The Next Of Phoenix

The Next Of Phoenix

Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui

Bendera putih dan bendera lambang kebesaran Xiao Wangfu terpajang di seluruh penjuru Kekaisaran Timur. Kematian sang legenda dan pilar Kekaisaran, Xiao Wangye, Xiao Muqing, telah tersebar sangat luas. Xiao Muqing menyusul istrinya, Xiao Wangfei, Huang Mingxiang yang telah meninggal satu tahun lalu.

Generasi-generasi senior Kekaisaran sebelumnya satu persatu pergi, memberikan kesempatan dan ruang agar generasi muda berikutnya dapat melanjutkan kemakmuran Kekaisaran mereka.

Xiao Mingyui, wanita itu duduk dengan tatapan hampa dan dingin sambil membakar kertas dupa di hadapan makam besar ayahnya. Anak kecil yang dulunya sangat dimanja kini benar-benar kehilangan dua pelindungnya. Kematian ibunya, Huang Mingxiang satu tahun lalu masih meninggalkan bekas menyakitkan, namun tahun ini ayahnya pun menyusul.

Xiao Mingyui tidak memiliki saudara kandung lagi selain adiknya, Xiao Xiangqing. Adiknya akan meneruskan gelar 'Xiao Wangye' milik mendiang ayahnya setelah acara berkabung selesai nanti, namun jalannya tidak semulus apa yang dipikirkan.

Pasukan besar milik ayahnya kemungkinan akan menjadi bahan perdebatan besar di Istana seperti belasan tahun silam, posisi Xiao Wangfu kembali memanas. Sebagai putri tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui tidak mungkin membiarkan ratusan ribu pasukan itu jatuh ke tangan orang yang salah dan lepas dari Xiao Wangfu. Dia harus memikirkan cara agar Xiao Xiangqing dapat dengan mudah mempertahankan pasukan Xiao Wangfu.

Kini di pemakaman itu hanya tersisa dirinya sendiri, Xiao Xiangqing sudah pulang lebih dulu karena harus melakukan rapat dengan para kolega bangsawan terdekat.

"Putri Mingyui? Tidak sangka anda masih berada di tempat pemakaman sendiri." Suara berat yang terdengar sangat menggoda namun mengerikan terdengar.

Xiao Mingyui menoleh dengan tenang, matanya yang teduh namun tajam benar-benar menarik perhatian. Wanita berumur delapan belas tahun itu kemudian tersenyum tipis setelah melihat sosok yang menyebutnya tadi. Xiao Mingyui dengan tenang berdiri, lalu membungkuk. "Mingyui memberi salam kepada Putra Mahkota."

Xiao Jiwang, Putra Mahkota Kekaisaran Timur, anak dari Kaisar Xiao Jihuang dan Wu Guifei. Walaupun anaknya mendapatkan gelar 'Putra Mahkota', namun Wu Guifei tidak memiliki gelar 'Huanghou'. Menurut rumor yang beredar, salah satu alasannya adalah janji sang Kaisar kepada Huanghou sebelumnya yang diceritakan dieksekusi mati.

Putra Mahkota Xiao Jiwang memiliki julukan kasar sebagai 'Serigala gila Kekaisaran'. Pria itu bengis dan suka semena-mena. Dia tidak peduli pada rakyat miskin atau kaya, jika dia ingin sebuah gunung dihancurkan, maka gunung itu harus hancur. Bahkan Wu Guifei yang menjadi ibunya pun kesulitan mengendalikan sifat liar anaknya sendiri.

"Tidak perlu terlalu formal, saya kemari sebagai cucuk keponakan mendiang Xiao Wangye, bukan Putra Mahkota." Xiao Jiwang berkata sambil tersenyum, walaupun kalimatnya terdengar sangat ramah dan hangat, namun senyum pria itu terlihat seperti rubah.

"Mingyui sangat senang karena yang mulia menyempatkan diri di pemakaman ayah saya di tengah-tengah kesibukan padat anda. Maafkan Mingyui karena tidak--" Saat Xiao Mingyui sedang bicara, tiba-tiba Xiao Jiwang berjalan melewatinya dan berlutut menghadap pemakaman Xiao Muqing.

