Pagi hari, Xiao Mingyui sudah sangat rapih dan cantik, hari ini dia tidak ada jadwal kegiatan apa pun. Xiao Xiangqing, anak itu seperti biasa pergi ke markas tentara Xiao Wangfu yang ada di Ibu Kota. Dan hari ini, hari ini adalah hari di mana keputusan akan dekrit pertunangannya dengan Xiao Jiwang disetujui oleh Kaisar atau tidak. Pejabat yang berada di pihak Xiao Wangfu pun sedang menunggu keputusan di Istana.
Ketika Xiao Mingyui hendak berdiri dan melangkah ke jendela kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Bingbing dengan wajah ceria.
"Yang mulia! Ada Kasim Istana!" ucap Bingbing, raut wajah wanita itu terlihat sangat cerah. Sepertinya dia percaya bahwa itu adalah dekrit pertunangan Xiao Mingyui dengan Putra Mahkota.
Xiao Mingyui tertegun, wanita itu dengan cepat berlari ke luar kamarnya menuju halaman depan Xiao Wangfu. Suara lantang sang Kasim yang mengumumkan dekrit Kaisar membuat seluruh penghuni Xiao Wangfu berlutut.
"Dekrit yang mulia Kaisar!!"
Xiao Mingyui berlutut di posisi paling depan dekat dengan sang Kasim, kemudian Kasim tersebut pun mulai membuka gulungan dekrit emas-nya dan mulai membacakan isinya.
"Sungguh sangat dianugerahi oleh Dewa dan Surga, mendiang pasangan Xiao Wangye dan Xiao Wangfei, melahirkan dua anak kembar yang sangat berprestasi. Putri Xiao Mingyui, kini mulai beranjak dewasa dan menjadi seorang wanita bangsawan berhati mulia. Tidak hanya cantik dan lembut hatinya, Putri Xiao Mingyui juga berhasil menjadi wanita paling berprestasi di Ibu Kota persis seperti mendiang Xiao Wangfei. Mengingat umur sang Putri yang semakin dewasa, Zhen sebagai Kaisar sekaligus sepupu sang Putri sangat khawatir melihat sang Putri belum menikah. Kepribadian sempurna Putri Mingyui sangat mulia sehingga pantas menjadi petinggi Kekaisaran. Oleh karena itu, Zhen, hari ini secara resmi melamar Putri Mingyui menjadi Putri Mahkota Kekaisaran untuk sang Putra Mahkota, Xiao Jiwang."
Xiao Mingyui berlutut dengan bibir tersenyum sempurna, dia berhasil mengamankan keluarganya dari kehancuran untuk sementara. Xiao Mingyui, dia berhasil menambah kekuatan besar ke dalam Xiao Wangfu.
Kedua tangan Xiao Mingyui terangkat untuk menerima gulungan dekrit, ketika gulungan itu sudah berada di genggamannya secara sempurna, Xiao Mingyui perlahan bangkit dan membungkuk singkat ke arah Kasim pribadi Xiao Jihuang.
"Mingyui mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk yang mulia Kaisar. Semoga yang mulia Kaisar panjang umur."
Kasim Yi mengangguk, bibirnya tersenyum lembut. Dia adalah Kasim pribadi Kaisar yang telah mengabdi belasan tahun, bahkan sejak Xiao Muqing dan Huang Mingxiang masih hidup.
Setelah utusan Istana pergi, Xiao Mingyui kembali masuk ke dalam kamarnya dengan raut wajah puas, matanya selalu memandang gulungan dekrit tersebut. Perlahan, raut wajah Xiao Mingyui kembali tenang. Senyuman dan raut wajah puas sebelumnya menghilang, wanita itu mulai memikirkan rencana selanjutnya. Dia harus tetap bergerak walaupun telah berhasil mendapatkan dekrit pertunangan.
Bingbing tak lama masuk, kedua tangannya membawa nampan kayu berisikan gelas air sari buah segar.
"Yang mulia, selamat atas pertunangan anda!" Bingbing tersenyum, lalu meletakkan gelas itu di atas meja Xiao Mingyui.
Xiao Mingyui melirik dingin gelas tersebut, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih."
"Anda tidak bersiap-siap menuju Istana?" tanya Bingbing, tatapan polos wanita itu menatap Xiao Mingyui lekat.
Xiao Mingyui mengangguk singkat. "Nanti siang, tidak sekarang. Aku harus memikirkan beberapa hal lagi."
Bingbing terkekeh. "Baiklah, Putri Mahkota." Wanita itu berusaha menggodanya.
Xiao Mingyui menghela napas tipis, kepalanya hanya menggeleng pelan. Dia malas membalas godaan Bingbing.
