Sepanjang perjalanan menuju kantor, Elena terus terfikirkan kejadian tadi malam dimana ia telah dinodai suaminya.
Sembari menyetir, tangan sebelah kirinya terus mengusap perutnya.
Bagaimana kalau aku hamil?
Bagaimana kalau nanti mas Satria tidak menginginkan janinnya?
Bagaimana kalau mas Satria masih terus memperlakukannya dengan buruk?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja didalam benaknya.
Ia khawatir dengan apa yang ia pikirkan itu akan terjadi.
Terlebih lagi diapartementnya bukan hanya ada dirinya dan Satria, melainkan ada Cecil juga disana.
Hufftt.
Memikirkan itu membuat dadanya terasa sesak.
Sesak sekali, rasanya seperti kesulitan untuk bernafas.
Tidak lama kemudian wanita itu tiba dikantor Darwin Properties.
Elena segera masuk kedalam bangunan kantor tersebut, kemudian bergegas menuju ruangannya.
"Selamat pagi, Bu Elena," sapa Hendri pada Elena, saat wanita itu melewatinya.
Elena yang mendapat sapaan dari Hendri segera menghentikan langkah kakinya, ia jadi teringat sesuatu.
"Antarkan laporan dari resort dibali yang kemarin kita kunjungi," titah Elena.
"Baik Bu," ucap Hendri.
Setelahnya Elena dibukakan pintu untuk masuk kedalam ruang kerjanya.
Elena masuk kedalam ruang kerja tersebut kemudian mendudukan bokongnya ketempat duduknya.
Tidak lama kemudian Hendri datang dengan membawa laporan yang diminta oleh Elena.
Pria itu segera menyodorkan laporan tersebut pada Elena yang langsung dibukanya.
Wanita itu membuka satu-persatau berkas yang disodorkan Hendri.
Ting.
Ada sebuah pesan masuk diponsel Elena, yang langsung dibuka oleh wanita itu.
[Mas, sudah sampai dirumah tadi malam, El. Mas akan kekantor agak siangan. Bagaimana kabar mu?,] pesan tersebut rupanya dari kakak laki-laki Elena, yakni Reyhan Anggara.
[Kabarku baik-baik saja mas. Syukurlah kalau kamu sudah pulang, karena aku mau mengundurkan diri] balas Elena pada kakak laki-lakinya.
[Kita bicarakan setelah mas sampai dikantor] balas Reyhan pada adiknya.
Elena hanya membaca pesan tersebut, ia tidak membalas pesan terakhir dari kakaknya itu dan langsung meletakan ponselnya diatas mejanya.
Sejak tadi sekretrisnya berdiri didepan mejanya menunggu laporan yang sedang diperiksa Elena.
Elena yang sejak tadi memeriksa laporan juga tidak mempersilahkan Hendri untuk duduk, sehingga pria itu hanya berdiri.
"Apa ada yang ditanyakan Bu?," tanya Hendri pada akhirnya, pasalnya ia sudah berdiri sejak setengah jam yang lalu.
Elena mengadahkan wajahnya menatap pada sekretarisnya itu.
"Tidak ada, kamu boleh keluar," ucap Elena, kemudian melanjutkan lagi pekerjaannya.
Setelah kepergian Hendri dari ruangan tersebut, Elena menghentikan pekerjaannya, lalu membuka laci meja kerjanya.
Dikeluarkanlah oleh Elena dari dalam sana sebuah foto pernikahan kakak laki-lakinya.
Disana Reyhan dan istrinya diapit oleh pengiring pengantin, salah satunya Satria dan dirinya.
"Disini pertama kalinya aku menyukaimu mas," gumam Elena seraya tersenyum manis mengingat pertemuannya dengan Satria kala itu.
Namun lama kelamaan senyumnya berubah menjadi senyuman getir, setelah ia teringat dengang apa yang terjadi pada pernikahannya.
"Tapi pada kenyataannya, hanya aku yang mencintai kamu hingga saat ini, mas," gumam Elena.
"Aku mencintai kamu sejak dulu, tapi dulu kamu justru bersama Alena. Saat kamu sudah bersamaku rupanya aku hanya alat untuk balas dendammu," gumam Elena lagi.
Cukup lama ia memandangi foto tersebut, kemudian beralih memandang foto pernikahannya yang terpajang difigura yang ia letakan dimejanya.
Setelah puas memandangi foto tersebut, Elena menulis surat pengunduran dirinya dan akan ia berikan pada kakaknya setelah kembali kekantor.
Ia harap dengan dirinya menjadi ibu rumah tangga akan membuat dirinya lebih banyak menghabiskan waktu bersama suaminya.
Ia akan melayani suaminya sepenuh hati, tanpa paksaan dari orang lain.
Dengan begitu ia berharap suaminya akan melihat cinta tulus darinya.
