BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan

Elena melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.

Ia tidak tahu bila sekretarisnya itu dipanggil oleh sang kakak karena ingin tahu alasan pengunduran dirinya yang sebenarnya.

Begitu masuk kedalam ruangannya, Elena baru sadar bila dirinya belum sarapan, padahal sebentar lagi waktunya makan siang.

Sejak tadi ia tiba dikantor, Elena hanya minum secang kopi buatan sekretarisnya.

Meski sekarang sudah teringat, tapi Elena tetap mengabaikannya. Ia akan sarapan sekalian makan siang.

Elena melanjutkan lagi pekerjaan, memeriksa berkas yang diberikan oleh Hendri kemudian menanda tanganinya.

Pukul 12 lewat 10 menit, Elena menyudahi pekerjaannya lalu bangkit dari tempat duduk, meraih tasnya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Wanita itu akan makan siang direstorant yang berada disebelah kantornya.

Setibanya disana Elena segera mencari meja yang kosong, namun tidak ada yang kosong.

Semua meja tempat duduknya sudah diisi hampir semua karyawannya karena lokasinya yang dekat dari kantor membuat restorant tersebut sangat diminati.

Perutnya sudah lapar sekali pandangannya juga sudah sedikit kabur, karena pusing dikepalanya.

Elena memilih berbalik dan melangkahkan kaki untuk keluar dari restorant tersebut, namun langkah kakinya terhenti saat dirinya dihampiri sekretarisnya.

"Kalau Bu Elena mau makan siang duduk saja dimeja saya. Nanti biar saya gabung dengan yang lain," ucap Hendri.

"Tidak perlu, saya mau makan dikantin kantor saja." ucap Elena.

Hendri sudah hendak menanggapi ucapan Elena namun tiba-tiba, Elena yang berada dihadapannya ambruk kebelakang.

Brukk!!

Elena ambruk dilantai membuat panik seisi restorant tersebut.

"Bu Elena!" panggil Hendri karena terkejut.

Pria itu segera mengangkat tubuh Elena yang pingsan tersebut.

Namun sebelum mengangkat tentu saja Hendri sudah meminta izin terlebih dahulu walaupun tidak mendapat jawaban dari Elena.

Hendri menggendong tubuh Elena keluar dari restorant tersebut dan memasukannya kedalam mobil, lalu ia kemudikan menuju rumah sakit.

Setibanya dirumah sakit, Hendri segera menggendong lagi tubuh Elena untuk dipindahkan kebrangker rumah sakit.

Pria itu juga membantu perawat untuk mendorong brangker tersebut.

Tidak sengaja, Hendri berpapasan dengan seseorang yang ia kenali.

"Pak Satria!" panggil Hendri setelah melewati Satria bersama Cecil.

Satria baru saja mengantar Cecil untuk periksa kandungannya.

Pria itu juga tidak sadar bila berpapasan dengan sekretaris istrinya itu.

Satria yang dipanggil namanya itu tentu saja menoleh, namun hanya menoleh.

Begitu ia tahu yang memanggil dirinya itu adalah Hendri ia segera melanjutkan lagi langkah kakinya sembari merangkul pinggang wanita yang tengah bersamanya.

Mendapati Satria mengabaikan dirinya, Hendri segera mengejar suami dari atasannya itu.

"Pak. Pak Satria tunggu sebentar," ucap Hendri sembari mengejar pria itu.

Hendri menghadang Satria dan Cecil yang sudah hendak pulang. Pria itu berdiri didepan keduanya.

"Pak Satria, Bu Elena tadi pingsan saya baru saja membawanya kerumah sakit," ucap Hendri.

Satria tak perduli dengan ucapan pria didepannya. Baginya Elena pingsan atau tidak, rasa dendamnya tetap ada.

Pria itu kembali melangkahkan kaki tanpa melihat pada Hendri didepannya.

Tapi Hendri tidak menyerah, pria itu masih berusaha agar Satria mau perduli sedikit saja pada atasannya itu membuat Satria geram.

Brukk.

Satria mendorong tubuh Hendri yang tak mau menyingkir dari hadapannya sehingga menubruk pada dinding.