Xiao Mingyui sedikit terkejut, karena tidak biasanya Xiao Jiwang terlihat sangat patuh seperti ini. Dia bahkan berlutut di makam besar ayahnya. Hubungan Xiao Mingyui dan Xiao Jiwang adalah senior dan junior Kekaisaran. Walaupun Xiao Mingyui lebih tua dua tahun dibanding Xiao Jiwang, namun dengan jarak sedekat itu posisi mereka sebagai senior dan junior Kekaisaran sangat jelas. Karena mendiang ayahnya adalah paman dari Kaisar Xiao Jihuang, maka Xiao Mingyui dapat dikatakan sebagai sepupu Kaisar sekaligus bibi Putra Mahkota saat ini.

"Bukankah sudah aku katakan agar tidak terlalu formal?" ucap Xiao Jiwang setelah selesai berlutut dan membakar tiga kertas dupa. Pria itu kembali berdiri dan menatap lekat wajah polos tanpa riasan milik Xiao Mingyui.

Xiao Mingyui memaksakan senyum tipis. "Bagaimana mungkin saya boleh bersikap santai di hadapan penerus takhta?"

Xiao Jiwang tersenyum dingin. "Putri Xiao Mingyui benar-benar sangat patuh dengan aturan. Sikap anda sangat mirip dengan kakek paman Kekaisaran, hal ini membuat saya menjadi sangat penasaran ...."

"Penasaran? Tentang apa?" tanya Xiao Mingyui, dia tidak takut untuk berterus terang kepada Xiao Jiwang.

Xiao Jiwang tersenyum lebih dalam, senyumannya semakin terlihat licik. "Anda tentu tahu badai besar apa yang menunggu Xiao Wangfu di depan sana, bukan? Ratusan ribu pasukan mendiang Xiao Wangye, itu bukan sesuatu yang biasa. Sebagai Putri tertua Xiao Wangfu yang memiliki hak khusus dari Kaisar untuk ikut campur dalam urusan pemerintahan, anda tentu tidak akan berdiam diri."

Benar. Dia memiliki hak khusus dari Kaisar untuk bergabung dalam urusan pemerintahan Kekaisaran, namun hak-nya yang satu ini tidak sering dia gunakan. Hal ini dia jaga agar tidak membahayakan keluarga dan dirinya sendiri. Yang dia pelajari dari lingkungan sekitar, semakin tinggi dan bercahaya, maka akan semakin berbahaya. Oleh karena itu, Xiao Mingyui hanya menggunakan hak-nya ini di keadaan genting tertentu. Dia hanya akan bercahaya dan tinggi di beberapa keadaan dan itu hanya untuk Xiao Wangfu.

Xiao Mingyui tidak terkejut sama sekali saat Xiao Jiwang tiba-tiba mengungkit topik ini. Sejak dulu, Putra Mahkota memang tidak pernah mencari keributan secara serius dengan Xiao Wangfu, namun setiap ada masalah yang menimpa Xiao Wangfu, Putra Mahkota selalu menambahkan sedikit 'garam' untuk membuat keadaan menjadi mendidih. Hal inilah yang membuat Putra Mahkota memiliki perselisihan dingin dengan Xiao Xiangqing.

"Sepertinya yang mulia sangat memperhatikan kondisi Wangfu kami, ya?" tanya Xiao Mingyui, bibirnya menunjukkan senyum yang serupa dengan Xiao Jiwang. Senyum rubah.

Raut wajah Xiao Jiwang berubah, dia jarang bertemu dan menjalin interaksi dengan Xiao Mingyui. Dia hanya mendengar segelintir cerita tentang wanita di hadapannya ini, bahwa Xiao Mingyui adalah wanita yang bijaksana blablabla. Tetapi, dia tidak menyangka bahwa wanita itu terlihat sangat tajam dan kini pun berani menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan.

Xiao Jiwang terkekeh pelan, lalu menjawab,"Tentu saja, kita adalah kerabat. Terlebih Xiao Wangfu sebelumnya adalah pilar kuat Kekaisaran."

