Bab 9. Keluarga Fang

Xiao Mingyui berjalan keluar dari Istana Wu Zeyuan, dari kejauhan dia melihat Bingbing yang berlari sangat cepat menghampirinya.

"Yang mulia! Aiya! Hati saya sangat terkejut!" Seru Bingbing. Saat jarak mereka semakin dekat, Xiao Mingyui menyadari kedua mata Bingbing yang memerah seperti habis menangis. Sepertinya wanita itu sangat mengkhawatirkan dirinya.

"Saya menunggu lama sekali di bukit, hingga curiga dan memutuskan untuk memeriksa kondisi anda. Tetapi saya tidak melihat anda ataupun Putra Mahkota selain pedang dan tusuk rambut milik anda ini." Bingbing memberikan tusuk rambut giok putih warisan Huang Mingxiang kepada Xiao Mingyui.

Xiao Mingyui tersenyum, lalu mengambil tusuk rambut giok putih itu. Tangan kirinya bergerak untuk mengusap lembut kepala Bingbing. "Aku baik-baik saja. Terima kasih banyak telah mengkhawatirkanku."

Bingbing mendengus tipis. "Mengapa yang mulia harus berterima kasih? Menjaga dan melayani anda adalah kewajiban saya. Saya memiliki perjanjian hidup dan mati dengan mendiang Xiao Wangye dan Xiao Wangfei!"

Xiao Mingyui terkekeh. "Baiklah, Bingbing. Aku mengerti, kamu selalu mengucapkan kalimat yang sama setiap kali menangisi diriku."

Senyum hangat timbul di wajah Xiao Mingyui, Bingbing adalah sosok yang juga sangat dianggap penting bagi Xiao Mingyui. Mereka berdua telah berteman sejak kecil, Bingbing selalu menemani dan melayaninya dengan sangat baik.

"Lagi pula, mengapa bisa anda tenggelam? Bukankah anda pandai berenang bahkan saat mengenakan hanfu panjang sekalipun?" tanya Bingbing setelah menyadari kejanggalan di berita yang dia terima dari pelayan Istana.

Xiao Mingyui terkekeh, lalu mencolek batang hidung Bingbing. "Rahasia. Bingbing, bukankah kita seharusnya segera kembali sekarang? Langit sudah benar-benar gelap."

Perhatian Bingbing teralihkan, wanita itu dengan cepat mendongak dan terkejut. "Aiya! Benar sekali! Ayo, yang mulia!"

Xiao Mingyui dan Bingbing segera berjalan menuju kereta kuda Xiao Wangfu, sepanjang jalan tidak ada pembicaraan apa pun. Xiao Mingyui larut di dalam pikirannya sendiri. Mengingat kejadian tadi, saat Xiao Jiwang menyetujui rencana perjodohan mereka. Hanya dalam hitungan bulan setelah dekrit diturunkan, dia akan resmi menikah dengan Xiao Jiwang.

Istana ... Harem ... Politik ... Keluarga ....

Semua itu bercampur menjadi satu memenuhi kepalanya.

Sementara itu di ruangan kerja Kaisar, Wu Zeyuan dan Xiao Jihuang tengah berdiskusi seolah tak ada hentinya.

"Anak itu sendiri yang berkata bahwa dia ingin menikah dengan Jiwang. Yang mulia, akankah hal ini dapat dikabulkan? Walaupun sebenarnya ... aku sedikit khawatir." Wu Zeyuan mengerutkan keningnya, dia duduk tepat di samping suaminya sembari menggiling tinta untuk Xiao Jihuang.

Xiao Jihuang berhenti dari aktivitas menulisnya, meletakkan kuas di atas meja dan menarik napas sedikit dalam. "Kepribadian mereka sangat bertolak belakang, namun ... bukankah ini adalah kisah yang sebelumnya pernah terjadi?" Di akhir kalimat, mata Xiao Jiwang melirik Wu Zeyuan.

Wu Zeyuan terdiam, kemudian tersadar akan maksud Xiao Jihuang. Wanita itu mengangguk singkat satu kali, tidak menjawab apa pun.

Xiao Jihuang kembali menatap lurus ke depan, lalu tersenyum tipis. "Sebelumnya Huang Mingxiang menikah dengan Xiao Wangye karena jebakan dan tanpa cinta. Tetapi wanita itu optimis mencintai Xiao Wangye demi bertahan hidup. Bahkan, wanita itu berhasil mengubah hati keras Xiao Wangye menjadi sedikit lunak."

