Bab 15. Cahaya Matahari

Pagi hari, Xiao Mingyui sudah sangat rapih dan cantik, hari ini dia tidak ada jadwal kegiatan apa pun. Xiao Xiangqing, anak itu seperti biasa pergi ke markas tentara Xiao Wangfu yang ada di Ibu Kota. Dan hari ini, hari ini adalah hari di mana keputusan akan dekrit pertunangannya dengan Xiao Jiwang disetujui oleh Kaisar atau tidak. Pejabat yang berada di pihak Xiao Wangfu pun sedang menunggu keputusan di Istana.

Ketika Xiao Mingyui hendak berdiri dan melangkah ke jendela kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Bingbing dengan wajah ceria.

"Yang mulia! Ada Kasim Istana!" ucap Bingbing, raut wajah wanita itu terlihat sangat cerah. Sepertinya dia percaya bahwa itu adalah dekrit pertunangan Xiao Mingyui dengan Putra Mahkota.

Xiao Mingyui tertegun, wanita itu dengan cepat berlari ke luar kamarnya menuju halaman depan Xiao Wangfu. Suara lantang sang Kasim yang mengumumkan dekrit Kaisar membuat seluruh penghuni Xiao Wangfu berlutut.

"Dekrit yang mulia Kaisar!!"

Xiao Mingyui berlutut di posisi paling depan dekat dengan sang Kasim, kemudian Kasim tersebut pun mulai membuka gulungan dekrit emas-nya dan mulai membacakan isinya.

"Sungguh sangat dianugerahi oleh Dewa dan Surga, mendiang pasangan Xiao Wangye dan Xiao Wangfei, melahirkan dua anak kembar yang sangat berprestasi. Putri Xiao Mingyui, kini mulai beranjak dewasa dan menjadi seorang wanita bangsawan berhati mulia. Tidak hanya cantik dan lembut hatinya, Putri Xiao Mingyui juga berhasil menjadi wanita paling berprestasi di Ibu Kota persis seperti mendiang Xiao Wangfei. Mengingat umur sang Putri yang semakin dewasa, Zhen sebagai Kaisar sekaligus sepupu sang Putri sangat khawatir melihat sang Putri belum menikah. Kepribadian sempurna Putri Mingyui sangat mulia sehingga pantas menjadi petinggi Kekaisaran. Oleh karena itu, Zhen, hari ini secara resmi melamar Putri Mingyui menjadi Putri Mahkota Kekaisaran untuk sang Putra Mahkota, Xiao Jiwang."

Xiao Mingyui berlutut dengan bibir tersenyum sempurna, dia berhasil mengamankan keluarganya dari kehancuran untuk sementara. Xiao Mingyui, dia berhasil menambah kekuatan besar ke dalam Xiao Wangfu.

Kedua tangan Xiao Mingyui terangkat untuk menerima gulungan dekrit, ketika gulungan itu sudah berada di genggamannya secara sempurna, Xiao Mingyui perlahan bangkit dan membungkuk singkat ke arah Kasim pribadi Xiao Jihuang.

"Mingyui mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk yang mulia Kaisar. Semoga yang mulia Kaisar panjang umur."

Kasim Yi mengangguk, bibirnya tersenyum lembut. Dia adalah Kasim pribadi Kaisar yang telah mengabdi belasan tahun, bahkan sejak Xiao Muqing dan Huang Mingxiang masih hidup.

Setelah utusan Istana pergi, Xiao Mingyui kembali masuk ke dalam kamarnya dengan raut wajah puas, matanya selalu memandang gulungan dekrit tersebut. Perlahan, raut wajah Xiao Mingyui kembali tenang. Senyuman dan raut wajah puas sebelumnya menghilang, wanita itu mulai memikirkan rencana selanjutnya. Dia harus tetap bergerak walaupun telah berhasil mendapatkan dekrit pertunangan.

Bingbing tak lama masuk, kedua tangannya membawa nampan kayu berisikan gelas air sari buah segar.

"Yang mulia, selamat atas pertunangan anda!" Bingbing tersenyum, lalu meletakkan gelas itu di atas meja Xiao Mingyui.