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya sekilas saat mendengar kata 'sebelumnya'. Kalimat Xiao Jiwang terdengar sedang mengejeknya, namun Xiao Mingyui memiliki kontrol diri yang baik. Dia tidak terpancing dengan cetusan Xiao Jiwang.

"Tentu saja, kita adalah kerabat. Sejak dulu Xiao Wangfu selalu melindungi serta berperang dan memasang nyawa mereka sendiri sebagai perisai Kekaisaran. Lalu Kaisar dan bangsawan lain berada di dalam dan mengatur kehidupan Kekaisaran. Anda tentu mengerti hubungan erat ini, bukan? Saya pernah mengunjungi salah satu perbatasan yang pernah menjadi lokasi peperangan terakhir empat tahun belakangan ini, satu hari berada di sana sudah berhasil membuat saya lupa seperti apa rasa daging tumis mentega dan makanan lezat lainnya." Xiao Mingyui menekan kata 'memasang nyawa' dan penggalan kalimat para bangsawan lain yang hidup di dalam Kekaisaran.

Walaupun kalimat itu terdengar baik-baik saja dan terdengar tidak ada sindiran apa pun, namun sebenarnya kalimat itu penuh dengan provokasi emosi yang besar. Kalimat itu diam-diam mengatakan bahwa Xiao Wangfu memiliki pengorbanan besar sampai bertumpah darah, sedangkan keluarga Kekaisaran dan bangsawan lain menghabiskan waktu mereka dengan nyaman di dalam Kekaisaran yang aman. Mereka tertawa riang dan menuntut kemenangan, sementara pasukan Xiao Wangfu kedinginan dan bersimbah darah mengusahakan kemenangan. Tindakan itu benar-benar tidak tahu malu.

Xiao Jiwang menyeringai tipis, dia sekali lagi terkejut kecil karena Xiao Mingyui sangat berani. Walaupun Xiao Mingyui adalah bibi Kekaisarannya, namun dia adalah Putra Mahkota. Bahkan sekelas Adipati seperti Xiao Muqing, harus memperlakukannya dengan hati-hati. Walaupun semasa hidup Xiao Muqing juga gemar seenaknya, namun setidaknya Adipati lain tidak berani semena-mena padanya. Terlebih lagi dia memiliki rumor ganas yang mengerikan, bagaimana mungkin seorang wanita dengan kondisi latar belakang yang saat ini sedang tidak baik-baik saja tidak gentar berhadapan dengannya?

Xiao Jiwang maju beberapa langkah untuk mendekatkan jarak mereka, membuat Xiao Mingyui reflek mundur sambil mengerutkan keningnya tidak mengerti.

Xiao Jiwang mencondongkan tubuhnya ke arah Xiao Mingyui, membuat Xiao Mingyui memundurkan kepalanya karena jarak wajah mereka yang semakin dekat.

"Anda memang memiliki hak berpolitik, namun anda tidak memiliki hak untuk melempar sarkas seperti itu kepadaku." Senyum Xiao Jiwang perlahan hilang, wajah pria itu menjadi sangat dingin.

Xiao Mingyui tidak gentar, keningnya hanya terlipat karena gerakan tiba-tiba Putra Mahkota barusan. Wajah Xiao Mingyui sama dinginnya dengan Xiao Jiwang, tak lama bibir wanita itu tersenyum tipis lagi dan berkata,"Apa yang saya katakan sebuah kebenaran?"

Xiao Jiwang mengerutkan keningnya, bahkan di titik ini wanita itu berani membalas ucapannya? Astaga, dia benar-benar sudah meremehkan Xiao Mingyui!

Xiao Jiwang menyentuh pelan tusuk rambut batu giok putih polos milik Xiao Mingyui, kemudian mencabutnya, membuat sanggulan Xiao Mingyui terurai bebas. Rambut panjang hitam berkilau milik wanita itu terlihat sangat indah.

Xiao Jiwang menempelkan ujung tusuk rambut itu di kepala Xiao Mingyui. "Walaupun kamu adalah senior Kekaisaran, namun aku tidak segan untuk melubangi kepala ini."

