakit.
Wanita itu bangkit dengan perlahan, kemudian mencari kota p3k untuk mengobati luka dikeningnya.
Setelah menemukannya, Elena segera mengobati sendiri luka itu.
"Kamu yang melukainya, seharusnya kamu yang mengobatinya juga Mas," gumam Elena sembari mengusap lagi air matanya.
Luka tersebut telah selesai Elena obati.
Wanita itu kini menghampiri meja makan yang sudah terhidang makanan kesukaan suaminya.
"Kamu bahkan tidak melirik masakan aku Mas," lirih Elena.
Elena kemudian duduk disalah satu kursi meja makan itu.
Ia mengambil nasi serta lauknya, kemudian memakannya seorang diri.
Rasanya ia tidak berselera, namun ia mengingat bila dirinya sejak tadi pagi belum makan.
*****
Malam datang, namun Satria tidak kunjung kembali keapartementnya membuat Elena mengkhawatirkan pria itu.
Elena mencoba menghubungi suaminya, namun tidak mendapat jawaban, padahal panggilan telepon itu berdering.
"Kamu kemana sih Mas?" tanya Elena.
Elena mencoba lagi menghubungi nomer ponsel Satria, tapi masih sama. Pria itu masih tidak menjawabnya.
Satria enggan untuk menjawab panggilan telepon dari Elena.
Pria itu saat ini sedang berada diruang private sebuah restorant bintang lima.
Ia sedang makan malam bersama seorang wanita.
Setelah makan malam, Satria akan mengajak wanita itu keapartementnya.
Titt titt titt
Lama Elena menunggu Satria, akhirnya ia mendengar suara seseorang menekan sandi pintu apartement.
Wanita itu segera menghampiri pintu untuk menyambut suaminya.
Elena juga sudah memasang wajah cantiknya dengan senyum yang manis.
Ceklek.
Pintu apartement itu dibuka dari luar oleh Satria.
Deg!
Elena terkejut, ternyata suaminya datang tidak sendirian.
Pria itu datang bersama dengan seorang wanita.
Wanita yang tidak Elena kenali.
Senyum manis yang tadi menghias diwajahnya perlahan pudar, berganti dengan wajah tak percaya.
Iya.. Elena tak percaya suaminya setega ini mendatangkan seorang wanita ketempat tinggalnya.
"Jadi ini istri kamu, Honey?" tanya seorang wanita sembari bergelayut manja dilengan Satria.
"Ya dia istriku, namanya Elena," jawab Satria menatap Elena yang diam kaku dihadapannya.
"Kalau begitu kenalin aku dong Honey, sama istri kamu ini," pinta wanita itu.
Satria menganggukan kepalanya tanda setuju dengan yang diminta wanita itu.
"El, kenalin ini Cecil wanita yang menghangatkan ranjangku," ucap Satria sembari menatap Elena.
Ia sengaja bicara seperti itu didepan Elena, karena ia ingin melihat ekspresi diwajah wanita itu.
"Hai, aku Cecil," sapa Cecil pada Elena.
Cecil mengulurkan tangannya pada Elena untuk berjabat tangan.
Namun Elena enggan untuk membalas jabatan tangan itu.
Mengetahui tangannya tidak dijabat oleh Elena, Cecil menarik lagi tanganya.
"Kita langsung kekamar aja ya, Honey," ajak Cecil pada Satria.
Satria tidak menjawab. Tapi pria itu melepaskan tangan Cecil ditangannya, lalu tangannya ia gunakan untuk merangkul pinggang wanita itu.
Perlakuan Satria pada Cecil jauh berbeda pada perlakuan pria itu pada Elena.
Satria dan Cecil berlalu dari hadapan Elena untuk masuk kedalam kamar.
Elena tidak mampu membayangkan apa saja yang akan mereka lakukan didalam kamar itu.
Wanita itu akhirnya memutuskan masuk kedalam kamar belakang.
Tadinya ia kira, dirinya akan tidur diranjang yang sama dengan suaminya.
Namun, pada kenyataannya suaminya itu justru mendatangkan wanita lain masuk kedalam kamarnya.
Elena yang sudah masuk kedalam kamar belakang segera mengunci pintu kamar itu.
Ia menyandarkan tubuhnya didaun pintu tersebut, lalu menangis.
Hiks hiks.
Saat ini yang bisa Elena lakukan hanyalah menangis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
a pling grgeten klau ceweknya goblok kyak gini
2024-10-04
1
Sulaiman Efendy
WANITA GOBLOK, KRN CINTA MSH BERTAHAN,, BAGUS LO TINGGALIN. BIAR DIHAJAR ABANG LO SI SATRIA ITU...
2023-09-20
0
Ririn Nursisminingsih
thor jadikan elena wanita yg kuat
2023-08-31
1