Setelah pembicaraan dengan Satria dan Cecil waktu itu, Elena tidak pernah lagi bertemu suaminya berada dihotel yang sama dengan dirinya.
Elena juga sudah menanyakan pada resepsionis, tapi ternyata pria itu sudah ceck out pada hari itu juga.
Elena terus mencoba menghubungi Satria namun, lagi-lagi panggilan telepon darinya tidak dijawab.
Wanita itu juga mengirimi Satria pesan diaplikasi hijau, namun tidak dibalasnya.
Jangankan dibalas, pesan yang sudah terkirim juga tidak dibacanya.
Terhitung sudah tiga hari Elena berada dipulau itu, dan hari ini ia harus kembali kejakarta.
Selama dibali, Elena tidak bisa bekerja dengan maksimal karena dirinya terus saja memikirkan suaminya dan penghianatan pria itu.
Beruntung ia membawa sekretaris untuk ikut bersamanya, sehingga Elena merasa dibantu pekerjaannya oleh Hendri.
Saat ini mereka baru saja tiba dibandara setelah menempuh perjalanan hampir dua jam lamanya.
Mereka tiba dibandara pukul 9 malam.
"Bu Elena mau bareng saya tidak?," tanya Hendri pada atasannya.
"Tidak usah", ucap Elena.
Hendri menganggukan kepalanya kemudian berlalu dari sisi Elena yang masih menunggu mobil taksi online yang ia pesan.
Tidak lama kemudian taksi yang sedang ditunggu oleh Elena itu datang, wanita itu segera masuk kedalam taksi tersebut yang langsung melaju menuju apartement suaminya.
Setibanya disana Elena segera memasukan sandi dan membuka pintu apartement tersebut.
Ceklek.
Alena membuka pintu apartement tersebut kemudian masuk lebih dalam lagi.
Degg!!
Begitu masuk kedalam apartement tersebut, Elena langsung dikejutkan dengan kehadiran Cecil diapartement itu.
"Kamu bawa lagi wanita ini keapartement kita mas?," tanya Elena.
"Dia istriku juga," jawab Satria.
"Apa mas, istri?!," tanya Elena dengan terkejut.
"Bukannya aku sudah memberi tahukan pada mu Elena?," tanya Satria.
"Kamu benar-benar tidak menganggapku ya mas. Sudah aku katakan, aku tidak terima bila kamu menikah lagi," ucap Elena.
"Aku tidak perduli bila kamu keberatan," ucap Satria kemudian melengos pergi masuk kedalam kamarnya.
Setelah kepergian Satria, Elena segera dihampiri oleh Cecil, wanita yang mengaku hamil anak suaminya.
Elena benci sekali dengan Cecil. Wanita ketiga dirumah tangganya.
"Bagaimana rasanya El, pria yang kamu cintai itu menikah lagi?," tanya Cecil dengan senyum yang mengejek.
"Kamu! Kamu pasti yang sudah menjebak suamiku kan? Aku yakin kamu itu hamil anak orang lain!," ucap Elena sembari menunjuk wajah Cecil, dan bicara dengan meninggikan suaranya.
Plakk!.
Cecil menampar Elena yang bicara seperti itu padanya. Ia tidak terima bila dirinya dikatai Elena tengah mengandung benih pria lain.
Plak! Plak!
Elena yang tidak terima ditampar oleh Cecil, kini membalas tamparan tersebut hingga dua kali dibagian pipi kiri dan janan wajah Cecil.
"Kamu!," ucap Cecil geram kemudian menjambak rambut hitam legam milik Elena.
Elena juga menjambak rambut pirang milik Cecil.
Kedua wanita itu akhirnya jambak-menjambak, hingga tidak sengaja Elena mendorong tubuh Cecil.
Dugh!
Brukk!
Akhh!
Cecil terbentur lemari dan membuatnya jatuh tersungkur.
Satria yang tadinya sudah masuk kedalan kamar, kini kembali keruang tamu karena mendengar kegaduhan yang terjadi disana.
Setibanya disana, ternyata Cecil sudah tersungkur kelantai.
"Cecil," panggil Satria.
"Honey, dia mendorongku," ucap Cecil sembari menunjuk Elena.
Satria membantu Cecil untuk bangkit, kemudian membawanya kekamar lalu meminta Cecil untuk istirahat
Setelahnya Satria mendatangi lagi Elena yang masih berdiri ditempatnya.
"Apa yang kau lakukan pada Cecil?!," tanya Satria menatap nyalang pada Elena.
"Dia duluan yang menampar dan menjambakku, mas," ucap Elena membela diri.
"Apa kamu tahu tindakanmu itu bisa saja membunuh janin ku," ucap Satria.
