Satria dan Cecil baru saja selesai dengan makan siangnya. Setelahnya mereka segera kembali kekantor.
Dilobi kantor, Satria dihampiri oleh resepsionis yang memberitahukan bila tadi Elena datang kekantor.
Satria hanya menganggukan kepalanya tanpa menanggapi apa-apa. Pria itu kemudian melanjutkan langkah kakinya masuk kedalam lift.
"Kamu tidak mencoba menghubungi istri mu?," tanya Cecil yang ikut masuk kedalam lift.
"Biarkan saja," jawab Satria.
Setelahnya tidak ada pembicaraan diantara keduanya, hingga akhirnya mereka tiba dilantai 9.
Ting.
Pintu lift terbuka, Satria keluar lebih dulu dari lift itu, baru setelahnya Cecil menyusul dibelakang.
Cecil menuju tempat duduknya yang berada didepan ruangan Satria sedangkan pria itu segera masuk keruangannya.
Disana ia membuka laptopnya. Begitu dibuka, laptop tersebut ia hidupkan dan menampilkan wallpaper foto dirinya dan Alena.
Kring..
Ponsel Satria berdering, ia segera mengeluarkan ponsel tersebut dari saku celananya.
Dilihat oleh Satria, panggilan telepon tersebut dari Elena.
Satria segera menjawab panggilan telepon tersebut.
"Mass," panggil Elena disebrang telepon tersebut.
"Hemm," jawab Satria hanya berdehem.
"Aku tadi datang kekantormu," ucap Elena.
"Hemm," jawab Satria lagi masih dengan deheman.
"Kamu pulang jam berapa, mas?," tanya Elena.
"Jam berapapun aku mau," jawab Satria kemudian mengakhiri sambungan telepon tersebut.
Pria itu benar-benar membuat jarak dengan Elena.
Yang ada dipikirannya hanya balas dendam, balas dendam, dan balas dendam.
Dia tidak ingin goyah sedikitpun sebelum dendam itu terbayarkan.
Setelah telepon itu berakhir, Satria melanjutkan lagi pekerjaannya.
Tok tok tok
Pintu ruangan Satria diketuk oleh seseorang dari luar.
"Masuk," ucap Satria mempersilahkan orang tersebut untuk masuk keruangannya.
Setelah dipersilahkan untuk masuk, orang tersebut membuka pintunya.
"Honey," panggil Cecil setelah masuk keruangan Satria.
Ia memanggilnya dengan sebutan 'Honey' seperti biasanya.
Cecil memanggil Satria dengan nama pria itu karena tadi mereka bersama Reyhan.
"Hemm," ucap Satria berdehem, namun matanya masih fokus pada layar laptopnya.
"Aku ingin liburan," ucap Cecil.
"Kemana?," tanya Satria setelah mengalihkan pandangannya dari laptop kearah Cecil.
"Tidak usah jauh-jauh, kita ke Bali saja," ucap Cecil.
"Baiklah, kita akan ke Bali nanti malam," ucap Satria tanpa perlu berfikir, membuat Cecil tersenyum merekeh.
Pria didepannya ini sangat-sangat memikirkan dirinya. Apapun yang ia minta, apapun yang ia inginkan selalu dipenuhi oleh Satria.
Cecil tidak perduli bila Satria sudah menikah. Ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan istri pria itu.
Ia hanya memikirkan dirinya sendiri, serta dendam pria itu.
"Tapi sebelum itu aku ingin belanja dulu," ucap Cecil.
"Lakukanlah. Aku akan menemanimu belanja," ucap Satria.
Pria itu selalu ada waktu untuk Cecil, tapi ia tidak ada waktu untuk Elena.
Bukan tidak ada waktu, melainkan ia enggan menyisihkan waktu untuk Elena.
"Kalau begitu setelah pulang kerja kamu antar aku belanja ya," ucap Cecil yang diangguki oleh Satria.
Setelahnya mereka sama-sama melanjutkan pekerjaannya hingga jam kerja berakhir.
Cecil mendatangi lagi ruangan kerja Satria, tanpa mengetuk pintu ruangan pria itu seperti tadi.
"Kamu belum selesai?," tanya Cecil.
"Sedikit lagi," jawab Satria.
"Oke, aku akan menunggumu. Tapi hanya sebentar," ucap Cecil.
Wanita itu berjalan menuju sofa diruangan Satria, kemudian mendudukan bokongnya disana sembari menunggu Satria yang masih bekerja.
Tidak lama kemudian Satria selesai dengan pekerjaannya.
Pria itu segera mematikan laptopnya, lalu bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri Cecil.
