BAB. 8 Menyaksikan Langsung

Setibanya dibandara Elena dan Hendri langsung masuk kedalam pesawat, karena mereka tiba disana sudah dekat dengan waktu keberangkatan.

"Tempat kita disana Bu," ucap Hendri pada Elena sembari menunjuk kursi penumpang dibagian sayap pesawat bagian kanan.

Elena tak menjawab, ia segera berjalan menuju kursi penumpang yang ditunjuk Hendri, namun disaat ia menuju kursi tersebut, tidak sengaja pandangannya menangkap sosok yang ia kenali.

"Mas Satria," gumam Elena sembari menatap Satria yang sedang duduk bersebelahan dengan Cecil.

Hendri yang berjalan dibelakang Elena, bisa mendengar gumaman wanita didepannya.

Pria itu mengikuti arah pandang Elena. Ia bisa melihat bila suami atasannya sedang duduk bersisian dengan seorang wanita yang tadi ia lihat direstorant.

"Bu Elena baik-baik saja?," tanya Hendri yang bisa merasakan perubahan pada wajah Elena.

Elena hanya menganggukan kepala untuk menjawab pertanyaan sekretarisnya.

Wanita itu melanjutkan langkah kakinya hingga akhirnya tiba ditempat duduknya.

Tempat duduk Elena dan Hendri bersebelahan.

Disebrang tempat duduknya ada Satria dan Cecil yang duduk lebih dulu disana.

Elena melirik pada kursi penumpang disebrang kirinya.

Dilihat olehnya Satria sedang memejamkan matanya bersandar disandaran kursi, sedangkan Cecil bersandar dibahu Satria.

"Harusnya aku ya bersandar padamu mas," lirih Elena.

Lagi-lagi hanya Hendri yang mampu mendengar lirihan dari Elena.

Pria itu hanya mampu diam memperhatikan atasannya yang terlihat sedih.

Satria tidak tahu bila Elena berada dipesawat yang sama bahkan ditempat duduk yang bersebrangan.

"Apa perlu kita tukaran tempat duduk, Bu?," tanya Hendri.

Ia mengerti, Elena pasti sedih melihat suaminya bersama wanita lain.

Hendri sudah melihat dua kali suami dari atasannya itu bersama dengan Cecil.

Oleh karenanya, ia sudah bisa menduga bila hubungan atasannya dengan sang suami pasti tidak baik-baik saja.

"Tidak perlu," jawab Elena seperlunya.

Hendri menganggukan kepalanya, karena niat baiknya ditolak oleh Elena.

Elena yang berada bersebrangan dengan Satria hanya mampu memperhatikan suaminya dari tempat duduknya.

Ingin ia menanyakan pada suaminya, ada keperluan apa mereka kebali.

Tapi tidak ia lakukan.

Elena sebisa mungkin berfikir positif pada suaminya.

Elena meyakinkan dirinya bila suaminya itu ada pekerjaan dibali, sama seperti dirinya.

Kurang dari dua jam waktu yang mereka tempuh dari jakarta hingga kebali, akhirnya pesawat yang Elena naiki landing juga.

Satria yang tadi tertidur kini membuka matanya karena mendengar pengumuman yang disampaikan oleh pramugari.

Sebelum keluar dari pesawat, pria itu terlebih dahulu menoleh pada kursi disebrang kanannya.

Inilah saat-saat yang dinantikaan oleh Elena. Saat satria menoleh padanya, tanpa harus ia panggil.

"Mas Satria," panggil Elena setelah Satria menoleh padanya.

Satria yang dipanggil Elena hanya diam.

Ia cukup terkejut mendapati istrinya berada didalan pesawat juga.

Namun Satria hanya terkejut. Ia tak perduli, istrinya mau dipesawat atau dimanapun.

"Mas Satria dan Cecil ada pekerjaan juga?," tanya Elena.

Lagi-lagi Satria tidak menanggapi Elena. Pria itu memilih keluar dari pesawat, yang diikuti oleh Cecil yang tersenyum mengejek.

Elena yang merasa dirinya tidak dianggap, sudah ingin nangis. Baik dirumah maupun diluar rumah, suaminya itu tetap tidak menganggapnya.

"Bu Elena baik-baik saja?," tanya Hendri.

"Saya baik-baik saja Hendri," jawab Elena kemudian melangkahkan kakinya keluar dari pesawat.

Hendri menatap punggung Elena yang semakin menjauh.

Meski Elena mengatakan dirinya baik-baik saja, tapi Hendri tahu bila atasannya itu sedang tidak baik-baik saja.

Setibanya dibandara, Elena mengedarkan pandangannya mencari suaminya namun tidak menemukannya.

Satria dan Cecil lebih dulu keluar dari bandara. Mereka menaiki taksi menuju hotel yang sudah dibooking.

Mengetahui dirinya tidak melihat suaminya disana. Elena segera keluar dari bandara diikuti sekretarisnya dari belakang.