"Aku yakin, janin itu bukan anakmu mas," ucap Elena masih menahan air matanya agar tidak luruh jatuh kepipinya.
"Aku yang menidurinya tentu saja janin itu anakku," ucap Satria.
"Seyakin itu kamu mas?," tanya Elena tak percaya suaminya yakin dengan janin yang sedang dikandung Cecil.
"Iya aku yakin sekali," jawab Satria dengan menekankan ucapannya.
"Lalu kenapa kamu bisa meniduri wanita itu, tapi tidak bisa meniduriku?," tanya Elena.
"Oohh, rupanya kamu juga mau aku tiduri," ucap Satria menyeringai kemudian memajukan langkah kakinya.
"Mau apa kamu mas?," tanya Elena sembari memundurkan langkah kakinya.
Elena takut bila melihat Satria yang sudah tersenyum seperti itu, senyum yang baginya sangat mengerikan.
"Tentu saja menidurimu," ucap Satria masih dengan menyeringai, membuat Elena semakin takut.
Wanita itu terus melangkahkan kakinya hingga menempel pada daun pintu kamarnya.
Dengan masih berhadapan pada Satria yang terus melangkah mendekatinya, Elena meraba-raba handle pintu tersebut kemudian membukanya.
Setelah pintu terbuka, Elena segera masuk kedalam kamarnya kemudian hendak menutup pintu tersebut.
Tapi sayang, gerakan Elena kalah cepat oleh Satria yang masuk lebih dulu kekamar itu dan menutup lalu mengunci pintu tersebut.
"Jangan mas. Aku tidak mau kita melakukannya saat kamu sedang marah," ucap Alena masih dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bukannya lebih nikmat bila melakukannya saat sedang marah," ucap Satria kemudian menarik Elena dan dilemparnya keranjang.
"AKHH!" teriak Elena.
Elena berusaha untuk bangun namun tubuhnya sudah ditindih oleh suaminya.
Satria mulai melakukan aksinya dengan kasar.
Mencium bibir Elena, turun keleher dan bagian dadanya semuanya ia lakukan dengan kasar, seolah Elena tidak bisa merasakan sakit.
Pria itu juga merobek pakaian yang dikenakan oleh Elena, lalu melucutinya semua.
"Mas jangan lakukan disaat kamu sedang marah," ucap Elena dengan air mata yang sudah tidak bisa ia bendung lagi.
Satria tidak mendengarkan ucapan Elena.
Pria itu justru melucuti pakaian yang ada ditubuhnya juga, membuat tubuh itu polos tanpa sehelai benangpun.
Satria menindih lagi tubuh Elena kemudian mengarahkan miliknya keinti tubuh istrinya.
Dengan sekali hentakan, senjata Satria masuk kedalam inti tubuh Elena.
Pria itu benar-benar melakukannya dengan kasar, membuat Elena merintih kesakitan.
"Sakit mas," rintih Elena dengan berlinang air mata.
Ini pertama kalinya ia melakukan itu, tapi Satria justru melakukannya dengan kasar, membuat tubuh Elena serasa terbelah dua.
Tepat tengah malam, Satria menyudahi kegiatannya itu, karena ia sudah puas memberi pelajaran pada istrinya yang selalu mengungkit dirinya belum pernah menjalankan kewajibannya sebagai suami.
Satria bangkit dari atas tubuh Elena yang kesakitan, kemudian masuk kedalam kamar mandi dan mengguyur tubuh dibawah kucuran shower.
Sedangkan Elena, tubuhnya serasa tidak bisa digerakan karena rasa sakit yang ia rasakan.
"Kamu terus saja menyakiti aku mas, hiks hiks" lirih Elena kemudian menangis.
Tidak lama kemudian Satria keluar dari kamar mandi, dan langsung meninggalkan Elena dengan tubuh hancurnya.
Melihat dirinya ditinggal begitu saja oleh suaminya. Ia serasa sudah dinodai. Dinodai oleh suami sendiri.
Entah nanti pria itu akan menyesal atau tidak sudah menyakitinya, tapi Elena harap ia bisa diperlakukan dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ASLI BNAR2 GOBLOK NI ELENA,, BNAR2 KARAKTER TOKOH WANITA YG BIKIN, PNGEMIS CINTA YG TK PNY HARGA DIRI..
SKRG LO SDH DIPEARAWANIN SATRIA, COBA KMARIN2 LO TINGGALKN TU SATRIA,, INI LO MSH AZA PULANG KE APARTEMEN SATRIA.. HRSNYA LO USH PULANG..
2023-09-20
0
Sulaiman Efendy
GOBLOK & BENAR2 GOBLOK SI ELENA INI..
2023-09-20
0
Ririn Nursisminingsih
jadi wanita kok lemah bikin emosiae
2023-08-31
0