Xiao Mingyui melirik dingin gelas tersebut, lalu tersenyum tipis. "Terima kasih."

"Anda tidak bersiap-siap menuju Istana?" tanya Bingbing, tatapan polos wanita itu menatap Xiao Mingyui lekat.

Xiao Mingyui mengangguk singkat. "Nanti siang, tidak sekarang. Aku harus memikirkan beberapa hal lagi."

Bingbing terkekeh. "Baiklah, Putri Mahkota." Wanita itu berusaha menggodanya.

Xiao Mingyui menghela napas tipis, kepalanya hanya menggeleng pelan. Dia malas membalas godaan Bingbing.

Ketika waktu berjalan cepat dan tak terasa matahari telah sempurna berada di atas langit-langit, Xiao Mingyui bergegas mempersiapkan dirinya untuk berangkat menuju Istana.

Xiao Mingyui mengenakan hanfu berwarna kuning cerah yang lembut, warna ini sengaja dia pilih agar pihak Istana dan yang lainnya beranggapan bahwa dia sendiri pun menerima perjodohan tersebut dengan senang hati.

Naik ke atas kereta kuda, Xiao Mingyui siap mengunjungi Istana. Setelah dekrit Kaisar dibacakan langsung untuknya di Xiao Wangfu, perwakilan Istana segera menyebarkan berita ini ke seluruh penjuru Kekaisaran.

Seluruh mata memandang ke arah kereta kuda Xiao Wangfu yang Xiao Mingyui tumpangi, mereka semua menganggap pertunangan itu adalah topik yang sangat seru untuk dibicarakan.

"Sungguh? Putri Mingyui dari Xiao Wangfu itu? Aiya ... sayang sekali dia harus menikah dengan Putra Mahkota ...."

"Malang sekali nasibnya, aku khawatir dia akan menderita setelah resmi menjadi istri Serigala liat Kekaisaran."

"Hati-hati dengan ucapanmu! Takut ada pihak Istana yang mendengar!"

"Aiya ... tapi itu benar, tidak salah. Aku pun juga sama khawatirnya. Ck, bagaimana Kaisar bisa menurunkan dekrit semacam itu? Aku yakin betul yang mulia Kaisar mengetahui kelakuan bengis putranya, namun ... bagaimana bisa dia tetap menurunkan dekrit pertunangan putranya dengan seorang putri dari mendiang pahlawan Kekaisaran yang terhormat??"

"Sudahlah ... itulah kisah sedihnya jika menjadi wanita bangsawan. Rata-rata dari mereka menikah tanpa cinta, menyedihkan sekali."

Xiao Mingyui tetap diam mendengar berbagai macam komentar mengenai pertunangan dirinya dengan Xiao Jiwang. Pandangan matanya yang tengah merenung seperti biasa terlihat sangat dingin dan hampa, seolah tidak ada semangat kehidupan di sana.

Sesampainya di Istana, Xiao Mingyui dengan cepat menghilangkan raut wajah hampa miliknya. Wanita itu berusaha menampilkan senyum terpaksa terbaiknya. Tempat pertama yang dia kunjungi begitu tiba adalah ruang kerja Kaisar.

Begitu masuk, wewangian lembut tercium. Sosok Xiao Jihuang yang fokus membaca laporan dari para pejabat terlihat.

Xiao Mingyui membungkuk dalam ke arah Xiao Jihuang. "Mingyui, menyapa yang mulia Kaisar. Semoga yang mulia diberkahi umur panjang."

Xiao Jihuang menutup laporannya, matanya menatap ramah Xiao Mingyui. Bibir pria itu tersenyum, kepalanya mengangguk singkat. "Berdiri."

Xiao Mingyui kembali berdiri normal, bibirnya tersenyum simpul. "Bagaimana kabar anda, yang mulia?"

Xiao Jihuang terkekeh sebentar, lalu menjawab,"Semakin menua dari hari ke hari. Sepertinya ... aku juga akan menyusul kedua orang tuamu."

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya dalam. "Yang mulia, anda mengecewakan doa dan harapan saya yang baru saja diucapkan kalau seperti itu."