Mereka dijemput oleh supir kantor untuk diantarkan menuju hotel.

"Silahkan Bu," ucap supir tersebut mempersilahkan Elena masuk kedalam mobil.

Wanita itu hanya menganggukan kepalanya kemudian masuk kedalam mobil.

Supir mobil kantor tersebut melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Laju mobilnya bisa dipercepat tidak Pak. Saya sudah lelah, ingin istirahat," ucap Elena.

"Baik Bu," ucap Supir tersebut kemudian menambah laju mobil yang sedang dikemudikannya.

Tidak lama kemudian Elena tiba dihotel.

Elena turun lebih dulu, kemudian masuk kedalam hotel.

Setibanya dilorong kamar hotelnya, Elena melihat suaminya ternyata akan menginap juga dihotel ini.

"Mas Satria," panggil Elena pada suaminya yang hendak membuka pintu kamar hotel.

Satria tidak menanggapi panggilan Elena, pria itu masuk kedalam kamar hotel bersamaan dengan Cecil.

Sebelum pintu kamar itu tertutup, Elena menerobos masuk kedalam kamar itu.

"Mau apa kamu ikut masuk?," tanya Cecil.

"Aku ingin bicara dengan suamiku," ucap Elena menatap tajam pada Cecil.

"Kamu mau bicara apa El? Bukannya kamu tahu bila Satria tidak menganggapmu?," tanya Cecil mengejek Elena.

Elena tidak mengherani Cecil. Wanita itu beralih menatap suaminya.

"Mas, apa yang kamu lakukan ini menyakiti aku. Kalian pergi kebali bersama, kemudian menginap dikamar yang sama. Kamu itu punya istri mas. Istri kamu itu aku," ucap Elena sembari menatap Satria dalam-dalam.

"Sudah bicaranya?," tanya Satria membuat Elena terperangah.

"Mass," panggil Elena.

"Kamu mau keluar dari kamar ini, atau tetap disini menyaksikan langsung kami bercinta?," tanya Satria.

"Mass," panggil Elena lagi, namun ia tetap diam berdiri ditempatnya.

Mengetahui Elena tetap diam. Satria segera menarik tangan Cecil, kemudian membawanya keatas ranjang.

Pria itu mengungkung tubuh Cecil dibawah tubuhnya, lalu mencium bibir wanita itu, mellumatnya perlahan dan semakin dalam.

Satria juga mencumbu Cecil dibagian leher dan dada wanita itu, sembari membuka kancing baju.

Elena yang menyaksikan itu terperangah. Ia tak menyangka suaminya benar-benar melakukan itu dihadapannya.

Kini air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya menetes juga.

Wanita itu tidak sanggup lagi melihat adegan dihadapannya.

Sembari menangis ia berlari kearah pintu yang tidak dikunci, lalu keluar dari sana.

Elena terus berlari menyusuri lorong kamar hotel disana.

Ia bahkan tidak sadar bila berpapasan dengan sekretarisnya yang membawakan koper.

"Bu Elena kenapa?," tanya Hendri pada Elena yang berlari sembari menangis.

Hendri segera mengejar atasannya itu.

Ia mengikuti kemana arah Elena berlari, yakni menaiki anak tangga darurat.

"Bu," panggil Hendri namun Elena masih terus berlari.

Melihat Elena menaiki tangga darurat, Hendri tentu saja panik.

Ia sudah berfikiran buruk, bila atasannya itu akan melakukan hal nekat.

"Bu," panggil Hendri lagi sembari mengejar Elena.

Wanita itu akhirnya tiba difooftop gedung hotel itu.

Disana ia menangis kencang sembari memukul dadanya yang terasa sesak.

Hiks hiks.

Hendri yang juga tiba dirooftop itu bisa menyaksikan atasannya yang sedang menangis.

Pria itu memilih mendekat pada Elena yang sedang luruh terduduk dilantai.

"Saya tahu bila ibu tidak baik-baik saja," ucap Hendri.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

laki2 sprti satria gak perlu diperjuangin. namanya jug bang sat

2025-01-17

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO WANITA TRBODOH.. DN TRDUNGU... LKI2 SPRTI SATRIA MSH LO PRTAHANKN JDI SUAMI..

