Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang

"Jangan sebar apa yang kamu lihat hari ini." Xiao Jiwang menatap penuh ancaman kepada tabib yang baru saja selesai mengobati Xiao Mingyui.

"Baik, yang mulia. Bawahan ini tidak akan berani."

Setelah tabib itu pergi, Xiao Jiwang kembali fokus ke arah Xiao Mingyui. Pria itu duduk di kursi yang baru saja diduduki sang tabib, tatapan dan aura mengintimidasi milik pria itu sangat menyesakkan ruangan. Tetapi Xiao Mingyui tetap terlihat tenang.

Xiao Mingyui duduk sambil menyandarkan punggungnya di papan ranjang. Wajahnya masih terlihat pucat, karena racun belum sepenuhnya berhasil dikeluarkan, tabib berkats perlu beberapa hari lagi agar racun dapat keluar dengan sendirinya. Jika dipaksa akan terlalu berbahaya, kemungkinan akan menyebabkan kematian.

"Apa yang Putri Xiao lakukan di sini?" tanya Xiao Jiwang, matanya menatap tajam Xiao Mingyui.

Xiao Mingyui membalas tatapan Xiao Jiwang, memaksakan senyum tipis. "Saya memiliki beberapa bisnis yang tidak bisa dijelaskan, maafkan saya yang mulia."

Xiao Jiwang tersenyum dingin. "Bisnis untuk menghancurkanku?"

Xiao Mingyui menggeleng. "Jika saya ingin menghancurkan yang mulia, seharusnya tadi saya tidak perlu rela memakan pil racun itu untuk anda. Perlu anda ketahui, tidak ada satu pun bagian dari Xiao Wangfu yang memiliki darah pengkhianat sehingga berani melukai keturunan Kaisar."

"Lalu apa tujuanmu? Jangan menganggapku bodoh, Putri Xiao. Anda tidak mungkin rela melakukan tindakan gegabah seperti itu jika tidak memiliki tujuan." Mata Xiao Jiwang menatap semakin dingin, dia yakin sekali Xiao Mingyui tidak mungkin hanya sekedar suka rela dengan embel-embel 'setia' kepada keturunan Kaisar hingga rela memakan racun.

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, matanya menatap serius Xiao Jiwang. "Yang mulia, apakah sosok saya sangat dingin dan licik di mata anda? Bagaimana mungkin anda mencurigai seorang wanita yang rela membantu anda dengan memakan pil racun seperti ini? Tidakkah anda memikirkan perasaannya?"

Xiao Jiwang mengerutkan keningnya semakin dalam, kini dia heran karena Xiao Mingyui tiba-tiba membawa perasaan. Dia tidak yakin apakah sebelumnya sifat Xiao Mingyui memang banyak bicara dan sepeduli ini dengan perasaan.

Melihat Xiao Jiwang tidak lagi bergeming dan hanya menatapnya dingin, Xiao Mingyui tidak menyerah. Wanita itu menekan kembali kemampuan beraktingnya.

Xiao Mingyui menekuk kedua kakinya, memeluk lututnya. Wanita itu meletakkan pipinya di atas lutut sambil memasang raut wajah sedih, kedua matanya tidak menatap Xiao Jiwang lagi.

Mata itu memancarkan sura kesedihan dan kesepian yang sangat pekat, perlahan bulir air mata muncul.

"Semenjak kematian Fu qin, rasanya saya menjadi sangat kacau. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, semuanya terasa abu-abu. Mungkin anda merasa ini tidak seperti saya biasanya, saya juga merasakan hal yang sama. Sepertinya saya sudah rusak oleh kesedihan saya sendiri." Xiao Mingyui mengelap lembut air matanya, kemudian kembali menatap Xiao Jiwang.

"Yang mulia, anda tentu tahu gejolak besar apa yang sedang terjadi di Xiao Wangfu. Baiklah, saya akan menceritakan maksud kedatangan saya yang sebenarnya ke sini. Adikku, Xiao Xiangqing. Dia berniat mengirimku ke luar ibu kota agar menjauhi konflik besar yang akan terjadi, namun ... aku menolak. Aku tidak bisa meninggalkan adikku begitu saja. Jadi, aku kemari untuk menyusun strategi agar Xiao Xiangqing gagal mengirimku ke luar ibu kota. Saya adalah Jiejie-nya, bagaimana bisa saya membiarkan adik kesayangan saya menghadapi seluruh masalah besar yang menimpa Wangfu kami sendirian?" Xiao Mingyui masih menangis lembut selagi dia mengarang cerita.