Xiao Jihuang terkekeh lagi. "Semua yang hidup akan mati, Mingyui. Teman, kerabat, musuh, dan keluarga yang dahulu memiliki peran di hidupku satu per satu pergi. Aku, Wu Guifei, Mantan Perdana Menteri Huang, dan Lu Fei-lah menjadi yang terakhir di sini."

Xiao Mingyui menundukkan kepalanya sedikit, ketika dia hendak menjawab, tiba-tiba Xiao Jihuang kembali berbicara.

"Jika aku pergi, tolong bantu Putra Mahkota. Dia membutuhkan wanita sepertimu."

Xiao Mingyui tertegun, kedua matanya menatap Xiao Jihuang semakin lekat. Xiao Jihuang yang melihat tatapan Xiao Mingyui untuknya pun tersenyum semakin dalam.

"Persis seperti Huang Mingxiang ...."

Xiao Mingyui diam mendengar kalimat ini, dia sudah terlalu sering mendengarnya.

"Aku tahu tujuan para pejabat pendukung Xiao Wangfu mengusulkan pernikahan ini karena apa. Pernikahanmu dengan Xiao Jiwang kemungkinan akan menjadi dua elemen yang saling bertabrakan. Tetapi, nak. Aku harap kalian berhasil rukun. Pernikahan politik kalian bukan hanya seperti pernikahan politik para pejabat atau bangsawan biasa. Pernikahan politik kalian adalah pernikahan yang akan menjadi penentu utama masa depan Kekaisaran." Xiao Jihuang mengambil cangkir teh-nya, lalu menyeruput isinya dengan tenang.

Xiao Mingyui mengangguk kecil, lalu membungkuk singkat. "Baik, yang mulia. Mingyui akan selalu mengingatnya."

Xiao Jihuang melirik ke arah lukisan besar yang ada di dinding ruang kerjanya, di sana adalah lukisan Xiao Jihuang dengan memangku Xiao Jiwang kecil serta Xiao Feluan kecil. Senyum ceria terlihat jelas dari wajah Xiao Feluan, namun berbeda dengan Xiao Jiwang. Raut wajah bocah itu terlihat sangat tegas dan penuh aura seorang pewaris.

"Dia memang terlihat sangat berapi-api dari luar, namun yang sebenarnya ada adalah kedinginan luar biasa. Aku gagal membuatnya mempunyai dunia yang dia impikan, namun ... itu adalah sebuah risiko yang dimiliki oleh seorang pewaris. Sejak kecil harus sempurna karena dia menanggung tanggung jawab serta ekspetasi seluruh penjuru Kekaisaran. Aku mengerti perasaannya, karena dulu aku juga seperti itu." Xiao Jiwang tersenyum kecil di akhir kalimat. Sejak awal pria itu berbicara dengan bahasa yang sangat santai.

Pandangan mata Xiao Mingyui sedikit turun, penggalan kalimat Xiao Jihuang mengenai kewajiban sempurna dan ekspetasi besar membuat Xiao Mingyui seolah tengah mendengar cerita mengenai dirinya sendiri. Tetapi, tak lama wanita itu mengangkat pandangannya kembali dan bertanya,"Lalu bagaimana cara yang mulia mengatasi kehampaan tersebut?"

Xiao Jihuang tersenyum semakin hangat. "Ada cahaya matahari yang tiba-tiba muncul di tengah kedinginan penuh hampa tersebut. Aku tidak bisa berbuat banyak hal mengenai apa yang Xiao Jiwang rasakan, karena itu adalah takdir yang harus dia jalani. Tetapi, aku yakin bahwa suatu saat dia akan menemukan cahaya matahari miliknya sendiri."

"Cahaya matahari?" tanya Xiao Mingyui lagi, alis kirinya tanpa sadar terangkat sedikit.

Xiao Jiwang mengangguk. "Cinta. Dan itu adalah kamu. Aku berharap kamu dapat mendampingi anakku dalam kondisi apa pun."

Xiao Mingyui diam-diam melenguh di dalam hati. Ah ... Lagi-lagi cinta, rasanya dia ingin menggila sekarang. Sejak kemarin kata 'cinta' selalu mengusik kepalanya.