Xiao Mingyui melirik dingin lengan kanan Putra Mahkota yang menempelkan ujung tusuk rambut ke kepalanya. Wanita itu tetap terlihat sangat tenang, kemudian tangannya diam-diam menyentuh gagang pedang Putra Mahkota yang bertengger di pinggang pria itu.

"Jika anda tidak ikut campur, maka saya akan sungkan untuk menghunuskan pedang. Tetapi jika anda ikut campur, maka ..." Xiao Mingyui menatap mata dingin Xiao Jiwang, kedua mata mereka bertemu dan saling melempar tatapan dingin. "Saya tidak akan ragu."

Xiao Jiwang tertegun. Apa-apaan barusan? Dia diancam oleh seorang wanita? Ini adalah pengalaman pertama diancam wanita yang pernah ia dapatkan!

Xiao Jiwang terkekeh, lalu mundur dua langkah kecil dan menarik tangan Xiao Mingyui yang menggenggam gagang pedang miliknya. Pria itu meletakkan tusuk rambut Xiao Mingyui di telapak tangannya.

"Anda tahu, saya tidak pernah tertarik dengan ratusan ribu pasukan itu. Selama pasukan itu tidak menghunuskan pedangnya ke arahku dan mengancam posisiku, maka aku tidak akan peduli. Kepercayaanku kepada mendiang Xiao Wangye sangat tinggi, pemberontakan adalah sesuatu yang tidak akan pernah dilakukan oleh Xiao Wangfu. Tetapi sayangnya, bukankah sekarang gelar Xiao Wangye dan pasukan Xiao Wangfu akan berpindah kepemilikan? Anda juga tahu betul bagaimana hubunganku dengan adik anda, Pangeran Xiao Xiangqing. Bagaimana bisa saya percaya bahwa pria itu tidak akan menghunuskan pedang ke arahku?" Xiao Jiwang menatap lekat Xiao Mingyui.

Xiao Mingyui menangkap garis besar permasalahan Putra Mahkota. Wanita itu tidak menjawab apa pun karena sibuk dengan pikirannya sendiri begitu Xiao Jiwang mengatakan itu semua.

Tak lama, Xiao Jiwang menoleh ke makam besar Xiao Muqing dan kembali menatap Xiao Mingyui. "Saya yakin rumor baik dan hak istimewa luar biasa dari Kaisar bukan sesuatu yang akan didapatkan oleh wanita biasa. Oleh karena itu, saya akan menunggu dan melihat cara apa yang akan anda lakukan kali ini untuk menyelamatkan Xiao Wangfu, bibi Kekaisaran, Putri Xiao Mingyui?"

Xiao Mingyui lagi-lagi tidak menjawab, dia hanya menatap dingin Putra Mahkota. Pria di hadapannya ini benar-benar sangat berbisa, dia merasakan tekanan besar saat berhadapan dengan Xiao Jiwang.

Xiao Jiwang tiba-tiba membungkuk ke makam besar Xiao Muqing dan berbalik memunggungi Xiao Mingyui. Sebelum benar-benar pergi, pria itu berkata,"Aku memang manusia, namun hatiku tidak sebaik manusia. Jadi, jangan sampai anda memilih keputusan yang salah."

Xiao Mingyui menatap punggung dingin Xiao Jiwang yang perlahan menjauh darinya, wanita itu segera menghela napas tipis dan kembali menatap makam besar ayahnya. Dia membungkuk, kemudian berdiam diri sambil menatap kosong makam ayahnya lagi. Ada banyak sekali beban pikiran saat ini.

"Putri, anda harus kembali. Langit sebentar lagi akan gelap, cuaca mulai semakin dingin." Pelayan pribadi Xiao Mingyui, Bingbing, yang sedari tadi hanya diam di belakang Xiao Mingyui sambil memperhatikan semuanya pun kini memberanikan diri untuk membujuk majikannya agar kembali setelah sebelumnya selalu ditolak.

Xiao Mingyui melirik Bingbing, mengangguk. Ya, lebih baik dia kembali sekarang dan melakukan diskusi dengan Xiao Xiangqing. Seharusnya rapat dengan para kolega itu telah selesai.