"Sudah?," tanya Cecil yang dijawab anggukan kepala oleh Satria.
Cecil bangkit dari duduknya, lalu berjalan bersama dengan Satria.
Mereka menuju parkiran kantor dimana mereka memarkirkan mobilnya.
Cecil meninggalkan mobilnya disana. Ia ikut masuk kedalam mobil Satria, lalu setelahnya mereka akan bersama-sama pergi ke mall.
Setelah kepergian Satria dan Cecil, Elena datang kekantor suaminya.
Elena tadi siang menghubungi Satria, lalu menanyakan kapan Satria pulang keapartement karena ada hal penting yang ingin ia bicarakan, tapi pria itu justru menjawabnya 'Jam berapapun aku mau'.
Sehingga Elena memilih mendatangi lagi, pria itu kekantor.
Setibanya dilobi kantor, ia disambut oleh karyawan kantor berlalu lalang karena pulang bekerja.
Beruntung resepsionis disana masih ada, jadi Elena bisa bertanya padanya.
Resepsionis yang melihat Elena datang lagi, tentu saja kebingungan.
Dalam benaknya, kenapa Elena dan bosnya seperti kucing-kucingan.
"Permisi mbak, apa mas Satria ada dikantor?," tanya Elena.
"Pak Satria baru saja pulang Bu," jawab Resepsionis tersebut.
"Dengan siapa?," tanya Elena.
"Dengan Bu Cecil, Bu," jawab Resepsionis itu lagi.
Alena menganggukan kepalanya, ia memutuskan kembali kemobilnya.
Dua kali sudah dirinya mendatangi kantor pria itu, tapi ia tidak menemukan Satria disana.
Elena menghidupkan mobil tersebut, kemudian ia kemudikan menuju apartement dimana ia tinggali.
Setibanya disana ia segera membereskan baju, kemudian ia masukan kedalam koper.
Ia akan berangkat kebali sekarang juga karena ada pekerjaan penting disana.
Tadinya Elena akan berpamit pada Satria, tapi ia tidak menemukan pria itu sehingga ia hanya mengirim pesan pada Satria melalui aplikasi hijau diponselnya.
[Aku pergi ke Bali mas, ada pekerjaan penting disana] Pesan tersebut terkirim dan langsung centang dua berwarna abu-abu.
Elena menunggu balasan pesan yang ia kirim pada Satria.
Satu menit.
lima menit.
Bahkan setelah setengah jam menunggu, pesan tersebut tidak kunjung dibaca oleh Satria.
"Hufftt. Sudahlah, sebaiknya aku berangkat sekarang," gumam Elena setelah menghembuskan nafasnya untuk mengurangi rasa sesak didadanya.
Setelahnya, Elena segera membersihkan diri, berganti pakaian lalu segera keluar dari apartement itu.
Setibanya dilobi apartement, Elena menghentikan langkah kakinya, karena ia melihat sekretarisnya menunggu disana.
"Hendri," panggil Elena.
Hendri yang duduk menunggu Elena sembari bermain ponsel segera bangkit dan menghampiri Elena.
Hendri membungkukan sedikit tubuhnya, memberi hormat pada Elena.
"Sedang apa kamu disini?," tanya Elena.
"Saya datang kemari untuk menjemput Bu Elena," ucap Hendri.
"Aku tidak perlu dijemput kamu," ucap Elena pada Hendri.
"Maaf Bu," ucap Hendri menundukan kepalanya.
Tadianya ia berinisiatif untuk menjemput Elena karena mereka akan berangkat ke Bali bersama.
"Sudahlah. Dimana mobil kamu?," ucap Elena kemudian bertanya.
"Kita akan diantar supir kantor sampai dibandara," ucap Hendri.
Elena tidak menanggapi ucapan Hendri lagi. Wanita itu lebih dulu berjalan keluar lobi apartement.
Elena melihat mobil kantor sudah terparkir didepan sana. Ia segera menghampiri mobil tersebut.
Kedatangan Elena segera disambut oleh supir mobil kantor.
Supir tersebut segera membukakan pintu mobil bagian tengah untuk Elena.
Setelah Elena masuk kedalam mobil, supir tersebut segera memasukan koper Elena didalam bagasi bersama koper milik Hendri.
Hendri masuk kedalam mobil disebelah supir.
Setelah selesai memasukan koper Elena, supir tersebut segera mengendarai mobil menuju bandara dikota itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SI SATRIA & CECIL INGIN LIBURAN K BALI, TRNYATA ELENA JUGA AKN ADA KRJAAN DIBALI..
2023-09-20
0
Zolojulo
Semangattttt....
Mampir juga ya😊
2023-07-19
0