Wu Zeyuan menundukkan kepalanya, lalu perlahan bersandar tepat di bahu suaminya dan mengangguk pelan. Bibir wanita itu tersenyum, dia kembali teringat akan awal-awal dia dan Huang Mingxiang menjadi dekat.

Xiao Jihuang menoleh ke arah jendela, matanya melihat langit malam yang sangat telah gelap. "Tetapi kini, takdir itu kembali muncul dan menimpa putrinya. Xiao Mingyui, beban wanita itu berkali-kali lebih berat dari pada ibunya dulu. Di sini, anak itu tidak hanya bertahan untuk dirinya sendiri, namun juga keluarganya. Dia bertahan untuk adik laki-lakinya, warga Xiao Wangfu, lima ratus ribu pasukan Xiao Wangye, dan jutaan rakyat Kekaisaran Timur. Karena jika lima ratus ribu pasukan itu salah berpindah tangan, maka jutaan rakyat kita pun akan terkena dampaknya. Peperangan besar, kemungkinan akan terjadi di sini."

Wu Zeyuan mendongak, tatapan matanya terlihat khawatir. "Yang mulia,apa--"

"Xiao Mingyui tidak mencintai Putra Mahkota," potong Xiao Jihuang, lalu berhenti sejenak dan melanjutkan,"Tetapi bukan berarti dia memiliki niat yang buruk untuk Putra Mahkota. Dia berusaha mencari kekuatan baru untuk membantunya melindungi Xiao Wangfu dan dirinya sendiri, persis seperti kisah mendiang Huang Mingxiang dulu."

Raut wajah Wu Zeyuan terlihat sangat sedih. "Anak itu telah memiliki beban yang sangat berat, sayang sekali. Yang mulia, jika kita restui mereka, akankah mereka akan saling mencintai dan Putra kita menjadi sedikit melembut?"

Xiao Jihuang mengangkat kedua bahunya singkat. "Tidak ada yang tahu, namun pastinya hanyalah dua kemungkinan."

"Dua kemungkinan?"

Xiao Jihuang mengangguk singkat. "Mereka berhasil mencintai atau justru mereka malah berhasil membunuh. Bagaimana pun, Xiao Jiwang dan Xiao Mingyui memiliki kepribadian yang hampir sama-sama keras kepala. Masing-masing dari mereka berdua memiliki pikiran dan hati yang dingin, bedanya Xiao Mingyui adalah es kutub yang tenang. Sedangkan Xiao Jiwang adalah es kutub yang tengah diterjang amukan badai."

Wu Zeyuan semakin diam, dia merenungkan ucapan suaminya.

Di tempat lain, Xiao Jiwang, pria itu tengah berendam di kolam pemandian pribadi miliknya. Uap air hangat memenuhi ruangan, pandangan mata pria itu terlihat kosong namun tajam. Kepalanya sedang memikirkan sesuatu yang rumit.

"Yang mulia, makan malam anda telah siap, Jenderal Shu juga telah menunggu anda di ruang kerja." Pengawal pribadi Xiao Jiwang, Chen Qi seperti biasa melapor dari balik pintu ruang pemandian.

Xiao Jiwang melirik sekilas, lalu segera bangkit dan keluar dari kolam pemandian tanpa mengenakan sehelai kain. Pria itu menarik pakaian berwarna putih polos tebal yang tergantung di sana, selesai memakainya dengan benar, pria itu berjalan keluar dari ruangan.

Saat melihat Chen Qi, pria itu tengah menusukkan jarum perak ke dalam satu persatu mangkuk makan malam Xiao Jiwang. Setelah selesai, Chen Qi menunjukkan penampilan jarum yang berubah warna menjadi hitam.

"Semuanya mengandung racun, yang mulia."

Xiao Jiwang tersenyum dingin, lalu berjalan melewati Chen Qi menuju ruang kerjanya sambil berkata,"Beli makanan lain di luar seperti biasa, aku akan memakannya setelah selesai menemui Jenderal Shu."

"Baik."

Sesampainya di ruang kerja, Jenderal Shu langsung membungkuk ke arah Xiao Jiwang untuk menyampaikan salam. "Bawahan ini, menyapa yang mulia Putra Mahkota."

