Bab 12. Hati Yang Mati

"Tuan muda-- tidak! Tuan Rong??"

"Astaga ... itu sungguh Tuan Rong? Rong Wangxia?"

"Dia ... hari ini tiba-tiba kembali?"

"Astaga, sudah lama sekali tidak melihatnya! Dari anak pertamaku masih kecil dan kini aku sudah mempunyai lima anak, pria itu akhirnya kembali!"

Xiao Mingyui yang telah berdiri dan kembali ke mejanya pun tidak mengucapkan kalimat apa pun selain memperhatikan Rong Wangxia, begitu juga dengan Xiao Xiangqing. Pria itu hanya diam dan melihat, dia sama sekali tidak mengenali pria di hadapannya ini.

Rong Wangxia membungkuk singkat ke arah Xiao Mingyui dan Xiao Xiangqing, matanya yang berbentuk rubah masih terlihat sangat mencolok.

Xiao Mingyui pernah mendengar nama Rong Wangxia di salah satu cerita ibunya, namun tidak pernah bertemu secara nyata dengan pria itu. Mendengar orang-orang sekitar menyebut nama Rong Wangxia, apakah ... berarti pria di hadapannya ini sungguh-sungguh Rong Wangxia? Pria yang rela melawan keluarganya sendiri demi sebuah kedamaian Kekaisaran?

"Maafkan saya karena tidak memperkenalkan diri secara sopan, saya adalah Rong Wangxia, kepala keluarga Rong. Dulu, saya dan mendiang Xiao Wangfei adalah partner bisnis sekaligus sahabat dekat. Wajar jika kalian tidak mengenali saya, karena saya jarang kembali ke Ibu Kota," ucap Rong Wangxia, matanya diam-diam lebih memperhatikan wajah Xiao Mingyui dari pada Xiao Xiangqing. Wajah Xiao Mingyui, benar-benar membuat hatinya sedikit terenyuh. Dia kembali mengingat seluruh kenangan panjang yang sangat memukul keras hatinya.Tetapi, setelah memperhatikan wajah Xiao Mingyui lebih dalam, dia menyadari bahwa tatapan tenang Xiao Mingyui sangat mirip dengan ayahnya, Xiao Muqing. Pria yang menjadi alasan Rong Wangxia gagal meraih pujaan hatinya.

"Apakah anda adalah Tuan Rong yang sempat menjadi donatur besar bisnis Chuan Wuqi kami?" tanya Xiao Mingyui, kedua matanya sedikit memincing karena tidak terlalu yakin. Dia mendengar cerita dari mendiang ibunya mengenai nama Rong Wangxia adalah tujuh tahun silam.

Rong Wangxia tertegun, kemudian dia mengangguk ringan sambil melemparkan senyum lebih dalam. "Benar, dari mana anda mengetahui cerita itu? Xiao Wangfei?"

Xiao Mingyui mengangguk singkat. "Benar." Jawaban Xiao Mingyui yang ini sukses membuat Rong Wangxia semakin bersemangat, karena ... itu tandanya dia tidak dilupakan begitu saja oleh Huang Mingxiang meskipun mereka sudah belasan tahun tidak bertemu.

Rong Wangxia membungkuk lagi, lalu berkata,"Kalau begitu saya permisi, saya harus menyapa para tamu undangan lain lagi karena sudah lama sekali tidak kembali ke Ibu Kota."

Xiao Mingyui tersenyum tipis untuk formalitas. "Tentu saja, silahkan Tuan Rong."

"Jiejie, ada apa dengan ekspresi wajahnya yang tadi?" Bisik Xiao Xiangqing, matanya menatap aneh dari awal hingga akhir kedatangan Rong Wangxia.

Xiao Mingyui menggeleng pelan. "Tidak tahu, kau tanya saja sendiri."

Xiao Xiangqing menghela napas, lalu memilih berdiri dan kembali berbaur dengan para bangsawan lagi.

Xiao Mingyui kembali sendirian, Xiao Feluan sudah kembali mendekat ke ibunya, Lu Fei yang kini ikut mendampingi Kaisar bersama Wu Guifei.