Wajahnya benar-benar terlihat sangat sedih, wanita itu sepertinya akan dengan mudah mendapatkan jutaan perhatian dengan wajah sedih dan secantik itu. Siapapun yang melihatnya akan merasa simpati dan iba. Dia terlihat seperti bidadari yang menangis. Air mata bening yang mengalir lembut di kulit putih mutiara miliknya dapat menggugah siapapun untuk tidak tahan menyeka air mata untuknya.

Xiao Jiwang menaikkan alis kirinya sekilas, lalu menyeringai tipis. Seringaiannya ditangkap oleh mata Xiao Mingyui, diam-diam membuat wanita itu sedikit ngeri. Xiao Jiwang mendekatkan jaraknya, senyum seringaiannya masih terus terpasang.

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, setelah itu tidak lagi menangis. Wanita itu kini menatap waspada ke arah Xiao Jiwang. Xiao Jiwang yang ditatap seperti itu semakin bersemangat, dia senang melihat wajah sedih wanita itu berubah menjadi waspada dengan cepat.

Xiao Jiwang terus mendekat, dia menghimpit jarak dengan Xiao Mingyui, kedua tangannya dia letakkan untuk menahan tubuhnya di atas kasur selagi Xiao Mingyui meringkuk di atas tubuhnya dengan wajah tetap terangkat tanpa takut.

"Kamu pikir aku terkecoh dengan akting rendahan seperti itu?" Bisik Xiao Jiwang di telinga Xiao Mingyui halus.

Xiao Mingyui mengepalkan kedua tangannya diam-diam, lalu raut wajahnya berubah normal menjadi dingin dan datar kembali. Dia menghapus jejak akting kesedihannya, matanya melirik dingin Xiao Jiwang.

Xiao Jiwang menjauhkan wajahnya sedikit dari telinga Xiao Mingyui untuk melihat wajah dingin tanpa ekspresi wanita itu, dia kemudian berkata,"Aku akan tanya sekali lagi, saran dariku jawablah dengan benar. Apa. Tujuanmu. Ke sini?"

Xiao Mingyui tersenyum tipis, senyuman tipis dinginnya membuat kening Xiao Jiwang terlipat. Pria itu heran, di posisi dan situasi seperti ini pun Xiao Mingyui tetap terlihat sangat tenang dan bahkan tidak takut untuk menatap serta tersenyum ke arahnya.

"Apa yang mulia menikmati posisi seperti ini?" tanya Xiao Mingyui, membuat Xiao Jiwang melotot kesal. Dia tidak menyangka bahwa Xiao Mingyui berani bertanya seperti itu.

Xiao Jiwang bangkit dengan canggung, lalu menarik pedang dari pinggangnya dan menghunuskannya ke leher Xiao Mingyui. "Kamu belum menjawab pertanyaanku. Jangan meragukan kegilaanku, Xiao Mingyui. Aku tidak segan membunuhmu di sini walaupun kamu keturunan mendiang Xiao Wangye."

Xiao Mingyui menatap dingin sang pedang, kemudian menyentuh permukaan pedang yang dingin dengan jari telunjuknya. "Anda benar-benar ingin tahu?"

Xiao Jiwang tidak menjawab, pria itu hanya menatap tajam Xiao Mingyui. Saat Xiao Mingyui kembali menatap wajah Xiao Jiwang, wanita itu kembali bertanya,"Apa yang akan yang mulia lakukan setelah mengetahui apa alasan saya? Membunuh saya? Membantu saya? Atau ... bersikap tidak peduli?"

"Tergantung dengan apa yang kamu katakan," jawab Xiao Jiwang cepat, kemudian dia semakin mendekatkan jarak mata pedang dengan permukaan kulit leher Xiao Jiwang.

Xiao Mingyui tersenyum tipis lagi, lalu berkata,"Saya ingin menjadi Putri Mahkota anda."