"Jangan ikut campur urusan rumah tangga orang lain," ucap Satria sembari menatap tajam pada Hendri.

Setelahnya Satria dan Cecil segera berlalu dari hadapan Hendri.

Sedangkan Hendri yang didorong oleh Satria hanya mampu menggeleng sembari menatap kepergian suami dari atasannya itu.

Hendri kemudian menghampiri ruangan dimana Elena diperiksa.

Setelah menunggu kurang lebih setengah jam akhirnya dokter yang memeriksa Elena keluar.

Dokter itu mengatakan bila Elena hanya kelelahan dan sedang banyak pikiran.

Terlebih lagi wanita itu tadi pagi tidak sarapan, membuatnya semakin lemah dan jatuh pingsan.

"Hufftt, ini pasti karena suaminya," gumam Hendri setelah menghela nafasnya.

Tidak lama kemudian Elena dipindahkan keruang rawat.

Hendri masih setia berada disana, ia bingung harus memberi tahukan pada Reyhan atau tidak.

Jadi, pria itu hanya menunggu Elena hingga sadar.

Ponsel didalam tas Elena terus-terusan berdering, namun Hendri tidak berani untuk menjawabnya, bahkan hanya sekedar melihat siapa yang menelpon atasannya itu, Hendri tidak berani.

Karena terus berdering, suara ponsel itu mampu membangunkan Elena yang sedang tertidur dibrangker.

Wanita itu perlahan membuka matanya.

Dilihat olehnya, ia sedang berada disuatu ruangan yang tercium bau obat.

Wanita itu sudah bisa menduganya bila dirinya sedang berada di rumah sakit.

Melihat atasannya sudah membuka mata, Hendri segera menghampiri wanita itu.

"Bu Elena sudah bangun?" tanya Hendri.

Wanita itu tak menjawab ia masih mengingat-ingat kenapa dirinya sampai tiba dirumah sakit.

Setelah diingat-ingat, akhirnya Elena mengingatnya.

Ia tadi merasa pusing lalu tidak sadarkan diri direstorant.

"Hendri, kamu tidak memberitahu mas Reyhan, kan?" tanya Elena.

"Tidak Bu," jawab Hendri.

Beruntung pria itu tadi mengurungkan niatnya untuk menghubungi Reyhan.

Bila tadi ia menghubungi Reyhan, sudah pasti akan mendapat omelan dari atasannya itu.

"Syukurlah," ucap Elena lega.

"Oiya Bu, tadi saat anda dibawa kemari. Saya berpapasan dengan pak Satria," ucap Hendri memberi tahukan pada Elena bila dirinya tadi berpapasan dengan Satrian.

"Lalu kemana dia?" tanya Elena.

Hendri menggelengkan kepalanya, tanda ia tak berhasil membujuk Satria untuk perduli pada Elena.

Wajah Elena seketika murung. Meski ia sedang sakit tapi suaminya tetap tak perduli dengannya.

Elena malu. Malu sekali pada Hendri yang tahu bila pernikahan dirinya tidak seperti yang orang lain lihat.

"Kapan saya boleh pulang?" tanya Elena.

"Besok anda sudah boleh pulang," jawab Hendri.

Elena menganggukan kepalanya, lalu melengos mengalihkan wajahnya agar tidak dilihat oleh Hendri

Wanita itu menghadap kearah jendela kaca yang berada disebelahnya, dimana ia bisa melihat kearah luar.

Hendri yang mengerti itu segera berpamit pada Elena untuk kembali kekantor.

Kini Elena hanya tinggal seorang diri dirumah sakit itu.

Tidak ada suami yang ia cintai disana.

Elena ingin sekali menangis, namun masih ia tahan air matanya agar tidak luruh jatuh kepipi.

"Tidak bisakah kamu perduli sedikit saja padaku?" tanya Elena.

Meski ia tahu bila dirinya dinikahi untuk balas dendam namun Elena tetap saja merasakan sakit hati yang begitu dalam.

Entah nanti pernikahannya dan Satria bisa dipertahankan atau tidak.