Lu Fei, wanita itu terlihat sakit-sakitan tiga tahun belakangan ini. Xiao Mingyui tidak terlalu mengenal dekat Lu Fei, yang dia tahu hanya wanita itu dulunya adalah sahabat baik ibunya. Lu Fei jarang keluar dari kediamannya, dia hanya hadir di acara-acara besar seperti ini. Hal ini kemungkinan karena kondisi tubuhnya yang tidak begitu baik.

Melihat para bangsawan muda mulai terlihat suntuk, Kaisar pun akhirnya membebaskan mereka untuk pergi ke taman besar Istana. Tanpa disadari siapapun, Xiao Jiwang, sosok pria itu sudah tidak ada sejak semua orang sedang sibuk akan kehadiran Rong Wangxia.

Xiao Mingyui memilih keluar, dia sengaja tidak berbaur dengan Xiao Fenghua dan yang lain karena ingin mengambil jeda sebentar saja untuk diri sendiri bernapas tenang.

Xiao Mingyui berjalan tanpa arah, namun bukan berarti dia tidak mengetahui letak atau nama tempat di mana dia berada sekarang. Sejak kecil dia sudah terbiasa keluar dan masuk Istana sesuka hati bersama mendiang ibunya.

Kaki Xiao Minggu berjalan ke arah taman utara Istana, taman itu adalah taman tua sudah jarang sekali didatangi oleh penghuni atau pendatang Istana.

Xiao Mingyui naik ke atas paviliun tua, banyak sekali daun kering berjatuhan dan debu. Xiao Mingyui mengeluarkan sapu tangannya, lalu mengelap meja dan kursi agar bisa dia singgahi dengan nyaman.

Setelah selesai, Xiao Mingyui duduk di kursi dengan nyaman. Bibirnya tersenyum tipis sementara matanya fokus menyapu seluruh letak bagian taman. Menoleh ke kiri, tepat di samping Paviliun ini terdapat pohon mangga yang sangat besar. Setiap musim panas tiba, buahnya selalu bertumbuh banyak dan rasanya sangat manis. Sembilan tahun lalu dia sempat meminta ayahnya memetik buah mangga, kenangan hangat itu kembali menyelimuti hatinya. Perlahan, diam-diam hati Xiao Mingyui terasa dienyuh.

"Jangan lemah, Mingyui!" Xiao Mingyui berbicara sendiri kepada dirinya, lalu kedua tangannya bergerak untuk menepuk-nepuk kedua pipinya sendiri.

"Kamu terlihat bodoh."

Suara dingin dan berat terdengar, membuat Xiao Mingyui terkejut. Menoleh dengan cepat ke kiri, suara itu berasal dari atas pohon mangga. Kedua mata Xiao Mingyui memincing waspada, diam-diam tangan kanannya bersiap menarik belati tersembunyi yang selalu disembunyikan di bawah rok hanfu-nya.

Tap!

Sosok itu tiba-tiba muncul, kening Xiao Mingyui semakin terlupa dalam saat menyadari bahwa orang itu adalah Xiao Jiwang. Tunggu, sejak kapan pria itu ada di sini?!

Xiao Jiwang berjalan mendekat ke arah Xiao Mingyui dengan tubuh yang terlihat lemas seperti orang mabuk. Tangan kanan pria itu memegang botol alkohol, setiap langkah pria itu mendekat, bau alkohol semakin tercium pekat.

Xiao Jiwang mengusir Xiao Mingyui dari kursinya, membuat Xiao Mingyui kesal namun tidak bisa menolak karena kondisi Xiao Jiwang pun sedang mabuk. Jika dia menolak dan berdebat hanya karena kursi, itu hanya akan membuang-buang tenaga.

Xiao Jiwang duduk, sementara Xiao Mingyui berdiri. Xiao Jiwang tiba-tiba menunjuk Xiao Mingyui dengan jari telunjuknya, lalu bergantian menunjuk lantai, seolah memerintahkan Xiao Mingyui untuk duduk di dekatnya, namun di lantai.

Xiao Mingyui menurut, dia diam-diam penasaran apa yang akan dilakukan Xiao Jiwang jika dia mabuk.

