Setelah acara haru, bangga, dan bahagia selesai, mereka kembali berbincang bersama dengan sesekali tertawa. Namun terhenti ketika Nita sadar bahwa satu anak laki lakinya belum juga pulang.
"Virgo kok belum pulang ya?" tanya heran Nita menatap suami dan anak anaknya.
Iya, Virgo adalah anak pertama Nita.
Wilson, Edward, dan Elena yang sadar juga menjadi terheran heran.
"Oh iya ya ma, abang kok belum pulang?" bukannya menjawab, Elena malah balik bertanya.
"Bentar papa telepon dulu." ujar Wilson mengambil hp nya yang berada di atas meja.
Selesainya bertelepon dengan Virgo, Wilson memberi tahu keluarganya bahwa Virgo tidak bisa pulang karena akan lembur bekerja.
"Virgo enggak akan pulang malam ini, katanya dia lembur kerja bersama atasannya, dan untuk tidur, mereka akan tidur di hotel wangsana sekalian ada pertemuan disana." ujar Wilson menjelaskan. Keluarganya hanya mengangguk saja.
"Anak itu pasti lama lama makan, dia sangat payah, Edward Elena, kalian bisa tidak menghantarkan makanan buat abang Virgo?" tanya Nita menatap Edward dan juga Elena. Dia sangat khawatir kepada Virgo, apalagi soal makan, Virgo sangat susah makan dan suka menunda nunda, apalagi mengingat dia punya riwayat maag.
Elena mengangguk setuju dengan bersemangat, sementara Edward menatap Nita tidak enak.
"Tapi Edward gak bisa ma, Edward ada kerjaan yang harus siap malam ini, barusan saja dikirim ma." ujar Edward sedih menatap Nita. Dia bukannya tidak mau. Dia dan Elena sangat menyayangi Virgo. Apalagi mereka bertiga sangat akrab. Dia tidak bisa karena memang ada kerjaan yang harus siap malam ini, ada masalah sedikit dalam pekerjaannya, dan itu baru saja dikirim oleh bawahannya.
"Ada masalah Edward?" tanya Wilson dan Edward mengangguk pelan.
"Sepertinya begitu pa, ada masalah pada pengiriman bunga besok, jadi aku akan selesaikan malam ini." jawab Edward menjelaskan. Keadaan ini sangat tiba tiba.
"Yasudah kalo gitu ma, biar Elena aja. Toh juga masih jam delapan, jalanan masih rame." ujar Elena disana tersenyum semangat.
Wilson dan Nita menghela nafas berat.
"Ya udah kamu aja. Maaf ya sayang kamu harus sendiri, mama sama papa gabisa nemenin kamu karena sangat lelah, tadi banyak kunjungan, jadi kami harus turun tangan untuk melayani." ujar Nita disana. Memang mereka punya banyak karyawan, tapi tadi memang banyak sekali kunjungan untuk melihat-lihat dan membeli bunga mereka, akhirnya mereka ikut melayani kunjungan untuk membantu karyawan mereka.
"Iya ma, Elena paham kok, ya udah sini bekalnya ma, biar Elena antar." ujar Elena disana dan Nita langsung menyiapkan bekalnya.
Jalanan masih sangat rame, dan Elena dengan santainya menyetir mobil milik papanya ke arah hotel wangsana untuk mengantarkan bekal kepada abangnya Virgo.
Iya, dia memang menggunakan mobil karena Wilson dan Nita tidak mau Elena menggunakan motor di malam hari seperti ini.
Sesampainya di hotel wangsana, Elena turun dari mobilnya dan menatap gedung yang berada dihadapannya, tinggi dan sangat mewah. Hotel ini juga sangat ramai diminati. Hotel yang merupakan salah satu hotel terkenal di kota ini.
Elena berjalan pelan sembari melihat keramaian dan melihat setiap sudut hotel ini, dan jangan lupakan bekal Tupperware yang berada ditangannya.
Sementara ditempat yang dituju, Virgo dan atasannya yang tak lain adalah Zeyn baru saja selesai melakukan pertemuan mereka dengan rekan kerjanya. Iya, mereka akan melakukan kerjasama dengan pemilik hotel ini. Selesainya bubar, Virgo teringat jika adik perempuan satu-satunya akan datang untuk membawakan bekal kepadanya. Maka dia izin untuk keluar menemuinya. Kenapa dia bisa tau? karena Nita sudah memberi tahu bahwa Elena akan datang membawakan bekal untuknya. Awalnya, dia menolak karena khawatir akan Elena, tapi Nita mengatakan jika Elena sudah pergi, jadi mau bagaimana lagi?
Saat perjalanan keluar, Virgo langsung melihat Elena.
"Elena!" panggil keras Virgo melambaikan tangan dengan tersenyum lebar.
Elena beralih ke arah suara dan langsung melihat orang yang menjadi alasannya datang kesini.
"Abang!" sahut Elena tersenyum dan langsung berlari menemui Virgo.
"Kamu enggak apa apa kan?" tanya virgo khawatir.
"Emangnya Elena kenapa bang?" tanya Elena balik bertanya karena heran dengan pertanyaan Virgo.
"Abang khawatir, ini udah malem, kamu malah keluar sendiri. Harusnya gak usah datang, nanti kamu diculik orang lagi." jelas Virgo meluapkan kekhawatirannya.
Virgo memang sangat menyayangi Elena. Kalau Edward suka menjahilinya, maka Virgo yang selalu menjadi pahlawannya. Bahkan Virgo sangat posesif. Pernah bahkan saat Virgo mempunyai pacar, wanitanya tidak menyukai Elena karena selalu diprioritaskan oleh Virgo. Akhirnya berakhirlah dengan memutuskan hubungan mereka.
Elena tersenyum menatap Virgo dan sebentar memeluknya. Dia sangat dimanja dan disayangi oleh Virgo, dan Elena sangat menyukainya.
"Enggak kok bang, Elena baik baik aja. Lihat ini!" ujar Elena menunjukkan tubuhnya yang baik baik saja.
"Ya udah Elena pulang ya bang, ini bekal dari mama." ujar Elena memberikan bekal Tupperware dari Nita. Virgo mengambilnya tetapi sambil memegang tangan Elena.
"Enggak ada kata pulang. Lihat ini sudah jam berapa. Sudah jam 10. Nanti kamu diapa-apain di jalan. Jadi kamu ikut Abang, biar Abang pesanin kamar buat kamu. Kamu nginap disini, besok pulangnya." ujar Virgo menarik tangan Elena hendak ingin memesan kamar. Dia tidak akan membiarkan Elena pulang sendiri jam segini.
"Enggak abang, enggak bisa. Besok, Elena kuliah." ujar Elena menolak. Virgo yang mendengarnya langsung menjitak pelan kepala Elena.
"Besok hari Minggu sayang, astaga!" ujar Virgo mendengus.
"Oh iya, Elena lupa bang hehe." Elena menepuk pelan jidatnya. Bisa bisanya dia lupa hari.
"Ya udah ayok." Ujar Virgo menarik tangan Elena kembali. Elena mau tak mau harus ikut. Dia tau bahwa Virgo sangat posesif. Dia tidak akan membiarkannya pulang larut malam sendirian begini.
Setelah memesan kamar untuk Elena dan mengantarnya ke depan kamar, Virgo pun izin untuk keluar minum bersama atasannya.
"Elena kamu tidur ya, abang mau pergi minum dulu sama atasan abang di bar dekat sini." jelas Virgo. Elena mengangguk mengiyakan.
Ceklek....
Tepat disamping kamar Elena, atasan Virgo yaitu Zeyn keluar dari kamarnya dengan kemejanya yang sama, hanya saja jasnya sudah dibuka.
"Itu atasan abang. Yasudah abang pergi ya, kamu tidur langsung." Ujar Virgo mengelus lembut kepala Elena. Elena tersenyum hangat memberikan tanda jempol dengan kedua tangannya. Virgo hanya tersenyum melihat adiknya yang manis. Sementara Zeyn, dia hanya berdiri melihat mereka dengan wajah datarnya. Dia memang selalu menampilkan wajah datarnya diluar dari hal penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments