Vania yang tidak mengerti langsung menatap Mila cepat. Sejenak memberhentikan kesedihannya.
"Iya, tante sudah melihat wanita yang kamu maksud, wanita yang sedang dekat dengan Zeyn." jelas Mila dengan tenangnya.
"Tante serius?" tanya Vania dan Mila mengangguk.
"Bagaimana tante sudah melihatnya dan kenapa tidak memberitahu Vania?" tanya Vania kesal. Tidak biasanya tantenya seperti ini. Biasanya, apapun itu yang menyangkut hubungannya dengan Zeyn pada langsung diberitahu oleh Mila.
"Tante juga baru baru ini melihatnya. Tante cukup kaget mengetahui siapa wanita yang sedang dekat dengan Zeyn." ujar Mila dingin.
"Siapa wanita itu tante?" tanya Vania tidak sabar. Mila hanya terdiam sebentar dan Vania langsung menggoyangkan lengan Mila.
"Wanita itu adalah dia yang mengurus papa Zeyn sewaktu di rumah sakit." ujar Mila tanpa menatap Vania. Vania mengerutkan keningnya masih saja belum paham.
"Elena, itu adalah namanya. Pertama kali tante melihatnya sewaktu dia datang untuk memeriksa papa Zeyn. Bahkan kami sudah bertatapan. Tante tidak percaya sepenuhnya jika dia wanita yang sedang dekat dengan Zeyn. Dia seperti wanita yang biasa saja, jauh diatas kamu yang sebagai model terkenal. Lalu malamnya, tante yang penasaran mengikutinya yang ingin pulang. Dan tepat sekali tante melihat wanita itu dan Zeyn berbincang berdua ditempat yang cukup gelap. Tante tidak tau apa yang mereka bicarakan, tapi tante tau mereka pasti membicarakan hal yang serius." jelas Mila. Vania diam mencerna penjelasan Mila.
"Dia seorang dokter?" tanya Vania pelan.
"Tante sudah pernah bilang, dia masih kuliah di kampus keluarga suami tante. Berarti kemungkinan besar, dia masih koas di rumah sakit. Dia juga sebentar lagi akan wisuda." jelas Mila mengingatkan. Vania kembali diam mendengarnya.
"Lalu bagaimana dia bisa dekat dengan Zeyn? Tidak mungkin Zeyn sering ke kampus lalu mereka akhirnya dekat. Vania selalu menemui Zeyn dan dia selalu sibuk di kantornya. Tidak ada tanda tanda dia dekat dengan wanita lain tante. Ini tidak mungkin!" ujar Vania masih saja kurang percaya. Dia menatap Mila rumit.
"Tante juga bingung seperti mu, tapi nanti tante akan cari tahu lebih dalam. Setelah ini tante akan menemui bawahan Zeyn yang sangat dekat dengannya. Tante akan bertanya kepadanya." ujar Mila mengingat Virgo. Dia orang yang paling dekat dengan Zeyn. Jadi, dia pasti tau sesuatu.
"Maksud tante, Virgo?" tanya Vania dan Mila mengangguk membenarkan.
"Ya sudah tante pergi ya. Kamu langsung pulang saja. Ingat, besok ada pemotretan di luar kota, kamu harus pergi. Biarkan tante yang mengurus semuanya." ujar Mila. Dia tentu tau bahwa besok adalah jadwal pemotretan Vania di luar kota. Dia itu model terkenal, jadi wajar kalau dia keluar balik kota.
"Tapi tante...." gumam Vania berat hati. Kebenaran yang ada bahwa Zeyn menolaknya dan sedang dekat dengan wanita lain membuat Vania tidak selera melakukan apapun. Dia sangat berat kalau harus keluar kota dalam keadaan seperti ini.
"Percaya kepada tante. Tante akan mengurus semuanya. Kamu fokus aja sama pekerjaan kamu ya." ujar Mila menyakinkan Vania. Dia tau bahwa Vania pasti terus kepikiran soal ini semua, dan sangat berat untuk meninggalkan kota ini walau hanya sebentar saja.
Vania menghela nafas pelan. Mau bagaimana lagi? Dia harus percaya bahwa tantenya pasti bisa mengurus masalahnya.
"Tapi tante harus beritahu Vania apapun yang sudah tante tau ya." ujar Vania menatap Mila penuh harap.
"Iya sayang. Tante pergi ya." ujar Mila dan segera menjauh pergi. Dia harus menemui Virgo secepatnya.
Setelah kepergian Mila, Vania masih sibuk dengan pemikirannya. Dia mengingat-ingat semua yang dikatakan Mila. Ada rasa janggal dihatinya. Tunggu! Vania mengingat sesuatu.
