Melihat siapa yang menariknya, Elena yang tadinya terkejut langsung berubah menjadi dingin dan menatap siapa yang menariknya dengan datar.
"Bisakah tuan tidak mengganggu saya lagi? Apa tidak puas tuan sudah menghancurkan hidup saya?" tanyanya tegas dan dingin menatap tajam seseorang itu. Ya, itu adalah Zeyn.
Zeyn diam menatapnya. Tidak tau harus berekspresi seperti apa. Menatap dalam Elena dan mulai berkata.
"Maafkan saya." ujar Zeyn pelan. Rasanya sulit untuk mengeluarkan kata kata dari mulutnya. Bahkan untuk mengeluarkan kata kata itu, dia harus mengumpulkan keberanian. Tapi dia juga tidak mau menjadi pria pecundang.
"Apakah maafmu bisa mengembalikan semuanya?" tanya Elena mulai melemah.
"Bisakah?" tanya lagi Elena karena tidak mendapatkan jawaban dari Zeyn. Namun tak berselang lama, Elena tiba tiba tertawa renyah.
"Kenapa diam tuan Zeyn Laviser?" tanya lagi dan lagi Elena dengan menekan kata katanya.
"Saya tau saya salah, tapi saya akan bertanggung jawab." jawab Zeyn kembali dengan pelan.
"Bertanggung jawab? Benarkah? Baiklah kalau begitu. Saya Ingin meminta pertanggungjawaban dari tuan mengenai kesucian saya. Apa yang akan tuan lakukan hm?" tanyanya menantang.
Zeyn terdiam tidak bisa berkata kata.
"Jika kamu hamil, saya akan bertanggung jawab." sambung Zeyn lagi menatap Elena dalam. Hanya itu yang bisa dia pertanggungjawabkan. Kesucian Elena? Dia tidak bisa mengembalikannya.
"Hamil? Saya hamil? Saya tidak sudi mempunyai anak dari pria bajingan sepertimu. Tapi kalau memang saya harus ditakdirkan hamil, saya akan mengurus semuanya. Satu yang saya minta, jangan pernah terlihat di mata saya lagi. Setiap kali saya melihatmu tuan, luka yang kamu buat semakin parah. Jadi kumohon, jangan terlihat olehku lagi." ujar Elena menahan bulir air mata yang ingin sekali jatuh.
Zeyn diam. Dia tau bahwa wanita didepannya ini pasti sangat terluka. Dia tidak tau lagi harus bagaimana. Dia sering bermimpi buruk yang membuatnya merasa tidak tenang dan dihantui perasaan bersalah. Dia sangat sangat tidak tenang.
"Apa kamu mau memaafkan saya?" tanya Zeyn.
"Jangan harap tuan." jawab Elena membuang muka dan memilih pergi karena air mata yang tak tertahankan.
Zeyn diam saja ditempatnya melihat kepergian Elena. Perasaan bersalah semakin menghantuinya.
Tapi disudut lain, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Dia memang tidak tau apa yang dibicarakan Zeyn dan Elena tetapi dari kejauhan dia bisa lihat bahwa mereka sedang berbincang.
Beberapa hari telah berlalu. Zeyn tetap fokus bekerja mencoba melupakan sejenak kejadian kejadian kemarin. Dia bukan pria pecundang. Zeyn bertekad bahwa dia akan bertanggung jawab sebisanya. Tapi ada banyak hal yang harus dia lakukan dulu.
Tring...
Hp Zeyn berbunyi pesan masuk. Zeyn melirik hp nya dan langsung membuka pesan yang masuk.
"Buat apa dia mengajakku dinner?" gumam Zeyn saat mendapatkan pesan dari Vania. Tapi mengingat sejenak kebenaran yang ada bahwa Vania yang menjadi dalang masalah terbesarnya membuat Zeyn setuju untuk dinner bersama Vania. Dia harus banyak mencari tahu semua niat Vania.
Tak berselang lama, Virgo tiba tiba datang dan langsung duduk didepan meja kerja Zeyn.
Menatap Zeyn senang dengan senyum lebarnya.
"Ada apa?" tanya Zeyn malas.
"Aku ada kabar buatmu." jawab Virgo masih sangat tersenyum lebar.
"Apa? Katakan saja." ucap Zeyn mengerutkan keningnya menatap Virgo.
"Lusa aku akan menikah, kau harus datang." ujar Virgo semangat sambil bertepuk tangan pelan.
Zeyn menatap Virgo malas.