"Yang mulia, apa tidak masalah jika anda mabuk berat di tengah-tengah pesta besar Istana? Saya khawatir para bangsawan dan Kaisar tidak senang akan--"

"Aku tidak peduli." Xiao Jiwang memotong ucapan Xiao Mingyui cepat.

Xiao Mingyui memutar bola matanya malas, doa seharusnya langsung pergi saja begitu menyadari ada pria itu di sini.

"Mengapa anda tidak peduli? Bukankah anda adalah pewaris takhta? Anda harus menjaga kehormatan anda." Xiao Mingyui penasaran dengan ini, maka dari itu dia bertanya.

Xiao Jiwang menaikkan alis kirinya, kedua mata elang tajamnya menatap teduh Xiao Mingyui. Bibir pria itu menyeringai tipis. "Kamu berbicara seolah sudah menjadi istriku. Apa ambisimu sebesar itu?"

Xiao Mingyui tertegun, lalu kepalanya menggeleng pelan. "Saya bertanya bukan karena ambisi saya, saya bertanya hanya karena ini tahu. Jika anda memiliki kendala tersembunyi yang menyebabkan anda sulit mengendalikan diri, siapa tahu saya bisa membantunya."

Xiao Jiwang meneguk lagi alkohol yang ada di dalam, setelah tetes terakhir dia dapatkan, pria itu langsung membuang botol alkohol begitu saja. Mata Xiao Jiwang kembali fokus menatap Xiao Mingyui. "Kamu tidak akan mengerti."

"Dari mana yang mulia tahu?"

"Tatapanmu."

"Tatapan saya?"

Xiao Jiwang mengangguk singkat. "Ya. Tatapanmu seperti orang mati, terlalu dingin, hampa."

"Lalu bagaimana dengan yang mulia?"

Xiao Jiwang menaikkan alis kirinya lagi sekilas. "Hatiku tidak semati hatimu, kita berbeda."

"Lalu bagaimana caranya agar hati itu tidak mati?" tanya Xiao Mingyui, entah sejak kapan dia tertarik meladeni Xiao Jiwang mabuk.

Xiao Jiwang mengangkat kedua bahunya, lalu menyandarkan tubuhnya di atas meja sambil melipat kedua tangannya. Wajahnya menghadap Xiao Mingyui, tatapan pria itu masih menatap Xiao Mingyui. "Mungkin cinta? Tapi entahlah, aku juga tidak mempercayai cinta."

Xiao Mingyui diam, matanya memperhatikan Xiao Jiwang yang perlahan menutup matanya. Sepertinya setelah mabuk berat sambil melantur, pria itu mengantuk.

Xiao Mingyui menyentuh bahu pria itu. "Apa saya harus memanggil pelayan agar anda dibantu kembali ke Istana Kediaman anda?"

Xiao Jiwang hanya menggeleng singkat, dia tidak menjawab apa pun.

Xiao Mingyui menghela napasnya, lalu melirik ke arah kursi kosong yang terletak tidak jauh darinya. Xiao Mingyui berjalan ke arah kursi tersebut dan mengelap debu yang menempel. Setelah bersih, Xiao Mingyui mendorong kursi tersebut tepat di samping kursi Xiao Jiwang.

Kedua mata Xiao Mingyui masih memperhatikan Xiao Jiwang, ketika melihat pria itu tiba-tiba bergerak dengan kening terlipat dalam dan mata yang masih tertutup, Xiao Mingyui pun sedikit bingung. Ada apa dengannya? Apa yang dia lihat di mimpi? Apakah ... itu mimpi buruk?

Xiao Mingyui sedikit terkejut ketika melihat bulir air mata keluar dari mata Xiao Jiwang yang terpejam, wanita itu segera mendekat ke wajah Xiao Jiwang untuk melihatnya lebih dekat.

"Apa dia bermimpi buruk?" tanya Xiao Mingyui dengan suara kecil.

Xiao Mingyui perlahan meletakkan tangan kanannya di pergelangan tangan Xiao Jiwang. Perlahan, tangan Xiao Mingyui berhasil menggenggam tangan Xiao Jiwang. Dia teringat akan ucapan ibunya, jika orang sekitar kita ada yang mengalami mimpi buruk, yang harus kita lakukan adalah menggenggam tangannya selagi dia tertidur, lalu mengusap lembut wajahnya. Hal ini sering dia dan Xiao Xiangqing lakukan secara bergantian saat mereka masih kecil.

