Tatapan Sinis

Reyhan tak bergeming barang sedikit pun. Dia biarkan istrinya itu melakukan apapun yang dia mau. Namun nampaknya khansa kesal dengan respon tubuh Reyhan yang tak bersenyawa itu. Dia beranjak dari pangkuan Reyhan dengan kesal. Dia menatap sinis ke arah suaminya itu.

" Apakah kau itu laki-laki tulen? Mana mungkin kamu tak bergeming sedikit pun kala sudah bersama istrimu?" tanyanya dengan mengejek. Reyhan tak menjawab apapun itu dia malas menanggapi perempuan di hadapannya ini.

" Apa sudah selesai berbicaranya? Sampai kapanpun aku enggan menyentuhmu. Lihatlah bahasa tubuhmu itu nampaknya sudah pernah di sentuh seseorang!" serunya lalu beranjak ke sofa panjang di kamar itu. Namun khansa merasa dirinya menjadi wanita murahan di hadapan suaminya sendiri.

" Kau ... Ini! Pantas saja istrimu itu meninggalkanmu padaku tanpa berat apapun. Lihatlah kau sebagai lelaki saja sudah tak menggairahkan sama sekali," khansa berteriak di hadapan Reyhan dengan kasar sekali. Lelaki itu hanya memunggungi khansa dan tersenyum sinis kala dirinya di cemooh.

Terserah kamu saja.

Mereka pun kemudian sama - sama tidur. Reyhan sudah tak menggubrisnya dan khansa pun nampak pergi ke ruang santai. Dia nampak sangat marah.

" Pa ! Aku tidak suka ya jika di abaikan olehnya. Lihatlah dia setiap hari selalu menolakku. Bahkan aku sudah sangat agresif tapi dia tak menunjukkan respon apapun," kesalnya pada sang ayah.

" Tenanglah nak! Cari trik lain supaya suamimu itu tak menolak dirimu. Bukankah kalian dulu sepasang kekasih? Kenapa sekarang kamu bahkan tak bisa membuatnya jatuh cinta," jawab sang papa dengan tersenyum smirk. Khansa paham apa yang di maksud oleh papanya itu. Tapi Reyhan bersamanya karena ummi dan khansa pun masih jadi gadis penurut kala itu. Reyhan membencinya saat khansa sudah bersama sang papa.

" Entahlah pa ... Agak sulit bagi khansa menakhlukkannya saat ini meskipun dia berada jauh dari Azura," ucap khansa dengan frustasi.

" Papa akan mengirimkan sesuatu padamu! Gunakanlah ketika berbulan madu," jawab sang papa dengan kesal saat putrinya itu tak di harapkan.

" Thank you pa ... " jawabnya kemudian menidurkan dirinya di ruang keluarga itu.

Hubungan di antara mereka memanglah tak sehat. Pernikahan mereka pun terjadi karena sesuatu yang mendesak. Keluarga khansa yang licik membuat keluarga Reyhan kalang kabut saat ini. Dia melakukan semua ini karena izin dari azura sebagai istrinya. Azura - lah yang memberikan ide gila ini. Dia benar-benar khawatir khilaf saat ini.

Di perusahaan azura ....

" Bagaimana Azura? Apakah kamu sudah menemukan jawabannya?" tanya Edward sambil menatap nyalang gadis di hadapannya.

" Akan ku jawab setelah rapat dengan kolega pentingku pagi ini," jawab azura tanpa senyum sama sekali.

" Baiklah aku akan kembali sore ini sebelum kantor tutup," jawab edward yang kemudian sambil berdiri dari sana. Namun perkataan Azura membuatnya menoleh.

" Tak perlu ... Aku akan menelponmu!" serunya dengan memandang laptop. Edward tersenyum saat melihat azura sangat jual mahal seperti ini.

" Baiklah akan aku tunggu! Pikirkanlah masa depan perusahaan ini," jawabnya dengan tegas. Azura hanya mengangguk tanpa menjawab.

Setelah kepergian edward, azura menatap layar ponselnya dan menelpon Dzul segera. Saat ini dia sangat di desak.

" Bagaimana kak?" tanya azura.

" Rachel akan menemuimu di cafe Bluey di dekat markasku. Datanglah ke sana aku akan menyusul jika selesai," jawab Dzul dengan singkat karena dia akan ada rapat devisi.

" Baik kak," jawabnya tanpa bertanya lagi.

" aku harus segera rapat. Temuilah rachel! Kami sudah berbicara semalam," ucap Dzul sebelum mengakhiri sambungan selulernya.

Azura menghela nafasnya berat. Dia merapikan tas dan bajunya untuk segera pergi ke cafe yang di katakan oleh Dzul tadi. Semoga saja Rachel bisa membantunya kali ini.

Semuanya memang serba berat. Tapi harus di jalani sampai perusahaan ini ada di ambang kesuksesan. Aku sudah separuh perjalanan. Edward adalah putra kolega ayah sebenarnya dia pemuda baik namun karena sesuatu yang ingin dia miliki jadi membuatnya gelap mata. Bersabarlah sedikit lagi azura semua demi keluargamu dan suamimu. Percayalah semua akan baik-baik saja.

Bunga yang kau simpan tak selamanya indah

Namun bunga yang kau rawat kan indah pada saatnya ...

Bunga kan mekar jikalau musimnya

Bunga kan gugur jikalau tak dapat bertahan pada rantingnya ...

Jangan lupa like subscribe vote komen. Dukungan kalian adalah semangat author ya pembaca. Thank you.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!