Ketika waktu berjalan cepat dan tak terasa matahari telah sempurna berada di atas langit-langit, Xiao Mingyui bergegas mempersiapkan dirinya untuk berangkat menuju Istana.
Xiao Mingyui mengenakan hanfu berwarna kuning cerah yang lembut, warna ini sengaja dia pilih agar pihak Istana dan yang lainnya beranggapan bahwa dia sendiri pun menerima perjodohan tersebut dengan senang hati.
Naik ke atas kereta kuda, Xiao Mingyui siap mengunjungi Istana. Setelah dekrit Kaisar dibacakan langsung untuknya di Xiao Wangfu, perwakilan Istana segera menyebarkan berita ini ke seluruh penjuru Kekaisaran.
Seluruh mata memandang ke arah kereta kuda Xiao Wangfu yang Xiao Mingyui tumpangi, mereka semua menganggap pertunangan itu adalah topik yang sangat seru untuk dibicarakan.
"Sungguh? Putri Mingyui dari Xiao Wangfu itu? Aiya ... sayang sekali dia harus menikah dengan Putra Mahkota ...."
"Malang sekali nasibnya, aku khawatir dia akan menderita setelah resmi menjadi istri Serigala liat Kekaisaran."
"Hati-hati dengan ucapanmu! Takut ada pihak Istana yang mendengar!"
"Aiya ... tapi itu benar, tidak salah. Aku pun juga sama khawatirnya. Ck, bagaimana Kaisar bisa menurunkan dekrit semacam itu? Aku yakin betul yang mulia Kaisar mengetahui kelakuan bengis putranya, namun ... bagaimana bisa dia tetap menurunkan dekrit pertunangan putranya dengan seorang putri dari mendiang pahlawan Kekaisaran yang terhormat??"
"Sudahlah ... itulah kisah sedihnya jika menjadi wanita bangsawan. Rata-rata dari mereka menikah tanpa cinta, menyedihkan sekali."
Xiao Mingyui tetap diam mendengar berbagai macam komentar mengenai pertunangan dirinya dengan Xiao Jiwang. Pandangan matanya yang tengah merenung seperti biasa terlihat sangat dingin dan hampa, seolah tidak ada semangat kehidupan di sana.
Sesampainya di Istana, Xiao Mingyui dengan cepat menghilangkan raut wajah hampa miliknya. Wanita itu berusaha menampilkan senyum terpaksa terbaiknya. Tempat pertama yang dia kunjungi begitu tiba adalah ruang kerja Kaisar.
Begitu masuk, wewangian lembut tercium. Sosok Xiao Jihuang yang fokus membaca laporan dari para pejabat terlihat.
Xiao Mingyui membungkuk dalam ke arah Xiao Jihuang. "Mingyui, menyapa yang mulia Kaisar. Semoga yang mulia diberkahi umur panjang."
Xiao Jihuang menutup laporannya, matanya menatap ramah Xiao Mingyui. Bibir pria itu tersenyum, kepalanya mengangguk singkat. "Berdiri."
Xiao Mingyui kembali berdiri normal, bibirnya tersenyum simpul. "Bagaimana kabar anda, yang mulia?"
Xiao Jihuang terkekeh sebentar, lalu menjawab,"Semakin menua dari hari ke hari. Sepertinya ... aku juga akan menyusul kedua orang tuamu."
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya dalam. "Yang mulia, anda mengecewakan doa dan harapan saya yang baru saja diucapkan kalau seperti itu."
Xiao Jihuang terkekeh lagi. "Semua yang hidup akan mati, Mingyui. Teman, kerabat, musuh, dan keluarga yang dahulu memiliki peran di hidupku satu per satu pergi. Aku, Wu Guifei, Mantan Perdana Menteri Huang, dan Lu Fei-lah menjadi yang terakhir di sini."
Xiao Mingyui menundukkan kepalanya sedikit, ketika dia hendak menjawab, tiba-tiba Xiao Jihuang kembali berbicara.
"Jika aku pergi, tolong bantu Putra Mahkota. Dia membutuhkan wanita sepertimu."
Xiao Mingyui tertegun, kedua matanya menatap Xiao Jihuang semakin lekat. Xiao Jihuang yang melihat tatapan Xiao Mingyui untuknya pun tersenyum semakin dalam.
"Persis seperti Huang Mingxiang ...."
Xiao Mingyui diam mendengar kalimat ini, dia sudah terlalu sering mendengarnya.