Xiao Mingyui tetap membungkuk singkat lagi walaupun dia merasa tidak nyaman. "Tentu saja, yang mulia. Saya ... akan mencintai Putra Mahkota setulus mungkin."

Xiao Jihuang tertawa. "Senang mendengarnya langsung darimu, nak. Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kamu mengunjungi Istana Wu Guifei? Wanita itu pasti sudah menyiapkan berbagai macam makanan dan hadiah untuk menyambutmu."

Xiao Mingyui tersenyum tipis, mengangguk. Sebelum benar-benar pergi, wanita itu kembali membungkuk dalam. "Kalau begitu Mingyui izin pamit permisi."

Xiao Jihuang mengangguk singkat. Ketika Xiao Mingyui hendak menggerakkan kakinya untuk berbalik, pria itu tiba-tiba memanggilnya lagi, membuat Xiao Mingyui kembali berdiri menghadap Xiao Jihuang dengan raut wajah bingung.

Xiao Jihuang mengambil cangkir teh-nya lagi, sebelum dia meneguk teh-nya, pria itu tersenyum lagi dan berkata,"Aku akan membantumu sebisaku."

Xiao Mingyui mengerutkan keningnya, ini ... sepertinya bukan tentang Xiao Wangfu. Tetapi, tidak banyak bertanya, Xiao Mingyui segera membungkuk lagi. "Terima kasih banyak, yang mulia."