"Jangan membuang waktuku dengan omong kosongmu. Lamaran saja kau belum, bagaimana mau menikah." ujar Zeyn kesal sambil kembali bekerja di komputer miliknya.
Virgo terkekeh.
"Aku sudah lamaran, dan lusa adalah acara sahnya." jelasnya tertawa kecil.
Zeyn yang mendengarnya menatap tajam Virgo.
"Kau sudah lamaran tetapi tidak memberitahuku?" tanya Zeyn tak percaya.
"Aku ingin memberitahumu, tapi akhir akhir ini aku melihatmu seperti sedang banyak pikiran saja." jawab Virgo. Memang dia ingin sekali memberitahu Zeyn dari hari hari kemarin, hanya saja dia melihat Zeyn seperti banyak pikiran dan sangat sibuk, Virgo memilih menunda untuk memberitahu.
Zeyn hanya diam. Memang dia sekarang sedang banyak pikiran. Tapi dia tidak bisa membaginya kepada Virgo, karena ini juga menyangkut tentang dirinya.
"Hey! Ada apa?" tanya Virgo karena Zeyn terdiam saja. Zeyn hanya menggeleng saja.
"Kalau ada apa apa cerita. Tidak biasanya kau seperti ini. Biasanya, apapun itu kau selalu cerita kepadaku. Ada apa?" ujar Virgo tapi Zeyn hanya terdiam lagi.
"Aku akan membantumu sebisaku, ceritalah." ujar Virgo lagi menatap serius Zeyn.
"Tidak ada." jawab singkat Zeyn membuang muka.
Virgo mendengus kesal dan kembali menatap Zeyn lebih dekat. Zeyn mendelik melihat kelakuan Virgo.
"Kita itu udah lama selalu bersama, aku udah tau banyak tentangmu Zeyn, jadi tidak perlu lagi berpura pura." jelas Virgo dengan jarak yang sangat dekat dengan Zeyn. Zeyn yang sudah tidak tahan dengan jarak mereka yang terlalu dekat segera mendorong Virgo namun tidak sampai jatuh.
"Iya tapi jangan dekat dekat. Kau menjijikkan seperti itu. Dan satu lagi, aku menggajimu mahal, tapi kau bahkan tidak punya uang untuk mengharumkan nafasmu." ujar Zeyn kesal. Virgo melotot menatap Zeyn. Ingin rasanya dia menampar mulut Zeyn, tapi dia masih sayang dengan nyawa dan pekerjaannya.
"Yasudah makanya cerita. Aku juga ingin cerita tentang hal yang membuatku kepikiran akhir akhir ini." jelas Virgo sendu.
"Apa?" tanya Zeyn mengerutkan keningnya menatap Virgo. Virgo malah menatap Zeyn malas.
"Kan sudah kukatakan, cerita dulu baru setelahnya aku yang akan cerita." jelas Virgo mencoba bersabar. Zeyn ini punya sifat random rupanya. Zeyn hanya berdehem lalu mulai berbicara.
"Aku hanya kepikiran soal Vania dan mamaku Mila. Aku merasa ada yang aneh dengan mereka." jelas Zeyn serius. Menurutnya, selama masalah ini tidak ada kaitannya dengan Virgo dan keluarganya, dia mau bercerita dan meminta bantuan Virgo sebagai tangan kanannya. Dia tau Virgo orang yang cerdas dan bisa membantunya, bahkan Virgo sudah banyak membantunya. Tapi tidak mungkin Zeyn bercerita tentang Vania yang menjebaknya, bisa bisa masalah ini panjang sehingga Virgo akan tau bahwa dia melakukan kesalahan besar kepada adik kesayangannya.
"Kau baru merasa aneh sekarang, tapi aku sudah lama merasa ada yang aneh dengan mereka." ujar Virgo mengingat semua hal yang ia ketahui tentang Mila dan Vania. Dia sudah beberapa kali melihat mereka bersama tapi seperti mempunyai hubungan karena mereka yang terlalu dekat.
"Jadi kenapa baru bilang sekarang?" tanya Zeyn.
"Aku melihat kau biasa biasa saja, jadi aku tidak mau ambil pusing memperpanjangnya." jawab Virgo acuh.
"Kedekatan mereka yang membuatku merasa aneh. Padahal, orang yang pertama kali bertemu dengan Vania adalah aku sewaktu di pesta. Kau masih ingatkan?" jelas Zeyn sambil bertanya. Virgo mengangguk mengingat kejadian sewaktu di pesta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Dlaaa FM
Lanjutannnnnnn
2023-06-25
2