Di balik Kemarahan

Setengah jam sudah Dzul menunggu istrinya makan malam tanpa dirinya. Dzul sebenarnya ingin menemani makan namun dengan anehnya pintu kamar di kunci dari luar oleh istri kekanakannya itu.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka dengan menampilkan wajah lelah istrinya dan rupanya dia sedang kurang sehat setelah Dzul amati.

" Istirahatlah! Kita bicara lagi besok," ujar Dzul saat melihatnya datang. Kini rachel menatap suaminya yang sudah berselonjoran di ranjang.

" Tidak merasa jika membuat orang lain marah? Sebenarnya yang kamu inginkan itu seperti apa!" marah Rachel pada akhirnya. Dzul kini tersenyum suka sekali jika Rachel menunjukkan ketidaksukaannya jika dia pulang terlambat. Setidaknya dia akhirnya peduli. Dzul menarik tangan istrinya dengan lembut hingga duduk di pangkuannya.

" Marah sekali? Aku hanya bertanya padamu kemana saja seharian," ujarnya menutupi kekesalannya sambil mencebik.

" Aku menemui Azura," jawabnya jujur. Namun ekspresi wajah rachel tambah tak bersahabat. Dia langsung berdiri dari duduknya.

" Minggir! Aku mau tidur," jawabnya ketus sekali.

" Masih marah lagi setelah aku menjelaskan," jawabnya dengan menatap istrinya.

" Menjelaskan bagaimana? Lawong jelas-jelas itu mengapeli mantannya. Ya ... Tuhan aku ingin pulang saja atau kabur dari sini," selorohnya dengan kesal sekali. Dzul langsung memindai ke wajah istrinya. Ada rasa tidak suka saat dia mengatakan ingin kabur atau pulang.

" Katakan sekali lagi! Aku akan benar-benar menikmatimu dan kau boleh pergi setelahnya!" ujar Dzul kini mulai kasar. Rachel kini menatap nanar suaminya. Dia yang sudah kesal akhirnya tanpa basa basi membuka baju piyamanya dengan kesal dan air matanya itu laknat turun tanpa dia perintah.

" Lakukan saja! Bukankah kamu memang mau melakukannya. Setelah itu bebaskan aku jika kamu tak suka padaku," ujarnya dengan menangis di hadapan Dzul. Kali ini rachel mengatakannya dengan bibir bergetar. Dia nampak sangat marah pada sang suami. Dzul memegang tangan rachel dan mencium mesra bibir ranumnya itu untuk menghentikan kemarahan istrinya. Rachel masih menangis dengan sesenggukan. Sakit rasanya dadanya itu. Dia benci jika harus menggunakan hati saat bersama laki-laki. Meskipun dia suaminya.

" Maafkan aku ... Bukan itu yang aku inginkan rachel. Aku menemuinya karena kakakmu meminta bantuanku. Maaf ... Sudah membuatmu salah sangka," ucap Dzul dengan berbisik dan mencium puncak kepala istrinya. Dia yakin saat ini dia sangat marah.

" Aku... Bodoh sekali! Sudah berani-beraninya menyukaimu! Harusnya aku tak melakukan ini supaya tak kembali sakit hati. Aku tahu kamu melakukannya karena mencintai istri kakakku itu," jawabnya sambil menangis dan menunduk. Dia sudah siap jika saat ini di tinggalkan seperti malam itu ketika membahas status Azura di hati suaminya.

" Rachel ... Aku mohon...." jawab Dzul agak terbata. Rachel diam dan kembali bersuara.

" Lakukanlah tugasmu ! Aku istrimu ... Kau boleh menyentuhku. Aku takkan melarangmu tapi setelah itu aku bebaskan aku dari pernikahan ini," mata indah itu terus mengeluarkan air mata. Dzul merasa sakit saat dia ingin pergi dari pernikahan.

" Maka aku tidak akan melakukannya sampai kapanpun," jawabnya dengan serius.

" Jangan menyiksaku mas! Aku sudah merasa sakit. Maafkan aku sudah menganggumu," ujar Rachel sambil mengoyangkan tangan suaminya. Tanpa aba-aba rachel pun di peluk suaminya.

" Jangan pernah pergi kemana pun karena aku mencintaimu. Aku selalu datang terlambat hanya ingin tahu responmu bagaimana sayang. Aku khawatir kau meninggalkanku itu saja," jawaban Dzul membuat Rachel yang menangis membeo tak paham dengan keadaan ini.

Apakah baru saja aku di tembak??? Apakah hanya halusinasi sesaat. Wah bahaya ini sudah tidak waras.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!