BAB. 6 Tetap Saja Kecewa

Mau tidak mau akhirnya Elena yang menjawab panggilan telepon tersebut.

"Selamat siang, ini dengan sekretaris wakil direktur Darwin Properties," ucap Elena seolah-olah ia sekretaris wakil direktur tersebut.

"Maaf Bu Elena, ini saya Hendri. Bu Elena diminta pak Reyhan datang keruangannya," ucap Hendri disebrang telepin tersebut.

Rupanya yang sejak tadi menelpon telpon kantir dimeja Hendri adalah pria itu sendiri.

"Hendrrii!!, berani-beraninya kamu memanggil saya lewat telepon," ucap Elena geram.

"Ma-maaf Bu, tapi ini Pak Reyhan yang memintanya," ucap Hendri tidak enak pada Elena.

"Ya sudah, lain kali kalau mau manggil saya datang keruangan saya," ucap Elena.

"Baik Bu, sekali lagi saya minta maaf," ucap Hendri pada Elena, tapi wanita itu tidak menjawab ucapan Hendri, ia langsung memutuskan panggilan telepon tersebut.

Elena masuk keruangannya lebih dulu untuk mengambil ponsel dan tasnya, barulah ia menuju ruang kerja sang kakak.

Setibanya disana, Elena segera dibukakan pintu oleh Hendri.

Elena segera masuk kedalam ruang kerja kakaknya tanpa memperdulikan sekretarisnya yang mempersilahkan dirinya masuk.

Wanita itu duduk bersebrangan dengan Reyhan.

"Ada apa mas?," tanya Elena.

"Mas diminta daddy untuk datang kejepang menghandle pekerjaan disana karena daddy sedang sakit dan dirawat dirumah sakit," ucap Reyhan.

"Daddy Crist sakit apa mas?," tanya Elena merasa khawatir juga.

"Colestrol El," jawab Reyhan sedih.

"Semoga daddy cepat sembuh, mas. Kapan kalian akan berangkat?," tanya Elena.

"Besok Aku, Rissa, Brian dan Briana segera berangkat pagi-pagi. Aku pamit pada ibu nanti malam saja datang kerumahnya. Untuk kamu, Aku titip kantor ya El," ucap Reyhan.

"Siap mas," ucap Elena.

Reyhan kemudian memberi tahu pekerjaan yang akan diserahkan pada Elena.

Wanita itu akan dibantu oleh Agung sekretaris Reyhan, dan Hendri sekretaris Elena sendiri.

Hendri dan Agung yang ada diruangan itu segera menghampiri Elena dan Reyhan yang sedang membicarakan mereka.

"Agung, Hendri, kalian bantu Elena dengan baik selama saya tidak ada dikantor ini," titah Reyhan.

"Baik Pak," jawab Agung dan Hendri bersamaan.

Setelahnya mereka semua keluar dari ruangan CEO meninggalkan Reyhan sendirian didalam sana.

Kebetulan juga jam istirahat telah tiba, mereka akan pergi makan siang masing-masing.

Setibanya diluar ruangan itu, Agung segera duduk ditempat duduknya kemudian membuka bekal makan siang dari istrinya.

Kini hanya tinggal Elena dan Hendri yang sedang berjalan menuju lift.

Hendri berjalan dibelakang Elena yang lebih dulu berjalan didepannya. Mereka sama sekali tidak ada yang bicara, hanya saling diam.

Keduanya segera masuk kedalam lift dan Elena segera menekan tombol angka 1.

Ting.

Tidak lama kemudian pintu lift terbuka, Elena segera melangkahkan kakinya keluar dari lift tersebut meninggalkan Hendri yang sejak tadi berdiri dibelakangnya.

Hendri juga kemudian ikut keluar dari lift tersebut, ia hendak membeli makan siang diluar.p

Tiba diparkiran, Elena segera masuk kedalam mobilnya kemudian ia kemudikan menuju kantor suaminya.

Ia ingin mengajak Satria makan siang bersamanya.

Setibanya dikantor Satria, Elena menghampiri resepsionis, menanyakan ruang kerja Satria berada, tapi resepsionis tersebut ragu untuk memberi tahu Elena.

Pasalnya mereka tadi melihat Satria dan Cecil keluar dari kantor bersamaan.

"Mba dimana ruangan mas Satria?," tanya Elena lagi karena pertanyaan pertamanya tidak dijawab oleh resepsionis tersebut.

"Emm, ruangannya ada dilantai 9 Bu, tapi Pak Satria baru saja keluar dengan Bu Cecil," ucap resepsionis tersebut.

"Kemana?," tanya Elena.

"Kurang tahu Bu, sepertinya makan siang," jawab resepsionis tersebut.

Elena menganggukan kepalanya, ia tidak bertanya lagi, makan siang dimana atau lainya.

Ia memilih melangkahkan kakinya keluar dari kantor tersebut.

Wanita itu kembali kemobilnya yang berada diparkiran.

Disana ia berusaha mengatur nafasnya yang terasa sesak didada.

Meski Satria mengacuhkannya, tapi Elena masih berharap pria itu menganggapnya, walau pada akhirnya tetap saja ia kecewa.

"Segitu bencinya kah kamu padaku, mas?," lirih Elena.

Setelah merasa lebih tenang barulah ia mengemudikan lagi mobilnya untuk kembali kekantor.

Sulit sekali bagi Elena untuk bertemu dan bicara dengan Satria. Satria selalu menghindarinya, mengacuhkannya seolah-olah dia ini bukan siapa-siapanya.

Setibanya dikantor ia bertemu lagi dengan sekretarisnya yang sama baru turun dari mobil juga.

Hendri menganggukan kepalanya tanda memberi hormat pada Elena, namun wanita itu hanya melihat ia sama sekali tidak menanggapi sekretarisnya sama sekali.

Hendri yang diacuhkan oleh Elena hanya menggaruk tengkuknya.

"Sadar diri Hen, Bu Elena itu sudah menikah, lagi pula kamu tidak pantas untuknya," ucap Hendri pada dirinya sendiri sembari menatap kepergian Elena.

Hendri menenteng kantong keresek berisi makan siang yang tadi ia beli diluar.

Pria itu ikut melangkahkan kakinya masuk kedalam gedung kantor Darwin Properties.

Disana ia kembali ketempat duduknya membuka makan siang yang tadi ia beli.

Kring..

Baru saja Hendri hendak menyuapkan makan siang tersebut tapi telepon kantor dimejanya berbunyi.

Hendri segera mengangkat telepon tersebut.

"Selamat siang. Dengan Hendri sekretaris wakil direktur Darwin Properties," ucap Hendri menjawab telepon tersebut.

"Carikan saya makan siang," titah seseorang disebrang telepon sana.

"Bu Elena?," tanya Hendri.

"Iya. Cepat carikan makan siang, sekarang," ucap Elena kemudian mematikan sambungan teleponnya.

Hendri melirik pada makan siangnya yang sama sekali belum ia makan.

"Apa aku beri Bu Elena ini saja ya?," gumam Hendri bertanya pada dirinya sendiri.

"Ahh, tapi tidak sopan," ucap pria itu lagi.

Hendri kemudian keluar lagi dari gedung kantor tersebut.

Masuk kedalam mobil dan mengemudikannya ke sebuah restorant indo yang menyajikan banyak makanan khas daerah disana.

Setibanya direstorant tersrbut, Hendri segera turun dan memesan salah satu menu masakan daerah disana.

Hendri menunggu makanan tersebut dikursi tunggu yang sudah disediakan.

Tidak jauh dari tempatnya duduk, Hendri bisa melihat Satria dengan Cecil sedang makan siang bersama.

"Loh, itu bukannya Pak Satria suaminya Bu Elena ya," gumam Hendri.

Pria itu memperhatikan kedua orang tersebut. Satria dan Cecil bukan seperti atasan dan bawahan pada umumnya, mereka terlihat dekat sekali bahkan orang bisa mengira mereka itu suami istri.

"Apa ini yang membuat bu Alena terlihat murung ya?," tanya Hendri dengan bergumam.

Hendri tidak habis fikir pada kedua orang yang sedang ia perhatikan itu.

Dalam benaknya bisa-bisanya suami atasannya itu sedang makan siang dengan wanita lain, sedangkan istrinya kelaparan dikantor dan meminta dia mencarikan makan siang.

Tidak lama kemudian makanan yang Hendri pesan datang. Pria itu segera membayarnya, lalu kembali kekantor.

Setibanya dikantor ia segera menyajikan makan siang tersebut kepiring, kemudian ia berikan pada Elena bersama minumnya.

"Ini Bu makan siangnya," ucap Hendri setelah masuk kedalam ruang kerja atasannya itu.

"Bawa kemari," titah Elena.

Hedri menurut, ia membawa makan siang tersebut mendekat pada elena dan ia letakan dimeja tepat didepan wanita itu.

"Silahkan dimakan, Bu," ucap Hendri.

"Oke, kamu boleh pergi," ucap Elena.

Hendri menganggukan kepalanya, ia kemudian keluar dari ruangan Elena dan kembali ketempat duduknya.