Xiao Jiwang melewati Jenderal Shu begitu saja sambil mengangguk singkat, lalu segera mengambil posisi duduk yang nyaman di kursi kerjanya. Pria itu lalu menatap Jenderal Shu dengan mata elang tajam miliknya.

"Yang mulia, apa anda yakin dengan isi surat tersebut?" tanya Jenderal Shu langsung begitu Xiao Jiwang menatapnya.

Dua jam sebelumnya, dia sempat menerima surat dari Xiao Jiwang bahwa akan ada perubahan rencana. Mereka tidak akan lagi mengusik Xiao Wangfu, namun justru sebaliknya, mendukung Xiao Wangfu dengan menikahi Putri tertua mereka, Putri Xiao Mingyui.

Xiao Jiwang menggelengkan kepalanya dengan benar. "Kaisar belum menurunkan dekrit-nya secara resmi, namun ... besar kemungkinan pernikahan itu akan terjadi. Dan ... kali ini aku tidak bisa memberontak begitu saja seperti biasanya karena memiliki alasan yang tidak perlu kau ketahui." Xiao Jiwang tidak ingin Jenderal Shu tahu bahwa alasannya adalah janji konyol yang dia buat untuk Xiao Mingyui siang tadi.

"Tetapi, yang mulia. Jika anda menikah dengan Putri Mingyui, besar kemungkinan keluarga Fang akan semakin menggigit anda. Walaupun memang kekuatan anda akan bertambah besar, namun ... sepertinya menambah masalah juga tidak begitu baik."Jenderal Shu mengerutkan keningnya khawatir. Dia adalah Jenderal yang bertanggung jawab akan pasukan keamanan Ibu Kota. Umurnya hanya berbeda tiga tahun lebih tua dari Xiao Jiwang. Jika Xiao Jiwang saat ini masih berumur 16 tahun, maka Jenderal Shu adalah Jenderal muda yang berumur 19 tahun. Dan tepat besok lusa, Xiao Jiwang resmi berumur 17 tahun. Di umur inilah dia sudah dianggap pantas menggantikan takhta Xiao Jihuang jika pria itu meninggal secara mendadak. Para pejabat dan rakyat pun tidak akan khawatir, karena mereka memiliki penerus takhta yang dewasa.

Xiao Jiwang menganggukkan kepalanya, kemudian terkekeh kecil. Dia benar-benar merasa lucu dengan konflik yang terjadi di Ibu Kota saat ini.

Keluarga Fang adalah keluarga dari mendiang Ibu Huang Mingxiang, Xiao Wangfei sebelumnya. Semenjak Huang Mingxiang berhasil menjadi Xiao Wangfei dan bibinya yang merupakan Huangtaihou atau Ibu Kaisar Xiao Jihuang, nama keluarga Fang melambung tinggi. Perlahan tapi pasti, marga Fang berhasil menduduki posisi ketiga keluarga paling berkuasa di Kekaisaran menggantikan keluarga Wu.

Semuanya berjalan baik-baik saja pada awalnya, hingga saat satu persatu penguasa senior Kekaisaran gugur, keluarga Fang yang telah dipimpin oleh kepala keluarga baru pun mulai menunjukkan taringnya.

Setelah kematian mendiang Huangtaihou, Chen Taifei Agung, kemudian Xiao Wangfei, keluarga Fang berangsur-angsur berubah. Dalam senyap, keluarga Fang berusaha meraih posisi yang lebih tinggi lagi. Keluarga Fang juga mulai menunjukkan obsesinya terhadap pasukan Xiao Wangfu setelah Xiao Wangye meninggal.

Sebelum resmi menjadi lawan Xiao Wangfu, sebelumnya keluarga Fang adalah penentang posisi Xiao Jiwang. Mereka tidak setuju Xiao Jiwang menjadi Putra Mahkota dengan alasan status ibunya yang hanya seorang 'Guifei'. Hal ini membuat keluarga Wu tersinggung dan marah, karena seharusnya status 'Guifei' tidak bisa diremehkan begitu saja. 'Guifei' juga merupakan status seorang permaisuri Kekaisaran walaupun memang masih di bawah permaisuri Kekaisaran bergelar 'Huanghou'.

"Sepertinya keluarga gila Fang ingin mencontoh jejak keluarga Rong yang dulu, ya?" ucap Xiao Jiwang, lalu terkekeh kecil lagi.