"Aku tahu tujuan para pejabat pendukung Xiao Wangfu mengusulkan pernikahan ini karena apa. Pernikahanmu dengan Xiao Jiwang kemungkinan akan menjadi dua elemen yang saling bertabrakan. Tetapi, nak. Aku harap kalian berhasil rukun. Pernikahan politik kalian bukan hanya seperti pernikahan politik para pejabat atau bangsawan biasa. Pernikahan politik kalian adalah pernikahan yang akan menjadi penentu utama masa depan Kekaisaran." Xiao Jihuang mengambil cangkir teh-nya, lalu menyeruput isinya dengan tenang.
Xiao Mingyui mengangguk kecil, lalu membungkuk singkat. "Baik, yang mulia. Mingyui akan selalu mengingatnya."
Xiao Jihuang melirik ke arah lukisan besar yang ada di dinding ruang kerjanya, di sana adalah lukisan Xiao Jihuang dengan memangku Xiao Jiwang kecil serta Xiao Feluan kecil. Senyum ceria terlihat jelas dari wajah Xiao Feluan, namun berbeda dengan Xiao Jiwang. Raut wajah bocah itu terlihat sangat tegas dan penuh aura seorang pewaris.
"Dia memang terlihat sangat berapi-api dari luar, namun yang sebenarnya ada adalah kedinginan luar biasa. Aku gagal membuatnya mempunyai dunia yang dia impikan, namun ... itu adalah sebuah risiko yang dimiliki oleh seorang pewaris. Sejak kecil harus sempurna karena dia menanggung tanggung jawab serta ekspetasi seluruh penjuru Kekaisaran. Aku mengerti perasaannya, karena dulu aku juga seperti itu." Xiao Jiwang tersenyum kecil di akhir kalimat. Sejak awal pria itu berbicara dengan bahasa yang sangat santai.
Pandangan mata Xiao Mingyui sedikit turun, penggalan kalimat Xiao Jihuang mengenai kewajiban sempurna dan ekspetasi besar membuat Xiao Mingyui seolah tengah mendengar cerita mengenai dirinya sendiri. Tetapi, tak lama wanita itu mengangkat pandangannya kembali dan bertanya,"Lalu bagaimana cara yang mulia mengatasi kehampaan tersebut?"
Xiao Jihuang tersenyum semakin hangat. "Ada cahaya matahari yang tiba-tiba muncul di tengah kedinginan penuh hampa tersebut. Aku tidak bisa berbuat banyak hal mengenai apa yang Xiao Jiwang rasakan, karena itu adalah takdir yang harus dia jalani. Tetapi, aku yakin bahwa suatu saat dia akan menemukan cahaya matahari miliknya sendiri."
"Cahaya matahari?" tanya Xiao Mingyui lagi, alis kirinya tanpa sadar terangkat sedikit.
Xiao Jiwang mengangguk. "Cinta. Dan itu adalah kamu. Aku berharap kamu dapat mendampingi anakku dalam kondisi apa pun."
Xiao Mingyui diam-diam melenguh di dalam hati. Ah ... Lagi-lagi cinta, rasanya dia ingin menggila sekarang. Sejak kemarin kata 'cinta' selalu mengusik kepalanya.
Xiao Mingyui tetap membungkuk singkat lagi walaupun dia merasa tidak nyaman. "Tentu saja, yang mulia. Saya ... akan mencintai Putra Mahkota setulus mungkin."
Xiao Jihuang tertawa. "Senang mendengarnya langsung darimu, nak. Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kamu mengunjungi Istana Wu Guifei? Wanita itu pasti sudah menyiapkan berbagai macam makanan dan hadiah untuk menyambutmu."
Xiao Mingyui tersenyum tipis, mengangguk. Sebelum benar-benar pergi, wanita itu kembali membungkuk dalam. "Kalau begitu Mingyui izin pamit permisi."
Xiao Jihuang mengangguk singkat. Ketika Xiao Mingyui hendak menggerakkan kakinya untuk berbalik, pria itu tiba-tiba memanggilnya lagi, membuat Xiao Mingyui kembali berdiri menghadap Xiao Jihuang dengan raut wajah bingung.
Xiao Jihuang mengambil cangkir teh-nya lagi, sebelum dia meneguk teh-nya, pria itu tersenyum lagi dan berkata,"Aku akan membantumu sebisaku."
Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, ini ... sepertinya bukan tentang Xiao Wangfu. Tetapi, tidak banyak bertanya, Xiao Mingyui segera membungkuk lagi. "Terima kasih banyak, yang mulia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
thooorr segera bikin lagi dong novel kyk gini.. plisss
2023-11-06
0
momazcha
lanjut yuk thor...up yg byk wkwkw 👍
2023-06-14
0
Selly Rizki Melina
Next
2023-06-14
0