Tangan kiri Xiao Mingyui perlahan mengusap lembut kening Xiao Jiwang, kening terlipat pria itu pun berangsur memudar. Di saat seperti ini, sosok Xiao Jiwang sama sekali tidak terlihat menyeramkan. Pria itu terlihat sangat tenang dan damai.

"Apa aku akan mencintaimu?" gumam Xiao Mingyui, wanita itu kini ikut menyandarkan badannya di atas meja dengan tangan yang tertekuk untuk dijadikan sebuah bantalan kepala.

Terpopuler

Comments

Arix Zhufa

Arix Zhufa

semoga ujian nya lancar ya thor

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2 Bab 2. Generasi Yang Berganti
3 Bab 3. Rumah Bordil
4 Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5 Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6 Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7 Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8 Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9 Bab 9. Keluarga Fang
10 Bab 10. Penonton Atau Pemain
11 Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12 Bab 12. Hati Yang Mati
13 Bab 13. Cinta
14 Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15 Bab 15. Cahaya Matahari
16 Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17 Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18 Bab 18. Fang Laowang
19 Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20 Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21 Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22 Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23 Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24 Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25 Bab 25. Serigala Bermata Biru
26 Bab 26. Bernostalgia
27 Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28 Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29 Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30 Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31 Bab 31. Kembali Bersatu
32 Bab 32. Tunangan Saya
33 Bab 33. Saya Mencintainya!
34 Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35 Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36 Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37 Bab 37. Kencan?
38 Bab 38. Target Yang Dimaksud
39 Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40 Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41 Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42 Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43 Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44 Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45 Bab 45. Takdir Yang Serupa
46 Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47 Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48 Bab 48. Putri Mo
49 Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50 Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51 Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52 52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53 Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54 Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55 Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56 Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57 Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58 Bab 58. Tulang Rusukku
59 Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60 Bab 60. Legenda Utusan Agung
61 Bab 61. 'Menemani' Sementara
62 Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63 Bab 63. Mengukir Kedamaian
64 Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65 Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66 Bab 66. Akting
67 Bab 67. Acara Pelelangan
68 Bab 68. Kawan
69 Bab 69. Mawar Putih Berduri
70 Bab 70. Percaya dan Bersabar
71 Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72 Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73 Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74 Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75 Bab 75. Bom Beracun
76 Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77 Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78 Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79 Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80 Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81 Bab 81. Hancur Bersama
82 Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83 Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2
Bab 2. Generasi Yang Berganti
3
Bab 3. Rumah Bordil
4
Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5
Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6
Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7
Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8
Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9
Bab 9. Keluarga Fang
10
Bab 10. Penonton Atau Pemain
11
Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12
Bab 12. Hati Yang Mati
13
Bab 13. Cinta
14
Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15
Bab 15. Cahaya Matahari
16
Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17
Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18
Bab 18. Fang Laowang
19
Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20
Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21
Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22
Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23
Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24
Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25
Bab 25. Serigala Bermata Biru
26
Bab 26. Bernostalgia
27
Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28
Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29
Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30
Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31
Bab 31. Kembali Bersatu
32
Bab 32. Tunangan Saya
33
Bab 33. Saya Mencintainya!
34
Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35
Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36
Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37
Bab 37. Kencan?
38
Bab 38. Target Yang Dimaksud
39
Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40
Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41
Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42
Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43
Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44
Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45
Bab 45. Takdir Yang Serupa
46
Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47
Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48
Bab 48. Putri Mo
49
Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50
Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51
Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52
52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53
Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54
Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55
Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56
Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57
Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58
Bab 58. Tulang Rusukku
59
Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60
Bab 60. Legenda Utusan Agung
61
Bab 61. 'Menemani' Sementara
62
Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63
Bab 63. Mengukir Kedamaian
64
Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65
Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66
Bab 66. Akting
67
Bab 67. Acara Pelelangan
68
Bab 68. Kawan
69
Bab 69. Mawar Putih Berduri
70
Bab 70. Percaya dan Bersabar
71
Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72
Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73
Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74
Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75
Bab 75. Bom Beracun
76
Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77
Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78
Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79
Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80
Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81
Bab 81. Hancur Bersama
82
Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83
Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!