Tapi bila terus-terusan seperti ini, rasanya Elena tidak sanggup untuk terus berlama-lama menjadi istri pria itu.

Impiannya menikah dengan pria yang ia cintai memang terwujud.

Tapi bukan seperti ini yang ia mau, pernikahan balas dendam.

Yang ia mau yakni, pernikahan yang Sakinah Mawadah Warahmah.

Entah itu bisa terwujud atau tidak, Elena tidak bisa menjaminnya.

Terpopuler

Comments

Devys

Devys

jika menyakitkan lepaskan saja.. karena hanya menimbulkan luka

2023-12-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Aku Harus Kuat
2 Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3 BAB. 3 Ya, dia istriku
4 BAB. 4 Enggan Mengakui
5 BAB. 5 Berusaha Fokus
6 BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7 BAB. 7 Ingin Pamit
8 BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9 BAB. 9 Kalimat yang Sama
10 BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11 BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12 BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13 BAB. 13 Mengundurkan Diri
14 BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15 BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16 BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17 BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18 BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19 BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20 BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21 BAB. 21 Tiba ditempat baru
22 BAB. 22 Lumpuh
23 BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24 BAB. 24 Penyesalan
25 BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26 BAB. 26 Mual
27 BAB. 27 Kabar Suami
28 BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29 BAB. 29 Diusir
30 BAB. 30 Kecewa
31 BAB. 31 Aku Mencintainya
32 BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33 BAB. 33 Aku Belum Siap
34 BAB. 34 Elena ke Surabaya
35 BAB. 35 Sudah ditemukan
36 BAB. 36 Mendatangi Elena
37 BAB. 37 Permintaan Elena
38 BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39 BAB. 39 Keputusan Elena
40 BAB. 40 Datang ke Kantor
41 BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42 BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43 BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44 BAB. 44 Dimanfaatkan
45 BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46 BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47 Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48 BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49 Bab. 49 Mulai Ragu
50 BAB. 50 Kondisi Elena
51 BAB. 51 Harapan yang pupus
52 BAB. 52 Informasi yang didapat
53 BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54 BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55 BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56 BAB. 56 Membalas
57 BAB. 57 Bertemu Dirga
58 BAB. 58 Ketulusan
59 BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60 BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61 BAB. 61 Tahu Semua
62 BAB. 62 Menghindari
63 BAB. 63 Rindu
64 BAB. 64 Mangga
65 BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66 BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67 BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68 BAB. 68 Rencana Anton
69 BAB. 69 Menceraikan Cecil
70 BAB. 70 Kecelakaan
71 BAB. 71 Mencari Satria
72 BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73 BAB. 73 Cepat Jemput
74 BAB. 74 Dijemput
75 BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76 BAB. 76 Menerima Kembali