Xiao Jiwang membelalakkan kedua matanya, menatap penuh kejutan ke arah Xiao Mingyui. Pria itu mengerutkan keningnya semakin dalam, tatapan tajam dan jijik bercampur menjadi satu. "Kamu gila?"

Xiao Mingyui menggeleng, raut wajahnya masih sangat tenang walaupun mata pedang semakin mendekat ke kulit lehernya.

"Sesuai yang anda katakan sebelumnya, saya tidak mungkin berbuat sesuatu yang tidak memiliki arti serta manfaat. Saya bukan orang yang sembarangan mengambil keputusan tanpa berpikir," jawab Xiao Mingyui, raut wajahnya menunjukkan keseriusan.

Xiao Jiwang diam sesaat, perlahan raut wajah terkejutnya berganti dengan raut wajah yang kembali tenang. Pria itu kemudian menyunggingkan senyum licik. "Dengan apa kamu bisa membuktikan?"

"Apa pun. Apa pun yang anda minta, saya akan melakukannya." Xiao Mingyui menatap Xiao Jiwang dengan sinar semangat yang sangat kuat.

"Dirimu. Berikan aku kendali penuh akan dirimu." Xiao Jiwang menatap dingin Xiao Mingyui, pria itu membalas tatapan penuh api Xiao Mingyui dengan jutaan es.

Xiao Mingyui tertegun, namun kemudian dia menatap permukaan pedang dan menurunkan pedang itu perlahan menggunakan jari telunjuknya. Pedang Xiao Jiwang perlahan menjauh dari lehernya, lalu Xiao Mingyui segera beranjak berdiri, matanya kembali menatap Xiao Jiwang. "Saya milik anda sekarang."

Xiao Jiwang diam untuk waktu yang cukup lama, namun kemudian dia tersenyum, setelah itu tertawa. Pria itu tertawa sangat renyah, seolah baru saja melihat pertunjukkan komedi.

Xiao Jiwang menatap tajam Xiao Mingyui, lalu bertanya,"Apa keuntungan yang aku dapatkan jika kamu menjadi istriku?"

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya. "Kekuasaan yang tak terbatas. Anda akan menguasai seluruh daratan Kekaisaran ini dan militer. Walaupun pasukan Xiao Wangfu tidak berada di kendali anda secara langsung, namun jika anda menikahi saya, saya menjamin bahwa Xiao Xiangqing akan mengabdikan diri kepada anda dan memberikan kesempatan untuk anda memimpin pasukan Xiao Wangfu. Sehingga, kekhawatiran anda mengenai Xiao Xiangqing akan terhapus."

Xiao Jiwang mengangguk singkat, lalu kembali mendekatkan dirinya ke Xiao Mingyui. Tangan kanan Xiao Jiwang mengelus lembut permukaan wajah Xiao Mingyui, lalu saat tiba di tusuk rambut giok putih milik wanita itu, Xiao Jiwang menariknya, membuat rambut panjang hitam Xiao Mingyui menjuntai bebas.

"Anda benar-benar seperti mawar putih berduri. Terlihat sangat suci, anggun, dan lembut, namun jika seseorang itu terlalu terlena dengan keindahanmu, jarinya akan tertusuk duri tajam," Xiao Jiwang lalu meletakkan ujung runcing tusuk rambut giok putih itu di permukaan tengkuk Xiao Mingyui.

Xiao Jiwang menatap lekat mata Xiao Mingyui. "Tawaran anda sangat bagus, namun ... aku masih ingin mencari keributan dengan Xiao Xiangqing." Bibir Xiao Jiwang kembali menyeringai, kemudian dia menggores tengkuk Xiao Mingyui dengan ujung runcing tusuk rambut.

Tengkuk Xiao Mingyui mengeluarkan sedikit darah, goresan itu pendek dan tidak dalam. Sepertinya Xiao Jiwang hanya ingin memberikannya 'luka peringatan'.

Xiao Jiwang menarik lengan kiri Xiao Mingyui, lalu meletakkan tusuk rambut giok putih itu di telapak tangannya. Xiao Jiwang berbalik, lalu berkata,"Jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi, Xiao Mingyui."

Xiao Mingyui menggertakkan giginya setelah sosok Xiao Jiwang benar-benar menghilang. Wanita itu meremas tusuk rambut giok putih miliknya dengan sangat erat. Pria bedebah, ternyata dia tidak semudah yang Xiao Mingyui bayangkan.