Dengan perasaan hati yang berat, Xiao Mingyui berjalan pergi dan menjauh dari makam besar ayahnya. Wanita itu naik ke dalam kereta Xiao Wangfu dengan tenang, sepanjang jalan matanya hanya menatap hampa ke bendera-bendera putih.

Terpopuler

Comments

mini

mini

aduh duh... baru mau baca udah berduka dulu,padahal masih nagih cerita wangye dan mufeng🤗

2023-10-29

0

Derajat

Derajat

Kayaknya bakal seru ini awal cerita

2023-09-28

0

Arix Zhufa

Arix Zhufa

Akhirnya ada bab baru juga...seperti nya bakal seru...
buat xiao mingyue wanita kuat thor, seperti kedua orang tua nya...kuat,pintar,dingin tak tersentuh biar putra mahkota yg bucin tingkat akut

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2 Bab 2. Generasi Yang Berganti
3 Bab 3. Rumah Bordil
4 Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5 Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6 Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7 Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8 Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9 Bab 9. Keluarga Fang
10 Bab 10. Penonton Atau Pemain
11 Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12 Bab 12. Hati Yang Mati
13 Bab 13. Cinta
14 Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15 Bab 15. Cahaya Matahari
16 Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17 Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18 Bab 18. Fang Laowang
19 Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20 Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21 Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22 Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23 Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24 Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25 Bab 25. Serigala Bermata Biru
26 Bab 26. Bernostalgia
27 Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28 Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29 Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30 Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31 Bab 31. Kembali Bersatu
32 Bab 32. Tunangan Saya
33 Bab 33. Saya Mencintainya!
34 Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35 Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36 Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37 Bab 37. Kencan?
38 Bab 38. Target Yang Dimaksud
39 Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40 Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41 Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42 Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43 Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44 Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45 Bab 45. Takdir Yang Serupa
46 Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47 Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48 Bab 48. Putri Mo
49 Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50 Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51 Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52 52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53 Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54 Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55 Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56 Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57 Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58 Bab 58. Tulang Rusukku
59 Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60 Bab 60. Legenda Utusan Agung
61 Bab 61. 'Menemani' Sementara
62 Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63 Bab 63. Mengukir Kedamaian
64 Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65 Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66 Bab 66. Akting
67 Bab 67. Acara Pelelangan
68 Bab 68. Kawan
69 Bab 69. Mawar Putih Berduri
70 Bab 70. Percaya dan Bersabar
71 Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72 Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73 Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74 Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75 Bab 75. Bom Beracun
76 Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77 Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78 Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79 Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80 Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81 Bab 81. Hancur Bersama
82 Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83 Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2
Bab 2. Generasi Yang Berganti
3
Bab 3. Rumah Bordil
4
Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5
Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6
Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7
Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8
Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9
Bab 9. Keluarga Fang
10
Bab 10. Penonton Atau Pemain
11
Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12
Bab 12. Hati Yang Mati
13
Bab 13. Cinta
14
Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15
Bab 15. Cahaya Matahari
16
Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17
Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18
Bab 18. Fang Laowang
19
Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20
Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21
Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22
Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23
Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24
Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25
Bab 25. Serigala Bermata Biru
26
Bab 26. Bernostalgia
27
Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28
Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29
Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30
Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31
Bab 31. Kembali Bersatu
32
Bab 32. Tunangan Saya
33
Bab 33. Saya Mencintainya!
34
Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35
Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36
Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37
Bab 37. Kencan?
38
Bab 38. Target Yang Dimaksud
39
Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40
Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41
Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42
Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43
Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44
Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45
Bab 45. Takdir Yang Serupa
46
Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47
Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48
Bab 48. Putri Mo
49
Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50
Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51
Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52
52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53
Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54
Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55
Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56
Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57
Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58
Bab 58. Tulang Rusukku
59
Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60
Bab 60. Legenda Utusan Agung
61
Bab 61. 'Menemani' Sementara
62
Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63
Bab 63. Mengukir Kedamaian
64
Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65
Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66
Bab 66. Akting
67
Bab 67. Acara Pelelangan
68
Bab 68. Kawan
69
Bab 69. Mawar Putih Berduri
70
Bab 70. Percaya dan Bersabar
71
Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72
Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73
Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74
Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75
Bab 75. Bom Beracun
76
Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77
Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78
Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79
Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80
Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81
Bab 81. Hancur Bersama
82
Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83
Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!