77 BAB. 77 Itulah yang terbaik
78 BAB. 78 Tidur Bersama
79 BAB. 79 Nikah Lagi
80 BAB. 80 Malu dan Takut
81 BAB. 81 Meminta Izin
82 BAB. 82 Merasa Kecewa
83 BAB. 83 Rencana Cecil
84 BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85 BAB. 85 Periksa Kandungan
86 BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87 BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88 BAB. 88 Tuduhan
89 BAB. 89 Salah paham
90 BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91 BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92 BAB. 92 Saling memaafkan
93 BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94 BAB. 94 TAMAT
95 Bukan Sekedar Sugar Daddy
96 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab. 1 Aku Harus Kuat
2
Bab. 2 Apa Salahku Mas?
3
BAB. 3 Ya, dia istriku
4
BAB. 4 Enggan Mengakui
5
BAB. 5 Berusaha Fokus
6
BAB. 6 Tetap Saja Kecewa
7
BAB. 7 Ingin Pamit
8
BAB. 8 Menyaksikan Langsung
9
BAB. 9 Kalimat yang Sama
10
BAB. 10 Aku Tidak Setuju
11
BAB. 11 Dinodai Suami Sendiri (18+)
12
BAB. 12 Penghianatan dibalas dengan Penghianatan
13
BAB. 13 Mengundurkan Diri
14
BAB. 14 Bukan Pernikahan yang Diinginkan
15
BAB. 15 Tidak Mendapat Jawaban
16
BAB. 16 Lelah selalu disakiti
17
BAB. 17 Pergi Ke Surabaya
18
BAB. 18 Penyebab Pikiran Kacau
19
BAB. 19 Tidak Bisa Dihubungi
20
BAB. 20 Mengetahui Semuanya
21
BAB. 21 Tiba ditempat baru
22
BAB. 22 Lumpuh
23
BAB. 23 Mencari Pekerjaan
24
BAB. 24 Penyesalan
25
BAB. 25 Apa anda keluarga pasien?
26
BAB. 26 Mual
27
BAB. 27 Kabar Suami
28
BAB. 28 Kehadiranku Tidak di Harapkan
29
BAB. 29 Diusir
30
BAB. 30 Kecewa
31
BAB. 31 Aku Mencintainya
32
BAB. 32 Bertekad Lebih Keras Lagi
33
BAB. 33 Aku Belum Siap
34
BAB. 34 Elena ke Surabaya
35
BAB. 35 Sudah ditemukan
36
BAB. 36 Mendatangi Elena
37
BAB. 37 Permintaan Elena
38
BAB. 38 Aku Lagi Hamil
39
BAB. 39 Keputusan Elena
40
BAB. 40 Datang ke Kantor
41
BAB. 41 Aku Tahu Kamu Masih Mencintaiku, Elena
42
BAB. 42 Aku Sudah Memaafkannya
43
BAB. 43 Akhirnya aku bisa memandangi wajahmu
44
BAB. 44 Dimanfaatkan
45
BAB. 45 Tidak Bisa Memilih
46
BAB. 46 Keputusanku Sudah Bulat
47
Bab. 47 Mengaktifkan Ponsel
48
BAB. 48 Apa aku tidak berhak bahagia?
49
Bab. 49 Mulai Ragu
50
BAB. 50 Kondisi Elena
51
BAB. 51 Harapan yang pupus
52
BAB. 52 Informasi yang didapat
53
BAB. 53 Rencana Selanjutnya
54
BAB. 54 Aku Akan Membalasmu
55
BAB. 55 Aku merasa semakin jauh dengannya
56
BAB. 56 Membalas
57
BAB. 57 Bertemu Dirga
58
BAB. 58 Ketulusan
59
BAB. 59 Tunggu Aku Bercerai
60
BAB. 60 Akan Mudah Mencintaimu
61
BAB. 61 Tahu Semua
62
BAB. 62 Menghindari
63
BAB. 63 Rindu
64
BAB. 64 Mangga
65
BAB. 65 Ternyata kamu hamil, El
66
BAB. 66 Tidak Bahagia Bersamanya
67
BAB. 67 Mendapat Restu Kembali
68
BAB. 68 Rencana Anton
69
BAB. 69 Menceraikan Cecil
70
BAB. 70 Kecelakaan
71
BAB. 71 Mencari Satria
72
BAB. 72 Membatalkan Perceraian
73
BAB. 73 Cepat Jemput
74
BAB. 74 Dijemput
75
BAB. 75 Izinkan aku merawatmu
76
BAB. 76 Menerima Kembali
77
BAB. 77 Itulah yang terbaik
78
BAB. 78 Tidur Bersama
79
BAB. 79 Nikah Lagi
80
BAB. 80 Malu dan Takut
81
BAB. 81 Meminta Izin
82
BAB. 82 Merasa Kecewa
83
BAB. 83 Rencana Cecil
84
BAB. 84 Membuat luka menganga lagi
85
BAB. 85 Periksa Kandungan
86
BAB. 86 Kondisi Janin Elena
87
BAB. 87 Perkara Mangga Muda
88
BAB. 88 Tuduhan
89
BAB. 89 Salah paham
90
BAB. 90 Pelarian berujung tragis
91
BAB. 91 Ajarkan aku mencintaimu
92
BAB. 92 Saling memaafkan
93
BAB. 93 Balasan untuk orang jahat
94
BAB. 94 TAMAT
95
Bukan Sekedar Sugar Daddy
96
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!