Terpopuler

Comments

Devys

Devys

sudah ku duga

2023-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Aku Harus Kuat
2 Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3 BAB. 3 Ya, dia istriku
4 BAB. 4 Enggan Mengakui
5 BAB. 5 Berusaha Fokus
6 BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7 BAB. 7 Ingin Pamit
8 BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9 BAB. 9 Kalimat yang Sama
10 BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11 BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12 BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13 BAB. 13 Mengundurkan Diri
14 BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15 BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16 BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17 BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18 BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19 BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20 BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21 BAB. 21 Tiba ditempat baru
22 BAB. 22 Lumpuh
23 BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24 BAB. 24 Penyesalan
25 BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26 BAB. 26 Mual
27 BAB. 27 Kabar Suami
28 BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29 BAB. 29 Diusir
30 BAB. 30 Kecewa
31 BAB. 31 Aku Mencintainya
32 BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33 BAB. 33 Aku Belum Siap
34 BAB. 34 Elena ke Surabaya
35 BAB. 35 Sudah ditemukan
36 BAB. 36 Mendatangi Elena
37 BAB. 37 Permintaan Elena
38 BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39 BAB. 39 Keputusan Elena
40 BAB. 40 Datang ke Kantor
41 BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42 BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43 BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44 BAB. 44 Dimanfaatkan
45 BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46 BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47 Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48 BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49 Bab. 49 Mulai Ragu
50 BAB. 50 Kondisi Elena
51 BAB. 51 Harapan yang pupus
52 BAB. 52 Informasi yang didapat
53 BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54 BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55 BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56 BAB. 56 Membalas
57 BAB. 57 Bertemu Dirga
58 BAB. 58 Ketulusan
59 BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60 BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61 BAB. 61 Tahu Semua
62 BAB. 62 Menghindari
63 BAB. 63 Rindu
64 BAB. 64 Mangga
65 BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66 BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67 BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68 BAB. 68 Rencana Anton
69 BAB. 69 Menceraikan Cecil
70 BAB. 70 Kecelakaan
71 BAB. 71 Mencari Satria
72 BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73 BAB. 73 Cepat Jemput
74 BAB. 74 Dijemput
75 BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76 BAB. 76 Menerima Kembali
77 BAB. 77 Itulah yang terbaik
78 BAB. 78 Tidur Bersama
79 BAB. 79 Nikah Lagi
80 BAB. 80 Malu dan Takut
81 BAB. 81 Meminta Izin
82 BAB. 82 Merasa Kecewa
83 BAB. 83 Rencana Cecil
84 BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85 BAB. 85 Periksa Kandungan
86 BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87 BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88 BAB. 88 Tuduhan
89 BAB. 89 Salah paham
90 BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91 BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92 BAB. 92 Saling memaafkan
93 BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94 BAB. 94 TAMAT
95 Bukan Sekedar Sugar Daddy
96 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab. 1 Aku Harus Kuat
2
Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3
BAB. 3 Ya, dia istriku
4
BAB. 4 Enggan Mengakui
5
BAB. 5 Berusaha Fokus
6
BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7
BAB. 7 Ingin Pamit
8
BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9
BAB. 9 Kalimat yang Sama
10
BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11
BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12
BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13
BAB. 13 Mengundurkan Diri
14
BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15
BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16
BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17
BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18
BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19
BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20
BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21
BAB. 21 Tiba ditempat baru
22
BAB. 22 Lumpuh
23
BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24
BAB. 24 Penyesalan
25
BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26
BAB. 26 Mual
27
BAB. 27 Kabar Suami
28
BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29
BAB. 29 Diusir
30
BAB. 30 Kecewa
31
BAB. 31 Aku Mencintainya
32
BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33
BAB. 33 Aku Belum Siap
34
BAB. 34 Elena ke Surabaya
35
BAB. 35 Sudah ditemukan
36
BAB. 36 Mendatangi Elena
37
BAB. 37 Permintaan Elena
38
BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39
BAB. 39 Keputusan Elena
40
BAB. 40 Datang ke Kantor
41
BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42
BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43
BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44
BAB. 44 Dimanfaatkan
45
BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46
BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47
Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48
BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49
Bab. 49 Mulai Ragu
50
BAB. 50 Kondisi Elena
51
BAB. 51 Harapan yang pupus
52
BAB. 52 Informasi yang didapat
53
BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54
BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55
BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56
BAB. 56 Membalas
57
BAB. 57 Bertemu Dirga
58
BAB. 58 Ketulusan
59
BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60
BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61
BAB. 61 Tahu Semua
62
BAB. 62 Menghindari
63
BAB. 63 Rindu
64
BAB. 64 Mangga
65
BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66
BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67
BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68
BAB. 68 Rencana Anton
69
BAB. 69 Menceraikan Cecil
70
BAB. 70 Kecelakaan
71
BAB. 71 Mencari Satria
72
BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73
BAB. 73 Cepat Jemput
74
BAB. 74 Dijemput
75
BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76
BAB. 76 Menerima Kembali
77
BAB. 77 Itulah yang terbaik
78
BAB. 78 Tidur Bersama
79
BAB. 79 Nikah Lagi
80
BAB. 80 Malu dan Takut
81
BAB. 81 Meminta Izin
82
BAB. 82 Merasa Kecewa
83
BAB. 83 Rencana Cecil
84
BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85
BAB. 85 Periksa Kandungan
86
BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87
BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88
BAB. 88 Tuduhan
89
BAB. 89 Salah paham
90
BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91
BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92
BAB. 92 Saling memaafkan
93
BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94
BAB. 94 TAMAT
95
Bukan Sekedar Sugar Daddy
96
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!