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Aku Harus Kuat
2 Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3 BAB. 3 Ya, dia istriku
4 BAB. 4 Enggan Mengakui
5 BAB. 5 Berusaha Fokus
6 BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7 BAB. 7 Ingin Pamit
8 BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9 BAB. 9 Kalimat yang Sama
10 BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11 BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12 BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13 BAB. 13 Mengundurkan Diri
14 BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15 BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16 BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17 BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18 BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19 BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20 BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21 BAB. 21 Tiba ditempat baru
22 BAB. 22 Lumpuh
23 BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24 BAB. 24 Penyesalan
25 BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26 BAB. 26 Mual
27 BAB. 27 Kabar Suami
28 BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29 BAB. 29 Diusir
30 BAB. 30 Kecewa
31 BAB. 31 Aku Mencintainya
32 BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33 BAB. 33 Aku Belum Siap
34 BAB. 34 Elena ke Surabaya
35 BAB. 35 Sudah ditemukan
36 BAB. 36 Mendatangi Elena
37 BAB. 37 Permintaan Elena
38 BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39 BAB. 39 Keputusan Elena
40 BAB. 40 Datang ke Kantor
41 BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42 BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43 BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44 BAB. 44 Dimanfaatkan
45 BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46 BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47 Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48 BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49 Bab. 49 Mulai Ragu
50 BAB. 50 Kondisi Elena
51 BAB. 51 Harapan yang pupus
52 BAB. 52 Informasi yang didapat
53 BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54 BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55 BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56 BAB. 56 Membalas
57 BAB. 57 Bertemu Dirga
58 BAB. 58 Ketulusan
59 BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60 BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61 BAB. 61 Tahu Semua
62 BAB. 62 Menghindari
63 BAB. 63 Rindu
64 BAB. 64 Mangga
65 BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66 BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67 BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68 BAB. 68 Rencana Anton
69 BAB. 69 Menceraikan Cecil
70 BAB. 70 Kecelakaan
71 BAB. 71 Mencari Satria
72 BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73 BAB. 73 Cepat Jemput
74 BAB. 74 Dijemput
75 BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76 BAB. 76 Menerima Kembali
77 BAB. 77 Itulah yang terbaik
78 BAB. 78 Tidur Bersama
79 BAB. 79 Nikah Lagi
80 BAB. 80 Malu dan Takut
81 BAB. 81 Meminta Izin
82 BAB. 82 Merasa Kecewa
83 BAB. 83 Rencana Cecil
84 BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85 BAB. 85 Periksa Kandungan
86 BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87 BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88 BAB. 88 Tuduhan
89 BAB. 89 Salah paham
90 BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91 BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92 BAB. 92 Saling memaafkan
93 BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94 BAB. 94 TAMAT
95 Bukan Sekedar Sugar Daddy
96 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab. 1 Aku Harus Kuat
2
Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3
BAB. 3 Ya, dia istriku
4
BAB. 4 Enggan Mengakui
5
BAB. 5 Berusaha Fokus
6
BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7
BAB. 7 Ingin Pamit
8
BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9
BAB. 9 Kalimat yang Sama
10
BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11
BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12
BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13
BAB. 13 Mengundurkan Diri
14
BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15
BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16
BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17
BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18
BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19
BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20
BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21
BAB. 21 Tiba ditempat baru
22
BAB. 22 Lumpuh
23
BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24
BAB. 24 Penyesalan
25
BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26
BAB. 26 Mual
27
BAB. 27 Kabar Suami
28
BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29
BAB. 29 Diusir
30
BAB. 30 Kecewa
31
BAB. 31 Aku Mencintainya
32
BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33
BAB. 33 Aku Belum Siap
34
BAB. 34 Elena ke Surabaya
35
BAB. 35 Sudah ditemukan
36
BAB. 36 Mendatangi Elena
37
BAB. 37 Permintaan Elena
38
BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39
BAB. 39 Keputusan Elena
40
BAB. 40 Datang ke Kantor
41
BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42
BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43
BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44
BAB. 44 Dimanfaatkan
45
BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46
BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47
Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48
BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49
Bab. 49 Mulai Ragu
50
BAB. 50 Kondisi Elena
51
BAB. 51 Harapan yang pupus
52
BAB. 52 Informasi yang didapat
53
BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54
BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55
BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56
BAB. 56 Membalas
57
BAB. 57 Bertemu Dirga
58
BAB. 58 Ketulusan
59
BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60
BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61
BAB. 61 Tahu Semua
62
BAB. 62 Menghindari
63
BAB. 63 Rindu
64
BAB. 64 Mangga
65
BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66
BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67
BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68
BAB. 68 Rencana Anton
69
BAB. 69 Menceraikan Cecil
70
BAB. 70 Kecelakaan
71
BAB. 71 Mencari Satria
72
BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73
BAB. 73 Cepat Jemput
74
BAB. 74 Dijemput
75
BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76
BAB. 76 Menerima Kembali
77
BAB. 77 Itulah yang terbaik
78
BAB. 78 Tidur Bersama
79
BAB. 79 Nikah Lagi
80
BAB. 80 Malu dan Takut
81
BAB. 81 Meminta Izin
82
BAB. 82 Merasa Kecewa
83
BAB. 83 Rencana Cecil
84
BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85
BAB. 85 Periksa Kandungan
86
BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87
BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88
BAB. 88 Tuduhan
89
BAB. 89 Salah paham
90
BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91
BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92
BAB. 92 Saling memaafkan
93
BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94
BAB. 94 TAMAT
95
Bukan Sekedar Sugar Daddy
96
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!