Jenderal Shu menghela napas gusar, kepalanya menggeleng pelan. "Saya benar-benar tidak mengerti apa yang membuat keluarga Fang menjadi buas seperti itu. Bukankah keluarga Fang merupakan asal usul keluarga mendiang Huangtaihou dan Xiao Wangfei? Mengapa kini mereka berusaha menggigit anda dan Xiao Wangfu?"

Xiao Jiwang menyandarkan punggungnya ke kursi, lalu mengangkat kedua bahunya acuh. "Tidak ada yang tahu, pada dasarnya Fang Jichang adalah pria gila. Apa pun alasannya, keluarga Fang memang pantas mati. Terlalu sering diganggu mereka benar-benar menguji kesabaranku."

Terpopuler

Comments

momazcha

momazcha

lanjut thor... ceritamu keren... semangat 👍

2023-06-10

0

M_June

M_June

thor aku hadir menikmati karyamu dri season mingxiang hingga season anak²nya skrng. keren terus berkarya thor double up kalo boleh🤭😁

2023-06-09

0

Arix Zhufa

Arix Zhufa

Tidak sabar menunggu pernikahan mereka.....dan ada kebucinan akut tanpa adanya selir 😃

2023-06-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2 Bab 2. Generasi Yang Berganti
3 Bab 3. Rumah Bordil
4 Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5 Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6 Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7 Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8 Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9 Bab 9. Keluarga Fang
10 Bab 10. Penonton Atau Pemain
11 Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12 Bab 12. Hati Yang Mati
13 Bab 13. Cinta
14 Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15 Bab 15. Cahaya Matahari
16 Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17 Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18 Bab 18. Fang Laowang
19 Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20 Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21 Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22 Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23 Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24 Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25 Bab 25. Serigala Bermata Biru
26 Bab 26. Bernostalgia
27 Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28 Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29 Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30 Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31 Bab 31. Kembali Bersatu
32 Bab 32. Tunangan Saya
33 Bab 33. Saya Mencintainya!
34 Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35 Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36 Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37 Bab 37. Kencan?
38 Bab 38. Target Yang Dimaksud
39 Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40 Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41 Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42 Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43 Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44 Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45 Bab 45. Takdir Yang Serupa
46 Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47 Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48 Bab 48. Putri Mo
49 Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50 Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51 Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52 52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53 Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54 Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55 Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56 Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57 Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58 Bab 58. Tulang Rusukku
59 Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60 Bab 60. Legenda Utusan Agung
61 Bab 61. 'Menemani' Sementara
62 Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63 Bab 63. Mengukir Kedamaian
64 Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65 Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66 Bab 66. Akting
67 Bab 67. Acara Pelelangan
68 Bab 68. Kawan
69 Bab 69. Mawar Putih Berduri
70 Bab 70. Percaya dan Bersabar
71 Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72 Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73 Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74 Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75 Bab 75. Bom Beracun
76 Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77 Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78 Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79 Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80 Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81 Bab 81. Hancur Bersama
82 Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83 Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2
Bab 2. Generasi Yang Berganti
3
Bab 3. Rumah Bordil
4
Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5
Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6
Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7
Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8
Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9
Bab 9. Keluarga Fang
10
Bab 10. Penonton Atau Pemain
11
Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12
Bab 12. Hati Yang Mati
13
Bab 13. Cinta
14
Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15
Bab 15. Cahaya Matahari
16
Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17
Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18
Bab 18. Fang Laowang
19
Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20
Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21
Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22
Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23
Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24
Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25
Bab 25. Serigala Bermata Biru
26
Bab 26. Bernostalgia
27
Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28
Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29
Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30
Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31
Bab 31. Kembali Bersatu
32
Bab 32. Tunangan Saya
33
Bab 33. Saya Mencintainya!
34
Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35
Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36
Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37
Bab 37. Kencan?
38
Bab 38. Target Yang Dimaksud
39
Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40
Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41
Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42
Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43
Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44
Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45
Bab 45. Takdir Yang Serupa
46
Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47
Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48
Bab 48. Putri Mo
49
Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50
Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51
Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52
52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53
Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54
Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55
Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56
Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57
Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58
Bab 58. Tulang Rusukku
59
Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60
Bab 60. Legenda Utusan Agung
61
Bab 61. 'Menemani' Sementara
62
Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63
Bab 63. Mengukir Kedamaian
64
Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65
Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66
Bab 66. Akting
67
Bab 67. Acara Pelelangan
68
Bab 68. Kawan
69
Bab 69. Mawar Putih Berduri
70
Bab 70. Percaya dan Bersabar
71
Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72
Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73
Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74
Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75
Bab 75. Bom Beracun
76
Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77
Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78
Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79
Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80
Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81
Bab 81. Hancur Bersama
82
Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83
Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!