"Wanita itu." gumam Vania pelan mengingat seorang wanita yang dia temui sewaktu di rumah sakit. Wanita yang ia tanyai tentang dimana ruangan papa Zeyn.
"Apa dia?" gumamnya bertanya pada dirinya sendiri. Dia menebak wanita itu karena sikapnya yang kemarin sewaktu dia mengatakan bahwa dia ingin mencari ruangan papa mertuanya. Sikapnya cukup aneh.
"Sialnya aku tidak melihat papan namanya!" gumamnya kesal memukul pelan kepalanya. Nanti dia akan bertanya lebih dalam tentang wanita itu kepada tantenya Mila saat dia sudah pulang nanti. Dia harus pulang menyiapkan barang barangnya untuk keberangkatan besok.
Sementara di sisi lain, Virgo yang kebetulan sedang santai karena pekerjaan yang tidak terlalu banyak mendapat kabar yang cukup membuatnya terheran. Mama tirinya Zeyn sebagainya atasannya, untuk pertama kali mengajaknya bertemu dan itu tidak ditemani oleh Zeyn sendiri. Virgo ingin sekali bertanya alasannya, tetapi mengingat jika ini juga sudah termasuk pekerjaannya untuk menyelidiki Vania dan Mila mama tirinya membuat Virgo menyetujui saja tanpa bertanya banyak. Virgo berpikir jika ini sama saja mencicil pekerjaannya, dan saat dia sudah pulang honeymoon nanti dan kembali bekerja, dia tinggal melanjutkannya saja. Dan juga Virgo memilih untuk tidak dulu memberitahu Zeyn bahwa dia akan bertemu mamanya. Kenapa? Karena dia harus menyelesaikan tugasnya dulu baru langsung menunjukkan dan melaporkan sepenuhnya kepada Zeyn.
Virgo terlihat duduk santai disebuah cafe yang cukup jauh dari kantor. Mila yang memilih tempat ini dan Virgo hanya menyetujui saja. Ingat! dia tidak mau bertanya banyak, agar pertemuannya bisa berjalan dengan lancar.
Virgo terus melirik ke arah pintu masuk. Sekitar lima belas menit menunggu, akhirnya orang yang ditunggu tunggu datang juga. Virgo melambaikan tangan dan orang itu langsung berjalan kearah tempat Virgo.
"Sudah lama menunggu Virgo?" tanya Mila sembari duduk dengan anggunnya menatap Virgo tenang.
"Tidak terlalu nyonya." jawab Virgo tersenyum tipis.
"Tidak perlu memanggil saya seperti itu. Panggil saja tante, kita tidak berada di lingkungan kantor." jelas Mila tersenyum. Virgo hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Pelayan!" seru Mila memanggil pelayan dan pelayan langsung datang. Setelah Mila selesai memesan, pelayan itu kembali ke tempatnya untuk menyiapkan apa yang telah dipesan.
"Kamu mau menikah ya Virgo?" tanya Mila basa basi.
"Iya tante, saya akan menikah dua hari lagi." jelas Virgo tersenyum. Tidak terasa ya, sebentar lagi dia akan menjadi suami, pikirnya.
"Wah selamat ya. Nanti kami semua pasti akan datang." ujar Mila tersenyum.
"Tante tau dari Zeyn?" tanya Virgo. Dia memang tidak memanggil Zeyn itu pak Zeyn atau tuan Zeyn mengingat dia adalah atasannya, dia hanya memanggil Zeyn namanya saja, dan semua orang tau itu. Zeyn sendiri yang memintanya.
"Oh tidak, suami saya yang mengatakan." ujar Mila menggeleng pelan namun tetap tersenyum. Virgo hanya membalas senyuman Mila saja.
"Zeyn tau kamu kesini menemui saya?" tanya Mila menatap lamban Virgo. Dia tidak mau mengatakan bahwa Virgo harus memberitahu Zeyn ataupun tidak kalau mereka akan bertemu. Kalau dia langsung menyuruh Virgo untuk tidak perlu memberitahu Zeyn bahwa mereka akan bertemu maka Virgo akan curiga, dan kalaupun Virgo memberitahunya, Mila sudah menyiapkan alasan. Dia akan berupaya melakukan rencana yang tidak mencurigakan.
Jelasnya, Mila mengajak Virgo pribadi untuk bertemu. Tapi Mila tidak ada menekankan kepada Virgo bahwa dia tidak boleh memberitahu tentang pertemuan mereka, itu terserah di Virgo saja. Kalau dia menekankan seperti itu, Virgo akan curiga, dan kalau Virgo memberi tahu Zeyn, Mila sudah mempersiapkan alasan semuanya. Intinya, Mila hanya mengajak pribadi Virgo untuk bertemu, itu saja!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments