Xiao Mingyui baru saja pulang dari Istana setelah sebelumnya menjadi teman bicara Wu Zeyuan dari siang hingga sore. Wanita itu belum mengetahui apa pun mengenai berita yang baru saja diputuskan oleh Kaisar beberapa waktu lalu.
Begitu memasuki Xiao Wangfu, dia melihat Gu Lingchu terlihat sangat terburu-buru. Pria itu sedikit terkejut saat melihat sosok Xiao Mingyui yang baru saja kembali dari Istana, dengan cepat dia membungkuk. "Salam, yang mulia."
"Apa Xiangqing melakukan sesuatu?" tanya Xiao Mingyui, pasalnya jika Gu Lingchu terlihat sangat terburu-buru dan suasana tidak biasa muncul di Xiao Wangfu, tandanya akan ada kejadian atau kegiatan penting yang dilakukan oleh Xiao Xiangqing.
Gu Lingchu mengangguk. "Eh ... Pangeran hendak mendampingi Putra Mahkota menuju lokasi bencana longsor sekitar kaki gunung Lang Tao."
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya dalam. "Mendampingi Putra Mahkota? Kaki gunung Lang Tao sudah terbilang sangat berbahaya, namun Putra Mahkota ingin mengunjungi lokasi bencana saat pernikahan hendak dilaksanakan??"
Gu Lingchu menghela napas tipis diam-diam, dia juga tidak tahu apa jawabannya. Mendengar informasi bahwa Xiao Xiangqing bersedia mendampingi Putra Mahkota saja sudah membuat dirinya cukup terkejut.
Xiao Mingyui dengan cepat melanjutkan langkah kakinya menuju kediaman Xiao Xiangqing. Hatinya diam-diam merasa gelisah, pasalnya adiknya, satu-satunya keluarga yang dia punya hendak pergi ke lokasi yang dekat dengan gunung Lang Tao. Mengingat bahwa anak itu akan mendampingi Putra Mahkota, hatinya semakin khawatir. Xiao Mingyui mengetahui hubungan buruk adiknya dengan Putra Mahkota, selain itu dia juga mengkhawatirkan adanya campur tangan pejabat.
Xiao Mingyui langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar Xiao Xiangqing, raut wajahnya terlihat cukup buruk.
Xiao Xiangqing yang sedang mengemas barangnya secara pribadi ke dalam sebuah tas pun menoleh dengan cepat ke belakang karena terkejut.
"Jiejie? Astaga!" ucap pria itu, lalu berdecak kesal. Xiao Xiangqing kembali melanjutkan aktivitas-nya memasukkan barang.
"Kamu tahu seperti apa gunung Lang Tao, bukan? Fu qin dan Mu qin selalu melarang kita pergi ke sana, Xiangqing." Xiao Mingyui menatap dingin adiknya, lalu berjalan mendekati Xiao Xiangqing dan berhenti tepat di belakang pria itu.
Xiao Xiangqing mengangguk, pria itu tidak berhenti ataupun menoleh, dia tetap memunggungi Xiao Mingyui. "Aku tahu, namun ... apa daya? Ini perintah Kaisar."
"Kaisar?" tanya Xiao Mingyui.
Xiao Xiangqing mengangguk. "Pejabat Fang sepertinya tidak menyukai pernikahanmu dengan Putra Mahkota, oleh karena itu dia mencari cara agar pernikahan kalian diundur. Pria itu meminta Putra Mahkota memeriksa lokasi bencana dan kondisi para korban secara langsung dengan harapan pernikahan kalian tidak akan dipandang buruk karena harus menggelar pesta di tengah tangisan rakyat. Lalu, Kaisar memintaku untuk mendampingi Putra Mahkota."
"Kamu tentu tahu bahwa di balik itu semua memiliki sesuatu yang lain, bukan? Pejabat Fang tidak mungkin membiarkan kalian pergi begitu saja lalu kembali dengan selamat tanpa rasa sakit sedikitpun." Xiao Mingyui menatap semakin lekat adiknya.
Xiao Xiangqing mengangguk singkat. "Aku tahu."
Xiao Mingyui tidak lagi bicara, wanita itu kini hanya diam sambil memperhatikan adiknya bersiap. Sepertinya ... jadwal kepergian mereka tidak bisa Xiao Mingyui ubah, Xiao Xiangqing juga terlihat sudah sangat menerima keputusan itu begitu saja.
Xiao Mingyui menghela napas tipis, lalu tangan kanannya menyentuh pundak Xiao Xiangqing. "Hati-hati, jangan pernah terpancing oleh jebakan."
Xiao Xiangqing menoleh, tangan kanannya bergerak membalas sentuhan Xiao Mingyui sambil tersenyum tipis. "Tentu, Jiejie. Terima kasih banyak."
Xiao Mingyui mengangguk singkat, setelah itu berbalik dan berjalan keluar dari kediaman Xiao Xiangqing. Pandangan matanya semakin dingin, tak lama dia melirik Bingbing dan berkata,"Persiapkan manisan terbaik Xiao Wangfu, aku akak mengunjungi Gu Furen besok setelah kepergian Xiao Xiangqing dan Putra Mahkota."
Bingbing mengangguk patuh. "Baik, yang mulia."
Gu Furen, sebelumnya dia adalah pengawal pribadi mendiang Huang Mingxiang. Dia adalah salah satu wanita dari dua pengawal pribadi Huang Mingxiang yang menemani mendiang ibunya dulu menyusuri gunung Lang Tao. Wanita itu sudah jarang sekali terlihat setelah Huang Mingxiang meninggal. Sosok Gu Furen benar-benar menginspirasi Xiao Mingyui dalam mempelajari ilmu bela diri. Katanya, wanita itu berani terjun ke dalam lembah beracun dan bertarung dengan monster legendaris. Wanita yang penuh semangat bertarung tinggi, Baili Ruyi.
Keesokan harinya, setelah selesai mengantar Xiao Xiangqing dan Gu Lingchu untuk mendampingi Putra Mahkota, Xiao Mingyui dengan cepat memerintahkan sang kusir untuk menuju Gu Fu.
Sesampainya di Gu Fu, kepala pelayan mereka pun dengan cepat menyambut kedatangan Xiao Mingyui dan membawa wanita itu menuju ruangan Baili Ruyi.
"Saat ini Furen biasanya sedang membersihkan alat bela dirinya, yang mulia. Jika anda tidak keberatan, anda--" Belum selesai kepala pelayan Gu Fu bicara, tiba-tiba suara wanita paruh baya yang masih terdengar kokoh pun terdengar.
"Putri Mingyui?" Suara itu milik Baili Ruyi, namun anehnya setelah menoleh ke kanan dan ke kiri, mata Xiao Mingyui tidak menemukan sosok Baili Ruyi. Tetapi ketika pandangan matanya terangkat ke atas, dia sedikit terkejut karena melihat Baili Ruyi berdiri di atas atap kediamannya dengan tatapan penuh tertuju pada dirinya.
"Fu-- Furen?!" Kepala pelayan Gu Fu terkejut, namun tak lama dia menghela napas gusar, seolah sudah terbiasa dengan keterkejutan seperti ini.
Baili Ruyi melompat turun, gerakannya masih sangat halus dan lincah. Xiao Mingyui menatap Baili Ruyi lekat, wanita itu tidak banyak berubah kecuali kerutan kecil yang semakin bertambah.
Baili Ruyi berhenti tepat di depan Xiao Mingyui, namun setelah dia mendarat sempurna, tiba-tiba keningnya terlupa dan tangan kanannya memegang pinggang-nya yang terasa ngilu. "Akh--"
Kepala pelayan dengan cepat mendekat ke arah Baili Ruyi, lalu menggenggam tangan wanita itu agar memiliki bantuan untuk tetap berdiri. "Furen, tolong lebih hati-hati lagi. Anda sudah tidak lagi muda ...."
Baili Ruyi melotot kesal. "Tutup mulutmu jika tidak ingin aku pecat!"
Baili Ruyi kembali menatap Xiao Mingyui, bibirnya segera tersenyum cerah. "Aiya, apa yang membuat Putri Mingyui mengunjungi Gu Fu saya yang kumuh ini?"
Xiao Mingyui balas tersenyum. "Gu Furen terlalu merendah, Gu Fu adalah tempat yang sangat nyaman. Ah ... kedatangan saya kemari karena ingin bertanya akan sesuatu."
Baili Ruyi mengangkat alis kirinya sekilas. "Tentang apa?"
"Gunung Lang Tao."
Raut wajah Baili Ruyi langsung berubah drastis ketika mendengar nama gunung Lang Tao. Wajahnya menjadi sangat serius, lalu dengan cepat dia berbalik dan berusaha berjalan masuk kembali ke dalam ruangannya. "Ayo kita bicarakan di dalam, Putri Mingyui."
Xiao Mingyui tidak membantah, wanita itu mengikuti langkah Baili Ruyi dari belakang. Sesampainya di dalam, dia dipersilahkan duduk berhadapan dengan Baili Ruyi, kemudian kepala pelayan mulai menuangkan teh dan menyediakan camilan untuk mereka berdua.
"Apa sesuatu yang ingin putri tahu?" tanya Baili Ruyi.
Xiao Mingyui yang sempat terlena dengan interior ruangan Baili Ruyi yang penuh dengan senjata pun segera tersadar.
"Saya ingin tahu apa saja yang ada di dalam gunung Lang Tao. Gu Furen, anda pasti telah mendengar kabar bahwa adikku, Xiao Xiangqing telah dipilih Kaisar untuk mendampingi Putra Mahkota memeriksa lokasi dan korban bencana longsor yang ada di sekitaran kaki gunung Lang Tao." Raut wajah Xiao Mingyui dan Baili Ruyi mulai sama seriusnya.
Baili Ruyi tersenyum tipis. "Mendengar nama gunung Lang Tao benar-benar membawaku bernostalgia panjang. Hari itu aku bekerja sama dengan Wangfei untuk menipu Wangye. Wangfei hendak pergi ke gunung Lang Tao untuk mencari obat penawar Wangye, kami pergi tanpa izin dan sepengetahuan Wangye. Perlu dua hari dua malam untuk sampai di puncak gunung Lang Tao. Wah ... banyak sekali monster mengerikan di sana."
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya. "Monster mengerikan seperti apa?"
"Seperti apa saja. Mereka memiliki bentuk yang sulit untuk dijelaskan, kamu tidak akan pernah memiliki bayangan perkiraan seperti apa bentuk mereka. Mereka semua bermata merah, kecuali Serigala yang sempat diceritakan oleh Wangye. Serigala itu adalah hewan satu-satunya gunung Lang Tao yang memiliki mata biru, persis seperti mata Wangye. Tetapi, satu-satunya monster di sana yang tidak bisa aku lupakan adalah Naga Shenlong, dia adalah makhluk mitologi yang menjaga gunung Lang Tao. Aku naik ke atas tubuhnya bersama Wangfei yang yang lain untuk kembali ke kaki gunung. Naga itu sepertinya sangat membenci Wangye. Tunggu, mengapa Putri Mingyui sangat tertarik dengan cerita lama ini?"
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, lalu menjawab,"Anda tentu tahu apa alasannya, Gu Furen. Ada kemungkinan para pejabat busuk itu memang jebakan agar Xiangqing dan Putra Mahkota masuk ke dalam gunung."
Baili Ruyi tersenyum tipis lagi. "Lalu? Anda ingin pergi ke sana menyelamatkan mereka?"
Xiao Mingyui mengangguk mantap. "Xiangqing adalah satu-satunya keluargaku, aku tidak akan pernah rela jika dia mati konyol di gunung Lang Tao karena ulang pejabat Fang."
Baili Ruyi terkekeh ringan, lalu matanya melirik ke arah lain sambil menghembuskan napas. "Seandainya Fang Tianyao tidak mundur dari posisi pewaris keluarga Fang, mungkin saat ini tidak akan ada pejabat berkuasa yang memiliki hati busuk."
Xiao Mingyui setuju dengan ucapan Baili Ruyi. Fang Tianyao, pria itu tadinya adalah pewaris keluarga Fang yang sesungguhnya. Tetapi pria itu rela melepaskan seluruh gelar bangsawan dan kekayaannya untuk menikahi wanita yang dia cintai, Yui.
Xiao Mingyui tahu, Yui dulunya merupakan salah satu pengawal pribadi mendiang ibunya sama seperti Baili Ruyi. Wanita itu ternyata adalah Putri dari Dinasti sebelumnya, Putri Xue Yuilean. Pernikahan mereka ditentang oleh seluruh keluarga Fang karena khawatir dengan identitas Yui yang katanya mengancam kekuatan Dinasti saat ini. Mereka takut dari hubungan pernikahan Fang Tianyao dan Yui akan muncul oknum yang mendukung berdirinya Dinasti lama kembali. Oleh karena itu, Kaisar memberikan jalan tengah untuk keluarga Fang.
Fang Tianyao diizinkan menikah dengan Yui jika pria itu rela melepas seluruh gelar, kekayaan, dan kekuatannya sebagai bangsawan, lalu hidup jauh di luar Ibu Kota. Tanpa disangka, Fang Tianyao tetap memilih cintanya dari pada seluruh kehidupan mewahnya di Ibu Kota. Posisi pewaris keluarga Fang pun akhirnya digantikan oleh adik tirinya yang lahir dari rahim seorang selir keluarga Fang, yaitu Fang Jichang.
Fang Tianyao dan Yui sudah tidak pernah muncul lagi di Ibu Kota setelah mereka menikah, Yui dan Huang Mingxiang serta Baili Ruyi yang ada di Ibu Kota pun akhirnya terputus begitu saja.
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya lagi saat memikirkan ini. Sial, lagi-lagi masalah besar itu ada karena cinta. Jika Fang Tianyao saat itu tidak terlalu mementingkan cinta, maka sekarang kehidupan damai Kekaisaran akan terus berlanjut, bahkan setelah kedua orang tuanya meninggal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
itulah cinta.. penderitaan nya tiada akhir.. kata cu Pat kai
2023-11-06
0
Mami Mara
yui apa kabar thor? dr novel istri kesayangan xiao wangye ga ada penjelasannya, kan dia jg pengawal xiao wangfei?
2023-08-25
0
Selly Rizki Melina
Next
2023-06-17
0