Terpopuler

Comments

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

thooorr segera bikin lagi dong novel kyk gini.. plisss

2023-11-06

0

momazcha

momazcha

lanjut yuk thor...up yg byk wkwkw 👍

2023-06-14

0

Selly Rizki Melina

Selly Rizki Melina

Next

2023-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2 Bab 2. Generasi Yang Berganti
3 Bab 3. Rumah Bordil
4 Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5 Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6 Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7 Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8 Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9 Bab 9. Keluarga Fang
10 Bab 10. Penonton Atau Pemain
11 Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12 Bab 12. Hati Yang Mati
13 Bab 13. Cinta
14 Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15 Bab 15. Cahaya Matahari
16 Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17 Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18 Bab 18. Fang Laowang
19 Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20 Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21 Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22 Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23 Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24 Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25 Bab 25. Serigala Bermata Biru
26 Bab 26. Bernostalgia
27 Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28 Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29 Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30 Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31 Bab 31. Kembali Bersatu
32 Bab 32. Tunangan Saya
33 Bab 33. Saya Mencintainya!
34 Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35 Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36 Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37 Bab 37. Kencan?
38 Bab 38. Target Yang Dimaksud
39 Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40 Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41 Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42 Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43 Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44 Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45 Bab 45. Takdir Yang Serupa
46 Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47 Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48 Bab 48. Putri Mo
49 Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50 Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51 Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52 52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53 Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54 Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55 Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56 Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57 Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58 Bab 58. Tulang Rusukku
59 Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60 Bab 60. Legenda Utusan Agung
61 Bab 61. 'Menemani' Sementara
62 Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63 Bab 63. Mengukir Kedamaian
64 Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65 Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66 Bab 66. Akting
67 Bab 67. Acara Pelelangan
68 Bab 68. Kawan
69 Bab 69. Mawar Putih Berduri
70 Bab 70. Percaya dan Bersabar
71 Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72 Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73 Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74 Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75 Bab 75. Bom Beracun
76 Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77 Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78 Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79 Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80 Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81 Bab 81. Hancur Bersama
82 Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83 Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1. Putri Tertua Xiao Wangfu, Xiao Mingyui
2
Bab 2. Generasi Yang Berganti
3
Bab 3. Rumah Bordil
4
Bab 4. Masih Ingin Bersenang-Senang
5
Bab 5. Putra Mahkota dan Putri Mingyui
6
Bab 6. Perasaan Suka dan Cinta
7
Bab 7. Apa Yang Membuatmu Mencintaiku?
8
Bab 8. Kedinginan Yang Semakin Menebal
9
Bab 9. Keluarga Fang
10
Bab 10. Penonton Atau Pemain
11
Bab 11. Kakak Beradik Xiao
12
Bab 12. Hati Yang Mati
13
Bab 13. Cinta
14
Bab 14. Perasaan dan Pikiran Yang Gelisah
15
Bab 15. Cahaya Matahari
16
Bab 16. Lagi-Lagi Xiao Mingyui
17
Bab 17. Lagi-Lagi Karena Cinta
18
Bab 18. Fang Laowang
19
Bab 19. Menjaga Apa Yang Dia Jaga
20
Bab 20. Penyusuran Ke Gunung Lang Tao
21
Bab 21. Menjadi Maharani Agung?
22
Bab 22. Cara Meluluhkan Hati Wanita
23
Bab 23. Perasaan Khawatir Yang Nyata
24
Bab24. Jika Seluruh Dunia Membuangmu, Maka Aku Akan Menjadi Tempat Yang Menerimu
25
Bab 25. Serigala Bermata Biru
26
Bab 26. Bernostalgia
27
Bab 27. Dalang Di Balik Masalah
28
Bab 28. Keinginan Yang Belum Pernah Terkabul
29
Bab29. Bukan Tentang Hati Yang Mati, Tetapi Tentang Seberapa Besar Usahanya
30
Bab 30. Malam Yang Hanya Diketahui Kita Berdua
31
Bab 31. Kembali Bersatu
32
Bab 32. Tunangan Saya
33
Bab 33. Saya Mencintainya!
34
Bab 34. Dua Hati Yang Masih Gelisah
35
Bab 35. Bolehkah Saya Mencintai Orang Lain?
36
Bab 36. Rasa Kecewa Yang Besar
37
Bab 37. Kencan?
38
Bab 38. Target Yang Dimaksud
39
Bab 39. Penobatan Gelar 'Xiao Wangye'
40
Bab 40. Mengurusnya Dengan Caraku
41
Bab 41. Hadiah Dari Utusan Agung
42
Bab 42. Mengunjungi Wu Guifei
43
Bab 43. Permohonan Lu Fenghua
44
Bab 44. Tingkah Aneh Xie Wanting
45
Bab 45. Takdir Yang Serupa
46
Bab 46. Hanya Butuh Kejujuran
47
Bab 47. Tidak Bisa Melakukannya Sekarang
48
Bab 48. Putri Mo
49
Bab 49. Berusaha Memancing Xiao Mingyui?
50
Bab 50. Tidak Akan Menceraikan Xiao Mingyui
51
Bab 51. Kamu Bukan Apa-Apa di Sini
52
52. Phoenix Yang Memiliki Bunga dan Sayap Paling Indah
53
Bab 53. Dua Jalan Yang Berpisau
54
Bab 54. Menemui Mo Wanwan
55
Bab 55. Tepi Hutan Ibu Kota
56
Bab 56. Tidak Akan Pernah Bersama
57
Bab 57. Cinta Atau Keluarga
58
Bab 58. Tulang Rusukku
59
Bab 59. Wanita Dengan Mahkota Termegah
60
Bab 60. Legenda Utusan Agung
61
Bab 61. 'Menemani' Sementara
62
Bab 62. Kita Teman ... Kan?
63
Bab 63. Mengukir Kedamaian
64
Bab 64. Bagaimana Jika Dulu Ia Adalah Maharani Agung?
65
Bab 65. Khayalan Rumah Tangga
66
Bab 66. Akting
67
Bab 67. Acara Pelelangan
68
Bab 68. Kawan
69
Bab 69. Mawar Putih Berduri
70
Bab 70. Percaya dan Bersabar
71
Bab 71. Perayaan Ulang Tahun Kaisar
72
Bab 72. Bukti Kejahatan Xie Wanting
73
Bab 73. Tidak Tahu Diri!
74
Bab 74. Layaknya Bisikan Iblis
75
Bab 75. Bom Beracun
76
Bab 76. Mari Kita Saling Menghancurkan!
77
Bab 77. Kekuatan Besar Itu Berada di Dalam Dirimu!
78
Bab 78. Kau Tidak Boleh Mati!
79
Bab 79. Dia Milikku, Bukan Milikmu
80
Bab 80. Cinta dan Perasaan Yang Dalam
81
Bab 81. Hancur Bersama
82
Bab 82. Berhasil Mengukir Kedamaian
83
Bab 83. Halo, Putri Mahkota ... Istriku | END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!