Xiao Mingyui duduk kembali di atas kasur, matanya masih menatap tajam ke arah Xiao Jiwang keluar. Lihat dan tunggu saja, Xiao Mingyui tidak akan menyerah. Tidak peduli pria itu akan menggoreskan luka di bagian mana lagi jika usahanya gagal, yang terpenting dia sudah memiliki tekad dan usaha yang besar. Xiao Mingyui tidak akan menyerah begitu saja demi keluarganya!

Terpopuler

Comments

Xiao Jiwang galak amat... entar bisa jatuh Cinta pada akhirnya

2023-09-28

1

Arix Zhufa

Arix Zhufa

tahkluk kan pangeran mahkota & buat bertekuk lutut memohon cinta mingyue

2023-06-06

0

Az-Ra

Az-Ra

Jgn galak" Juwang, ntar bucin lo

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2 Bab 2. Generasi Yang Berganti
3 Bab 3. Rumah Bordil
4 Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5 Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6 Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7 Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8 Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9 Bab 9. Keluarga Fang
10 Bab 10. Penonton Atau Pemain
11 Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12 Bab 12. Hati Yang Mati
13 Bab 13. Cinta
14 Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15 Bab 15. Cahaya Matahari
16 Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17 Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18 Bab 18. Fang Laowang
19 Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20 Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21 Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22 Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23 Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24 Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25 Bab 25. Serigala Bermata Biru
26 Bab 26. Bernostalgia
27 Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28 Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29 Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30 Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31 Bab 31. Kembali Bersatu
32 Bab 32. Tunangan Saya
33 Bab 33. Saya Mencintainya!
34 Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35 Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36 Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37 Bab 37. Kencan?
38 Bab 38. Target Yang Dimaksud
39 Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40 Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41 Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42 Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43 Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44 Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45 Bab 45. Takdir Yang Serupa
46 Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47 Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48 Bab 48. Putri Mo
49 Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50 Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51 Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52 52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53 Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54 Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55 Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56 Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57 Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58 Bab 58. Tulang Rusukku
59 Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60 Bab 60. Legenda Utusan Agung
61 Bab 61. 'Menemani' Sementara
62 Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63 Bab 63. Mengukir Kedamaian
64 Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65 Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66 Bab 66. Akting
67 Bab 67. Acara Pelelangan
68 Bab 68. Kawan
69 Bab 69. Mawar Putih Berduri
70 Bab 70. Percaya dan Bersabar
71 Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72 Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73 Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74 Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75 Bab 75. Bom Beracun
76 Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77 Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78 Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79 Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80 Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81 Bab 81. Hancur Bersama
82 Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83 Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2
Bab 2. Generasi Yang Berganti
3
Bab 3. Rumah Bordil
4
Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5
Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6
Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7
Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8
Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9
Bab 9. Keluarga Fang
10
Bab 10. Penonton Atau Pemain
11
Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12
Bab 12. Hati Yang Mati
13
Bab 13. Cinta
14
Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15
Bab 15. Cahaya Matahari
16
Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17
Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18
Bab 18. Fang Laowang
19
Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20
Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21
Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22
Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23
Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24
Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25
Bab 25. Serigala Bermata Biru
26
Bab 26. Bernostalgia
27
Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28
Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29
Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30
Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31
Bab 31. Kembali Bersatu
32
Bab 32. Tunangan Saya
33
Bab 33. Saya Mencintainya!
34
Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35
Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36
Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37
Bab 37. Kencan?
38
Bab 38. Target Yang Dimaksud
39
Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40
Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41
Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42
Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43
Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44
Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45
Bab 45. Takdir Yang Serupa
46
Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47
Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48
Bab 48. Putri Mo
49
Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50
Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51
Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52
52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53
Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54
Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55
Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56
Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57
Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58
Bab 58. Tulang Rusukku
59
Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60
Bab 60. Legenda Utusan Agung
61
Bab 61. 'Menemani' Sementara
62
Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63
Bab 63. Mengukir Kedamaian
64
Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65
Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66
Bab 66. Akting
67
Bab 67. Acara Pelelangan
68
Bab 68. Kawan
69
Bab 69. Mawar Putih Berduri
70
Bab 70. Percaya dan Bersabar
71
Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72
Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73
Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74
Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75
Bab 75. Bom Beracun
76
Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77
Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78
Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79
Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80
Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81
Bab 81. Hancur Bersama
82
Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83
Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!