Bukan seperti Cecil, Elena yakin wanita itu adalah wanita bermuka dua yang telah mempengaruhi suaminya menjadi seperti ini.
Yang Elena tahu suaminya itu adalah laki-laki yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Tidak seperti ini, yang kasar dan terus menyakitinya.
Tidak lama kemudian Hendri masuk kedalam ruangan Elena, membawakan secangkir kopi panas untuk atasannya.
Memang setiap harinya Elena selalu meminta sekretarisnya untuk membuatkan kopi panas untuknya.
"Silahkan diminum, Bu," ucap Hendri.
"Iya, terimakasih," ucap Elena tanpa melihat pada sekretarisnya.
Hendri menganggukan kepalanya kemudian hendak kembali ketempat kerjanya, namun tidak sengaja pandangannya melihat surat pengunduran yang baru saja ditulis oleh Elena.
"Bu Elena mau resign?," tanya Hendri.
"Iya, mungkin itu lebih baik, Hendri," jawab Elena.
"Apa masalah anda serumit itu, hingga anda harus mngundurkan diri?," tanya Hendri.
"Lebih rumit dari yang kamu tahu Hendri, suamiku bahkan sudah menikahi wanita itu," jawab Elena tanpa sengaja ia mau berbagi cerita pada sekretarianya.
Hendri serasa canggung disana. Pada akhirnya ia tidak bertanya lagi, melainkan pamit keluar dari ruangan atasannya.
Tepat pukul sepuluh siang, kakak laki-laki Elena tiba dikantor.
Pria itu segera menghubungi adiknya, bila dirinya sudah tiba dikantor.
Elena yang mendapat kabar dari kakaknya itu bergegas keluar dari ruang kerjanya lalu menuju ruangan CEO.
Wanita itu dibukakan pintu oleh Agung, sekretaris kakaknya.
"Dudul, El," titah Reyhan pada adiknya.
Elena menganggukan kepalanya kemudian duduk dikursi bersebrangan dengan kakaknya.
Wanita itu kemudian menyodorkan surat pengunduran dirinya pada sang kakak, yang langsung dibuka oleh pria itu.
Reyhan membacanya dengan benar surat pengunduran diri milik Elena. Alasan wanita itu mengundurkan diri yakni, untuk menjadi ibu rumah tangga.
"Apa kamu sudah hamil?," tanya Reyhan yang dijawab gelengan kepala dari Elena.
"Aku hanya ingin menghabiskan banyak waktu dengan suamiku, mas," jawab Elena.
"Baiklah, mas terima surat pengunduran dirimu," ucap Reyhan.
Elena menganggukan kepalanya pelan kemudian pamit pada sang kakak untuk kembali keruang kerjanya.
Gerak gerik Elena itu bisa diperhatikan oleh kakaknya.
"Sepertinya kamu tidak baik-baik saja El," gumam Reyhan sembari menatap Elena yang sudah sampai dipintu.
Reyhan akan mencari tahu sendiri apa yang terjadi pada adiknya itu.
Setelah kepergian Elena, Reyhan segera memanggil Hendri.
Hanya pria itu yang bisa ditanya olehnya, karena Hendri orang yang selalu bekerja didekat Elena.
Sekretaris dari Elena itu segera mendatangi ruang kerja Reyhan.
Setibanya disana ia langsung ditanyai oleh kakak dari atasannya itu.
"Apa kamu tahu apa yang terjadi dengan Elena?," tanya Reyhan.
Hendri yang diberi pertanyaan demikian tentu saja terkejut.
Pria itu tak menyangka bila Reyhan akan menanyainya seperti itu.
"Maaf pak, saya tidak tahu," jawab Hendri sembari menundukan kepalanya.
"Kamu selalu bekerja didekat Elena, saya pikir kamu tahu sesuatu tentang Elena, Hendri?," ucap Reyhan memancing Hendri bicara.
"Maaf pak, saya benar-benar tidak tahu apa-apa," jawab Hendri meyakinkan Reyhan.
"Baiklah kamu boleh pergi," ucap Reyhan kemudian meminta sekretaris Elena pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
guntur 1609
Elena ni kok manusia yg paling bkdoh ya
2025-01-17
0
Sulaiman Efendy
SI HENDRI BRBOHONG, KLO PRDULI DN KASIAN SAMA ELENA, HRSNYA LO CERITA..
2023-09-20
0
Sulaiman Efendy
BENAR2 WANITA BODOH, LO PNY JABATAN, SDIKIT BNYK LO PNY KKUASAAN, HRSNYA LO JDI WANITA KUAT, BILA PRLU SDKIT JAHAT, LO BYAR ORG BUAT HAJAR TU CECIL... INI MLH INGIN MUNDUR DRI PKERJAAN..
2023-09-20
0